Share

Hutang Budi

“Kita bukan teman,” jawab Naima tanpa mau memandang wajah Sultan. Adik laki-laki Gu sedikit bingung, sebab yang ia ingat gadis di depan matanya disebut sebagai temannya saat ia masih kecil sekali.

“Siapa, Naima?” tanya Gu setelah keluar dari kamar mandi. Wanita bermata biru itu mengintip dari dapur, lalu berjalan ke depan. Ia lihat di depan sana Sultan telah datang dengan penampilan yang sangat menyegarkan di musim panas yang terik dan menantang.

“Kak,” ucap Sultan, senyum adik laki-laki Gu merekah. Wajahnya tak lagi beringas seperti dulu. Di usianya yang 11 tahun ia terlihat sama seperti anak-anak lainnya. Gu menyuruh adiknya masuk, wanita itu memeluknya sebentar, mengacak-acak rambut dan mencubit pipi Sultan.

Rindu? Jangan tanya lagi, keduanya sama-sama terlihat senang, hanya Naima saja yang tidak. Gadis itu berdiri di depan pintu masuk tanpa tahu harus berbuat apa lagi. Ia masih takut dan tak ada satu pun ingatannya yang memudar. Menyadari hal itu, Gu meminta Naima untuk masuk k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status