Share

BAB 18B

Malamnya, Pak Ujang benar-benar datang seperti yang Lasmi bilang. Laki-laki berambut cepak yang sebagian besar berwarna putih itu duduk di ruang tamu saat Meira membawakan teh hangat untuknya. Lasmi pun duduk di sofa lain sembari mengobrol soal anak kedua Ujang yang baru lulus kuliah.

"Ini Meira yang saya ceritakan itu, Pak Ujang. Dia ini asli Jakarta, temannya Dina. Anaknya satu, Aldo yang tadi salaman." Lasmi mulai memperkenalkan Meira pada tamunya. Dengan sopan, Meira mengangguk pelan sembari tersenyum tipis pada Pak Ujang yang juga melakukan hal sama.

Mereka saling menghormati dan menghargai meski tak saling berjabat tangan. Ujang dan Meira sama-sama tahu jika non mahram memang tak diperbolehkan bersentuhan.

"Saya, Meira, Pak. Alhamdulillah bisa dipertemukan dengan Pak Ujang. Semoga pertemuan ini semakin mempererat tali silaturahmi dan memperluas rezeki," ujar Meira setelah duduk di samping Lasmi.

"Iya, Neng. Alhamdulillah. Bapak dulu juga asli Bogor. Hanya saja sudah seperemp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status