Share

Bab 148

Ponsel Amanda bordering nyaring. Wanita itu memicingkan mata dan berdecak malas saat melihat siapa penelepon itu.

“Siapa?” tanya Denis.

Amanda tampak kikuk lalu gegas menolak panggilan itu dan mematikan ponselnya.

“Bukan siapa-siapa,” jawabnya gugup.

“Fery?” tebak Denis tanpa tendeng aling-aling. Amanda pun tampak salah tingkah.

“I-iya. Fery,” jawab Amanda masih terlihat gugup.

Denis mengulum senyum lalu kembali menatap pada riak air sungai yang mengalir di depannya. Entah kenapa ada rasa bahagia yang menyelinap ke dalam dadanya.

“Kapan kamu akan mengurus perceraianmu?” tanya Denis.

“Secepatnya.” Amanda memandang kosong pada batu-batu yang tegar diterjang aliran air yang tak pernah berhenti.

Denis manggut-manggut. “Jika ada yang bisa aku bantu, kamu jangan ragu untuk meminta bantuanku. Aku akan dengan senang hati membantumu.”

“Terima kasih. Selama ini kamu sudah banyak membantuku,” jawab Amanda.

Denis menautkan alisnya dan menoleh pada wanita di sampingnya. “Membantu? Kapan aku memb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ananda Dea
Makanya orang bilang hati2 dengan doamu, krn mungkin itu akan terkabul or worse jika yg buruk, berbalik padamu
goodnovel comment avatar
Faidzhura Misbah
Berapa lama lagi nak habis cerita ni wei!! Dah ler nak kena tunggu update setiap hari hanya 1 bab!! Slow giler wei!!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status