Share

Diintai

Gu terbangun karena bara api yang ia hidupkan telah hampir mati. Lekas ia tambahkan kayu agar tak menggigil kedinginan. Ia mengenakan baju tebal dari ujung rambut sampai kaki. Sudah terhitung dua minggu ia ditinggalkan oleh suaminya. Stok makanan masih sangat melimpah. Wanita itu tak terlalu berselera makan, ia hanya rajin minum teh atau cokelat panas saja. Gu juga tak bisa tidur di dalam kamar, sebab tak ada cerobong api di sana.

Kadang ia tak tahan dengan pusing di kepalanya, lalu ia benar-benar hanya berbaring saja sambil menonton televisi, satu-satunya media yang bisa menghiburnya. Ponselnya sendiri sudah lama dimatikan, kata suaminya agar tak ada yang melacak. Ali juga tak membawa handphone ke dalam camp. Sebab dari sana identitasnya nanti bisa ditemui. Terkadang ketika wanita bermata biru itu mulai bosan, ia hidupkan alat komunikasi tersebut lalu berbalas pesan dan tertawa sendiri. Diam dalam kesendirian membuatnya nyaris gila.

“Haah, lama sekali waktu berjalan,” gumamnya samb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status