Share

Menghirup Udara Segar

Naima didandani tak ubahnya pelacur. Lipstik merah, pipi merona, bulu mata lentik dan tak luput baju yang hanya menutupi tubuh bagian atas. Ditambah rok yang sangat mini sekian senti di atas lutut. Kedinginan? Tentu saja, hari itu salju turun tak menentu, sebentar lebat sebentar mereda.

“Jadilah kau santapan beruang lapar.” Seorang tentara wanita melempar Naima ke dalam kamar khusus. Mengerikan sekali, ada gambar-gambar terbuka, ada borgol, ada cambuk, yang bahkan gadis itu tak mengerti apa gunanya. Ia hanya menangis sesenggukan. Gadis berambut kemerahan itu mengambil selimut lalu menutupi tubuhnya yang sangat terasa dingin. Namun, bukan itu yang ia takutkan. Melainkan, ketika pintu terbuka dan masuklah seorang anak laki-laki yang raut wajahnya seperti kebingungan. Matanya ditutup kain hitam dan jalannya sedikit terhuyung.

“Selamat bersenang-senang, kawan. Nanti gantian denganku, ya.” Tentara yang tubuhnya tinggi itu menepuk bahu Sultan. Lalu penutup matanya dibuka. Adik Gu telah dibe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status