Share

Bab 138

“Eh, beraninya kamu, ya! saya ini jauh lebih tua dari kamu. nggak sepantasnya kamu nyindir begitu sama saya!” bentak Narsih tak terima.

Amanda menyungging senyum. “Benar. Ibu ini jauh lebih tua dari saya. Seharusnya ibu bisa menegur putri Ibu saat mau merebut suami orang. Sekarang Ibu tahu bagaimana rasanya suami direbut orang dan diporotin.”

“Hey! Anakku tidak seperti itu! Dia nggak matre kaya si Mimin ini,” sergah Narsih dengan mata melotot. Sementara Mimin manahan tawa melihat musuhnya beradu argumen dengan seseorang yang dia tidak kenal.

“Ya, mungkin anak Ibu tidak begitu, tapi ibu dan bapaknya yang begitu. Meminta mahar tiga ratus juga.” Amanda tertawa miris.

“Itu suka-suka aku. Aku membesarkan Yuni bukan dengan uang sedikit. Lalu kalau aku minta mahar sebagai ganti dan calon suaminya sanggup, itu tidak apa-apa, kan?” ucapnya begitu enteng.

Amanda mengulas senyum. “Berarti kalau Mbak ini meminta mahar yang banyak juga tidak apa-apa kalau Pak Narto sanggup memberinya.”

Mendengar i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status