Share

DILEMA Antara Nyaman & Cinta
DILEMA Antara Nyaman & Cinta
Author: Alinuralam

Terjebak

BAB 1

"Terjebak"

#pov nana

Benar-benar seperti merasakan di saat pertama bertemu dan jatuh cinta sama Evan dulu, waktu jaman muda pacaran sama dia. Semuanya kini kembali apa yang aku inginkan bisa tercapai juga terutama kenyamanan yang aku dapat dari Evan benar-benar membuatku bahagia di balik rasa hambar menjalani hubungan dengan Mas Rafa.

Setelah beberapa jam pertemuan akhirnya aku pamit pulang. Kami hanya mengobrol saja sambil makan cemilan yang Evan bawakan.

"Van, sudah agak sore ini, aku pulang dulu ya. Mas Rafa sudah chat nyuruh aku pulang," ucapku yang sudah merasakan waktu yang terasa sangat cepat.

"Yaaaaah, gak kerasa waktu sesingkat ini, padahal baru saja kita ketemu," jawab Evan kecewa.

"Kita kan masih bisa ketemu lagi sayang lain waktu," rayu ku meyakinkan Evan.

Aku pun langsung pulang ke rumah orangtuaku menjemput anak-anak untuk pulang ke rumah Mas Rafa. Di perjalanan aku benar-benar merasakan sangat bahagia, kadang senyum-senyum sendiri mengingat sekarang aku memiliki dua laki-laki dalam hidupku.

Sesampainya di rumah, aku lihat Mas Rafa sedang berbaring tidur. Aku pun dengan perasaan bahagia menghampirinya dan menci*m Mas Rafa seakan-akan aku juga merasakan jatuh cinta lagi terhadapnya. Entahlah, mungkin karena perasaan bahagia juga jadi terbawa suasana.

"Eh sayang, kamu sudah pulang," ucap Mas Rafa.

"Udah, Pah, kan janji mau pulang sore.

Aku sudah bawa lauk buat makan, tadi ibu titip katanya buat kamu. Makan dulu yuk," ajakku ke Mas Rafa.

Setelah selesai makan, tiba-tiba triiiiing!!! Bunyi notifikasi di handphoneku.

"Sayaaaang, lagi apa?" isi chat Evan.

Kagetnya aku di saat sedang dengan Mas Rafa, tiba-tiba Evan chat aku. Sedikit deg-degan jantungku, rasa takut kalau Mas Rafa yang buka chatnya.

"Evan sayang, masih basah tadi ngomong kalau ada suamiku di rumah jangan chat duluan, nanti aku kode kalau suamiku sudah tidak di rumah" jelasku.

"Tapi aku kangen sayang, aku tidak bisa tahan. Inginnya selalu bisa terus sama kamu" ucap Evan.

"Iya, nanti kita kan bisa ketemu lagi kalau Mas Rafa libur ya, sabar dulu aja, kamu tahu kan resikonya mencintai istri orang gimana." Tegasku.

Evan mungkin sedikit kecewa juga, tapi mau bagaimana lagi kita melakukan hubungan terlarang juga, jadi tidak mungkin aku selalu ada waktu untuknya. Apalagi di saat Mas Rafa ada di rumah aku hanya bisa chat sembunyi-sembunyi meskipun kangen juga.

Tapi di satu sisi aku benar-benar mencintai Evan kalau harus disuruh memilih aku ingin Evan yang jadi suamiku, semakin aku mencintainya semakin hilang juga rasaku terhadap Mas Rafa. Evan yang lahir dari keluarga berada juga mungkin bisa menjamin kebahagiaan hidup aku juga, sedangkan Mas Rafa hanya sederhana setiap aku ada keinginan juga selalu minta waktu baru bisa terkabul.

Pertemuan kedua pun tak terasa, di saat Mas Rafa libur kerja, aku pun langsung membawa anak-anak main ke rumah orangtuaku untuk alasan agar aku bisa ketemuan dengan Evan.

Tiba aku di rumah Ridwan tempat pertama ketemuan dengannya. Sebelum berangkat, aku makeup habis-habisan biar terlihat cantik di depan Evan.

"Astaga, cantiknya pacarku ini," ucap Evan memuji.

Aku yang tersipu malu sambil menghampiri Evan dan kali ini berani memeluk dia, karena saking kangennya serasa sudah setahun tidak bertemu.

Kami mengobrol banyak melepas kerinduan, bercanda-canda satu sama lain hingga akhirnya pembicaraan pun terhenti karena sudah tidak ada pembahasan lagi. Evan menatap wajahku dengan tatapan yang sangat tajam hingga akhirnya dia semakin mendekat dan berani menc**m bib*rku yang dari tadi memperhatikan wajahnya juga.

"Maaf, aku gak sengaja terbawa suasana," ucap Evan setelah menc**m bib**ku penuh dengan kehangatan.

"Gak apa-apa sayang, aku pun menikmatinya, masih seperti dulu ya cumb*anmu van," jawabku tersipu malu.

Evan pun melanjutkan lagi cumb*an terhadapku hingga akhirnya aku pun merasa teran**ang serasa ingin melakukan hubungan terlarang dengannya. Tapi aku ingat-ingat lagi aku sudah punya suami. Aku gak mungkin ngelakuin itu sama Evan. 

Semakin lama cumb*an Evan aku pun merasa tak tahan hingga akhirnya naik ke pangku*nnya dan memegang tangannya untuk mere**s buah d*daku. Hingga beberapa saat datang Ridwan dari luar.

"Ehmmmmmmm, maaf ganggu, ada sesuatu yang mau diambil di kamar jadi aku lewat," ucap Ridwan sambil memalingkan muka.

Ridwan menatap wajah Evan dari jauh, lalu dia memanggilnya. Entah apa yang mau dibicarakan Ridwan terhadap Evan. Sepertinya penting.

"Van, pakai aja kamarku yang ini, kalau mau ngelakuin hubungan. Jangan di kursi nanti ada tetangga lewat aku yang kena omel," ucap Ridwan.

"Terima kasih bro, kamu memang teman terbaik," jawab Evan.

"Na, kamu mau nggak melakukan itu sama aku, Ridwan menawarkan kamar juga kalau kita mau pakai," ucap Evan.

Seketika aku bingung, Evan malah mengajak aku melakukan hubungan terlarang di dalam kamar Ridwan, sementara aku bingung untuk menolaknya. Di satu sisi aku juga ingin melakukannya tapi di sisi lain aku kebingungan entah bagaimana hasilnya nanti.

"Tapiiiiii van," ucapku.

"Tenang Na, aku akan bertanggung jawab atas apapun yang terjadi, aku akan menikahi kamu," Evan meyakinkan aku.

Setelah aku berpikir lama, akhirnya Evan meraih tanganku dan membawaku masuk ke dalam kamar. Seketika itu aku melakukan hubungan terlarang itu dengan penuh naf*u dan ga*rah antara kami berdua. Aku sama sekali tidak memperdulikan apa pun yang aku rasakan, hanya sebuah kenikmatan yang diberikan Evan padaku.

"Gimana sayang, enak mana layananku dibandingkan suamimu?" ucap Evan berbisik sambil melanjutkan permainan.

Lanjut sayang, aku ke enakan," ucapku sambil mend***h.

Setelah selesai aku pun segera memakai pakaian kembali dan merapikan rambut yang acak-acakan lalu kembali duduk di kursi. Sejenak aku melamun, apa aku salah sudah melakukan semua ini dengan Evan? Sedangkan aku sendiri suami orang lain.

Menjelang sore hari aku pun seperti biasanya menjemput anak-anak di rumah orangtuaku. Sebelum pulang ke rumah Mas Rafa aku mandi dulu untuk membersihkan diri, takutnya Mas Rafa curiga atas semua yang sudah aku lakukan dengan Evan.

Hari ini aku benar-benar lelah dan benar-benar merasa senang, terasa terpuaskan juga oleh Evan. Bayangan tubuhnya yang masih seperti dulu gagah selalu terbayang di dalam ingatanku meskipun aku sedang bersama Mas Rafa. Dia orangnya cuek, disaat ada aku saja dia malah bermain sama anak-anak bukannya menemani aku mencurahkan keluh kesah.

Saat Mas Rafa lengah, aku pun suka chat Evan, karena begitu bahagianya aku memiliki pacar yang sangat membuat aku bahagia. Hubungan terlarang ini, aku tidak tahu ke depannya akan seperti apa, yang pasti seluruh jiwa dan ragaku hanya untuk Evan.

Tiba-tiba ada panggilan masuk ke handphoneku dan aku melihat nomor Evan menelepon. Aku mencoba menjauh dari Mas Rafa dan mengangkat telepon dari Evan.

"Ada apa sih, aku lagi di rumah, ada Mas Rafa, jangan telpon dulu," ucapku.

"Aku kangen sayang, selalu terbayang-bayang indahnya tubuhmu menari-nari di atas tub*hku tadi. Aku ingin lagi, besok bisa ketemuan lagi gak sayang," ucap Evan.

Bagaimana ini, dia malah ketagihan dan meminta kembali melakukan hubungan terlarang itu. Aku bingung untuk menolak, pun aku sepertinya tidak bisa. Aku sudah terlalu dalam masuk ke dalam hubungan terlarang ini.

*🍁🍁🍁🍁🍁*

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status