Home / Urban / DERITA WAJAH JELEK / BAB 2 : Awal Mula

Share

BAB 2 : Awal Mula

Author: Hamfa Merman
last update Last Updated: 2024-12-13 18:48:19

“Oh ya? Tampaknya kita akan mendapatkan keluarga baru lagi!” sahut Bara kecil yang masih berusia 12 tahun.

“Hmm…, kira-kira dia cantik atau gak ya? He-he-he!” ungkap pemuda sebelumnya dengan jahil.

“Hadeh! Kamu ini selalu aja ngomong aneh seperti itu,” ungkap Bara berjalan dengan santai di taman bermain itu.

“Anak-anak! Ayo pulang, sudah waktunya mandi sore!” tegas seorang pengurus panti asuhan itu.

Semua anak-anak termasuk Bara dengan cepat pergi dari taman bermain itu meski tampak tak rela.

Mereka sudah biasa bermain di tempat itu sesuai dengan jam yang sudah ditentukan. Jelas semua anak-anak itu tidak bisa menolak sistem yang berlaku di panti asuhan itu.

Bara dan teman-temannya lekas pulang dan pergi mandi sore. Beberapa canda dan tawa masih saja terjadi di kala mereka mandi bersama.

Tak butuh waktu lama, mereka semua sudah segar semua dengan aroma wangi terpancar dari atas rambut hingga ujung kaki.

“Hmm? Itu siapa?” tanya seseorang yang tampak melihat sosok yang baru dikenalnya.

“Tampaknya pendatang baru. Dia cantik sekali!” sahut yang lainnya dengan kagum.

Tempat itu adalah aula di mana semua anak-anak biasa berkumpul setelah mandi sore. Kemunculan gadis cantik yang tidak dikenal tentu saja menjadi diskusi semua orang baik itu pria maupun wanita.

“Selamat sore semuanya! Kali ini ada saudari baru yang akan bersama kalian semua menjadi bagian dari keluarga Panti Asuhan Daniar. Harap diperhatikan ya!” tegas seorang pengurus panti asuhan.

Dia memegang pundak gadis cantik itu dengan lembut dan mempersilahkannya untuk memperkenalkan diri.

“Ha-halo semuanya! N-namaku Alya Kurina. Sa-salam kenal semuanya!” Gadis cantik itu perlahan dengan gugup memperkenalkan dirinya.

Semua orang terkesima dengan perkenalan gadis cantik yang mungil itu. Bara dari jauh langsung berdetak kencang jantungnya.

“A-aku Bara Durkasa. Panggil aku Bara saja! Saya siap membantu apabila dibutuhkan. Salam kenal!” teriak Bara dengan percaya diri yang membuat semua orang langsung tertawa terbahak-bahak.

Itu adalah hari pertama Bara begitu rela untuk melakukan apa pun hanya demi melihat senyuman gadis cantik bernama Alya itu.

***

7 Januari, Tahun 2024

Enam tahun yang lalu!

Hari ini adalah hari perpisahan dari Panti Asuhan Daniar. Semua orang berkumpul melepas kepergian anak-anak yang sudah lulus SMA untuk menjalani hidupnya masing-masing.

Ini adalah peraturan panti asuhan tersebut. Mereka tidak akan bertanggung jawab lagi mengurus anak-anak yang sudah lulus SMA. Hal ini dilakukan demi menjaga sumber keuangan panti asuhan agar tetap stabil.

Meski begitu, para anak-anak tetap saja diberikan berbagai ilmu dan pelatihan sehingga bisa mencari uang secara mandiri atau berkuliah jika mendapatkan beasiswa.

“Bara Durkasa, Alya Kurina, …. Kalian semua adalah anak-anak yang sudah lulus SMA. Kami pihak panti asuhan hanya bisa membantu sampai sini saja. Semoga kalian bisa hidup mandiri dan menjadi orang yang bermanfaat!”

Seorang pria dewasa tampak dengan khidmat menjelaskan beberapa informasi. Semua orang hanya bisa dengan patuh berdiam diri meski hati mereka sedih.

“Bapak tahu kalau perpisahan ini akan terasa berat. Namun, jangan berkecil hati dan tetaplah semangat! Hidup memang keras dan tidak akan ada orang yang sukarela membantu kalian lagi. Semoga kalian semua bisa sukses meraih mimpi! Terima kasih!”

Pria itu mengakhiri perkataannya yang langsung disambut dengan tepuk tangan yang meriah.

Acara selanjutnya berlangsung dengan canda, sedih, dan haru. Masing-masing orang berpelukan dan bersalaman karena itu adalah momen terakhir mereka berkumpul bersama.

Tidak ada yang akan tahu, badai kehidupan seperti apa yang akan segera menanti mereka kelak ketika berjuang keras mengarungi kehidupan ini.

“Bara! Ja-jangan lupakan aku ya nanti!” tegas seorang pemuda yang langsung memeluk Bara dengan erat.

“Hei! Tentu saja kita akan bertemu lagi!” Bara dengan cepat memeluk pemuda itu.

“Hmph! Kamu pasti hanya peduli dengan Alya saja, kan? Jangan bohong kamu!” tegas pemuda itu terus memeluk erat Bara.

“E-eh? Hush! Jangan ngomong sembarangan!” tegas Bara dengan malu.

Semua orang yang mendengar itu langsung tertawa terbahak-bahak. Alya tampak tersenyum malu mendengar perkataan itu juga.

Dia melirik Bara yang memang selalu memperhatikannya dengan tulus. Hati Alya tentu saja tergerak ketika ada orang yang begitu baik dengannya.

Perpisahan itu berlanjut hingga beberapa jam lamanya dan diakhiri dengan makan bersama. Semua orang berfoto sekali lagi sebelum pergi begitu saja.

“Bara, kita mau kemana?” tanya Alya dengan lembut.

“Te-tentu saja ke Kota Surabaya! Aku sudah dapat pekerjaan di sana. Nanti kita kost di sana dan kamu akan kuliah. Jangan khawatir dengan biayanya!” tegas Bara tampak gugup raut wajahnya.

“Kost? Apa kita satu kamar?” tanya Alya tampak tertunduk malu.

“Hah? Te-tentu saja ada dua kamar. K-kita berdua belum menikah. M-mungkin di masa depan satu kamar saja sudah cukup,” Bara menjelaskan dengan gugup.

Alya langsung tersipu semakin malu ketika mendengar perkataan Bara. Mereka berdua pun pergi menuju kota penuh sejarah yaitu Kota Surabaya.

***

17 Juli, Tahun 2028

Dua tahun yang lalu!

Tepat di sebuah restoran makan yang penuh dengan keramaian orang itu. Bara bertekuk lutut dengan cincin indah di telapak tangannya.

“Alya! Maukah kamu menjadi istriku?” tanya Bara dengan tegas dan sorot mata yang begitu yakin.

“Bara? A-apa maksudnya ini?” tanya Alya dengan tidak yakin.

Dia dan Bara beberapa kali makan bersama di tempat itu. Alya merasa kalau hari itu juga akan seperti biasanya.

Alangkah terkejutnya dia ketika Bara tiba-tiba langsung melamarnya tidak peduli dengan kondisi sekitarnya.

“Aku sudah mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu. Aku tahu kalau masih banyak kekurangan yang dimiliki olehku. Namun, aku berjanji akan terus memperbaikinya dengan tulus. Maukah kamu menerima lamaranku?” tanya Bara dengan penuh harapan.

Seketika waktu terasa berhenti sejenak. Alya sangat gugup dan bingung harus apa. Namun, tatapan semua orang yang hadir membuatnya berkata dengan tegas.

“Iya, aku menerimanya!” tegas Alya dengan senyuman manis.

Hati Bara yang sebelumnya tidak tenang langsung meleleh tak terbendung. Dia begitu menantikan momen luar biasa itu dalam hidupnya selama ini.

“Te-terima kasih, Alya! Aku akan menjagamu seumur hidupku!” tegas Bara dengan percaya diri.

Semua orang bertepuk tangan dan beberapa mengucapkan selamat kepada pasangan yang baru saja melamar itu.

Bara merasa begitu lega karena usaha dan jerih payahnya selama ini telah membuahkan hasil.

Demi mendapatkan cintanya itu, Bara rela membanting tulang agar Alya bisa kuliah hingga lulus sarjana.

Bahkan keputusan Alya hendak melanjutkan S2-nya juga didukung penuh olehnya. Pada saat inilah dia mulai memberanikan diri untuk melamar Alya.

Alhasil, cinta itu dibalas dengan persetujuan yang begitu luar biasa. Setelah lamaran nekat itu, Bara dengan cepat mempersiapkan hari pernikahan keduanya.

Alya yang merasa sadar dengan kondisi calon suaminya itu tidak memberatkannya sama sekali. Mereka menikah hanya sebatas ijab kabul saja tanpa pesta makan dan lainnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 3 : Perselingkuhan Sulit Dipercaya

    Sikap Alya yang begitu dewasa dan pengertian itu membuat Bara semakin begitu mencintai istrinya itu karena sangat menghargai dirinya.***27 Juni, Tahun 2030Dua bulan yang lalu!Tepat di sebuah gedung bangunan di dalam wilayah Universitas Danoa. Terdapat banyak orang berkumpul dengan pakaian wisuda.Hari itu adalah acara wisuda para sarjana jenjang S2. Bara sudah berpakaian rapi dengan ponsel yang siap digunakan untuk mengabadikan momen indah itu.“Istriku memang luar biasa. Sudah cantik, pintar lagi!” batin Bara dengan begitu emosional menghadapi situasi yang mendebarkan itu.Sang istri tercinta pun akhirnya dipanggil namanya hingga naik ke atas podium. Bara sontak maju dan berada di garda paling depan siap untuk memotret wajah bahagia sang istri.“Alya! Lihat kamera!” tegas Bara sedikit lantang.Alya dengan senyuman manisnya menghadap ke arah kamera itu. Bara langsung memotret wajah cantik itu entah berapa kali dia lakukan.Setelah sesi itu selesai, acara wisuda berlanjut sebagai m

    Last Updated : 2024-12-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 4 : Mata-Mata

    Kriek!Pintu kamar perlahan dibuka dengan lembut dan hati-hati. Keringat dingin mulai muncul keluar dari pori-pori di dahinya. Bara melihat lampu kamar yang sudah gelap itu.Sang istri sudah tertidur hingga suara ngorok mengguncang langit dan bumi. Bara tetap waspada meski tidak ada tanda-tanda kesadaran dari Alya yang tergeletak di atas kasur itu.“Di mana tasnya?” batin Bara melirik ke seluruh seluk beluk kamar itu.Aha!Bara langsung melihat tas yang sangat tidak asing itu. Dia mendekat dengan perlahan seperti tupai yang sedang ingin mencuri kacang milik tetangganya.Dia kembali tenang melihat sang istri tidak kunjung sadar. Bara membuka resleting tas itu dengan begitu hati-hati tak ingin ada kesalahan sedikit pun.Glek!Seteguk air ludah dia telan perlahan. Tas yang begitu biasa itu menjadi sumber ketegangan bagi Bara.“Huh…, sudah waktunya!” Bara tampak lega dan langsung mengambil CCTV mini yang canggih dari dalam kantong sakunya.Dia mengambil dan meletakkan CCTV itu ke dalam ta

    Last Updated : 2024-12-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 5 : Tersangka?

    “Alya! Kapan kita bertemu lagi?” tanya seorang pria dengan lembut.Bara yang sudah bosan dan mengantuk seakan terkena petir dan langsung tersadar seratus persen mendengarkan percakapan itu.“Nanti sore, bagaimana?” tanya balik gadis itu.“Baiklah! Nanti saya tunggu di ruang perpustakaan!” tegas pria itu pergi menjauh.Percakapan yang begitu singkat mengandung segerobak pesan dan arti yang begitu mendalam bagi Bara.“Me-mereka ingin berselingkuh di perpustakaan? Apakah ini berarti selingkuhan Alya adalah sesama rekan kerjanya?” gumam Bara semakin tak tenang.“A-apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanya pria itu bingung menyikapi situasi yang tidak menentu itu.“Se-sebentar! Aku belum tahu sama sekali kalau mereka berselingkuh. Ini hanya sebatas dugaanku sejauh ini!” tegas Bara yang sudah berdiri bolak-balik seperti orang yang memikirkan hutang yang begitu banyak.“Tidak perlu terburu-buru. Aku harus mengumpulkan lebih banyak bukti untuk menguatkan tuduhanku.” Bara langsung menarik na

    Last Updated : 2024-12-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 6 : Terduga?

    “Bertahanlah! Tinggal sedikit lagi!” tegas Bara mengelus-elus laptop kesayangannya itu.“Baiklah! Rapat pada hari ini selesai sampai sini saja. Saya berharap hasil rapat kali ini segera dilaksanakan secepatnya. Terima kasih!” tegas seorang pria tua.“Baik, Pak!” sahut semua orang termasuk Alya.Pria tua itu kembali terdengar berbicara dengan begitu jelas. Semua orang langsung membalas dengan begitu cepat dan sopan. Tampaknya pria tua itu adalah atasan semua orang.“Hmm? Tampaknya sudah berakhir!” gumam Bara yang tampak tak tenang.Dia menunggu momen ini hingga hampir dua belas jam lebih lamanya. Meski begitu, perasaan yang tidak bisa dijelaskan kian mencuat dari lubuk hati terdalam.Alya yang sudah menyelesaikan rapatnya sempat mengobrol dengan rekan-rekannya. Canda dan tawa terdengar semakin jelas.“Hmm, Alya! Boleh gak aku tanya sesuatu yang agak sensitif?” tanya rekan Alya seorang wanita.“Hmm? Tanya apa?” Alya tampak terkejut dan penasaran.“Ini soal suamimu itu, dengar-dengar dia

    Last Updated : 2024-12-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 7 : Terbukti!

    “Apa? Jadi kamu selama ini sudah selingkuh dengan lelaki lain tanpa suamimu ketahui?” tanya wanita itu sedikit meninggikan suaranya.“Hush! Jangan keras-keras! Ini rahasia kita berdua, oke!” tegas Alya tampak tidak menyangkalnya sama sekali.“Ha-ha-ha! Luar biasa sekali Alya. Aku tidak menyangka kalau kamu yang selama ini tampak santun ternyata hanya wanita rendahan. Mulai hari ini kita bukan teman lagi!” tegas wanita tiba-tiba langsung marah begitu saja.Bara yang sudah pasrah dibuatnya itu hanya semakin bingung dan terkejut. Mengapa wanita yang tampak kurang ajar sebelumnya malah berubah menjadi sok suci?Bara tidak mampu menjawabnya dan terus mendengarkan percakapan antara keduanya.“Apa maksud perkataanmu? Siapa yang kau sebut wanita rendahan, hah?” tanya Alya dengan begitu marah disindir menggunakan kata-kata pedas seperti itu.“Siapa lagi kalau bukan kamu? Sebenarnya aku hanya ingin tahu bagaimana kamu bisa begitu tulus menikahi sosok pria yang secara status sosial lebih rendah

    Last Updated : 2024-12-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 8 : Adegan Terekam

    Bara langsung meradang ketika kata-kata yang tidak bisa dia cerna itu memasuki hatinya dengan begitu gesitnya.Istri yang tercinta itu mengaku kalau selama ini dia tersenyum hanya untuk menipu dirinya yang begitu tulus mencintainya.“Senyum indah itu ternyata hanya sebatas tipuan semata. Betapa bodohnya diriku ini! Ha-ha-ha!” tegas Bara mengutuk dirinya sendiri sambil tertawa dengan paksa.“Baiklah, sayangku! Aku akan segera pergi. Jangan dikunci ya pintu rumahmu! He-he-he!” sahut Diano dengan nada menggoda sekali lagi.“Iya, sayangku tercinta! Cepat kemari, pintu rumahku selalu terbuka untukmu!” tegas Alya dengan suara yang begitu lembut.Pasangan haram itu saling bermesraan dan berbasa-basi tanpa rasa malu sedikit pun. Bara semakin meradang dibuatnya dan hanya bisa meneteskan air mata.Tangis seorang pria yang setia itu mewakili perasaan semua suami yang selama ini telah dikhianati istri tercinta mereka.Bara bukanlah kasus pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir pula. Ini adal

    Last Updated : 2024-12-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 9 : Tak Kuat Lagi!

    Tidak disangka, sosok itu malah membahas tentang bibir dan aroma tubuhnya dengan menggambarkannya seakan begitu najisnya.“Dasar Alya! Aku selalu sikat gigi dulu setiap kali minta jatah. Bibirku gelap karena memang kulitku seperti ini. Apa salahnya?” tanya Bara dengan menatap layar laptopnya.Tentu saja tidak akan ada balasan dari pertanyaan itu. Dia hanya bisa melihat istri tercinta begitu ganas melakukan sentuhan haram itu.“Alya…, apakah ini yang begitu kau impikan? Tidak sadarkah kau kalau lelaki di hadapanmu itu begitu tega menikmatimu tanpa peduli suamimu sendiri. Jika kamu bersamanya terus, suatu hari nanti akan tiba di mana kamu akan merasakan rasa sakitku ini!”Bara bergumam dengan air mata yang bercucuran keluar dari rongga matanya yang begitu bulat itu. Wajahnya yang tidak tampan semakin tidak sedap dipandang.“Ehmm…, ayo pergi ke kamar aja!” pinta Alya begitu puas menikmati sensasi sentuhan haram.“Kamar? Bukankah dulu kamu bilang hanya punya satu kamar saja?” tanya Diano

    Last Updated : 2024-12-14
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 10 : Bersembunyi!

    “Semua bukti sudah aku kumpulkan. Haruskah aku keluar dan menangkap basah keduanya?” gumam Bara dengan bimbang.“Tidak! Aku tidak boleh keluar terlebih dahulu. Laki-laki itu pasti bukan orang biasa. Dia berani melamar Alya pasti karena sesuatu hal. Alya sendiri jelas tidak bodoh akan menikah dengan pria yang sekadar tampan saja!” tegas Bara tampak encer sekali otaknya padahal bukan mata-mata resmi anggota kepolisian.“Jika benar begitu, aku harus semakin waspada dengannya. Aku juga perlu menyelidiki asal-usul pria itu! Apabila aku sudah yakin nantinya, kedua orang itu pasti tidak akan bisa berkutik lagi!” Bara begitu yakin dengan deduksinya yang sangat amatir itu.Setelah membuat keputusan bulat, Bara menutup laptopnya yang tampak sudah sekarat karena digunakan seharian penuh lebih dari dua belas jam.Bara yang sudah tenang itu kembali sadar kalau dirinya benar-benar sulit melupakan suara-suara panas antara Alya dan Diano.“Urgh! Ingatan menjijikkan ini pasti sangat sulit sekali untuk

    Last Updated : 2024-12-14

Latest chapter

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 114 : Permulaan (Part 5)

    Bara benar-benar sudah tidak tahan lagi ketika jarak antara petugas foto dengan dirinya sudah bisa dihitung kurang lebih hanya selangkah saja. Dia menatap ke arah petugas wanita itu dengan serius.Meski begitu, sorot matanya yang tertutup rapat oleh kacamata hitamnya tentu saja tidak mengintimidasi sedikit pun bagi petugas wanita yang memang dari tadi tidak memperhatikan Bara sama sekali seolah-olah pria itu tidak ada di sana sama sekali.“Orang aneh ini…! Apa yang sedang dia pikirkan sebenarnya, sih?! Mengapa terus saja memandangi istriku ini seperti tidak wajar sama sekali?!” batin Bara dengan tegas mencoba menghadang petugas wanita itu dengan menjulurkan tangan kanannya.Petugas wanita tersebut akhirnya menyadari sosok Bara yang ternyata sejak tadi berdiri tinggi menjulang tepat di samping Hana yang ditatapnya sejak awal kedatangan mereka berdua di sana.“Tolong kalau ada maksud yang ingin dikatakan, silahkan utarakan saja kepada saya!” ucap Bara dengan tegas tanpa basa-basi sediki

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 113 : Permulaan (Part 4)

    “Emm…. M–maafkan kami sebelumnya! Kami akan segera mengikuti prosedur selanjutnya!” ucap Hana dengan lirih sekali suaranya.“B–betul! K–kami akan segera pergi ke tempat selanjutnya! Mari istriku, kita pergi bersama!” ucap Bara berusaha melengkapi perkataan Hana.Keduanya pun lekas berdiri dari tempat duduknya sambil bergandengan tangan bersama-sama tanpa ada keraguan sedikit pun. Pasangan yang membuat semua orang iri itu pun akhirnya lekas beranjak pergi untuk melakukan sesi foto bersama.Semua petugas hanya bisa menghela napas panjang sambil ada yang menggelengkan kepalanya sebagai tanda pasrah membiarkan Hana dibawa pergi oleh suami barunya yaitu Bara dengan sukarela.“Tampaknya, takdir memang selalu berpihak kepada beberapa orang terpilih. Sayangnya, kita semua bukanlah orang yang terpilih itu!” ucap seorang petugas yang membuat semua petugas lainnya turut menghela napas sebagai bentuk persetujuan secara langsung.Bara dan Hana tentu saja tidak memperdulikan hal-hal semacam itu lag

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 112 : Permulaan (Part 3)

    “Perkataannya benar-benar terdengar seperti bait-bait syair yang begitu mendalam. Apakah dia menghafalnya dari buku tertentu atau secara spontan saja terlintas di lisannya? Sebenarnya, siapa Bara ini dan apa profesinya?” batin Hana dengan perasaan yang semakin heran dan penasarannya semakin menguat.Tentu saja wanita cantik itu tidak mengetahui profesi Bara dan tidak akan pula menyangka kalau seorang pria bertubuh kekar dan tinggi seperti Bara ternyata seorang penulis terkenal yang namanya sudah terlanjur terkenal di antara para penggemarnya.Andaikan Hana tahu kalau Bara sebenarnya adalah penulis dari buku-buku yang selama ini digemarinya, wanita cantik itu pasti langsung pingsan seketika di tempat dan tak tahu harus berkata-kata apalagi.Memang benar adanya kalau Hana selama beberapa tahun belakangan sering membaca buku-buku karyanya Bara. Hampir setiap buku yang telah dituliskan oleh pria berwajah jelek itu dibaca olehnya tanpa menyisakan satu pun juga.Bahkan buku-bukunya Bara sep

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 111 : Permulaan (Part 2)

    “Selama semuanya seperti itu, tidak akan menjadi masalah bagiku untuk terus berada dan berjalan berdampingan bersamanya hingga akhir hayat kelak memisahkan kita berdua secara alami!” Hana kembali membatin dengan penuh harapan besar di dalam hatinya agar semuanya yang sedang dan akan terjadi nantinya dapat berjalan dengan semestinya tanpa ada masanya yang berarti.Keduanya duduk bersebelahan, tapi seakan-akan ada jarak pemisah yang cukup luas di antaranya. Keduanya punya pemikiran masing-masing dan cara mereka memandang pernikahan ini cukup berbeda satu dengan yang lainnya.Pandangan yang berbeda inilah yang nantinya akan mewarnai pernikahan keduanya menuju arah yang tidak disangka-sangka bahkan oleh keduanya sekali pun juga.Sebuah realita yang akan menanti untuk disambut dengan tangan terbuka lebar serta bergandengan tangan bersama-sama melewatinya dengan jerih payah masing-masing diikuti kesabaran yang luar biasa.Bara dan Hana tentu saja tidak menyadari masa depan yang masih begit

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 110 : Permulaan (Part 1)

    Para pria yang aneh itu hanya menekan perasaan mereka serta curhatan mereka di dalam hatinya masing-masing karena tidak ingin orang lain mengetahuinya apalagi para betina yang menjadi pasangan mereka semua.Bara dan Hana tidak terlalu memperdulikan pandangan, ucapan, apalagi isi hati orang lain di sekitar mereka. Keduanya tengah asyik sendiri tanpa ada rasa takut dan malu sedikit pun. Kalau tidak, keduanya mungkin sudah pergi dari tempat itu sejak tadi.“Mas, kita berdua duduk di sini saja ya! Nanti kalau sudah waktunya, kita bisa bergegas masuk!” ungkap Hana dengan lembut dan percaya diri.Bara yang terlena segera tersadar lagi. Pria itu sebenarnya tak ingin kehilangan kendali atas dirinya sendiri sebab selalu waspada ketika kembali mengingat trauma yang ada di masa lalu.Akan tetapi, keberadaannya Hana benar-benar seperti badai dan petir yang maha dahsyat sehingga seringkali membuat dirinya merasa tak begitu berdaya melawan gejolak ombak penuh cinta asmara yang langsung memenuhi isi

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 109 : Awal Baru (Part 5)

    “Baiklah, segera diproses pokoknya!” tegas Bara sekali lagi sebelum melangkah pergi menjauh.“T–terima kasih atas pemahamannya!” sahut petugas tersebut dengan perasaan yang begitu leganya.Kelegaan yang tak pernah dirasakan oleh hidupnya selama ini mulai benar dirasakan dalam situasi yang mencekam bahkan hampir terasa seperti di ujung hidupnya saja.“Terima wahai pemilik alam semesta karena telah menyelamatkanku! A–aku berjanji akan ibadah lima waktu tanpa bolong sedikit pun mulai hari ini!” gumam petugas menyedihkan itu.Bisa-bisanya dia berjanji sesuatu yang seharusnya sudah menjadi kewajibannya dia untuk dilakukan secara rutin. Meski begitu, Bara setidaknya bisa mendapatkan pahala dari arah yang tidak disangka-sangka olehnya sendiri.Keberadaannya ternyata mampu membuat beberapa orang aneh mengingat kematian sehingga termotivasi untuk beribadah lebih khusyuk lagi kelak di masa depan yang serupa dengan apa yang baru saja terjadi kepada petugas yang menyedihkan itu.Bara tak habis pi

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 108 : Awal Baru (Part 4)

    Walau sebenarnya itu hanyalah sebuah hal yang terlalu dilebih-lebihkan oleh Bara sendiri tatkala sang calon istri tercinta pergi menjauh darinya selangkah demi selangkah yang begitu menggetarkan hatinya.“Kekasihku! Tunggu aku! Aku pasti akan berjuang dan menuntaskan tugas rendahan bernama antri ini dengan secepatnya agar dapat segera menjemputmu pergi ke tempat pelaminan yang sudah seharusnya layak engkau dapatkan secepatnya!” batin Bara tampak seperti pria yang terlalu aneh dan tidak wajar sama sekali.Tak ingin memperpanjang masalah lagi, Bara akhirnya menghela napasnya dengan tegas sambil memejamkan matanya. Dia berdiri seperti tugu pahlawan padahal kenyataannya hanyalah salah satu orang aneh yang sedang menunggu antriannya dipanggil.Bara tak peduli dengan yang lainnya lagi. Dia juga tak lagi mencoba untuk mengeluh sedikit pun. Ketenangan yang begitu aneh mulai muncul dan terasa di sekitarnya. Pria yang sebelumnya selalu mengeluh dengan keadaannya telah berubah dalam sekejap mata

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 107 : Awal Baru (Part 3)

    “Urgh…! Mengapa lama sekali antriannya, sih?!” gumam Bara dengan perasaan kecewa karena keadaannya saat ini yang tengah menanti giliran yang tak kunjung usai juga pada kenyataannya.“Sabar, Mas! Nanti juga dipanggil! Hal terpenting seperti pendaftarannya sudah selesai, kita hanya perlu menunggu giliran saja!” ungkap Hana dengan lembut yang saat ini tengah berada di samping Bara.Sebelumnya, Bara dan Hana benar-benar bersemangat untuk memulai segala-galanya dari awal lagi. Namun, seiring waktu berjalan dengan proses administrasi yang cukup memakan waktu, Bara merasa sudah kehilangan kesabarannya lagi.Pria itu tak tahan ketika menyadari kalau adanya antrian yang begitu panjang dan seakan tidak ada habisnya tengah dengan sengaja menunda proses dirinya memiliki sosok Hana secara sah sebagai istrinya itu.Antrian yang begitu melelahkan membuat Bara mulai semakin tak selera lagi dengan keadaan yang ada. Dia berdiri dengan gelisah seolah-olah ada perkara yang begitu penting harus diselesaik

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 106 : Awal Baru (Part 2)

    “Urgh…! S–sadarlah Bara! Jangan sampai lengah seperti dahulu engkau mencintai Alya! Aku menikahi wanita cantik itu hanya untuk melampiaskan kesendirianku dan bukan untuk kepentingan suami istri dalam jangka waktu yang lama!” batin Bara langsung mengingatkan dirinya sendiri untuk lebih skeptis.Dia melihat ke arah punggung Hana yang saat ini tengah pergi menjauh dengan tatapan yang mengerutkan alisnya dengan serius seolah-olah tidak ingin terlena lagi seperti sediakala.Hana yang melangkah terlalu jauh pun tersadar kalau Bara tidak berada di dekatnya. Alhasil, dia menoleh ke arah belakang dan melihat sosok calon suaminya itu yang sedang terdiam menatapnya dari balik kacamata hitam miliknya itu.“Hmm…? Mengapa dia berdiam di tempat seperti itu? Apakah ada masalah lagi antara kita?” batin Hana mulai bingung memikirkan kemungkinan adanya kesalahpahaman lainnya yang telah terjadi.Meski sebenarnya tidak ada masalah lagi, Hana tetap berhati-hati dengan sikapnya terhadap calon suaminya yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status