Beranda / Urban / DERITA WAJAH JELEK / BAB 5 : Tersangka?

Share

BAB 5 : Tersangka?

Penulis: Hamfa Merman
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-13 18:50:42

“Alya! Kapan kita bertemu lagi?” tanya seorang pria dengan lembut.

Bara yang sudah bosan dan mengantuk seakan terkena petir dan langsung tersadar seratus persen mendengarkan percakapan itu.

“Nanti sore, bagaimana?” tanya balik gadis itu.

“Baiklah! Nanti saya tunggu di ruang perpustakaan!” tegas pria itu pergi menjauh.

Percakapan yang begitu singkat mengandung segerobak pesan dan arti yang begitu mendalam bagi Bara.

“Me-mereka ingin berselingkuh di perpustakaan? Apakah ini berarti selingkuhan Alya adalah sesama rekan kerjanya?” gumam Bara semakin tak tenang.

“A-apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanya pria itu bingung menyikapi situasi yang tidak menentu itu.

“Se-sebentar! Aku belum tahu sama sekali kalau mereka berselingkuh. Ini hanya sebatas dugaanku sejauh ini!” tegas Bara yang sudah berdiri bolak-balik seperti orang yang memikirkan hutang yang begitu banyak.

“Tidak perlu terburu-buru. Aku harus mengumpulkan lebih banyak bukti untuk menguatkan tuduhanku.” Bara langsung menarik napas sebelum duduk kembali memata-matai istri tercintanya.

Tidak ada lagi percakapan yang menurut Bara aneh. Dia semakin waspada dan tidak ingin lengah demi mencegah terlewat informasinya sekecil apa pun.

“Hmm? Sudah jam empat sore. Waktu berlalu terlalu cepat,” ucap Bara dengan lirih.

Di meja tempat dia duduk, sudah banyak bungkus camilan dan beberapa kotak mie instan.

Bara tampak tidak makan dengan benar kali ini. Dia hanya ingin makan secepat mungkin tanpa lepas dari aksi mata-matanya.

“Seharusnya ini sudah waktunya, bukan?” gumam pria itu semakin berdegup dengan kencang menunggu sesuatu yang seharusnya tidak terjadi itu.

Alya yang tidak sadar kalau ada alat mini canggih yang berada di dalam tasnya terus membawanya pergi untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang dosen tanpa ragu.

Bara mendengar langkah kaki Alya dengan begitu seksama. Perasaan sedih semakin mencuat tidak menentu meski dia sadar kalau belum terjadi sesuatu yang aneh.

“Urgh! A-aku merasa sesak sekali napasku!” Bara mengeluh dengan sedihnya setiap mendengar selangkah demi langkah kaki pujaan hatinya itu.

“Alya! Ayo cepat masuk!” ucap seorang pria dengan sedikit lantang.

“Baik, Pak!” sahut Alya mempercepat langkah kakinya.

Deng!

Bara langsung terkejut ketika waktu yang begitu tidak dinantikannya akhirnya tiba begitu cepat.

Padahal jarak percakapan sebelumnya yang dicurigai olehnya dengan saat ini sudah dipisahkan waktu hingga beberapa jam lamanya yang tentu tidak cepat rasanya.

Perasaan cemas dan gugup kian meronta-ronta meski belum ada bukti yang mengarah ke sana. Pria itu tetap panik dengan sendirinya seperti orang yang sedang kesurupan roh dari laut selatan.

“Te-tenang, k-kumohon tenanglah hatiku!” tegas Bara berusaha keras untuk menstabilkan dirinya yang tak kunjung berhenti untuk bergetar karena tampak begitu menggigil.

Bara takluk dengan perasaannya sendiri. Dia adalah laki-laki yang terlalu lembut mencintai seorang wanita hingga sulit baginya menerima kenyataan yang begitu panas itu.

Langkah kaki Alya semakin membuat Bara tak tenang dibuatnya. Tetesan air keringat semakin menjalar seakan itu adalah momen untuk keluar melarikan diri dari pori-pori kulit yang selalu mengikatnya dengan rapat.

Tak lama bagi momen mencekam itu berlangsung, tetapi terasa begitu lama hingga sulit bagi pria yang aneh itu melewatinya seperti biasanya.

“Te-tenang, a-aku harus tetap tenang!” Bara terus menguatkan hatinya berulang kali.

Alya yang sudah menghentikan langkah kakinya itu membuat momen semakin begitu menegangkan bagi pria itu.

“A-apakah sudah waktunya? Mereka tidak akan melakukan aksi yang tidak bermoral itu sekarang, kan?” batin Bara berkecamuk dengan liar.

Suara Alya tiba-tiba hilang digantikan suara kursi seakan wanita itu hendak duduk di kursinya yang begitu dekat dengannya itu.

“Su-suara kursi bergeser! A-apakah mereka akan melakukannya dengan mesra di kursi itu? Urgh! T-tidak, k-kumohon Alya!” gumam Bara semakin menjadi-jadi.

“Alya sudah tiba! Baiklah, kita akan bahas rapat pertemuan kali ini terkait pengembangan fasilitas kampus di Fakultas Teknologi Elektro!” tegas suara serak khas orang berusia 50-an ke atas.

Krik! Krik! Duut!

Bara tampak membatu hingga tanpa sadar buang angin dengan begitu leganya. Tampaknya dia selalu menahannya sejak tadi dan baru lepas dari sarangnya setelah perkataan pria tua itu terdengar jelas.

“Huuh…, lega sekali jiwa dan raguku!” gumam Bara tampak tidak ada rasa malu sedikit pun.

Hajatnya yang tertahan sejak tadi sudah lenyap, tentu saja raga menjadi tenang. Adapun batinnya menjadi lega karena istrinya tidak sedang berselingkuh melainkan rapat dengan rekan kerja dan atasannya.

“Oh iya! Alya tadi juga bilang akan ada rapat sore ini, kan? Bisa-bisanya aku melewatkan informasi itu! Hadeh…,” ucap pria itu tampak menyadari sesuatu hal.

Sang istri begitu luar biasa dalam rapat itu dengan menjelaskan semua gagasan yang tampak sangat canggih bahasa dan kata-katanya di telinga Bara.

Bara tentu dibuat melongo dan takjub beberapa kali. Mau bagaimana lagi, kan? Ini adalah performa sang istri yang memang selalu dikaguminya dengan begitu tulus.

“Istriku memang luar biasa dan selalu menjadi yang terbaik dihatiku. Seandainya saja aku tidak curiga kepadanya, mungkin hati ini akan lebih tulus mencintainya!” Bara dengan berat hati menghela napas panjang.

Rapat dengan atasan dan rekan-rekannya berlangsung selama beberapa waktu. Tanpa sadar hari yang senja telah berubah menjadi gelap dan hening tanpa suara.

“Urgh! Capeknya! Mereka ngomong apa sih dari tadi? Apa aku harus coba kuliah juga kali ya?” gumam Bara tampak lesu setelah mendengar semua diskusi itu.

Bara tetap sabar mengawasi semua yang terjadi di sisi Alya. Tidak ada yang aneh sama sekali sejauh ini.

Mereka selalu membahas tentang beberapa proyek pengembangan terkait masa depan Universitas Danoa yang memang terkenal menjadi salah satu yang terbaik di seluruh Indonesia.

Pria yang bahkan tidak lulus sarjana itu tentu tidak mengerti sama sekali. Bara hanya bisa berdiam diri terus mengamati semua yang terjadi.

“Ini sudah jam tujuh malam! Rapat macam apa ini? Mungkinkah kalau Alya melakukan ini setiap hari?” gumam Bara yang semakin bingung dan heran.

“Apakah aku salah menuduhnya selama ini?” ucap Bara tiba-tiba merasa bersalah meski dia tetap curiga.

“Aku tunggu sebentar lagi saja! Mungkin semuanya akan terungkap nantinya. Lagi pula ini baru hari pertama aku pergi. Tidak mungkin Alya langsung berselingkuh dengan lelaki lain saat ini, kan?”

Bara terus bergumam tidak jelas seakan saling berseberangan hati dan pikirannya. Hatinya cemas, tapi pikirannya menduga-duga tanpa bukti.

Hal ini terus berlanjut seakan semua menjadi sirna tak kenal waktu. Bara kembali melirik ke arah laptopnya yang menunjukkan hampir pukul delapan malam.

Laptop Bara sudah begitu panas karena digunakan seharian tanpa henti. Dia berusaha mengarahkan kipas angin yang tidak jauh darinya.

Lelaki itu berharap kalau laptopnya akan terus bertahan untuk berjuang menemaninya mengungkapkan semua kepalsuan yang belum datang juga itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 6 : Terduga?

    “Bertahanlah! Tinggal sedikit lagi!” tegas Bara mengelus-elus laptop kesayangannya itu.“Baiklah! Rapat pada hari ini selesai sampai sini saja. Saya berharap hasil rapat kali ini segera dilaksanakan secepatnya. Terima kasih!” tegas seorang pria tua.“Baik, Pak!” sahut semua orang termasuk Alya.Pria tua itu kembali terdengar berbicara dengan begitu jelas. Semua orang langsung membalas dengan begitu cepat dan sopan. Tampaknya pria tua itu adalah atasan semua orang.“Hmm? Tampaknya sudah berakhir!” gumam Bara yang tampak tak tenang.Dia menunggu momen ini hingga hampir dua belas jam lebih lamanya. Meski begitu, perasaan yang tidak bisa dijelaskan kian mencuat dari lubuk hati terdalam.Alya yang sudah menyelesaikan rapatnya sempat mengobrol dengan rekan-rekannya. Canda dan tawa terdengar semakin jelas.“Hmm, Alya! Boleh gak aku tanya sesuatu yang agak sensitif?” tanya rekan Alya seorang wanita.“Hmm? Tanya apa?” Alya tampak terkejut dan penasaran.“Ini soal suamimu itu, dengar-dengar dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 7 : Terbukti!

    “Apa? Jadi kamu selama ini sudah selingkuh dengan lelaki lain tanpa suamimu ketahui?” tanya wanita itu sedikit meninggikan suaranya.“Hush! Jangan keras-keras! Ini rahasia kita berdua, oke!” tegas Alya tampak tidak menyangkalnya sama sekali.“Ha-ha-ha! Luar biasa sekali Alya. Aku tidak menyangka kalau kamu yang selama ini tampak santun ternyata hanya wanita rendahan. Mulai hari ini kita bukan teman lagi!” tegas wanita tiba-tiba langsung marah begitu saja.Bara yang sudah pasrah dibuatnya itu hanya semakin bingung dan terkejut. Mengapa wanita yang tampak kurang ajar sebelumnya malah berubah menjadi sok suci?Bara tidak mampu menjawabnya dan terus mendengarkan percakapan antara keduanya.“Apa maksud perkataanmu? Siapa yang kau sebut wanita rendahan, hah?” tanya Alya dengan begitu marah disindir menggunakan kata-kata pedas seperti itu.“Siapa lagi kalau bukan kamu? Sebenarnya aku hanya ingin tahu bagaimana kamu bisa begitu tulus menikahi sosok pria yang secara status sosial lebih rendah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 8 : Adegan Terekam

    Bara langsung meradang ketika kata-kata yang tidak bisa dia cerna itu memasuki hatinya dengan begitu gesitnya.Istri yang tercinta itu mengaku kalau selama ini dia tersenyum hanya untuk menipu dirinya yang begitu tulus mencintainya.“Senyum indah itu ternyata hanya sebatas tipuan semata. Betapa bodohnya diriku ini! Ha-ha-ha!” tegas Bara mengutuk dirinya sendiri sambil tertawa dengan paksa.“Baiklah, sayangku! Aku akan segera pergi. Jangan dikunci ya pintu rumahmu! He-he-he!” sahut Diano dengan nada menggoda sekali lagi.“Iya, sayangku tercinta! Cepat kemari, pintu rumahku selalu terbuka untukmu!” tegas Alya dengan suara yang begitu lembut.Pasangan haram itu saling bermesraan dan berbasa-basi tanpa rasa malu sedikit pun. Bara semakin meradang dibuatnya dan hanya bisa meneteskan air mata.Tangis seorang pria yang setia itu mewakili perasaan semua suami yang selama ini telah dikhianati istri tercinta mereka.Bara bukanlah kasus pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir pula. Ini adal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 9 : Tak Kuat Lagi!

    Tidak disangka, sosok itu malah membahas tentang bibir dan aroma tubuhnya dengan menggambarkannya seakan begitu najisnya.“Dasar Alya! Aku selalu sikat gigi dulu setiap kali minta jatah. Bibirku gelap karena memang kulitku seperti ini. Apa salahnya?” tanya Bara dengan menatap layar laptopnya.Tentu saja tidak akan ada balasan dari pertanyaan itu. Dia hanya bisa melihat istri tercinta begitu ganas melakukan sentuhan haram itu.“Alya…, apakah ini yang begitu kau impikan? Tidak sadarkah kau kalau lelaki di hadapanmu itu begitu tega menikmatimu tanpa peduli suamimu sendiri. Jika kamu bersamanya terus, suatu hari nanti akan tiba di mana kamu akan merasakan rasa sakitku ini!”Bara bergumam dengan air mata yang bercucuran keluar dari rongga matanya yang begitu bulat itu. Wajahnya yang tidak tampan semakin tidak sedap dipandang.“Ehmm…, ayo pergi ke kamar aja!” pinta Alya begitu puas menikmati sensasi sentuhan haram.“Kamar? Bukankah dulu kamu bilang hanya punya satu kamar saja?” tanya Diano

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 10 : Bersembunyi!

    “Semua bukti sudah aku kumpulkan. Haruskah aku keluar dan menangkap basah keduanya?” gumam Bara dengan bimbang.“Tidak! Aku tidak boleh keluar terlebih dahulu. Laki-laki itu pasti bukan orang biasa. Dia berani melamar Alya pasti karena sesuatu hal. Alya sendiri jelas tidak bodoh akan menikah dengan pria yang sekadar tampan saja!” tegas Bara tampak encer sekali otaknya padahal bukan mata-mata resmi anggota kepolisian.“Jika benar begitu, aku harus semakin waspada dengannya. Aku juga perlu menyelidiki asal-usul pria itu! Apabila aku sudah yakin nantinya, kedua orang itu pasti tidak akan bisa berkutik lagi!” Bara begitu yakin dengan deduksinya yang sangat amatir itu.Setelah membuat keputusan bulat, Bara menutup laptopnya yang tampak sudah sekarat karena digunakan seharian penuh lebih dari dua belas jam.Bara yang sudah tenang itu kembali sadar kalau dirinya benar-benar sulit melupakan suara-suara panas antara Alya dan Diano.“Urgh! Ingatan menjijikkan ini pasti sangat sulit sekali untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 11 : Musuh Misterius!

    “A-apa? Klien yang mana? Bapak tahu sendiri kalau saya bagian dari tim yang merawat ayam dan menjaga kualitas pangan atau telur yang dihasilkan. Tidak pernah saya berhadapan atau bersinggungan dengan klien peternakan ayam selama ini. Mengapa jadi semua ini salah saya?” tanya Bara tampak begitu heran.“Apa?! Kamu yakin tidak pernah bermasalah dengan klien ini, hah?” tanya bosnya itu mengangkat selembar kertas dan menunjuknya dengan amarah.Bara melihat kertas dengan logo sebuah perusahaan yang tidak pernah dia dengar seumur hidupnya.“Itu logo perusahaan mana? Saya tidak kenal sama sekali!” tegas Bara tampak membantah tuduhan itu.“Kamu! Beraninya kamu masih berpura-pura! Satu hal yang pasti, klien kita ini memutuskan kerja sama karena mereka mengatakan kalau kamu menyinggung martabat bos mereka!” tegas bosnya itu tampak begitu marah.“Hah? Bos siapa lagi? Bapak adalah satu-satunya bos saya! Sejak kapan saya menyinggung bos klien kita? Ini pasti salah paham atau mungkin fitnah semata!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 12 : Mulai Lagi!

    “Ada apa? Sebentar, siapa kamu? Saya tidak pernah merasa melihat kamu sebelumnya,” ungkap wanita itu begitu jujur.“Maaf, Bu! Perkenalkan nama saya Bara Durkasa berusia 24 tahun! Saya ingin melamar pekerjaan seperti yang ada di postingan internet,” sahut Bara juga secara langsung tanpa basa-basi.“Oh? Apa kamu punya pengalaman sebelumnya?” tanya wanita itu akhirnya sadar dengan tujuan kedatangan Bara.“Iya, Bu! Saya sudah menjadi pekerja di tim yang khusus merawat ayam terutama pakan ternaknya,” ungkap Bara dengan sigap menjelaskan semua pengalamannya.“Jadi kamu sudah pernah bekerja di peternakan juga sebelumnya. Lalu mengapa kamu pindah kemari?” tanya wanita itu tetap tenang menginterogasi Bara.“S-saya baru dipecat hari ini, Bu! Untuk alasannya, saya juga kurang mengerti. Saya hanya tidak masuk kerja kemarin karena sakit, tapi hari ini langsung dipecat begitu saja!” tegas Bara berusaha untuk menyembunyikan alasan yang sebenarnya.“Hmm? Alasan yang aneh. Baiklah kalau begitu, kamu b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 13 : Enam Tahun Lalu

    “Baiklah, saya sudah menyampaikan pesan kepadamu. Semoga berhasil!” Pria tua itu langsung pergi menjauh.“Orang aneh lagi. Tampaknya aku masih butuh waktu lebih banyak untuk beradaptasi,” gumam Bara melihat kepergian pria tua itu.Bara tidak ingin berdiam diri terlalu lama sebelum pergi menuju ruang bos cantiknya itu untuk kedua kalinya.“Apakah aku akan langsung diterima? Atau ada masalah lainnya?” batin Bara dengan bimbang sambil mempercepat langkah kakinya.Beberapa langkah kian mendekati ruang atasannya itu. Bara entah mengapa merasa gugup. Dia sangat berharap kalau tidak ada masalah apalagi pemecatan lagi.Jujur saja, Bara masih terasa terguncang ketika pagi hari yang lalu dipecat dengan tidak hormat bahkan disalahkan atas sesuatu yang tidak dimengertinya sama sekali.Pria itu akhirnya sampai tepat di depan pintu masuk. Jantungnya berdetak lebih cepat daripada biasanya.Tok! Tok!“Permisi, Bu! Saya mendapatkan pesan kalau bos ingin bertemu dengan saya. Apakah saya boleh masuk?” t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14

Bab terbaru

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 121 : Tamat

    Dia khawatir kalau nantinya akan menimbulkan kesalahpahaman lagi dengan Bara yang dapat berakibat fatal hingga akan mampu menghancurkan keluarga barunya itu.“Tidak bisa terus seperti ini! T–tapi apa yang harus lakukan sekarang?” batin Hana dengan bimbang dan penuh kehati-hatian di dalam hatinya yang semakin waspada.Tidak bisa lagi bagi Hana hanya berdiam diri dengan perasaan bingung saja sebab perkara ini semakin dibiarkan akan semakin menambah masalah yang nantinya akan jauh lebih besar hingga sulit diselesaikan oleh Hana seorang diri.“Tidak ada jalan lain selain melibatkannya dan mempercayainya sebagai seorang pria yang telah memutuskan untuk berjanji menemani hidupku dalam suka dan duka!” batin Hana telah membuat keputusan bulat untuk melibatkan Bara dalam penyelesaian masalahnya ini.“Ha-ha-ha! Hana, cepatlah mandi dan berpakaian yang menggoda agar nanti ketika aku tiba bisa langsung menikmati ragamu yang begitu eloknya itu!” ucap Jaka begitu bangganya menikmati suasana yang ti

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 120 : Lupakan Masa Lalu

    “Apa?! Hanya itu kau bilang?! Sesuatu yang engkau remehkan adalah segala-galanya bagiku! Beraninya kamu mengolok-olokku! Kau pasti sengaja mempermainkanku, kan?! Kurang ajar sekali kau!” teriak Jaka begitu histerisnya.Jaka Fape adalah seorang pria yang benar-benar tidak ingin dianggap remeh oleh siapa pun. Selama hidupnya ini, bahkan orang tuanya hanya bisa menahan ketidakpuasan mereka di dalam hatinya dan tidak akan seenaknya menentangnya.Namun, hal yang sangat berbeda telah dilakukan oleh Hana selaku istrinya kala itu yang dengan percaya dirinya berusaha menasehatinya bahkan memarahinya secara terang-terangan ketika melakukan beberapa kesalahan yang seharusnya tidak masalah baginya.Hal ini membuat Jaka semakin tak senang dengan Hana sejak saat itu. Satu-satunya alasan Jaka tidak memukuli wajahnya Hana sebab wanita itu memang sangat cantik dan begitu memuaskan ketika diajak untuk memuaskan kebutuhan hasrat terpendamnya.Mengetahui hal itu, orang tuanya Jaka membuat Hana untuk mena

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 119 : Cinta Masa Lalu (Part 5)

    Sebuah karakter pria yang tidak pantas dimuliakan sedikit pun. Hanya kehinaan saja yang pantas dilontarkan kepada sosok pria sepertinya. Meski begitu, Hana tetap sabar kala itu dalam menyikapi karakter mantan suaminya yang jauh dari kata terpuji itu.Namun, seiring berjalannya waktu, wanita cantik yang penuh kesabaran dalam menjalankan kehidupan pada akhirnya harus kandas juga karena batas kesabarannya sudah berulang kali diabaikan oleh sang mantan suaminya.Hafa yang masih kecil bahkan ikut dipukuli hingga menjerit kesakitan yang membuat Hana semakin sakit hati dan marah besar kepada mantan suaminya hingga beberapa kali terlibat adu mulut hingga bahkan Hana dipaksa untuk membela dirinya ketika suaminya mencoba memukulinya.Beberapa memar yang jelas terlihat terkadang harus diterimanya dengan rasa sabar. Namun, demi keselamatan dirinya dan sang putra, wanita cantik itu terpaksa berpindah-pindah tempat ke beberapa penginapan terdekat agar setidaknya terhindar dari amukan Jaka Fape.Aka

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 118 : Cinta Masa Lalu (Part 4)

    Hana yang mendengar suaminya mengeluh itu hanya bisa tersenyum tipis dan perlahan-lahan tak lagi mampu menahan tawanya. Hal ini membuat Bara sedikit cemberut mendengar tawanya sang istri.“Ha-ha-ha, maafkan saya kalau tertawa seperti ini! Kamu baru dua bulan saja sudah mengeluh seperti ini, Mas Bara. Coba bayangkan nantinya harus seperti apa di masa depan, kan? Sabar ajalah dahulu sayangku! Seorang ayah memang sudah seperti ini seharusnya membesarkan anak kesayangannya!” tegas Hana memberikan nasihat kepada Bara yang masih cemberut di sampingnya.Tak ingin membuat suaminya patah semangat, wanita cantik itu menjalankan tugasnya sebagai seorang istri sambil memberikan kecupan di pipinya Bara dengan sukacita. Hal ini membuat Bara yang cemberut perlahan tersenyum-senyum sendiri.“Ehem! Baiklah, karena istri tercintaku yang memintanya, maka sebagai seorang suami dan sekaligus ayahnya Hafa, aku akan menjalankan tugas sebagaimana mestinya!” tegas Bara tanpa ragu sedikit pun.Hal ini membuat

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 117 : Cinta Masa Lalu (Part 3)

    Hafa yang melihat ibunya menyingkir juga terkejut sesaat sebelum akhirnya kembali serius menatap ke arah Bara dengan tatapan yang penuh kesungguhan bahkan ada rasa amarah terlihat di sana walaupun juga hatinya sedikit takut dengan sosok tinggi dan kekar Bara beserta wajahnya yang jelek itu.“Mama biasanya selalu melindungiku selama ini! Namun, tiba-tiba berubah menjadi diam dan menepi bahkan menjauh seperti ini sehingga membuat diriku langsung berhadapan muka dengan Monster menyeramkan ini!”“Sudah jelas sekali kalau semua ini pertanda serius bahwa Mamaku telah dikendalikan oleh Monster tak tahu malu ini! A–apa yang harus aku lakukan sekarang?! Mungkinkah ini saatnya menunjukkan kehebatanku dengan cara melawan Monster ini dan sekaligus menyelamatkan Mama?!”Hafa termenung dalam pikirannya hingga keringat dingin mulai bercucuran di sekitar wajahnya yang mungil itu. Hafa perlahan mengambil ancang-ancang sebagai bentuk kewaspadaannya bahkan dirinya juga sudah bersiap untuk melarikan diri

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 116 : Cinta Masa Lalu (Part 2)

    Sebenarnya ketika Hana dan Bara telah memutuskan untuk menikah dan bergegas menuju KUA, Hafa ditinggalkan oleh Hana kepada petugas apartemen yaitu wanita gemuk sebelumnya untuk dijaga sebentar.Meski itu bukanlah tugasnya, wanita gemuk itu merasa harus mengiyakan permintaan Hana yang karena ulahnya terjadi kesalahpahaman sebelumnya hingga berakibat kepada atasannya yang harus rela dihajar oleh banyak orang hingga babak belur seperti dadar gulung.Alhasil, Hafa ditinggalkan pergi oleh ibunya itu. Uniknya, Hafa tidak merengek sedikit pun dan bahkan dengan santai membiarkan ibunya pergi. Menurutnya hal ini sudah biasa dilakukan oleh ibunya ketika dahulu seringkali ditinggal kerja atau waktu ditakuti oleh preman-preman rendahan kiriman ayah kandungnya sendiri.“Hmm…, apakah Mama benar-benar berhasil menaklukkan Monster ini? Rasanya daripada menaklukkan, kok lebih terkesan seperti berbaikan ya? Aneh sekali!” batin Hafa yang terus memandangi sosok Bara dari sela-sela belakang ibunya itu.Ba

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 115 : Cinta Masa Lalu (Part 1)

    Setelah berpikir dengan matang dan perlahan-lahan menyimpulkan berbagai macam kemungkinan, Bara akhirnya memutuskan untuk tetap menyembunyikan wajah jeleknya itu.“Tidak perlu melepaskan ini, saya akan tetap memakainya. Silahkan Anda langsung foto saja kami berdua!” ucap Bara menghadap ke arah petugas wanita yang sebelumnya memberikan saran untuk melepaskan penutup wajahnya yang begitu misterius itu.Petugas wanita tersebut menatap Bara dengan ekspresi terkejut dan tak percaya sama sekali karena ini baru pertama kalinya dia melihat foto pasangan mempelai suami istri yang memakai masker dan kacamata hitam sebagai penutup wajahnya.“Hmm…. Aneh sekali suaminya Hana kali ini. S–sebentar! M–mungkinkah sosok pria ini lebih hebat daripada mantan suaminya sebelumnya sehingga perilakunya benar-benar begitu aneh dan tidak wajar sama sekali seperti ini?” batin petugas wanita itu menebak secara acak tanpa kejelasan yang pasti.Jawaban yang masih menjadi misteri hingga entah berapa lama nantinya.

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 114 : Permulaan (Part 5)

    Bara benar-benar sudah tidak tahan lagi ketika jarak antara petugas foto dengan dirinya sudah bisa dihitung kurang lebih hanya selangkah saja. Dia menatap ke arah petugas wanita itu dengan serius.Meski begitu, sorot matanya yang tertutup rapat oleh kacamata hitamnya tentu saja tidak mengintimidasi sedikit pun bagi petugas wanita yang memang dari tadi tidak memperhatikan Bara sama sekali seolah-olah pria itu tidak ada di sana sama sekali.“Orang aneh ini…! Apa yang sedang dia pikirkan sebenarnya, sih?! Mengapa terus saja memandangi istriku ini seperti tidak wajar sama sekali?!” batin Bara dengan tegas mencoba menghadang petugas wanita itu dengan menjulurkan tangan kanannya.Petugas wanita tersebut akhirnya menyadari sosok Bara yang ternyata sejak tadi berdiri tinggi menjulang tepat di samping Hana yang ditatapnya sejak awal kedatangan mereka berdua di sana.“Tolong kalau ada maksud yang ingin dikatakan, silahkan utarakan saja kepada saya!” ucap Bara dengan tegas tanpa basa-basi sediki

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 113 : Permulaan (Part 4)

    “Emm…. M–maafkan kami sebelumnya! Kami akan segera mengikuti prosedur selanjutnya!” ucap Hana dengan lirih sekali suaranya.“B–betul! K–kami akan segera pergi ke tempat selanjutnya! Mari istriku, kita pergi bersama!” ucap Bara berusaha melengkapi perkataan Hana.Keduanya pun lekas berdiri dari tempat duduknya sambil bergandengan tangan bersama-sama tanpa ada keraguan sedikit pun. Pasangan yang membuat semua orang iri itu pun akhirnya lekas beranjak pergi untuk melakukan sesi foto bersama.Semua petugas hanya bisa menghela napas panjang sambil ada yang menggelengkan kepalanya sebagai tanda pasrah membiarkan Hana dibawa pergi oleh suami barunya yaitu Bara dengan sukarela.“Tampaknya, takdir memang selalu berpihak kepada beberapa orang terpilih. Sayangnya, kita semua bukanlah orang yang terpilih itu!” ucap seorang petugas yang membuat semua petugas lainnya turut menghela napas sebagai bentuk persetujuan secara langsung.Bara dan Hana tentu saja tidak memperdulikan hal-hal semacam itu lag

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status