Beranda / CEO / Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella) / Bab 90. Titik Terang Keberadaan Stella

Share

Bab 90. Titik Terang Keberadaan Stella

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-27 23:11:56

Satu Bulan Kemudian…

Sean mengusap wajahnya kasar. Wajahnya tampak begitu frustasi. Sesaat Sean memejamkan mata sesaat. Sudah satu bulan lebih Sean bagaikan mayat hidup. Bulan ini adalah batas terakhir Sean. Jika dirinya masih belum menemukan Stella maka Sean akan melakukan pencarian orang hilang dengan menyebarkan foto Stella disetiap penjuru kota. Ini adalah cara terakhir. Sebelumnya Sean masih menahan diri karena dia menunggu anak buahnya. Bagaimana pun Sean tidak ingin banyaknya media yang mengetahui Stella menghilang. Itu kenapa Sean menahan diri tidak menyebar luaskan foto Stella. Lepas dari itu, Sean takut terjadi sesuatu jika sampai ada yang tahu Stella menghilang. Banyaknya musuh dalam dunia bisnis, membuat Sean harus selalu waspada disetiap pengambilan keputusan.

Sean telah melakukan banyak cara agar menemukan Stella. Namun, tetap saja pencarian Stella masih belum membuahkan hasil. Sean tahu, Stella pergi ke suatu kota di luar Jakarta. Karena jika masih berada di dalam Jakar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 91. Menyusul Stella

    “Kau sudah menemukan istriku? Di mana istriku? Dia baik-baik saja, kan?”Wajah Sean tampak memendung kebahagian kala mendengar asistennya sudah menemukan keberadaan Stella. Panik, cemas, dan takut perlahan mulai terobati. Yang Sean pikirkan saat ini, dia hanya ingin bertemu dengan Stella. Memeluk istrinya itu dengan penuh kerinduan yang mendalam. Sudah cukup satu bulan lebih penyiksaan ini. Sean tidak lagi sanggup bertahan jika harus menunggu lebih lama.Tomy menganggukan kepalanya. “Benar, Tuan. Saya sudah mendapatkan data sopir taksi yang mengantar Nyonya keluar dari rumah. Ternyata Nyonya pergi ke stasiun buss menuju Yogyakarta. Nyonya menggunakan identitas sang sopir taksi. Kebetulan sopir taksi yang membawa Nyonya seorang wanita dan usianya terbilang tidak terlalu jauh dari Nyonya.”“Yogyakarta?” Wajah Sean tampak terkejut mendengar Stella berada di Yogyakarta. “Istriku ada di Yogyakarta?” tanyanya memastikan.Tomy kembali mengangguk. “Iya, Tuan. Nyonya menyewa sebuah rumah kecil

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 92. Semua Tak Lagi Sama

    “S-Sean?”Wajah Stella menegang kala melihat Sean berada di hadapannya. Tubuhnya membeku. Napasnya tercekat. Stella menggelengkan kepalanya meyakinkan apa yang dilihat ini salah. Tapi tidak, ini adalah nyata. Wajah tegas, iris mata cokelat Sean yang begitu Stella rindukan kini berada di hadapannya. Namun, di saat bersamaan sekelebat ingatan muncul di benak Stella. Hati Stella merasa perih. Sesak. Bahkan rasa sakit ini telah menelusup ke dalam tubuhnya. Kerinduan di iris mata Stella, telah bercampur dengan kepedihan dan luka yang teramat dalam.Sean pun terdiam menatap Stella. Pancaran mata indah istrinya itu sejak tadi tak luput dari pandangannya. Sean bisa melihat dengan jelas, tatapan Stella yang memendung luka mendalam. Kecewa, kesedihan telah melebur menjadi satu. Namun, satu hal yang tak bisa ditutupi, yaitu pancaran mata Stella yang menunjukan kerinduannya. Ya, Sean yakin Stella juga merindukannya. Hanya saja, rasa kecewa dan luka yang dimiliki istrinya itu jauh lebih besar dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 93. Meminta Kesempatan Kedua

    “Ceraikan aku. Aku akan memaafkanmu dan melupakan segalanya jika kau menandatangani surat perceraian kita.”Bagai tersambar petir, tubuh Sean membeku mendengar apa yang diucapkan oleh Stella. Lidahnya begitu kelu. Sepasang iris mata cokelatnya tampak terkejut. Sean menggeleng kepala tegas, meyakinkan bahwa yang diminta Stella adalah hal yang tak akan pernah Sean wujudkan.“Jangan main-main, Stella! Kau tahu jawabannya tidak akan pernah!” jawab Sean menegaskan. “Kau hanya milikku, Stella. Hanya milikku! Demi Tuhan aku tidak bermaksud merendahkanmu. Kecemburuanku benar-benar membuatku tidak mampu mengendalikan diriku. Maafkan aku, sayang.”Sean mulai menurunkan suaranya. Menatap Stella penuh dengan permohonan. Ya, Sean bisa melihat kepedihan dan luka yang mendalam di iris mata abu-abu sang istri. Sungguh, Sean semakin merasa bersalah. Sejak tadi dia terus merutuki kebodohannya. Perkataannya telah membuat istrinya terluka.“Stella.” Sean melangkah mendekat ke arah Stella yang sejak tadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 94. Jika Tidak Betah Pulang Saja ke Jakarta

    “Aku membencimu, Sean. Kau jahat! Kau melukai hatiku!”Stella mengigau. Tubuhnya bergerak-gerak gelisah. Pelipis Stella penuh dengan keringat. Sean yang tertidur di samping Stella langsung terbangun mendengar suara Stella yang mengigau.“Stella?” Sean menghapus keringat yang membasahi pelipis sang istri.“Aku membencimu, Sean.” Stella masih mengigau dengan mata yang tetap terpejam. Bulir air mata Stella mulai menetes. Membuat hati Sean benar-benar teriris melihatnya.Sean terdiam sejenak melihat Stella yang menangis. Bahkan di saat tertidur saja, istrinya masih menangis.Ya, Sean tahu betapa perkataanya melukai hati Stella. Hingga membuat istrinya itu sulit memaafkannya. Stella menganggap dirinya tidak pantas untuknya. Padahal itu tidaklah benar. Bagi Sean, hanya Stella yang akan selalu pantas bersanding dengannya. Perkataan tajamnya itu semua karena emosi yang tak bisa terkendali.“Maafkan aku, sayang.” Sean menarik pelan tubuh Stella, mendekap ke tubuhnya.Perlahan Stella yang tadi m

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 95. Rumah Makan Lesehan

    Stella benar-benar membuat hidup Sean tersiksa. Tadi malam untuk pertama kalinya Sean tidur di sebuah kamar tanpa AC. Meski sudah bertelanjang dada sekali pun Sean tetap merasakan panas. Hal yang membuat Sean sesak adalah banyaknya tumpukan bahan di lantai. Sungguh kamar Stella memang benar-benar sempit. Beruntung aroma parfume lembut Stella berhasil membuat Sean sedikit terbantu.Dan sepanjang malam, Sean berusaha membujuk Stella untuk tinggal di hotel. Namun, sayangnya permintaan Sean ditolak tegas oleh Stella. Stella selalu meminta Sean untuk kembali ke Jakarta jika tidak betah berada di Yogyakarta. Well, tentu saja Sean akan memilih memperjuangkan sang istri. Meski harus Sean tinggal di rumah kecil. Bahkan rumh pelayannya saja berkali lipat lebih besar dari rumah kontrakan Stella.“Ah segar sekali.” Stella melangkah keluar dari kamar mandi, dan sudah mengganti pakaian dengan dress sederhana.Sean mengembuskan napas kasar melihat Stella yang baru saja selesai mandi. Wajah Sean tamp

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 96. Permintaan Sean

    Setelah makan di Rumah Makan Lesehan, Stella memilih untuk berkeliling di Pasar Malioboro. Stella ingin membeli kerajinan tangan khas Yogyakarta dan juga lukisan. Awalnya Stella meminta Sean untuk pulang saja karena memag Stella tahu tidak mungkin Sean mau menginjakan kakinya ke pasar tradisional. Sean selalu hidup dengan segala kemewahan.“Sean, di dalam pasar sangat sempit. Kau pasti tidak menyukainya. Lebih baik kau pulang saja, Sean. Aku tidak ingin memaksamu untuk ikut denganku berkeliling pasar,” kata Stella saat tiba di pasar bersama dengan Sean.“Tidak apa-apa, aku akan ikut denganmu.” Sean merengkuh bahu Stella, membawa istrinya itu masuk ke dalam Pasar Malioboro.Saat memasuki Pasar Malioboro. Tampak Sean sedikit mengerutkan alisnya banyak para wanita paruh baya yang tawar menawar dalam memberi barang. Ditambah dengan pasar yang cukup padat. Sean mengembuskan napas kasar. Jujur saja, Sean memang tidak pernah mendatangi pasar tradisional. Dia pernah ke pasar tradisional yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 97. Takut Kembali Terluka

    Raut wajah Stella sumiringah bahagia kala turun dari buss. Ya, akhirnya impiannya terwujud. Meski dirinya masih bersikap dingin pada Sean tapi tetap mimpinya menjadi kenyataan, Sejak dulu Stella ingin naik buss bersama dengan Sean. Tentu saja dulu Sean menolaknya dengan tegas permintaannya. Tapi sekarang? Sean tidak memiliki pilihan lain selain menurutinya. Lagi pula selama ini Sean saja yang berlebihan. Tidak ada yang salah dengan baik buss. Stella pun mengajak Sean menggunakan buss yang memakai AC bukan yang tidak memakai AC.Jika raut wajah Stella sumiringah bahagia, berbeda dengan Sean yang memasang wajah datar dan dingin saat turun dari buss. Sean melirik Stella yang begitu bahagia. Entah apa yang dipikirkan istri kecilnya itu hingga menyukai naik buss. Sekarang yang Sean harapkan agar istrinya itu tidak lagi meminta hal yang aneh-aneh. Sudah cukup naik becak, buss, makan di rumah makan lesehan, dan tidur di rumah kontrakan kecil. Itu semua sudah menyiksa dirinya.“Sean, sampai p

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 98. Where is My Wedding Ring

    Suara dering alarm, membuat Stella yang tengah tertidur pulas langsung terbangun. Stella mengerjapkan matanya beberapa kali. Saat matanya sudah terbuka, Stella langsung mengambil ponselnya dan mematikan alarm di ponselnya.“Sean—”Baru saja Stella menoleh ke samping, dia mendapati ranjang di sampingnya sudah kosong. Stella mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar namun Stella tak kunjung menemukan Sean. Stella bangkit berdiri seraya mengikat asal rambutnya. Kemudian, menuju kamar mandi. Tetapi tetap sama. Dia tidak menemukan keberadaan Sean.“Lebih baik aku cuci muka dan gosok gigi saja,” gumam Stella dengan helaan napas berat.Kini Stella melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Dia menggosok gigi dan mencuci bersih wajahnya. Kemudian, Stella berjalan keluar kamar. Menatap ketiga karyawannya sudah menjahit pesanan.“Selamat pagi, Nona,” sapa salah satu pegawainya dengan sopan.“Pagi, apa kalian lihat suamiku?” tanya Stella lembut.“Tadi saya lihat suami anda sedang lari pagi, Nona

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29

Bab terbaru

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 356. Ending Scene (Tamat)

    Beberapa bulan kemudian …Venice, Italia.Stella menatap hangat Shawn, Stanley, dan Steve yang tengah bermain saling mengejar sambil memakan ice cream di tangan mereka. Ya, tentu Stella tak perlu cemas karena Sean menyiapkan enam pengasuh khusus untuk ketiga anak kembar mereka dan sepuluh pengawal yang selalu berjaga-jaga mengawasi Shawn, Stanley, dan Steve. Terutama ketika mereka berlibur seperti ini maka penjagaan Sean sangat ketat.Kini tatapan Stella mulai teralih pada Savannah yang tertidur pulas dalam pelukannya. Putri kecilnya itu sangat cantik dan menggemaskan. Tangan Savannah peris seperti gulungan roti gemuk. Pipi bulat seperti bakpau. Bayi perempuannya memang sangat cantik dan menggemaskan.“Stella, apa kau masih ingin tinggal di New York? Atau kau ingin kita segera kembali ke Jakarta?” tanya Sean sembari menatap sang istri.Stella tersenyum hangat. “Biarkan saja kita di sini dulu, Sean. Anak-anak kita memiliki banyak teman di sini. Aku tidak tega memisahkan mereka dengan t

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 355. Extra Part Sembilan

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyian ruang persalinan. Stella meneteskan air matanya kala mendengar suara tangis bayi itu. Tak hanya Stella yang menteskan air mata tapi Sean yang selalu ada di sisinya pun sampai menteskan air mata. Setelah sekian lama akhirnya mereka kembali memiliki seorang anak lagi. Berawal dari rasa putus asa Stella nyatanya memiliki akhir yang indah. Tentu semua karena Sean yang memberikan dukungan luar biasa untuk Stella.“Tuan Sean … Nyonya Stella … selamat bayi Anda perempuan.” Sang dokter berucap langsung membuat Sean dan Stella tak henti meneteskan air mata mereka. Ya, Tuhan begitu baik pada mereka. Harapan mereka memiliki anak perempuan terwujud.“Sean … anak kita perempuan,” isak Stella.“Iya … anak kita perempuan. Terima kasih, Sayang.” Sean memberikan kecupan di bibir istrinya. Derai air mata mereka tak henti berlinang.“Nyonya Stella, silahkan lakukan proses IMD.” Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Stella. Sesaat Sean menatap Stell

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 354. Extra Part Delapan

    “Nyonya, apa hari ini kita memasak menu Indonesian Food?”Suara pelayan bertanya pada Stella yang tengah sibuk di dapur. Ya, hari ini Stella akan kedatangan tamu special yaitu Jenniver—sepupunya. Jenniver tengah berlibur bersama Theo ke New York. Dan karena Jenniver akan datang, Stella mengundang Kelvin, Alika, Ken, dan Chery untuk datang. Hal itu yang membuat Stella sibuk di dapur. Stella memang memiliki chef khusus dan pelayan tetapi tetap saja dalam hal memasak, Stella tetap turun tangan sendiri. Namun kali ini porsinya berbeda. Stella tidak banyak melakukan apa pun. Dia hanya mengontrol saja. Mengingat kandungannya sudah membesar.“Masak saja, Mbak. Masak Indonesian Food juga. Jenniver dan Theo suka sekali dengan menu rawon dan ayam sayur. Tolong masak menu itu. Ah, satu lagi jangan lupa sambal goreng kentang.” Stela berujar memberi perintah pada sang pelayan dengan nada lembut.“Baik, Nyonya.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu kembali memulai memasak membantu pelayan lainn

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 353. Extra Part Tujuh

    Stella mengembuskan napas panjang kala mengingat laporan dari pengawal sang suami tentang kejadian di Central Park. Kejadian di mana Stanley membuat seorang gadis kecil menangis karena membuang permen pemberian gadis itu. Sungguh, Stella sangat sedih karena putranya bertindak demikian. Meski mertuanya sudah memberikan nasehat pada ketiga putranya tapi tetap saja Stella merasa gagal mendidik ketiga putranya.“Apa kalian hanya ingin diam saja? Tidak mau bilang apa-apa pada, Mommy?”Suara Stella menegur ketiga putranya yang tengah duduk di hadapannya itu. Ya, kini Stella berada di kamar Shawn. Kamar Shawn, Stanley, dan Steve memang terpisah. Tetapi karena Stella ingin berbicara dengan ketiga putranya maka tanley dan Steve mendatangi kamar Shawn. Tampak ketiga bocah laki-laki kembar itu menunduk. Tentu mereka tahu mereka akan mendapatkan teguran dari ibu mereka.“Mommy ini salahku. Maafkan aku, Mommy,” ucap Stanley dengan suara polosnya.Stella menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 352. Extra Part Enam

    Saat pagi menyapa Shawn, Stanley, dan Steve sudah begitu tampan dengan setelan celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo Gucci di tengah baju ketiga bocah itu. Ya, Shawn, Stanley, dan Steve tampak begitu bersemangat karena hari ini mereka akan pergi bersaam dengan kakek dan nenek mereka. Sejak tadi malam memang ketiga bocah itu sangat bersemangat.“Anak Mommy tampan sekali.” Suara Stella dengan lembut berucap sambil menatap ketiga putra kembarnya. Stella mendekat pada Shawn, Stanley, dan Steve bersama dengan Sean yang ada di sisinya.“Daddy … Mommy …” Shawn, Stanley, dan Steve menghamburkan tubuh mereka pada Sean dan Stella yang mengampiri mereka.“Kalian mirip sekali seperti Daddy,” ucap Stella sembari mengurai pelukan ketiga putranya itu. Sean yang ada di samping Stella sejak tadi melukiskan senyuman hangat pada Shawn, Stanley, dan Steve.“Tentu saja, Mommy. Nanti saat kami dewasa kami akan seperti Daddy. Kami akan hebat.” Shawn, Stanley, dan Steve berucap serempak dan penuh

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 351. Extra Part Lima

    “Mommy … akhirnya Mommy pulang. Kami merindukan, Mommy.”Stanley dan Steve menghamburkan tubuh mereka kala melihat Stella pulang bersama dengan Shawn. Sudah sejak tadi Stanley dan Steve menunggu ibu mereka pulang. Ya, Stella memang sengaja meminta Stanley dan Steve pulang lebih dulu bersama sopir kala tadi Stella harus menyelesaikan masalah Shawn yang memukul Felix. Tentu Stella tak membiarkan Stanley dan Steve menunggu di ruang guru. Pasalnya Stella tak ingin Stanley dan Steve membuat masalah. Sungguh, ketiga anak kembarnya itu sangatlah kompak. Sudah cukup masalah Shawn membuat Stella sakit kepala. Stella tidak ingin sampai Stanley dan Steve juga ikut membuat masalah.Stella membalas pelukan Stanley dan Steve sembari memberikan kecupan di puncak kepala kedua putranya itu. “Mommy juga merindukan kalian. Apa kalian sudah makan?”“Sudah, Mommy. Kami sudah makan.” Stanley dan Steve menjawab dengan kompak. Lalu mereka melihat ke atah Shawn yang sejak tadi hanya diam. “Kak, kami tadi mau

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 350. Extra Part Empat

    “Shawn, Mommy tidak mau kau menggunakan kekerasan lagi. Tidak bagus, Nak. Kalau pun temanmu salah, kau bisa menegurnya tanpa harus memukul. Kalau kau menggunakan kekerasan sama saja kau main hakim sendiri, Shawn. Mommy tidak pernah mengajarkanmu untuk seperti itu.”Suara Stella menegur putra pertamanya itu. Nada bicaranya tegas tapi tetap lembut. Ya, Stella dan Shawn baru saja keluar dari ruang guru. Jika Stanley, dan Steve sudah lebih dulu pulang lain halnya dengan Shawn yang tadi ditahan di ruang guru. Itu kenapa Stella datang ke sekolah karena ulah putra pertamanya yang memukul teman sekolahnya. Tentu saja Shawn memukul bukan tanpa alasan. Bocah laki-laki kecil itu memukul temannya karena teman sekolahnya itu berani mencium pipi Katharina—putri bungsu Ken dan Chery. Dan hari ini Stella ke sekolah mendatangi guru tidak bersama dengan Sean. Kesibukan Sean yang membuat suaminya itu tidak bisa hadir. Pun Stella tidak memaksa untuk Sean menemaninya. Mengingat belakangan ini Sean terlalu

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 349. Extra Part Tiga

    Suara tangis bocah kecil perempuan memasuki mansion, membuat Chery yang tengah membaca laporan perkembangan butik miliknya langsung terkejut. Tampak Chery segera meletakan laporan di tangannya ke atas meja. Wanita itu terburu-buru menghampiri suara tangis itu. Tentu Chery tahu itu adalah suara tangis putri kecilnya.“Katharina … kau kenapa, Nak? Kenapa menangis, Sayang?” Chery bersimpuh di depan Katharina—putri kecilnya yang tak kunjung berhenti menangis.“Nyonya, tadi di sekolah ada sedikit masalah.” Sang pengasuh menundukan kepalanya di depan Chery. “Masalah?” Chery bangkit berdiri. Lalu dia menatap Clovis—putra sulungnya yang sejak tadi hanya diam. “Clovis, ada apa, Nak? Kenapa adikmu menangis seperti ini? Apa kau tidak menjaga adikmu? Kan Mommy sudah bilang, kau harus menjaga adikmu dengan baik.” Chery menegur putranya dengan nada yang pelan, namun tersirat sedikit marah.Clovis Kendrick Jefferson adalah anak laki-laki pertama dari Ken dan Chery. Saat ini Clovis berusia empat tah

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 348. Extra Part Dua

    PranggggSebuah guci mahal pecah begitu saja akibat tendangan seorang bocah perempuan kecil. Pecahan beling itu memenuhi lantai. Beruntung pecahan beling tak mengenai bocah perempuan cantik itu. Tidak hanya sendirian tapi bocah laki-laki yang merupakan saudara kembarnya juga ada di hadapannya. Mereka terlalu asik bermain sampai-sampai memecahkan guci di ruang keluarga. Ya, kini kedua bocah laki-laki dan perempuan itu begitu panik kala melihat guci pecah. Wajah mereka tampak ketakutan. Baru saja mereka melarikan diri dari pengasuh yang menjaga mereka. Tapi malah mereka mendapatkan masalah.“Tuan Muda … Nona Muda …” Seorang pengasuh terlihat sangat panik melihat pecahan guci itu.“Kami tidak sengaja.” Luke dan Lydia memasang wajah merengut agar tak disalahkan.“Astaagaaa Luke … Lydia … ada apa ini?” Suara Alika berseru seraya melangkah memasuki ruang keluarga. Seketika raut wajah Alika berubah melihat guci kesayangannya dengan harga fantastis itu pecah. Kini sepasang iris mata hitam Al

DMCA.com Protection Status