Share

Bab 139

“Mau apa kamu balik lagi ke sini? kita, kan, sudah bercerai. Sana tungguin si Jalang itu. Urusi dia karena dia sebentar lagi jadi istri baru kamu.” Narsih tampak geram. Matanya melotot dengan tangan berkacak pinggang.

“Aku lapar, Bu. Mau makan dulu.” Narsih terdengar memelas dengan suara yang lemah.

“Makan saja sana sama si Jalang di rumah sakit. Aku nggak sudi lihat kamu di sini!” usir Narsih dengan jari telunjuk menjentik.

Narto melongo dengan wajah yang sedih. “Ayolah, Bu. Bapak bener-bener lapar. Mau makan dulu,” pintanya.

“Lagian kamu, kan, tau kalau Mimin itu sebenernya nggak ada niat buat kawin sama aku. Dia cuman mau duitku saja. Aku minta maaf, Bu. Aku sudah khilaf.”

“Oh, begitu ya?” Narsih justru tertawa renyah. Merasa puas karena sudah melihat suaminya menyesal.

“Kamu menyesal karena si Mimin ngelabuin kamu. Coba kalau dia beneran mau kawin sama kamu, udah pasti sekarang kamu pergi. Iya, kan?” tuduh Narsih sangat menohok.

Narto sontak menunduk. Memang ada benarnya apa yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status