Share

Bab 135

Penulis: Lia M Sampurno
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Narto kembali ke rumah Yasmin dengan langkah gontai. Dadanya terasa sesak dan kesal hingga ke ubun-ubun. Uang dua ratus juta melayang begitu saja. Impian menikah dengan janda muda yang sangat cantik pun ikut melayang dengan uang yang sudah dikeluarkannya.

“Mana si Miminnya?” tanya Narsih ketika melihat sang suami sudah kembali, tetapi hanya seorang diri.

Bukannya menjawab, Narto malah diam dan duduk kembali di samping radit.

“Kenapa, Pak?” tanya Radit tampak heran dan Narto hanya menggeleng pelan.

“Kenapa pake geleng-geleng segala?” bentak Narsih masih penasaran.

“Mimin nggak ada. Dia udah pergi,” jawab Narto dengan wajah yang kuyu.

“Astagfirullah.” Yasmin mengusap wajahnya.

“Pergi ke mana?” Narsih masih tak puas dengan jawaban dari mantan suaminya itu.

Narto pun kembali menggeleng. “Nggak tau. Tadi ada yang bilang kalau si Mimin langsung pergi bawa tas gede naik motor sama laki-laki,” jawabnya dengan menundukan wajahnya.

“Jadi, dia pergi ninggalin kamu? Terus, mobil itu gimana nasibn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 136

    Mereka menunggu dengan tak sabar. Terutama Narsih dan Narto.“Maaf, ya, Pak. Saya sama sekali tidak menyangka kalau Mbak Mimin itu penipu. Soalnya beliau datang ke sini, kan, dengan Bapak sendiri. Bapak yang menurut saat Mbak Mimin memilih mobil pilihannya,” jelas pegawai dealer pada Narto yang dari tadi mondar-mandir gelisah.Narsih langsung mendelik dengan bibir mencebik. Merasa jengkel pada Narto yang begitu mudah dikibuli wanita cantik.Hampir satu jam mereka menunggu kedatangan Mimin. Radit pun sengaja memarkir mobilnya di mini market sebelah, agar Mimin tak melihatnya. Dia takut jika janda cantik itu mengenali mobilnya, lalu kabur lagi.“Sebaiknya kita bersembunyi dulu,” cetus Radit memberi ide. “Nanti kalau Mbak Mimin sudah datang dan mengobrol dengan santai, baru Bapak sama Ibu keluar. Agar dia tak bisa mengelak lagi.”Semua yang ada di sana setuju dengan ide yang diberikan Radit. Memang benar, kemungkinan besar Mimin akan lari kalau saat masuk nanti dia melihat ada Narto dan

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 137

    Acara mengambil mobil akhirnya justru berakhir dengan Mimin masuk rumah sakit karena disiksa habis-habisan oleh Narsih. Wajahnya babak belur dan sebagian rambutnya copot, saking kencangnya Narsih menarik.Dan mobil itu justru dibawa pergi oleh kekasihnya Mimin, karena Narto dan yang lainnya tak keburu mengejar. Lelaki itu sudah jauh membawa mobilnya.Amanda merasa heran dengan kedatangan pasien yang dibarengi oleh Radit juga mertua dari suaminya. apalagi pasien itu terlihat babak belur dan Narsih mencak-mencak.Fery yang tadi ada pasien melahirkan baru selesai dan mendengar kabar dari sahabatnya jika mertua mereka telah melakukan kekerasan pada seorang perempuan.Fery yang masih lelah pun mau tak mau mendatangi ruangan di mana Mimin dirawat. Dia geleng-geleng kepala saat melihat nasib wanita yang disiksa oleh Narsih.“Ini bagaimana ceritanya?” tanya Fery tak habis pikir dengan kelakuan mertuanya itu.“Panjang,” jawab Radit lirih dan mengajak Fery untuk keluar dari ruangan itu.“Mertua

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 138

    “Eh, beraninya kamu, ya! saya ini jauh lebih tua dari kamu. nggak sepantasnya kamu nyindir begitu sama saya!” bentak Narsih tak terima.Amanda menyungging senyum. “Benar. Ibu ini jauh lebih tua dari saya. Seharusnya ibu bisa menegur putri Ibu saat mau merebut suami orang. Sekarang Ibu tahu bagaimana rasanya suami direbut orang dan diporotin.”“Hey! Anakku tidak seperti itu! Dia nggak matre kaya si Mimin ini,” sergah Narsih dengan mata melotot. Sementara Mimin manahan tawa melihat musuhnya beradu argumen dengan seseorang yang dia tidak kenal.“Ya, mungkin anak Ibu tidak begitu, tapi ibu dan bapaknya yang begitu. Meminta mahar tiga ratus juga.” Amanda tertawa miris.“Itu suka-suka aku. Aku membesarkan Yuni bukan dengan uang sedikit. Lalu kalau aku minta mahar sebagai ganti dan calon suaminya sanggup, itu tidak apa-apa, kan?” ucapnya begitu enteng.Amanda mengulas senyum. “Berarti kalau Mbak ini meminta mahar yang banyak juga tidak apa-apa kalau Pak Narto sanggup memberinya.”Mendengar i

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 139

    “Mau apa kamu balik lagi ke sini? kita, kan, sudah bercerai. Sana tungguin si Jalang itu. Urusi dia karena dia sebentar lagi jadi istri baru kamu.” Narsih tampak geram. Matanya melotot dengan tangan berkacak pinggang.“Aku lapar, Bu. Mau makan dulu.” Narsih terdengar memelas dengan suara yang lemah.“Makan saja sana sama si Jalang di rumah sakit. Aku nggak sudi lihat kamu di sini!” usir Narsih dengan jari telunjuk menjentik.Narto melongo dengan wajah yang sedih. “Ayolah, Bu. Bapak bener-bener lapar. Mau makan dulu,” pintanya.“Lagian kamu, kan, tau kalau Mimin itu sebenernya nggak ada niat buat kawin sama aku. Dia cuman mau duitku saja. Aku minta maaf, Bu. Aku sudah khilaf.”“Oh, begitu ya?” Narsih justru tertawa renyah. Merasa puas karena sudah melihat suaminya menyesal.“Kamu menyesal karena si Mimin ngelabuin kamu. Coba kalau dia beneran mau kawin sama kamu, udah pasti sekarang kamu pergi. Iya, kan?” tuduh Narsih sangat menohok.Narto sontak menunduk. Memang ada benarnya apa yang

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 140

    Hari ini Fery pulang agak malam. Saat tiba di rumah, Amanda sudah menyiapkan makan malam sederhana, tapi menggugah selera. Dan seperti biasanya Yuni dan Narsih hanya bisa menelan ludah karena Amanda memasak hanya untuk porsi berdua.“Kalau kalian mau makan, masak saja sendiri. aku bukan pembantu kalian,” desis Amanda saat Yuni melihatnya masak dan menaruh hidangan itu ke meja dengan tatapan penuh harap.“Pelit amat,” gerutu Yuni dengan mencebikan bibirnya.“Cukup suamiku saja aku berbagi, untuk hal lain, jangan harap kamu akan mendapatkannya dariku,” balas Amanda dengan tatapan sinis.“Oh, iya, Yuni. Mungkin sebentar lagi aku tidak akan ada lagi di rumah ini. Aku akan segera melayangkan gugatan cerai. Dan aku sudah meminta Suci untuk kembali ke sini mengurus Mas Fery. Aku peringatkan kamu sekali lagi untuk tidak mengganggunya. Jika tidak … kamu bisa lihat apa yang bisa aku lakukan pada kamu nanti,” ancam Amanda.Yuni yang mendengar itu merasa senang juga kesal. Senang karena sebentar

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 141

    “Kamu kenapa malah muntah-muntah begitu?” tanya Narsih yang melihat Yuni terus saja muntah-munta di wastafel.“Aku jijik, Bu. tadi Mas Fery nyuruh Yuni minum teh manis yang ada kencingnya. Huueek.” Yuni kembali muntah saat membayangkan minuman yang dicampur air kencing.“Lho, kok, bisa?” Narsih malahan bengong.“Ibu, sih, pake nyuruh tambah air kencing segala. Kalau ceritanya kaya gini, bukan Mas Fery yang tunduk padaku, yang ada aku malah jadi sakit. Tadi malahan aku denger kalau Mas fery nggak mau bercerai sama si Tonggos. Bagaimana ini?” Yuni menggerutu. Tangannya menyeka mulutnya dengan tisu.“Wah, wah, kamu harus segera bertindak, Yun. Jangan sampai gagal. Nanti pas Fery pulang, kamu harus bisa merayunya.” Narsih berbisik.“Iya, baiklah. Aku akan menyusun rencana dari sekarang. Kira-kira aku harus bikin minuman apa supaya Mas fery mau meminumnya. Jangan sampai dia menyuruhku meminumnya lagi. Aku jijik.” Yuni bergidik ngeri membayangkan meminum air seni.“Iya, kamu pikirkan baik

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 142

    “Ada apa ini? kok ribut segala?” Amanda yang sedang beres-beres di kamar langsung keluar. Teriakan Yuni benar-benar menggelegar seperti suara petir di tengah hujan deras.“I-itu, Bu. Mbak Manda nyimpen air kencing di dalam kulkas,” jelas Suci dengan polosnya. Amanda pun sontak mengerutkan kening, merasa aneh dengan kelakuan adik madunya itu yang semakin aneh saja.“Air kencing? Di kuklas?” tanyanya memastikan. Suci pun mengangguk cepat.“Terus?” Amanda kembali bertanya.“Terus, tadi nggak sengaja sama saya dibikin jadi teh manis. Saya kira itu teh yang sengaja Mbak Yuni bikin buat bikin teh manis,”jelas Suci.“Astagfirullah.” Amanda menggelenngkan kepala. “Lagian ngapain kamu pake nyimpen air kencing di kulkas segala, sih?” tanya Amanda sedikit berteriak pada Yuni yang berada di wastafel dapur.Wanita itu masih mencuci mukanya setelah muntah-muntah.“Suka-suka, aku lah,” jawab Yuni yang kembali berkumur karena masih merasa mual saat kembali ingat dia telah meminum air kencingnya sendi

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 143

    Fery duduk dengan lesu di kursi makan. Jiwa raganya terasa lelah. Pekerjaannya yang menuntut ketelitian, lalu istri pertamanya yang memilih pergi, dan kelakuan istri barunya yang selalu membuat kesal.Fery mengembus napas kasar dengan tatapan kosong ke depan.“Pak Dokter mau makan?” tawar Suci dengan sopan dan membuyarkan lamunan Fery.“Eh, i-iya. Saya minta dulu air putih hangat, ya, Ci,” jawabnya.“Baik, Pak Dokter. Saya ambilkan dulu.” Suci berlalu ke dapur untuk mengambil segelas air hangat. Tak lama kembali dan menaruhnya tepat di hadapan lelaki itu.“Terima kasih,” ucap Fery lantas meneguk air itu dengan rakus. Dia memang sudah haus sejak tadi.“Silakan makan malam dulu, Pak Dokter. Saya dikasih tau sama Bu Manda makanan kesukaan Pak Dokter. Katanya ini baik untuk menghilangkan lelah.” Suci menyodorkan semangkuk sup ayam hangat.Fery melongo. Istri pertamanya itu masih saja memikirkan dirinya meski akan pergi. Bahkan membuat hatinya kembali berharap jika Amanda memang masih menc

Bab terbaru

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Akhir

    “Tak perlu basa basi,” jawab ibunya Hanif terlihat emosi. Dia sangat kesal karena melihat Maria yang terlihat mewah. Sementara dirinya justru terlihat kumal.“Baiklah kalau tidak boleh berbasa basi. Sepertinya kalian tetap saja sial walaupun sudah mengusir Maria.” Denis tersenyum miring.Mata Hanif langsung melotot, begitu juga dengan ibunya.“Enak aja kamu bilang kami sial. Hanif ini sekarang bekerja di perusahaan bonafid. Dia ini jadi manager,” balas ibunya Hanif dengan mata melotot.Denis tersenyum miring. “Oh ya? Benarkah? Anak Ibu bilang jadi manager?” tanyanya dengan nada mencibir.“Ya, tentu saja. Bukan begitu, Hanif?” ujar wanita paruh baya itu dengan dagu yang mendongak.“I-iya, tentu saja,” jawab Hanif tergagap.“Oh begitu. Baguslah kalau memang dia sudah jadi manager. Permisi, kami mau mencari peralatan bayi,” pamit Denis yang lalu menuntun Maria untuk memasuki toko.Istrinya Hanif pun ikut mengekor sambil menarik Hanif untuk segera masuk ke dalam toko. Namun, lelaki itu me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Bertemu Hanif

    Maria tersipu malu saat bangun keesokan harinya. Dia merasa berbunga-bunga karena telah menjadi seorang istri yang utuh bagi Denis. Dia menutupi tubuhnya yang polos dengan handuk yang terserak di lantai.“Mbak, Mbak Maria.” Terdengar panggilang dari Bi Noneng.“I-iya, Bi?” Maria gegas membuka pintu itu sedikit. Ternyata wanita itu tengah menggendong Amanda yang habis menangis.“Astagfirullah, Sayang maafin Mama,” ujar Maria yang langsung membuka pintu dan mengambil Amanda dari tangan Bi Noneng.Wanita paruh baya itu tak sengaja melihat ke dalam kamar di mana ada Denis yang masih terlelap di atas kasur milik Maria.“Eh.” Maria tampak malu karena kepergok telah sekamar.Bi Noneng malah tersenyum dan mengelus pundak Maria. “Sudah sewajarnya, toh? Pak Denis itu suamimu, Mbak. Dia seperti orang gila sewaktu Mbak Maria pergi dari rumah. Dia sering melamun dan gelisah,” ucapnya.“Kalian berhak bahagia. Saya ikut senang, Mbak,” pungkasnya sebelum beranjak pergi.Maria masih terpaku setelah me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 261 Aku Cinta Kamu

    Maria gegas menyilangkan kedua tangan pada dua area sensitifnya. Dia begitu malu dengan perlakuan Denis padanya. Maria hendak jongkok untuk mengambil lagi handuknya, tetapi tangan Denis lekas menahannya.Maria mendongak melihat pada lelaki yang menggelengkan kepalanya. Denis lalu menarik Maria agar kembali tegak berdiri.“Ba-pak, saya ….” Wajah Maria sudah merah saking malunya.“Ini bukan pertama kali kamu melakukannya, bukan? Seharusnya aku yang mesti malu, karena ini adalah hal yang pertama buatku,” ucap Denis yang semakin membuat Maria tersipu malu. Wanita itu menunduk dalam.“Saya … rasanya tidak pantas untuk Bapak. Saya ini hanya perempuan miskin pembawa sial,” ucap Maria dengan suara tercekat. Namun, Denis justru menarik dagu Maria agar kembali menatapnya.“Aku akan buktikan jika kamu adalah wanita yang penuh keberuntungan,” balas Denis dengan tatapan lekat. Dia berusaha memupuk cinta itu agar semakin subur. Maria bukan wanita yang sulit untuk dicintai. Wanita itu begitu tulus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 260 Suapi Aku

    Maria hanya diam selama perjalanan. Dengan hati terpaksa Maria ikut pulang dengan Denis. Mau bagaimana lagi, Amanda tak bisa lepas darinya. Anak itu menangis keras saat Maria menyerahkan pada Denis.Entah apa yang akan terjadi nanti, mungkin Maria akan minta Denis untuk mencarikan baby sitter baru, lalu dirinya akan meminta cerai dan pergi.Denis sesekali melirik ke samping kirinya dan melihat Maria yang memangku Amanda yang tertidur lelap.“Kamu sudah makan?” tanya Denis yang merasa kasihan sekali melihat istrinya itu begitu kurus.Maria mengangguk pelan.“Makan apa?” telisik Denis penasaran.Maria terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Aku makan bubur sisa Amanda tadi.”Denis memejamkan matanyanya sejenak dan menggeleng. Pantas saja wanita itu begitu kurus, karena hanya makan makanan sisa anaknya. Lelaki itu beristigfar dalam hatinya.Benar kata Amanda, jika Maria adalah wanita terbaik yang bisa menggantikannya.“Kita makan dulu,” ujar Denis lalu membelokan mobilnya menuju sebu

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 259 Akhir Pencarian Denis

    Fery segera membuat pengumuman orang hilang dan menyebarnya di berbagai media sosial. Dia yakin cara itu akan jauh lebih mudah dilihat orang-orang saat ini.Dia juga menjanjikan akan memberi imbalan yang besar bagi yang memberikan kabar tentang keberadaan Maria seperti dulu.Fery sangat khawatir dengan nasib Amanda juga pengasuhnya itu.Maria hanya wanita lemah yang membawa seorang bayi. Dia yakin akan susah untuk mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan.Saat ini Maria sedang menyetrika di sebuah rumah. Sementara Amanda duduk sambil memainkan boneka usang yang ditemukan Maria di tempat sampah. Boneka monyet yang dia ambil dan dicuci sampai bersih, lalu dia berikan untuk mainannya Amanda.Beruntung anak itu sangat baik dan tak banyak rewel. Asal sudah kenyang maka tak akan ada lagi rengekan.Setiap hari Maria mengutamakan perutnya Amanda sebelum dia yang makan. Asalkan Amanda sudah kenyang, maka dia akan memakan sisanya, walaupun itu hanya bubur nasi.Tubuh Maria semakin kurus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 258

    Mobil Denis meluncur cepat menuju kontrakan Fany. Dia merasa yakin jika Maria akan pergi dan menginap di sana.Denis memukuli handel stirnya saking tak sabar. Jalanan dipadati kendaraan, sehingga macet.“Sial! Kenapa malah macet segala!” rutuk Denis sangat kesal. Berulang kali dia melirik pada jam yang melingkar di tangannya, sudah hampir jam 9 malam.“Mudah-mudahan saja Maria benar ke rumahnya Fany. Kalau tidak ….” Denis bahkan tak mampu melanjutkan kalimatnya sendiri. Dia khawatir jika terjadi apa-apa pada Maria juga Amanda.Mobilnya perlahan melaju, hingga akhirnya menemukan persimpangan, Denis memilih jalan lain yang tidak macet walaupun lebih jauh.“Huuft!” Dia mengembus napas kasar. Kemacetan telah membuatnya hampir kehilangan akal sehat.“Jakarta semakin hari semakin macet aja. Mengerikan!” umpatnya kesal. Namun, sekarang mobil itu sudah melaju kencang menuju kontrakan Fany yang jaraknya tak jauh lagi.Denis memarkir mobil sembarangan. Dia membanting pintu dan melangkah cepat

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 257 Kepergian Maria

    “Bagaimana kamu bisa ada di sini?” tanya Denis terperanjat turun dari tempat tidurnya.“Aahh, semalam, kan, aku anter kamu pulang ke sini. kenapa kamu lupa?” Irene malah menguap.“Sial!’ umpat Denis yang langsung pergi ke kamar mandi.“Kamu cepat pakai baju dan pulang!” usir Denis sambil membanting pintu kamar mandinya.Irene justru semakin berleha-leha di atas tempat tidur. Namun, rasa haus menyiksa tenggorokannya. Dia lalu bangkit dan turun. Sambil celingak-celinguk dia mencari dapur. Lalu, matanya menangkap sosok Maria yang sedang menyiapkan sarapan.“Hei, kamu pembantu di sini?” tanya Irene sambil memainkan rambutnya. Maria meliriknya dengan hati yang teramat sakit. Irene hanya mengenakan pakaian seadanya.“Iya, Mbak. Mau sesuatu?” tanya Maria dengan sopan.“Aku haus,” jawab Irene yang kemudian duduk di kursi makan.“Tunggu sebentar, saya ambilkan air,” kata Maria yang berbalik menuju dapur dan tak lama kembali dengan segelas air putih.“Silakan diminum, Mbak,” ucap Maria sambil m

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 256 Mimpi

    Meski tahu jika Denis sama sekali tak menganggapnya seorang istri, tetapi bagi Maria sikap Denis yang seperti itu tetap saja keterlaluan dan melukai harga dirinya sebagai istri. Apalagi sekarang Denis sudah berani membawa wanita lain ke rumah mereka.Maria tak bisa memejamkan matanya. Hatinya gelisah memikirkan apa yang tengah dilakukan dua insan berlainan jenis itu di kamar suaminya.Amanda sudah tidur sejak tadi setelah kenyang menyusu, tetapi Maria tak bisa ikut terlelap padahal badannya sangat lelah.Maria menatap sendu pada Amanda. Jika bukan karena rasa sayangnya pada anak itu, mungkin dia sudah memilih untuk kembali melarikan diri dan menghilang saja.Maria keluar dari kamarnya dan mengendap mendekat ke kamar Denis. Ingin rasanya mendobrak pintu kamar itu dan menyuruh wanita yang datang bersama Denis itu untuk pergi. Namun, hatinya masih tak berani melakukannya.Rasa pedih dan tak berdaya membuatnya luruh dan bersimpuh di lantai dingin itu dengan air mata yang berderai.Kemudia

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 255 Denis Berulah

    Pagi-pagi Denis seperti biasanya hendak sarapan setelah bersiap dengan setelan kerjanya. Maria sengaja menyiapkan sendiri sarapan untuk lelaki yang kini menjadi suaminya. Walaupun dia tahu jika Denis tak akan pernah menganggapnya sebagai seorang istri, tetapi bagi Maria kewajiban tetaplah kewajiban.“Ke mana Bibi? Kenapa kamu yang nyiapin sarapan?” tanya Denis sambil menarik kursi.“Mmh, ada. Bibi lagi beresin perabotan bekas masak,” jawab Maria ragu-ragu.“Lain kali biar si Bibi aja yang nyiapin sarapan. Kamu urus Amanda saja,” kata Denis.Maria mengangguk pelan tak bisa mendebat.“Ingat, pernikahan ini hanya status saja, Maria. Jangan kamu anggap serius. Tidak perlu kamu melayani aku seperti seorang istri. Mengerti?” Denis kembali mengingatkan.“Iya, pak. Saya mengerti. Tapi maaf, saya di sini hanya sebagai pelayan, karena itu saya juga berkewajiban melakukan apapun sebagai pelayan,” sahut Maria dengan suara yang parau.“Hmm, baiklah. Tapi … saya harap kamu tidak melalaikan tugas

DMCA.com Protection Status