Share

Session 2 - Bab 44

“Mau dihukum apa, hmmm?” Suara baritonnya membuat aku semakin terkesiap.

“Oh, boleh milih, ya? Bentar-bentar!” Aku berusaha bersikap tenang dan melepaskan tangannya yang melingkar ke pinggang sambil berpikir. Aku pura-pura santai. Hanya saja, tetap saja rasa gugup lebih menang.

“Siapa yang bilang boleh milih, hmmm?” Nada bicaranya penuh penekanan. Kurasa efek semalam tidur di luar jadi sensian.

“Ehmmm … itu, anu, Bang.” Bingung mau ngomong apa. Bukan karena apa-apa tapi jarak yang habis ini membuat otakku malah gak bisa kerja. Aroma maskulin yang menguar, sentuhan tangan ini dan letupan-letupan seperti sengatan listrik yang mengalir, membuat aku benar-benar sulit berpikir.

“Anu?” Alis tebalnya saling bertaut sambil mengulangi kata itu dan itu, justru makin membuatnya terlihat menggemaskan.

“Anu, Bang. Nanggung kalau cuma meluk,” tukasku seraya sigap tangan ini kulingkarkan pada tubuhnya lalu kutarik sekalian sehingga kami terjatuh bersama ke atas tempat tidur.

“Asyfa! Astagaaa!”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status