Share

Awal Keretakan Hubungan

BAB 3

" Awal keretakan hubungan "

 

Pernikahan yang sudah berjalan 9 tahun dan dikaruniai dua orang anak laki-laki, aku dan Nana hanya keluarga kecil yang sederhana. Kami dengan keegoisan yang sama-sama memuncak hingga akhirnya ada kerenggangan dalam rumah tangga.

Di satu sisi, aku menginginkan tinggal di rumah orangtuaku yang hanya ditinggali ayah dan ibu, dan di sisi lain, Nana selalu ingin agar kita tinggal di rumah orangtuanya. Karena Nana wanita yang sangat dimanjakan oleh kedua orangtuanya, jadi mungkin setidaknya ada yang membantu mengurus anak-anak atau hal lainnya.

Pagi itu, aku seperti biasa melakukan aktivitas pekerjaan sebagai seorang kurir ekspedisi sampai menjelang sore hari. Setelah sore, aku melanjutkan mencari uang dengan menjadi ojek online di kota tempatku tinggal. Hingga larut malam, aku baru bisa pulang sebelum membawa hasil untuk kebutuhan keluarga kecilku.

Nana dan anak-anakku aku ajak tinggal di rumah orangtuaku sementara karena aku belum bisa mengabulkan permintaannya untuk tinggal di rumah orangtuanya. Selalu saja ada permasalahan antara aku dan Nana, baik dari kurangnya suka Nana terhadap kedua orangtuaku.

Menjelang tengah malam pukul satu aku baru pulang, Nana mungkin sudah terlelap tidur sehingga yang membukakan pintu adalah ibu, lalu aku membersihkan diri untuk sekedar melepas lelah setelah seharian beraktivitas di luar rumah.

Setelah selesai membersihkan diri, aku pun langsung masuk ke dalam kamar, dan seketika Nana pun terbangun.

"Pah, sudah pulang? Kapan? Kok gak kedengeran?" Tanya Nana.

Aku pun hanya tersenyum meskipun dalam hati ingin sekali disambut kedatangan setidaknya aku pertama melihat wajah dia saja sudah melepaskan rasa lelahku, apalagi sampai menyodorkan air hangat untukku. Tapi itu hanya angan-angan ku saja.

"Iya nih, Pah capek, badan rasanya pegal," jawabku.

"Dapet berapa hari ini? Mana setoran," tegas Nana.

Aku pun memberikan semua hasil ngojek hari itu dan menyisakan untuk beli bensin besok kerja sekaligus ngojek lagi. Hatiku sebenarnya ingin sekali tahu kenapa harus uang dulu yang ditanyakan bukan basa-basi sebagai pasangan suami istri.

Setelah selesai menerima uang, Nana langsung tidur kembali tanpa memikirkan aku yang sudah sangat lelah dan berharap ada sikap darinya. Aku melihat dari wajah Nana bahwa ia tidak betah tinggal di rumah orangtuaku, entah apa alasannya padahal yang aku tahu orangtuaku memperlakukannya dengan baik.

Menjelang adzan subuh, aku terbangun dan mengajak Nana melaksanakan shalat berjamaah, tapi setelah dibangunkan berkali-kali dia tetap tidak bangun hanya mengucapkan, "Apa sih, masih ngantuk."

Sebelum aku berangkat kerja, ibu sudah menyiapkan sarapan untukku. Aku melihat Nana sudah terbangun dan mengajaknya untuk sarapan bersama.

"Na, sarapan dulu yuk, ibu sudah siapkan tuh," ucapku.

"Gak ah, lagi gak nafsu makan, anak-anak saja yang makan," jawab Nana.

Setelah selesai makan, Nana masih terdiam di atas kasur dan aku melihat dia melamun seperti ada yang dipikirkannya.

"Na, kamu kenapa? Apa ada masalah?" tanyaku.

Sepertinya dia ingin mengungkapkan sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya, tapi dia tidak berani mengungkapkannya.

"Pah, aku mmmmh aku...."

Seketika ucapannya terhenti, "kenapa-napa?" tanyaku.

"Aku gak betah tinggal di sini, boleh gak aku mau tinggal di rumah orangtuaku?, tapi kalau pun papah gak ikut juga gak apa-apa," ucap Nana.

Aku merasa heran kenapa dia mau tinggal di rumah orangtuanya sementara dia tidak mengajak aku untuk tinggal. Dari situ ada sedikit kecurigaan yang menjadi unek-unek di dalam hatiku.

"Apa tidak bisa tinggal di sini saja, na? Ibu juga memperlakukan kamu dengan baik, anak-anak pun ibu bantu urus, dan ibu tidak pernah menyuruh kamu untuk melakukan apapun," tegasku.

Wajahnya menunjukkan kecewa, dia menunduk lalu aku segera bergegas pergi dan berpamitan untuk pergi kerja.

Setelah larut malam aku seperti biasanya baru pulang, dan malam itu Nana membukakan pintu. Setelah selesai membersihkan diri, aku langsung masuk ke dalam kamar dan melihat Nana yang belum tidur sedang asyik memainkan handphone sambil senyum-senyum sendiri.

Entah sedang asyik chat sama siapa aku tidak terlalu memperdulikan hal itu karena privasinya juga.

"Pah, besok aku nginap ya di rumah orangtuaku dua atau tiga malam saja, tapi kalau papah tidak mau ikut juga tidak apa-apa, aku sama anak-anak saja." Tegasnya.

"Boleh, tapi nanti balik lagi kesini ya," jawabku. Otakku semakin berfikir, ada apa ya, kenapa aku tidak di ajak atau dia ingin aku ikut bersamanya menginap di rumah orangtuanya??? 

*🍁🍁🍁🍁🍁*

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status