Share

Bab 145

Brian menangkap wajah Amanda yang berubah cerah. Lelaki itu mengerutkan keningnya menebak-nebak siapa. Tak mungkin jika orang yang sedang berkirim pesan itu adalah Fery. Karena dia tahu jika Amanda mulai menjauh dari suaminya.

“Siapa, sih?” Brian akhirnya tak kuasa menahan rasa penasaran.

“Eh?” Amanda menoleh pada lelaki yang bibirnya kini cemberut menatap jalanan.

“Kamu lagi chat sama siapa? kok, kayak yang bahagia banget,” lanjut Brian menunjukan rasa tak sukanya.

“Oh, ini. Denis,” jawab Amanda dengan santainya. Tak peduli jika lelaki di sampingnya ini merasa sangat marah dan cemburu.

“Denis?” tanya Brian lagi dengan kening yang berkerut.

Amanda menjawab dengan gumaman, lalu berucap, “Iya. Dia adalah orang yang begitu mengesankan buatku. Dia tetap ramah dan baik meski penampilanku begitu menjijikan bagi yang lain. Dia memberiku semangat, saat orang lain justru mendorongku dalam keterpurukan.”

Amanda menoleh pada lelaki yang masih saja mengerutkan keningnya. Brian baru menyadari sesu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status