Share

DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN
DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN
Penulis: Anik Safitri

1

Penulis: Anik Safitri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-13 16:42:34

"Kita batalkan pernikahan kita ya Run," ucap Dimas dengan tiba tiba.

Aku hanya menatapnya sekilas. Lalu menganggukan kepala pertanda setuju.

Terlihat kini bergantian Dimas menatapku penuh kecewa. Lah apa tidak salah? Seharusnya aku yang merasakan itu.

Dia pikir, dengan kalimatnya yang mengagetkan itu, jus jeruk yang sudah ada di kerongkonganku ini keluar begitu? Oh tidak. Aku tidak seperti di sinetron sinetron itu. Yang menangis, merengek saat diputuskan hubungan.

Andai dia bilang selesai, ya sudah selesai. Mau bagaimana lagi.

"Kok begitu tanggapanmu? Apa selama ini kamu tidak pernah cinta kepadaku? Kamu juga tidak tanya alasannya kenapa," keluh Dimas.

Aku mendongak. Menatap laki laki yang sebenarnya tidak tampan itu. Laki laki yang sudah hampir satu dasawarsa aku temani. Dari kita yang masih hobi bermain gundu. Hingga dia sudah menjadi guru.

"Lalu mau mu aku harus bagaimana? Harus menangis? Harus histeris? Satu dasawarsa bukan waktu yang lama untuk kamu mengenalku bukan? Jadi ku rasa kamu sudah paham," jawabku dengan santai.

Dimas melengos.

"Ya sudah terserah apa katamu. Sampaikan ini kepada kedua orang tuamu."

"Kalau merasa laki laki, ya bicara baik baik membawa orang tuamu untuk datang ke rumah. Mau bagaimanapun kamu dan keluargamu sudah meminta aku kepada orang tuaku. Kalau tidak berani, sana ke pasar. Banyak yang jual rok." jawabku. Ya aku dan Dimas sudah bertunangan. Walau tanggalnya belum kami tentukan.

Dimas semakin kesal. Dan dia meninggalkanku di sendiri. Di warung mi ayam. Yang menjadi saksi awal dan akhir hubunganku dengan Dimas.

Aku tidak akan mencegahnya pergi. Biarlah. Apapun alasannya Dimas ingin pergi, aku tak akan memaksa siapapun untuk tetap di sisi.

Justru yang aku lakukan adalah menghabiskan mi ayam yang sudah terlanjur aku pesan. Ditambah dengan suasana sedikit gerimis, membuat aku semakin betah.

"Aruna, kenapa jalan kaki? Dimas mana?" tanya Ibu yang sedang bersantai di teras. 

"Pergi Bu."

"Pergi bagaimana? Tadi kamu berangkat dengan dia lho."

"Ya dia pergi dari hidupku."

Aku melangkah masuk ke dalam rumah Limas peninggalan kakek dan nenek ini. Dan ternyata ibu mengikutiku dari belakang.

"Runa, kamu ini bicara apa? Jangan bicara macam macam," pekik ibu. Terlihat beliau sudah panik.

"Dimas membatalkan rencana pernikahan, Bu," jawabku dengan tegar.

Ibu melongo.

"Kamu tidak bercanda Runa?" tanya ibu lagi memastikan.

Runa menggeleng.

"Tidak Bu."

Aku sedikit nanar menatap ibu. Aku takut jika beliau kaget. Dan akan menangis histeris.

"Luna, Lula," teriak ibu dengan tiba tiba. Aku juga tak tau apa maksud beliau memanggil adik kembarku.

Si kembar mendekat. Setengah berlari saat mendengar teriakan ibu 

"Ada apa Bu?"

"Kalian jaga Mbak Runa. Takutnya dia bunuh diri," kata Ibu.

Aku terkekeh kecil.

"Tuh, lihat. Jangan jangan Mbak mu sudah mulai gila. Ya Tuhan, Runa. Laki laki masih banyak. Yang lebih dari Dimas masih ada ribuan. Istighfar Nduk," ucap ibu.

"Ibu itu yang harusnya istighfar. Aku tidak apa apa Bu. Aku belum gila jika harus mengakhiri hidup dengan cara konyol seperti itu. Ditinggal pergi ya justru aku persilahkan. Ya kali aku harus menangis, menahannya agar tetap tinggal. Tidak Bu. Aku tidak akan merendahkan harga diriku hanya karena laki laki," jawab Aruna.

Ibu terlihat bernafas lega.

"Berarti semua sudah aman. Aruna masih waras," kata Ibu dengan lega.

"Belum Bu," ujar Lula tiba tiba.

Kami semua menoleh ke arahnya.

"Iya. Masih ada satu yang harus diselesaikan." tambah Luna.

Ah seperti bermain teka teki saja.

"Maksud kalian apa?" tanyaku tidak sabar.

"Kalau hubungan Mbak Runa dan Mas Dimas selesai. Dia pun juga harus selesai Mbak," kata Lula.

"Heh, bicara apa kalian?"

"Enak saja. Meninggalkan anak orang seenak jidat. Dia belum tau keluarga kita kak," jawab Lula sedikit singing.

Aku tertawa.

"Seperti kurang kerjaan saja. Pakai acara balas dendam. Tenang saja. Serahkan kepada ahlinya. Tuhanmu tidak akan pernah tidur," pesanku kepada mereka.

Malam hari, benar saja keluarga Dimas datang. Tapi mereka datang dengan wajah yang sepertinya tidak suka. Jika dulu mereka terlihat ramah dan baik. Kini topeng itu sudah di lepas.

"Wah ada apa ya Bu Siti? Tumben sekali datang kesini malam," sambut Ibu dengan tanah.

Bu Siti membenarkan letak duduknya 

"Jadi begini Bu Marni, apa Runa sebelumnya sudah bercerita?" tanya Bu Siti

Ibu menggeleng. Ia hanya ingin alasannya itu keluar dari mulutnya sendiri. Meskipun ibu sudah tau.

"Pernikahan Dimas dan Aruna dibatalkan."

Ibu mengangguk mantap. Sama seperti Aruna. Ia tampak tidak ada beban.

"Boleh saya tau alasannya?"

"Apapun alasannya, tetapi Aruna tidak akan bisa memperbaiki," elak Bu Siti.

"Tante, saya juga tidak ada niat untuk memperbaiki kok," sela Aruna yang kesal.

"Baguslah kalau begitu. Jadi begini Bu Siti. Seantero kampung sudah tau bahwa Dimas ini adalah seorang guru. Kok tidak masuk akal ya akan melangsungkan pernikahannya dengan Runa yang hanya sebagai penjaga toko?"

"Oh jadi begitu alasannya?"

Bu Siti mengangguk mantap.

"Tapi Bu Siti juga tidak lupa bukan ? Bahwa Dimas juga hanya sebagai guru honorer," celetuk ibu lagi.

Mendengar kata honorer disebut. Bu Siti tampak tak enak hati.

"Meskipun honorer. Dia sudah sarjana, Bu. Kalau menikah dengan Aruna, mana bisa maju? Ini hidup Bu. Yang semuanya tak gratis. Jadi setelah kami berfikir dengan matang. Lebih baik Dimas menikah dengan Mayang. Seorang pengusaha. Yang tentu bisa membuat suaminya menjadi maju andai mereka menikah nanti." jawab Bu Siti dengan sombong.

"Oh berarti Dimas sama saja dengan barang barang yang ada di pasar ya Bu. Sama sama dijual."celetukku.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Miyuk Kaslan
aku datang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   2

    Bu Siti melotot menatapku. Aku tak perduli. Tak gentar. Terlebih saat mengetahui alasan Dimas membatalkan rencana pernikahan kami."Ya sudah kalau begitu. Itu saja yang bisa kami sampaikan. Kami harap keluarga kalian legowo menerima ini ya. Untuk pelajaran juga. Lain kali harus tau diri" kata Bu Siti lagi. Ia bangkit dan beranjak dari tempat duduknya."Iya. Benar apa kata Bu Siti. Kita harus tau diri. Aruna yang hanya lulusan SMP, kok mau menikah dengan sarjana. Yang sarjana juga harus tau diri akan menikah dengan siapa," balas ibu.Sebenarnya keluarga Dimas bukan keluarga yang kaya. Dimas bisa kuliah karena menjual sawah bapaknya yang telah meninggal."Aruna, apa tidak ada yang ingin kamu sampaikan?" tanya Bu Siti tiba tiba.Aku menggeleng."Itu. Cincin yang kamu pakai, apa tidak ada niat untuk kamu kembalikan?" tegurnya lagiYa Tuhan, ia sampai ingat sekali tentang cincin ini "Oh baiklah. Ini," ucapku sembari menyerahkan cincin yang melekat di jari manisku, kurang lebih lima bulan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   3

    POV AUTHOR"Ah menyesal ibu nurutin kemauan kamu untuk ngomong baik-baik kepada keluarga Aruna. Lagipula tingkah kamu itu memalukan, Dimas," gerutu Bu Siti sesampai di rumah."Bu, ini juga demi harga diri Dimas. Bagaimanapun akhirnya, kita pernah meminta Aruna pada keluarganya," elak Dimas."Ya sudah. Kalau begitu besok jual cincin dari Aruna itu. Hitung hitung untuk ganti rugi ke rumah Aruna,"Bukannya langsung menjawab, Dimas hanya menghela nafas pelan."Dimas, kamu dengar apa kata ibu atau tidak?" tegur Bu Siti sedikit keras Dimas tersentak dari lamunannya."Mana laku Bu?"Mendengar itu Bu Siti tambah melotot."Maksud kamu bagaimana?""Ya itu hanya cincin palsu. Bukan emas. Berapa sih gaji Dimas itu untuk beli cincin Bu," keluhnya.Bu Siti menepuk jidatnya."Ya Tuhan Dimas. Pantas saja Aruna begitu gampang menyerahkan cincin ini. Rupanya cincin ini bukan emas?"Dimas hanya diam. Bagaimana lagi? Memang itu kenyataanya ."Sudahlah Bu. Lagipula hubungan Dimas dan Aruna sudah berakhir

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   4

    Dimas melotot mendengar permintaan kakaknya tersebut."Apa tidak ada yang lebih konyol dari ini Mbak?" tanya Diams dengan kesal Justru Mbak Diah mengangguk tanpa rasa berdosanya."Ada." jawabnya.Dimas melengos. Geram. Bodoh dan tidak peka memang beda beda tipis."Mintakan sawah setengah hektar. Untuk dikelola suamiku. Agar tidak nganggur," jawab Diah tanpa rasa bersalah.Dimas bangkit dari tempat duduknya. Bisa meledak lama lama mendengar celoteh dari Mbak Diah."Dimas mau kemana? Kamu ingat pesan Mbak ya. Jangan lupa. Mbak tunggu," teriaknya, walau Dimas sudah menutup pintu kamar.Kehidupan keluarga Aruna masih biasa saja. Mereka menjalani hidup dengan harmonis. Tapi tidak dengan omongan tetangga.Bisik sana bisik sini. Sekarang Aruna menjadi trending topik di desa itu.Tapi hal tersebut lantas tidak membuat keluarga mereka berkecil hati lalu tidak mau keluar rumah. Tidak sama sekali. "Runa mau kemana?" tanya Bu Marni."Mau ke warung Bu. Sabun dan pasrah gigi habis.""Biar adikmu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   5

    "H...Hai," sapa Dimas dengan terbata.Namun Mayang langsung bangkit dari tempat duduknya. Ia terlihat begitu antusias dengan kedatangan Dimas.Namun dekat semakin mendekat, wajah Mayang yang hitam karena bawaan lahir, semakin jelas terlihat. Sebenarnya Dimas ingin mundur, tapi dia tidak enak hati."Hai," jawab Mayang dengan riang."Ayo," ajak Dimas. Hanya kata itu yang keluar dari tenggorokannya. Lalu ia menuju montornya."Mau kemana?" tanya Mayang.Dimas hanya memasang wajah yang bingung."Katanya mau malam Minggu?"Mayang tertawa kecil. Jika wanita lain tersenyum manis. Justru bagi Dimas senyum Mayang tak ubah seperti pare. Pait."Iya. Tapi kita naik mobil. Ini," kata Mayang sembari menunjuk sebuah mobil Alphard.Dimas semakin melongo."Ta.. Tapi aku tidak bisa setir mobil," elak Dimas dengan lirih.Mayang mengibaskan tangannya di udara"Gampang. Kan ada sopir," jawabnya entengDimas dengan pelan masuk ke dalam mobil mewah itu. Bahkan sopirnya membukakan pintu untuknya. Ya Tuhan, b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   6

    Dimas melengos. Salah tingkah."Ehm ti... ti.. tidak Mayang. Tak apa," jawab Dimas dengan gugup.Mayang mengeluarkan satu kartu dari dompetnya. Fiyuhh Dimas lega bukan main. Ia kira Mayang akan menyuruhnya membayar."Kamu kenapa sih? Kok keringatan seperti itu? Ini tidak panas loh. Ini malam hari," tanya Mayang.Dimas sejenak tertunduk."Ah aku mungkin grogi di dekat kamu," elak Dimas. Ya ia hanya berbohong menutupi ketakutannya Mendengar itu, Mayang tersipu malu. Pipinya bersemu kemerahan. Perasaanya semakin berbunga-bunga."Kamu bisa saja," respon Mayang yang salah tingkah.Mayang masih senyum-senyum walau dia sampai di mobil"Terimakasih ya Dimas," ucap Mayang tiba-tiba.Dimas menoleh."Terimakasih kenapa? Aku yang justru berterimakasih. Kamu baik," ujar Dimas Ah rasanya Mayang sekarang seperti terbang tinggi. Tersanjung."Jangan kapok ya Dimas. Kapan kapan kita keluar lagi," ucapnya saat mereka sudah turun dari mobil.Dimas hanya mengangguk kecil. Memaksakan senyum. Lalu ia menu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   7

    Ko Ari yang sedang berkutat di depan kalkulator, tentu kaget mendengar teriakan Aruna. Begitupun dengan laki-laki itu. Ia kaget mengapa Aruna justru berteriak saat menatapnya"Hei, aku ini manusia. Bukan hantu. Lihat kakiku. Menapak tanah. Lagipula ini masih pagi. Hantu masih tidur," ucap laki-laki itu tak kalah panik.Runa masih berdiri dengan kaku "Ada Apa Runa? Kamu mengagetkan saja," tanya Ko Ari "Itu Ko. Ada Pangeran Arab nyasar kesini." jawab Runa sembari menunjuk laki laki di depannya.Laki laki itu menepuk jidat."Yaelah. Ada ya wanita yang alergi laki laki tampan," katanya."Idih. Sombong banget." balas Runa."Iya lah. Kamu tadi bilang aku seperti pangeran Arab kan. Semua wanita juga tau bahwa sosok yang dijuluki pangeran itu tentu sosok yang tampan.""Eh sudah sudah. Disini saya bayar kalian untuk bekerja. Bukan untuk berantem. Mengerti." kata Ko Ari Aruna mengangguk."Maaf Ko. Reflek." "Perkenalkan dia namanya Andra. Dan ini Aruna."Karena di depan Ko Ari, terpaksa Run

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   8

    Mayang mengepalkan tangannya. Ia kira mantan tunangan Dimas adalah wanita miskin dan lembek. Tapi ternyata dia menyebalkan juga.'Awas. Tunggu saja pembalasanku. Akan ku buat kamu bertekuk lutut meminta maaf dariku,' gumam Mayang dalam hati.Sementara itu Aruna tak habis pikir. Kurang kerjaan atau bagaimana wanita itu hingga datang kesini hanya untuk mengucapkan itu. Jika ia mau, bisa saja ia berbicara panjang lebar. Tapi untuk apa? Tak ada untungnya. Biar dia yang merasakan sendiri."Belum waktunya istirahat. Kok sudah ada disini? Kata Ko Ari kamu adalah karyawan teladan. Tapi kok?" tegur Andra.Di belakang toko, Ko Ari membuatkan sebuah teras untuk para kartawannya istirahat. Teras tersebut menghadap area persawahan secara langsung. Damainya, semilir anginnya. Benar benar membuat nyaman.Aruna hanya sekilas menoleh."Kamu sakit?" tanya Andra lagi."Iya. Sakit hati." jawab Aruna asal.Andra menatap Aruna dengan tawa seraknya. Sementara Aruna membalasnya dengan tatapan sinis."Kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   9

    Bohong sekali jika saat itu Subrata tidak tersinggung. Tapi ia harus tetap menjaga sikap di depan Ko Ari. Setidaknya agar keinginanya terkabulkan."Apa mungkin kurang banyak? Saya bisa tambahkan lagi," tawar Subrata.Mendengar itu, Ko Ari bertambah kadar kekesalannya."Ah sudah sudah. Pergi saja. Saya tidak punya banyak waktu meladeni acara suap menyuap. Saya tidak butuh uang anda," usir Ko Ari yang mulai bangkit berdiri.Kedua bodyguard Subrata, sontak pasang badan melihat majikannya diperlakukan dengan sedemikian rupa.Namun Subrata mengangkat tangannya. Mengisyaratkan untuk tidak mengambil langkah yang lebih."Baiklah. Tapi tawaran saya masih berlaku Ko. Jika anda berubah pikiran, anda bisa menemui saya.""Iya iya iya," jawab Ko Ari dengan tangan yang mengusir.Subrata kecewa bukan main. Baru kali ini ada orang yang menolak tawarannya. Bagaimana dan apa yang bisa ia lakukan kepada Mayang untuk mengabulkan permintaannya. Dia tak pernah gagal melihat usaha Daddy-nya.Dan benar saja.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13

Bab terbaru

  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   45

    Beberapa staf lainnya segera berlari masuk. Mereka mendapati Subrata memegangi dadanya, berkeringat deras, dan sulit bernapas. Salah satu dari mereka segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon ambulans, sementara yang lain mencoba membantu Subrata agar tetap terjaga.“Tahan, Pak, ambulans sedang dalam perjalanan!” ujar salah satu staf dengan nada cemas.Subrata mencoba membuka mulut untuk berbicara, tetapi hanya suara erangan lemah yang keluar. Pandangannya semakin buram, dan rasa sakit di dadanya semakin menyiksa. Dalam benaknya, hanya ada bayangan kehancuran. Kehilangan kerja sama dengan Robert bukan hanya pukulan bagi bisnisnya, tetapi juga bagi egonya yang selama ini merasa tak terkalahkan.Di rumah keluarga Subrata, Mayang sedang duduk di ruang tamu, melamun. Pikirannya masih dipenuhi oleh kejadian di rumah Aruna dan kata-kata Robert yang menggelegar di kantor ayahnya tadi. Ia tahu situasinya buruk, tetapi ia tidak menyangka dampaknya akan sebesar ini.Telepon rumah tiba-tiba be

  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   44

    Mayang kembali ke rumahnya dengan perasaan bercampur aduk. Tawaran yang ia berikan kepada Aruna justru berbalik menjadi penghinaan yang begitu menusuk. Aruna, dengan keangkuhannya, menolak segala bentuk rekonsiliasi, bahkan ketika Mayang sudah menawarkan sesuatu yang bagi dirinya terasa sangat berat: Dimas.Di ruang tamu rumahnya, Dimas sedang duduk santai, membaca koran dengan ekspresi tenang. Namun, ketika Mayang masuk dengan langkah berat, ia langsung menyadari ada sesuatu yang salah.“Kamu kenapa?” tanya Dimas, melipat korannya dan menatap Mayang dengan cemas.Mayang tak langsung menjawab. Ia menatap suaminya sejenak, lalu mengalihkan pandangan, berjalan menuju sofa dan duduk dengan tubuh yang tampak lelah.“Dimas,” katanya akhirnya, suaranya lirih. “Aku harus bicara sesuatu yang penting dengan kamu.”Dimas mengerutkan kening. “Apa ini ada kaitanya dengan Aruna?”Mayang mengangguk pelan. “Iya. Aku… aku mencoba meminta maaf dan menawarkan sesuatu untuk memperbaiki hubungan keluarga

  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   43

    Ruangan terasa sunyi sejenak. Udara di antara mereka seperti dipenuhi oleh ketegangan tak terlihat. Mayang mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba menutupi rasa malu dan sakit hati akibat ucapan Aruna. Namun, ia menahan diri untuk tidak terpancing emosi.“Aku kesini tidak untuk berdebat, Aruna,” ujar Mayang dengan nada datar, berusaha mengendalikan perasaannya. “Aku datang untuk meminta maaf atas apa yang sudah Papa lakukan. Aku tahu itu salah, dan aku hanya ingin menjernihkan suasana.”Aruna menyilangkan kaki, menatap Mayang dengan ekspresi yang sulit ditebak. Ada kepuasan di balik matanya, tetapi ia tetap menjaga nada bicaranya netral.“Menjernihkan suasana, ya?” Aruna tersenyum tipis. “Kupikir, setelah semua penghinaan bahkan fitnah yang Papa kamu lakukan, permintaan maaf saja tidak cukup.”Mayang menarik napas dalam-dalam, mencoba meredam gejolak di dadanya. “Aku mengerti. Tapi tolong dengarkan aku dulu.”Aruna mengangkat alis, memberi isyarat agar Mayang melanjutkan. Mayang m

  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   42

    Tubuh Subrata bergetar. Matanya menatap Andra dan Aruna bergantian. Seolah ia tidak percaya.“Oh apa mungkin anda masih kurang percaya? Atau perlu saya telfon Papa saya?” tanya Andra lagi.Pak Subrata masih belum menjawab. Namun matanya kemali menelisik wajah Andra. Ya laki laki itu sangat menwarisi wajah tampan papanya, dan ia yakin bahwa yang berdiri dihadapannya benar adalah Dewa.“Dan ini Aruna, istri saya,” lanjut Andra.Subrata berdiri kaku, tubuhnya masih bergetar hebat. Tatapan matanya yang tadi penuh kesombongan kini berubah menjadi campuran syok dan ketakutan. Andra berdiri di hadapannya dengan penuh percaya diri, sementara Aruna tetap berdiri tenang di samping suaminya. Suasana di ruangan itu berubah mencekam, dengan keheningan yang hampir menyesakkan dada.“Andra… jadi… kamu benar-benar putranya Mas Sadewa?” Subrata akhirnya membuka suara, meski nadanya bergetar.Andra tersenyum tipis, menyilangkan tangan di dada. "Saya pikir tadi saya sudah cukup jelas. Atau perlu saya bu

  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   41

    Bu Lina menggantung kalimatnya, pandangannya menerawang. Bibirnya bergerak seolah ingin mengucapkan sesuatu, tapi ia tampak menelan kembali kata-katanya. Seketika, suasana menjadi tegang. Subrata menyipitkan mata, mencoba membaca raut wajah istrinya, sementara Mayang berdiri dengan alis berkerut, menunggu dengan rasa penasaran.“Siapa, Bu?” desak Mayang, nada suaranya menunjukkan kebingungan sekaligus ketidaksabaran.Bu Lina menarik napas panjang, menunduk sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Subrata. “Tidak penting siapa. Intinya, aku hanya ingin memastikan Mayang tidak lagi memberi alasan bagi siapa pun untuk berbicara buruk tentangnya. Itu saja.”Subrata mendengus kecil, jelas merasa jawaban itu tidak memuaskan. “Kamu terlalu paranoid, Lina. Orang-orang selalu punya sesuatu untuk dibicarakan. Kita tidak bisa mengendalikan mulut mereka.”Namun, Bu Lina menatapnya dengan serius. “Tidak, Subrata. Kita tidak bisa mengendalikan mereka, tapi kita bisa mencegah mereka memiliki a

  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   40

    Di sisi lain, di kediaman Subrata, suara gelak tawa memenuhi ruangan kecil itu. Subrata dan Mayang duduk di ruang tamu dengan meja kayu penuh dengan bekas cangkir kopi dan beberapa dokumen. Wajah mereka memancarkan kepuasan, seolah menikmati hasil rencana licik yang baru saja mereka jalankan."Benar-benar lucu, Mayang," ujar Subrata sambil menepuk lututnya. "Lihat saja wajahnya tadi. Seperti orang yang kehilangan akal. Kau lihat bagaimana dia mencoba membela diri? Sia-sia!"Mayang terkekeh, melirik ayahnya dengan bangga. "Aku tidak menyangka gosip kecil seperti itu bisa membuatnya kalang kabut. Warga desa benar-benar mudah sekali termakan cerita. Aku hanya perlu membocorkan ‘kawin kontrak’ itu ke Bu Sari, dan sisanya menyebar dengan sendirinya."Subrata mengangguk, senyum licik menghiasi wajahnya. "Orang-orang desa ini memang suka mendramatisasi cerita. Kalau kita bawa sedikit bumbu, mereka langsung terpancing. Lagi pula, apa lagi yang mereka harapkan dari perempuan seperti Aruna? Dia

  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   39

    Aruna menatap bayangannya di cermin mobil. Senyumnya tertahan, meski hatinya penuh harap. Hari ini, ia memutuskan mengunjungi rumah orang tuanya. Kehidupan barunya terasa sempurna. Rumah mewah, mobil mahal, dan perhatian Andra yang tanpa cela membuatnya percaya diri. Tapi ada sesuatu di hatinya yang tak bisa ia abaikan—kerinduan untuk berbagi kebahagiaan itu dengan keluarganya.Ketika mobil SUV hitam berkilauan memasuki gang kecil di kampung halaman, mata-mata tetangga langsung tertuju padanya. Bisik-bisik mulai terdengar, dan Aruna bisa merasakan tatapan penuh selidik dari balik jendela rumah-rumah sekitar. Namun, ia mencoba tidak mempedulikannya. Dengan anggun, ia keluar dari mobil, mengenakan gaun sederhana tapi elegan, membawa tas bermerek yang menonjolkan kesuksesannya."Aruna sudah datang!" seru seorang ibu-ibu di ujung gang, memecah keheningan.Namun, bukannya menyambut dengan senyum, beberapa tetangga malah memandangnya dengan sorotan berbeda. Ada nada sinis di balik bisikan m

  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   38

    Di ruang kerjanya yang megah, Subrata duduk sambil mengamati layar komputer. Matanya menyipit, memperhatikan laporan yang baru saja ia terima dari asisten pribadinya. Dalam laporan itu, tersirat kekacauan kecil yang mulai muncul di rumah tangga Mayang dan Dimas. Tapi Subrata tidak terganggu; sebaliknya, ia tersenyum kecil, seperti serigala yang sedang mencium aroma mangsa.Ketukan pintu terdengar pelan. “Masuk,” ucap Subrata dengan nada datar.Mayang melangkah masuk, ekspresi wajahnya terlihat campur aduk antara kebingungan dan ketegangan. “Papi, aku ingin bicara,” katanya tanpa basa-basi.Subrata menutup laptopnya dengan tenang, lalu menatap putrinya. “Apa yang ingin kamu bicarakan, Mayang? Duduklah.”Mayang duduk dengan tubuh yang tampak kaku. “Tadi mengenai ibu yang datang ke rumah,” katanya dengan suara lirih. “Dia bilang ingin memperbaiki hubungan. Tapi... aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.”Subrata menghela napas panjang, matanya menatap tajam putrinya. “Mayang, dengarka

  • DITINGGAL MANTAN DINIKAHI SULTAN   37

    Dimas pulang ke rumah ibunya, tampak kelelahan dan frustrasi. Setibanya di ruang tamu, Dimas langsung melontarkan keluhan tentang pernikahannya dengan Mayang."Ibu, aku tidak tahu lagi harus bagaimana," keluh Dimas, duduk di sofa sambil memegangi kepala. "Aku merasa terjebak. Mayang itu gak pernah ngerti apa yang aku rasakan."Ibu Dimas, yang sudah menunggu di ruang tamu, menatap putranya dengan cemas. "Kenapa, Dim? Kenapa kamu merasa seperti itu? Apa yang terjadi dengan Mayang? Dia kan baik-baik saja, bukan?"Dimas menghela napas panjang, matanya berkaca-kaca. "Ibu, Mayang itu... dia terlalu keras kepala. Dia lebih mengutamakan ego daripada memahami aku. Keluarganya juga kacau. Bahkan tadi ibu kandungnya datang ke rumah? Itu saja sudah membuat suasana semakin panas. Ibu Mayang itu tidak pernah peduli dengan dia, tiba-tiba datang dan mau bawa Mayang pergi."Ibu Dimas merasa terkejut mendengar keluhan itu. "Kamu harus bersabar, Dim. Setiap keluarga punya masalahnya sendiri.""Tapi, Bu,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status