Share

BAB 13B

Tak butuh waktu terlalu lama dari masjid besar di tepi jalan raya tadi, Meira dan Aldo sudah sampai di rumah Dina. Rumah khas pedesaan berbentuk Limas dengan beragam tanaman di halaman. Meira tersenyum tipis menatap rumah yang sebagain besar berbahan kayu itu.

"Ini rumah kami, Mbak. Sederhana dan penuh kenangan, makanya ibu nggak mau mengubahnya menjadi rumah kekinian." Dina nyengir saat memarkirkan motornya di samping taman.

"Malah enak, Din. Damai, nyaman dan tenang khas pedesaan." Lagi-lagi Dina tersenyum tipis lalu mengajak Meira dan Aldo masuk.

Ibu tiba-tiba muncul di ambang pintu. Dengan ramahnya wanita lebih dari setengah abad itu memeluk Meira dan Aldo lalu mempersilakan mereka masuk ke ruang keluarga.

"Buatkan teh hangat, Din. Ada susu kotak di kulkas, Aldo pasti mau ya?" Lasmi tersenyum tipis pada Aldo yang masih bergelayut manja di lengan bundanya. Tak membalas pertanyaan Lasmi, jagoan kecil itu mendongak ke arah bundanya lebih dulu. Setelah yakin jika sang bunda mengiz
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status