Home / CEO / Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella) / Bab 205. Melakukannya Demi Stella

Share

Bab 205. Melakukannya Demi Stella

last update Last Updated: 2024-07-22 17:55:17

“Tuan.” Tomy menundukan kepalanya kala melihat Sean keluar dari lift. Tampak wajah Tomy menjadi bingung kala melihat raut wajah Sean begitu dingin dan tampak kesal.

“Apa jadwalku hari ini?” Suara Sean bertanya dengan nada dingin dan sorot mata yang tegas. Sejak tadi Sean bahkan tak menjawab kala para karyawan menyapa dirinya. Hanya Tomy yang memiliki keberanian, tentu karena Tomy adalah asisten Sean. Mau tidak mau dalam keadaan Sean marah atau sedang tidak marah, Tomy harus tetap memberanikan diri untuk berbicara dengan Sean.

“Sore ini anda bertemu dengan Tuan Mego, salah satu rekan bisnis ada dari Dubai,” jawab Tomy memberitahu. Kepalanya menunduk penuh hormat.

Sean mengembuskan napas kasar. “Ikut aku ke ruanganku,” ucapnya dingin.

“Baik, Tuan.” Tomy menjawab dengan cepat seraya melangkah mengikuti Sean yang sudah lebih dulu darinya.

Namun, saat Sean baru saja masuk ke dalam ruang kerjanya, dia sedikit terkejut melihat Kelvin duduk di kursi tepat di depan kursi kerjanya sambil memb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 206. Hanya Ingin Berfoto Saja

    Stella melangkah keluar ruang kelas dengan riang. Tampak wajahnya begitu bahagia kala kelas berakhir. Stella bahagia karena kembali kuliah serta bertemu dengan teman-temannya. Serta Stella bahagai karena hari ini Sean akan membawakan salak untuknya. Ya, Stella sungguh tak sabar ingin segera tiba di rumah. Tadi siang Sean mengirimkan pesan mengingatkan untuk tidak terlambat makan. Sean tidak membahas tentang salak, namun Stella yakin bahwa Sean akan menepati janjinya. Selama ini Sean tidak pernah tidak menepati janji. Apa pun permintaannya pasti Sean akan menurutinya. Walau tak dipungkiri segala permintaan Stella selalu membuat Sean kesal tetap saja, Sean akan menurutinya.“Stella, kau kenapa senang seperti itu? Apa Sean memberikamu hadiah mahal? Rumah baru misalnya?” tanya Alika yang sedari tadi melihat Stella tak henti tersenyum.“Ah, pasti Sean memberikanmu mobil baru atau berlian mahal?” Chery yang juga ada di sana langsung menebak. Tampak wajah Chery begitu yakin bahwa tebakannya

    Last Updated : 2024-07-22
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 207. Terpaksa Harus Puasa

    “Ayo, Sean kita berfoto. Aku hanya ingin kita foto dengan salak saja. Aku tidak mau memakannya.”Sean menatap dingin kala mendengar ucapan Stella. Dia hendak mengeluarkan suara, namun sayangnya Sean kalah cepat dengan jepretan kamera yang telah diambil oleh sang istri. Ya, berbagai pose telah Stella lakukan. Mulai memegang salak sambil memeluk Sean dan pose terakhir mencium bibir Sean sambil memegang salak. Well, Sean bahkan tak memasang ekspresi apa pun di wajahnya. Dia hanya menatap tak percaya dengan tindakan yang dilakukan oleh istrinya itu. Betapa konyolnya memetik buah salak di kebun dan hanya untuk berfoto saja. Entah apa yang ada di pikiran Stella saat ini.“Stella, kau memintaku untuk memetik buah salak ini karena kau ingin memakannya, bukan? Kenapa kau sekarang hanya ingin berfoto saja?” seru Sean dengan tatapan dingin pada istrinya itu. Sepasang iris mata cokelatnya tampak seperti menerkam musuh.Stella menarik napas dalam, dan mengembuskan perlahan. Kini Stella memasukan k

    Last Updated : 2024-07-22
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 208. Membangunkan Harimau Tidur

    “Sean?”Suara lembut Stella melangkah masuk ke dalam kamar seraya membawakan nampan yang berisikan spaghetti carbonara. Ya, Stella bangun lebih awal karena membuatkan sarapan untuk Sean. Jika biasanya Stella bangun siang, berbeda kali ini dia khusus bangun pagi demi sang suami. Sudah lama Stella tidak membuatkan sarapan untuk Sean. Dan menu pagi ini, Stella membuatkan pasta. Mengingat Sean menyukai hidangan Italia, itu kenapa Stella membuatkan pasta untuk sang suami.Sean yang tengah membaca koran, dia langsung meletakannya di atas meja dan menatap Stela yang kini sudah duduk di sampingnya. “Kenapa kau masak, sayang? Kau bisa meminta pelayan yang membuatkan makanan. Tidak perlu dirimu.”“Sean, aku sudah lama tidak memasak untukmu. Lagi pula tadi sudah ada dua pelayan yang menjagaku. Bahkan mereka sangat memperhatikan langkahku. Kau tenang saja, sayang. Aku baik-baik saja.” Stella memberikan spaghetti carbonara yang dia buat pada sang suami. “Sekarang makanlah, aku khusus membuatkannya

    Last Updated : 2024-07-22
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 209. Berhasil Masuk Trending Topik

    “Stella, tadi kau di antar Sean, ya?” tanya Alika sembari melangkah masuk ke dalam kantin bersama dengan Stella dan Chery. Kemudian, ketiga wanita itu duduk di tempat yang biasa mereka duduki. Tepat di saat semua sudah duduk, Alika memesan cokelat panas untuk dirinya, juga Stella dan Chery. Ya, cuaca mendung seperti ini sangat pas jika ditemani dengan cokelat panas.Stella mengangguk. “Iya, hari ini Sean juga berangkat ke kantornya siang. Jadi aku bisa bersma dengannya.”“Ah, enak sekali. Kelvin kenapa sangat jarang, ya? Dia itu sering sekali sibuk,” keluh Alika dengan embusan napas kasar.“Bukannya kemarin kalian sudah menghabiskan waktu bersama?” Alis Stella terangkat, menatap lekat Alika. “Sean bilang kemarin Kelvin libur satu hari karena ingin berkencan denganmu.”Alika menyesap cokelat hangat di tangannya dan menjawab, “Iya, tapi tetap saja aku juga ingin diantar Kelvin. Dia sangat jarang mengantar dan menjemputku. Dulu saja ketika kami belum memiliki hubungan, dia baru mulai ser

    Last Updated : 2024-07-22
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 210. Sepupu Menyebalkan

    Sean membanting kasar pintu mobilnya. Sepanjang jalan menuju rumah, dia tak henti mengumpat dalam hati. Ya, amarahnya harus dia mampu kendalikan meski ingin rasanya dia menghajar sepupunya sendiri. Jika saja di dalam mobil tidak ada Stella, dia akan memutar balik dan segera menemui Kelvin. Tindakan yang dilakukan Kelvin benar-benar tidak akan termaafkan. Bisa-bisanya sepupunya itu memposting videonya yang tengah memetik buah salak di kebun salal. Sial! Sean tak akan bisa bersabar. Kali ini tindakan Kelvin sungguh konyol!“Sean, kau marah, ya, sayang?” Stella melangkah mengekori Sean yang sejak tadi memasang wajah datar dan dingin kala memasuki rumah.“Kapan kau melihat video itu?” Suara Sean bertanya dengan nada kesal. Namun, dia berusha mati-matian menahan kesal di depan sang istri.“Saat aku sedang di kantin bersama dengan Alika dan Chery, ada sekumpulan seniorku yang sedang berbisik-bisik sambil melihat ke arahku. Kemudian, salah satu wanita yang ikut berkumpul itu menghampiriku da

    Last Updated : 2024-07-22
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 211. Asisten Baru Stella

    Stella mematut cermin seraya mengusap pelan perutnya. Ya, kini kandungan Stella tengah memasuki minggu ke delapan. Perutnya sudah mulai membuncit membuat Stella sedikit bingung, pasalnya kandungannya masih masih baru delapan minggu tapi perutnya sudah mulai terlihat. Namun, Stella tak begitu mempersoalkan itu. Mungkin karena belakangan ini Stella makan dengan baik. Serta mualnya pun sudah sedikit mulai berkurang. Walau setiap pagi Stella masih sering muntah, tetapi itu sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Stella mengatasi rasa mualnya dengan makan makanan manis dan asam. Setiap harinya Stella selalu memakan chocolate cake atau tiramisu cake.“Pasti nanti kalau perutku semakin membesar, tubuhku akan menjadi bengkak.” Stella bergumam sambil mengulum senyumannya kala membayangkan tubuhnya akan melebar ke samping. Tentu saja moment itu sangat ditunggu-tunggu oleh Stella. Mimpinya bisa mengandung buah cintanya dengan Sean terwujud. Sungguh, terkadang Stella masih menganggap ini semua ada

    Last Updated : 2024-07-26
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 212. Hadiah Terindah

    Keesokan hari, Stella menyambut pagi dengan wajah yang sumiringah bahagia. Ya, bagaimana tidak? Hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh Sean dan Stella. Hari ini Stella akan memeriksakan kandungannya. Tentu saja, Stella tidak sabar melihat keadaan bayi yang ada di kandungannya. Setiap malamnya, Stella selalu mengusap lembut dan mengajak bicara bayi yang masih ada di kandungannya itu. Pun sebelum tidur, Sean selalu mencium perut Stella.“Sayang, hari ini Mommy akan melihatmu, ya? Mommy tahu, kau pasti akan selalu sehat.” Stella berguman sendiri seraya mengusap lembut perutnya. Meski kandunganya masih memasuki delapan minggu, tapi perutnya sudah mulai membesar. ”Daddy juga akan ikut dengan kita, sayang. Hari ini Daddy akan meluangkan waktu untuk kita. Daddy tidak akan ke kantor.”Sean melangkah masuk ke dalam kamar seraya membawakan susu cokelat hangat untuk sang istri. "Iya, Daddy hari ini tidak akan bekerja," ucapnya sambil mengecup kening Stella. Sejak tadi dia mendenga

    Last Updated : 2024-07-26
  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 213. Besok Kau Tidur di Luar Saja!

    Sean mengusap lembut perut Stella yang mulai membuncit dengan tangan kirinya dan tangan kanan melajukan mobil. Ya, kini Sean dan Stella berada di dalam mobil. Sepulang dari rumah sakit, Sean langsung membawa sang istri untuk ke rumah orang tuanya. Mengingat William dan Marsha besok sudah kembali ke Kanada membuat Sean harus segera menemui kedua orang tuanya itu. Tampak wajah Sean dan Stella sejak tadi sumiringah bahagia. Kebahagiaan hadir di tengah-tengah mereka. Takdir telah memihak pada mereka. Kenyataannya, mereka mampu menghadapi badai yang terjadi.Sepanjang perjalanan Stella menyandarkan kepalanya di kursi dan memejamkan matanya kala Sean mengusap lembut perutnya. Setiap saat Stella merasakan tangan Sean mengusap perutnya, dia selalu mersa nyaman. Stella menyukai setiap kali Sean mengelus dan mencium perutnya.“Sean,” panggil Stella pelan.“Ya?” Sean mengalihkan sebentar pandangannya ke arah Stella, lalu melihat ke depan kembali.“Sean, menurutmu anak kita perempuan atau laki-la

    Last Updated : 2024-07-26

Latest chapter

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 356. Ending Scene (Tamat)

    Beberapa bulan kemudian …Venice, Italia.Stella menatap hangat Shawn, Stanley, dan Steve yang tengah bermain saling mengejar sambil memakan ice cream di tangan mereka. Ya, tentu Stella tak perlu cemas karena Sean menyiapkan enam pengasuh khusus untuk ketiga anak kembar mereka dan sepuluh pengawal yang selalu berjaga-jaga mengawasi Shawn, Stanley, dan Steve. Terutama ketika mereka berlibur seperti ini maka penjagaan Sean sangat ketat.Kini tatapan Stella mulai teralih pada Savannah yang tertidur pulas dalam pelukannya. Putri kecilnya itu sangat cantik dan menggemaskan. Tangan Savannah peris seperti gulungan roti gemuk. Pipi bulat seperti bakpau. Bayi perempuannya memang sangat cantik dan menggemaskan.“Stella, apa kau masih ingin tinggal di New York? Atau kau ingin kita segera kembali ke Jakarta?” tanya Sean sembari menatap sang istri.Stella tersenyum hangat. “Biarkan saja kita di sini dulu, Sean. Anak-anak kita memiliki banyak teman di sini. Aku tidak tega memisahkan mereka dengan t

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 355. Extra Part Sembilan

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyian ruang persalinan. Stella meneteskan air matanya kala mendengar suara tangis bayi itu. Tak hanya Stella yang menteskan air mata tapi Sean yang selalu ada di sisinya pun sampai menteskan air mata. Setelah sekian lama akhirnya mereka kembali memiliki seorang anak lagi. Berawal dari rasa putus asa Stella nyatanya memiliki akhir yang indah. Tentu semua karena Sean yang memberikan dukungan luar biasa untuk Stella.“Tuan Sean … Nyonya Stella … selamat bayi Anda perempuan.” Sang dokter berucap langsung membuat Sean dan Stella tak henti meneteskan air mata mereka. Ya, Tuhan begitu baik pada mereka. Harapan mereka memiliki anak perempuan terwujud.“Sean … anak kita perempuan,” isak Stella.“Iya … anak kita perempuan. Terima kasih, Sayang.” Sean memberikan kecupan di bibir istrinya. Derai air mata mereka tak henti berlinang.“Nyonya Stella, silahkan lakukan proses IMD.” Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Stella. Sesaat Sean menatap Stell

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 354. Extra Part Delapan

    “Nyonya, apa hari ini kita memasak menu Indonesian Food?”Suara pelayan bertanya pada Stella yang tengah sibuk di dapur. Ya, hari ini Stella akan kedatangan tamu special yaitu Jenniver—sepupunya. Jenniver tengah berlibur bersama Theo ke New York. Dan karena Jenniver akan datang, Stella mengundang Kelvin, Alika, Ken, dan Chery untuk datang. Hal itu yang membuat Stella sibuk di dapur. Stella memang memiliki chef khusus dan pelayan tetapi tetap saja dalam hal memasak, Stella tetap turun tangan sendiri. Namun kali ini porsinya berbeda. Stella tidak banyak melakukan apa pun. Dia hanya mengontrol saja. Mengingat kandungannya sudah membesar.“Masak saja, Mbak. Masak Indonesian Food juga. Jenniver dan Theo suka sekali dengan menu rawon dan ayam sayur. Tolong masak menu itu. Ah, satu lagi jangan lupa sambal goreng kentang.” Stela berujar memberi perintah pada sang pelayan dengan nada lembut.“Baik, Nyonya.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu kembali memulai memasak membantu pelayan lainn

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 353. Extra Part Tujuh

    Stella mengembuskan napas panjang kala mengingat laporan dari pengawal sang suami tentang kejadian di Central Park. Kejadian di mana Stanley membuat seorang gadis kecil menangis karena membuang permen pemberian gadis itu. Sungguh, Stella sangat sedih karena putranya bertindak demikian. Meski mertuanya sudah memberikan nasehat pada ketiga putranya tapi tetap saja Stella merasa gagal mendidik ketiga putranya.“Apa kalian hanya ingin diam saja? Tidak mau bilang apa-apa pada, Mommy?”Suara Stella menegur ketiga putranya yang tengah duduk di hadapannya itu. Ya, kini Stella berada di kamar Shawn. Kamar Shawn, Stanley, dan Steve memang terpisah. Tetapi karena Stella ingin berbicara dengan ketiga putranya maka tanley dan Steve mendatangi kamar Shawn. Tampak ketiga bocah laki-laki kembar itu menunduk. Tentu mereka tahu mereka akan mendapatkan teguran dari ibu mereka.“Mommy ini salahku. Maafkan aku, Mommy,” ucap Stanley dengan suara polosnya.Stella menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 352. Extra Part Enam

    Saat pagi menyapa Shawn, Stanley, dan Steve sudah begitu tampan dengan setelan celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo Gucci di tengah baju ketiga bocah itu. Ya, Shawn, Stanley, dan Steve tampak begitu bersemangat karena hari ini mereka akan pergi bersaam dengan kakek dan nenek mereka. Sejak tadi malam memang ketiga bocah itu sangat bersemangat.“Anak Mommy tampan sekali.” Suara Stella dengan lembut berucap sambil menatap ketiga putra kembarnya. Stella mendekat pada Shawn, Stanley, dan Steve bersama dengan Sean yang ada di sisinya.“Daddy … Mommy …” Shawn, Stanley, dan Steve menghamburkan tubuh mereka pada Sean dan Stella yang mengampiri mereka.“Kalian mirip sekali seperti Daddy,” ucap Stella sembari mengurai pelukan ketiga putranya itu. Sean yang ada di samping Stella sejak tadi melukiskan senyuman hangat pada Shawn, Stanley, dan Steve.“Tentu saja, Mommy. Nanti saat kami dewasa kami akan seperti Daddy. Kami akan hebat.” Shawn, Stanley, dan Steve berucap serempak dan penuh

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 351. Extra Part Lima

    “Mommy … akhirnya Mommy pulang. Kami merindukan, Mommy.”Stanley dan Steve menghamburkan tubuh mereka kala melihat Stella pulang bersama dengan Shawn. Sudah sejak tadi Stanley dan Steve menunggu ibu mereka pulang. Ya, Stella memang sengaja meminta Stanley dan Steve pulang lebih dulu bersama sopir kala tadi Stella harus menyelesaikan masalah Shawn yang memukul Felix. Tentu Stella tak membiarkan Stanley dan Steve menunggu di ruang guru. Pasalnya Stella tak ingin Stanley dan Steve membuat masalah. Sungguh, ketiga anak kembarnya itu sangatlah kompak. Sudah cukup masalah Shawn membuat Stella sakit kepala. Stella tidak ingin sampai Stanley dan Steve juga ikut membuat masalah.Stella membalas pelukan Stanley dan Steve sembari memberikan kecupan di puncak kepala kedua putranya itu. “Mommy juga merindukan kalian. Apa kalian sudah makan?”“Sudah, Mommy. Kami sudah makan.” Stanley dan Steve menjawab dengan kompak. Lalu mereka melihat ke atah Shawn yang sejak tadi hanya diam. “Kak, kami tadi mau

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 350. Extra Part Empat

    “Shawn, Mommy tidak mau kau menggunakan kekerasan lagi. Tidak bagus, Nak. Kalau pun temanmu salah, kau bisa menegurnya tanpa harus memukul. Kalau kau menggunakan kekerasan sama saja kau main hakim sendiri, Shawn. Mommy tidak pernah mengajarkanmu untuk seperti itu.”Suara Stella menegur putra pertamanya itu. Nada bicaranya tegas tapi tetap lembut. Ya, Stella dan Shawn baru saja keluar dari ruang guru. Jika Stanley, dan Steve sudah lebih dulu pulang lain halnya dengan Shawn yang tadi ditahan di ruang guru. Itu kenapa Stella datang ke sekolah karena ulah putra pertamanya yang memukul teman sekolahnya. Tentu saja Shawn memukul bukan tanpa alasan. Bocah laki-laki kecil itu memukul temannya karena teman sekolahnya itu berani mencium pipi Katharina—putri bungsu Ken dan Chery. Dan hari ini Stella ke sekolah mendatangi guru tidak bersama dengan Sean. Kesibukan Sean yang membuat suaminya itu tidak bisa hadir. Pun Stella tidak memaksa untuk Sean menemaninya. Mengingat belakangan ini Sean terlalu

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 349. Extra Part Tiga

    Suara tangis bocah kecil perempuan memasuki mansion, membuat Chery yang tengah membaca laporan perkembangan butik miliknya langsung terkejut. Tampak Chery segera meletakan laporan di tangannya ke atas meja. Wanita itu terburu-buru menghampiri suara tangis itu. Tentu Chery tahu itu adalah suara tangis putri kecilnya.“Katharina … kau kenapa, Nak? Kenapa menangis, Sayang?” Chery bersimpuh di depan Katharina—putri kecilnya yang tak kunjung berhenti menangis.“Nyonya, tadi di sekolah ada sedikit masalah.” Sang pengasuh menundukan kepalanya di depan Chery. “Masalah?” Chery bangkit berdiri. Lalu dia menatap Clovis—putra sulungnya yang sejak tadi hanya diam. “Clovis, ada apa, Nak? Kenapa adikmu menangis seperti ini? Apa kau tidak menjaga adikmu? Kan Mommy sudah bilang, kau harus menjaga adikmu dengan baik.” Chery menegur putranya dengan nada yang pelan, namun tersirat sedikit marah.Clovis Kendrick Jefferson adalah anak laki-laki pertama dari Ken dan Chery. Saat ini Clovis berusia empat tah

  • Dalam Pelukan Sang Billionaire (Sean&Stella)   Bab 348. Extra Part Dua

    PranggggSebuah guci mahal pecah begitu saja akibat tendangan seorang bocah perempuan kecil. Pecahan beling itu memenuhi lantai. Beruntung pecahan beling tak mengenai bocah perempuan cantik itu. Tidak hanya sendirian tapi bocah laki-laki yang merupakan saudara kembarnya juga ada di hadapannya. Mereka terlalu asik bermain sampai-sampai memecahkan guci di ruang keluarga. Ya, kini kedua bocah laki-laki dan perempuan itu begitu panik kala melihat guci pecah. Wajah mereka tampak ketakutan. Baru saja mereka melarikan diri dari pengasuh yang menjaga mereka. Tapi malah mereka mendapatkan masalah.“Tuan Muda … Nona Muda …” Seorang pengasuh terlihat sangat panik melihat pecahan guci itu.“Kami tidak sengaja.” Luke dan Lydia memasang wajah merengut agar tak disalahkan.“Astaagaaa Luke … Lydia … ada apa ini?” Suara Alika berseru seraya melangkah memasuki ruang keluarga. Seketika raut wajah Alika berubah melihat guci kesayangannya dengan harga fantastis itu pecah. Kini sepasang iris mata hitam Al

DMCA.com Protection Status