Home / Urban / DERITA WAJAH JELEK / BAB 5 : Tersangka?

Share

BAB 5 : Tersangka?

Author: Hamfa Merman
last update Last Updated: 2024-12-13 18:50:42

“Alya! Kapan kita bertemu lagi?” tanya seorang pria dengan lembut.

Bara yang sudah bosan dan mengantuk seakan terkena petir dan langsung tersadar seratus persen mendengarkan percakapan itu.

“Nanti sore, bagaimana?” tanya balik gadis itu.

“Baiklah! Nanti saya tunggu di ruang perpustakaan!” tegas pria itu pergi menjauh.

Percakapan yang begitu singkat mengandung segerobak pesan dan arti yang begitu mendalam bagi Bara.

“Me-mereka ingin berselingkuh di perpustakaan? Apakah ini berarti selingkuhan Alya adalah sesama rekan kerjanya?” gumam Bara semakin tak tenang.

“A-apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanya pria itu bingung menyikapi situasi yang tidak menentu itu.

“Se-sebentar! Aku belum tahu sama sekali kalau mereka berselingkuh. Ini hanya sebatas dugaanku sejauh ini!” tegas Bara yang sudah berdiri bolak-balik seperti orang yang memikirkan hutang yang begitu banyak.

“Tidak perlu terburu-buru. Aku harus mengumpulkan lebih banyak bukti untuk menguatkan tuduhanku.” Bara langsung menarik napas sebelum duduk kembali memata-matai istri tercintanya.

Tidak ada lagi percakapan yang menurut Bara aneh. Dia semakin waspada dan tidak ingin lengah demi mencegah terlewat informasinya sekecil apa pun.

“Hmm? Sudah jam empat sore. Waktu berlalu terlalu cepat,” ucap Bara dengan lirih.

Di meja tempat dia duduk, sudah banyak bungkus camilan dan beberapa kotak mie instan.

Bara tampak tidak makan dengan benar kali ini. Dia hanya ingin makan secepat mungkin tanpa lepas dari aksi mata-matanya.

“Seharusnya ini sudah waktunya, bukan?” gumam pria itu semakin berdegup dengan kencang menunggu sesuatu yang seharusnya tidak terjadi itu.

Alya yang tidak sadar kalau ada alat mini canggih yang berada di dalam tasnya terus membawanya pergi untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang dosen tanpa ragu.

Bara mendengar langkah kaki Alya dengan begitu seksama. Perasaan sedih semakin mencuat tidak menentu meski dia sadar kalau belum terjadi sesuatu yang aneh.

“Urgh! A-aku merasa sesak sekali napasku!” Bara mengeluh dengan sedihnya setiap mendengar selangkah demi langkah kaki pujaan hatinya itu.

“Alya! Ayo cepat masuk!” ucap seorang pria dengan sedikit lantang.

“Baik, Pak!” sahut Alya mempercepat langkah kakinya.

Deng!

Bara langsung terkejut ketika waktu yang begitu tidak dinantikannya akhirnya tiba begitu cepat.

Padahal jarak percakapan sebelumnya yang dicurigai olehnya dengan saat ini sudah dipisahkan waktu hingga beberapa jam lamanya yang tentu tidak cepat rasanya.

Perasaan cemas dan gugup kian meronta-ronta meski belum ada bukti yang mengarah ke sana. Pria itu tetap panik dengan sendirinya seperti orang yang sedang kesurupan roh dari laut selatan.

“Te-tenang, k-kumohon tenanglah hatiku!” tegas Bara berusaha keras untuk menstabilkan dirinya yang tak kunjung berhenti untuk bergetar karena tampak begitu menggigil.

Bara takluk dengan perasaannya sendiri. Dia adalah laki-laki yang terlalu lembut mencintai seorang wanita hingga sulit baginya menerima kenyataan yang begitu panas itu.

Langkah kaki Alya semakin membuat Bara tak tenang dibuatnya. Tetesan air keringat semakin menjalar seakan itu adalah momen untuk keluar melarikan diri dari pori-pori kulit yang selalu mengikatnya dengan rapat.

Tak lama bagi momen mencekam itu berlangsung, tetapi terasa begitu lama hingga sulit bagi pria yang aneh itu melewatinya seperti biasanya.

“Te-tenang, a-aku harus tetap tenang!” Bara terus menguatkan hatinya berulang kali.

Alya yang sudah menghentikan langkah kakinya itu membuat momen semakin begitu menegangkan bagi pria itu.

“A-apakah sudah waktunya? Mereka tidak akan melakukan aksi yang tidak bermoral itu sekarang, kan?” batin Bara berkecamuk dengan liar.

Suara Alya tiba-tiba hilang digantikan suara kursi seakan wanita itu hendak duduk di kursinya yang begitu dekat dengannya itu.

“Su-suara kursi bergeser! A-apakah mereka akan melakukannya dengan mesra di kursi itu? Urgh! T-tidak, k-kumohon Alya!” gumam Bara semakin menjadi-jadi.

“Alya sudah tiba! Baiklah, kita akan bahas rapat pertemuan kali ini terkait pengembangan fasilitas kampus di Fakultas Teknologi Elektro!” tegas suara serak khas orang berusia 50-an ke atas.

Krik! Krik! Duut!

Bara tampak membatu hingga tanpa sadar buang angin dengan begitu leganya. Tampaknya dia selalu menahannya sejak tadi dan baru lepas dari sarangnya setelah perkataan pria tua itu terdengar jelas.

“Huuh…, lega sekali jiwa dan raguku!” gumam Bara tampak tidak ada rasa malu sedikit pun.

Hajatnya yang tertahan sejak tadi sudah lenyap, tentu saja raga menjadi tenang. Adapun batinnya menjadi lega karena istrinya tidak sedang berselingkuh melainkan rapat dengan rekan kerja dan atasannya.

“Oh iya! Alya tadi juga bilang akan ada rapat sore ini, kan? Bisa-bisanya aku melewatkan informasi itu! Hadeh…,” ucap pria itu tampak menyadari sesuatu hal.

Sang istri begitu luar biasa dalam rapat itu dengan menjelaskan semua gagasan yang tampak sangat canggih bahasa dan kata-katanya di telinga Bara.

Bara tentu dibuat melongo dan takjub beberapa kali. Mau bagaimana lagi, kan? Ini adalah performa sang istri yang memang selalu dikaguminya dengan begitu tulus.

“Istriku memang luar biasa dan selalu menjadi yang terbaik dihatiku. Seandainya saja aku tidak curiga kepadanya, mungkin hati ini akan lebih tulus mencintainya!” Bara dengan berat hati menghela napas panjang.

Rapat dengan atasan dan rekan-rekannya berlangsung selama beberapa waktu. Tanpa sadar hari yang senja telah berubah menjadi gelap dan hening tanpa suara.

“Urgh! Capeknya! Mereka ngomong apa sih dari tadi? Apa aku harus coba kuliah juga kali ya?” gumam Bara tampak lesu setelah mendengar semua diskusi itu.

Bara tetap sabar mengawasi semua yang terjadi di sisi Alya. Tidak ada yang aneh sama sekali sejauh ini.

Mereka selalu membahas tentang beberapa proyek pengembangan terkait masa depan Universitas Danoa yang memang terkenal menjadi salah satu yang terbaik di seluruh Indonesia.

Pria yang bahkan tidak lulus sarjana itu tentu tidak mengerti sama sekali. Bara hanya bisa berdiam diri terus mengamati semua yang terjadi.

“Ini sudah jam tujuh malam! Rapat macam apa ini? Mungkinkah kalau Alya melakukan ini setiap hari?” gumam Bara yang semakin bingung dan heran.

“Apakah aku salah menuduhnya selama ini?” ucap Bara tiba-tiba merasa bersalah meski dia tetap curiga.

“Aku tunggu sebentar lagi saja! Mungkin semuanya akan terungkap nantinya. Lagi pula ini baru hari pertama aku pergi. Tidak mungkin Alya langsung berselingkuh dengan lelaki lain saat ini, kan?”

Bara terus bergumam tidak jelas seakan saling berseberangan hati dan pikirannya. Hatinya cemas, tapi pikirannya menduga-duga tanpa bukti.

Hal ini terus berlanjut seakan semua menjadi sirna tak kenal waktu. Bara kembali melirik ke arah laptopnya yang menunjukkan hampir pukul delapan malam.

Laptop Bara sudah begitu panas karena digunakan seharian tanpa henti. Dia berusaha mengarahkan kipas angin yang tidak jauh darinya.

Lelaki itu berharap kalau laptopnya akan terus bertahan untuk berjuang menemaninya mengungkapkan semua kepalsuan yang belum datang juga itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 6 : Terduga?

    “Bertahanlah! Tinggal sedikit lagi!” tegas Bara mengelus-elus laptop kesayangannya itu.“Baiklah! Rapat pada hari ini selesai sampai sini saja. Saya berharap hasil rapat kali ini segera dilaksanakan secepatnya. Terima kasih!” tegas seorang pria tua.“Baik, Pak!” sahut semua orang termasuk Alya.Pria tua itu kembali terdengar berbicara dengan begitu jelas. Semua orang langsung membalas dengan begitu cepat dan sopan. Tampaknya pria tua itu adalah atasan semua orang.“Hmm? Tampaknya sudah berakhir!” gumam Bara yang tampak tak tenang.Dia menunggu momen ini hingga hampir dua belas jam lebih lamanya. Meski begitu, perasaan yang tidak bisa dijelaskan kian mencuat dari lubuk hati terdalam.Alya yang sudah menyelesaikan rapatnya sempat mengobrol dengan rekan-rekannya. Canda dan tawa terdengar semakin jelas.“Hmm, Alya! Boleh gak aku tanya sesuatu yang agak sensitif?” tanya rekan Alya seorang wanita.“Hmm? Tanya apa?” Alya tampak terkejut dan penasaran.“Ini soal suamimu itu, dengar-dengar dia

    Last Updated : 2024-12-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 7 : Terbukti!

    “Apa? Jadi kamu selama ini sudah selingkuh dengan lelaki lain tanpa suamimu ketahui?” tanya wanita itu sedikit meninggikan suaranya.“Hush! Jangan keras-keras! Ini rahasia kita berdua, oke!” tegas Alya tampak tidak menyangkalnya sama sekali.“Ha-ha-ha! Luar biasa sekali Alya. Aku tidak menyangka kalau kamu yang selama ini tampak santun ternyata hanya wanita rendahan. Mulai hari ini kita bukan teman lagi!” tegas wanita tiba-tiba langsung marah begitu saja.Bara yang sudah pasrah dibuatnya itu hanya semakin bingung dan terkejut. Mengapa wanita yang tampak kurang ajar sebelumnya malah berubah menjadi sok suci?Bara tidak mampu menjawabnya dan terus mendengarkan percakapan antara keduanya.“Apa maksud perkataanmu? Siapa yang kau sebut wanita rendahan, hah?” tanya Alya dengan begitu marah disindir menggunakan kata-kata pedas seperti itu.“Siapa lagi kalau bukan kamu? Sebenarnya aku hanya ingin tahu bagaimana kamu bisa begitu tulus menikahi sosok pria yang secara status sosial lebih rendah

    Last Updated : 2024-12-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 8 : Adegan Terekam

    Bara langsung meradang ketika kata-kata yang tidak bisa dia cerna itu memasuki hatinya dengan begitu gesitnya.Istri yang tercinta itu mengaku kalau selama ini dia tersenyum hanya untuk menipu dirinya yang begitu tulus mencintainya.“Senyum indah itu ternyata hanya sebatas tipuan semata. Betapa bodohnya diriku ini! Ha-ha-ha!” tegas Bara mengutuk dirinya sendiri sambil tertawa dengan paksa.“Baiklah, sayangku! Aku akan segera pergi. Jangan dikunci ya pintu rumahmu! He-he-he!” sahut Diano dengan nada menggoda sekali lagi.“Iya, sayangku tercinta! Cepat kemari, pintu rumahku selalu terbuka untukmu!” tegas Alya dengan suara yang begitu lembut.Pasangan haram itu saling bermesraan dan berbasa-basi tanpa rasa malu sedikit pun. Bara semakin meradang dibuatnya dan hanya bisa meneteskan air mata.Tangis seorang pria yang setia itu mewakili perasaan semua suami yang selama ini telah dikhianati istri tercinta mereka.Bara bukanlah kasus pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir pula. Ini adal

    Last Updated : 2024-12-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 9 : Tak Kuat Lagi!

    Tidak disangka, sosok itu malah membahas tentang bibir dan aroma tubuhnya dengan menggambarkannya seakan begitu najisnya.“Dasar Alya! Aku selalu sikat gigi dulu setiap kali minta jatah. Bibirku gelap karena memang kulitku seperti ini. Apa salahnya?” tanya Bara dengan menatap layar laptopnya.Tentu saja tidak akan ada balasan dari pertanyaan itu. Dia hanya bisa melihat istri tercinta begitu ganas melakukan sentuhan haram itu.“Alya…, apakah ini yang begitu kau impikan? Tidak sadarkah kau kalau lelaki di hadapanmu itu begitu tega menikmatimu tanpa peduli suamimu sendiri. Jika kamu bersamanya terus, suatu hari nanti akan tiba di mana kamu akan merasakan rasa sakitku ini!”Bara bergumam dengan air mata yang bercucuran keluar dari rongga matanya yang begitu bulat itu. Wajahnya yang tidak tampan semakin tidak sedap dipandang.“Ehmm…, ayo pergi ke kamar aja!” pinta Alya begitu puas menikmati sensasi sentuhan haram.“Kamar? Bukankah dulu kamu bilang hanya punya satu kamar saja?” tanya Diano

    Last Updated : 2024-12-14
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 10 : Bersembunyi!

    “Semua bukti sudah aku kumpulkan. Haruskah aku keluar dan menangkap basah keduanya?” gumam Bara dengan bimbang.“Tidak! Aku tidak boleh keluar terlebih dahulu. Laki-laki itu pasti bukan orang biasa. Dia berani melamar Alya pasti karena sesuatu hal. Alya sendiri jelas tidak bodoh akan menikah dengan pria yang sekadar tampan saja!” tegas Bara tampak encer sekali otaknya padahal bukan mata-mata resmi anggota kepolisian.“Jika benar begitu, aku harus semakin waspada dengannya. Aku juga perlu menyelidiki asal-usul pria itu! Apabila aku sudah yakin nantinya, kedua orang itu pasti tidak akan bisa berkutik lagi!” Bara begitu yakin dengan deduksinya yang sangat amatir itu.Setelah membuat keputusan bulat, Bara menutup laptopnya yang tampak sudah sekarat karena digunakan seharian penuh lebih dari dua belas jam.Bara yang sudah tenang itu kembali sadar kalau dirinya benar-benar sulit melupakan suara-suara panas antara Alya dan Diano.“Urgh! Ingatan menjijikkan ini pasti sangat sulit sekali untuk

    Last Updated : 2024-12-14
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 11 : Musuh Misterius!

    “A-apa? Klien yang mana? Bapak tahu sendiri kalau saya bagian dari tim yang merawat ayam dan menjaga kualitas pangan atau telur yang dihasilkan. Tidak pernah saya berhadapan atau bersinggungan dengan klien peternakan ayam selama ini. Mengapa jadi semua ini salah saya?” tanya Bara tampak begitu heran.“Apa?! Kamu yakin tidak pernah bermasalah dengan klien ini, hah?” tanya bosnya itu mengangkat selembar kertas dan menunjuknya dengan amarah.Bara melihat kertas dengan logo sebuah perusahaan yang tidak pernah dia dengar seumur hidupnya.“Itu logo perusahaan mana? Saya tidak kenal sama sekali!” tegas Bara tampak membantah tuduhan itu.“Kamu! Beraninya kamu masih berpura-pura! Satu hal yang pasti, klien kita ini memutuskan kerja sama karena mereka mengatakan kalau kamu menyinggung martabat bos mereka!” tegas bosnya itu tampak begitu marah.“Hah? Bos siapa lagi? Bapak adalah satu-satunya bos saya! Sejak kapan saya menyinggung bos klien kita? Ini pasti salah paham atau mungkin fitnah semata!”

    Last Updated : 2024-12-14
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 12 : Mulai Lagi!

    “Ada apa? Sebentar, siapa kamu? Saya tidak pernah merasa melihat kamu sebelumnya,” ungkap wanita itu begitu jujur.“Maaf, Bu! Perkenalkan nama saya Bara Durkasa berusia 24 tahun! Saya ingin melamar pekerjaan seperti yang ada di postingan internet,” sahut Bara juga secara langsung tanpa basa-basi.“Oh? Apa kamu punya pengalaman sebelumnya?” tanya wanita itu akhirnya sadar dengan tujuan kedatangan Bara.“Iya, Bu! Saya sudah menjadi pekerja di tim yang khusus merawat ayam terutama pakan ternaknya,” ungkap Bara dengan sigap menjelaskan semua pengalamannya.“Jadi kamu sudah pernah bekerja di peternakan juga sebelumnya. Lalu mengapa kamu pindah kemari?” tanya wanita itu tetap tenang menginterogasi Bara.“S-saya baru dipecat hari ini, Bu! Untuk alasannya, saya juga kurang mengerti. Saya hanya tidak masuk kerja kemarin karena sakit, tapi hari ini langsung dipecat begitu saja!” tegas Bara berusaha untuk menyembunyikan alasan yang sebenarnya.“Hmm? Alasan yang aneh. Baiklah kalau begitu, kamu b

    Last Updated : 2024-12-14
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 13 : Enam Tahun Lalu

    “Baiklah, saya sudah menyampaikan pesan kepadamu. Semoga berhasil!” Pria tua itu langsung pergi menjauh.“Orang aneh lagi. Tampaknya aku masih butuh waktu lebih banyak untuk beradaptasi,” gumam Bara melihat kepergian pria tua itu.Bara tidak ingin berdiam diri terlalu lama sebelum pergi menuju ruang bos cantiknya itu untuk kedua kalinya.“Apakah aku akan langsung diterima? Atau ada masalah lainnya?” batin Bara dengan bimbang sambil mempercepat langkah kakinya.Beberapa langkah kian mendekati ruang atasannya itu. Bara entah mengapa merasa gugup. Dia sangat berharap kalau tidak ada masalah apalagi pemecatan lagi.Jujur saja, Bara masih terasa terguncang ketika pagi hari yang lalu dipecat dengan tidak hormat bahkan disalahkan atas sesuatu yang tidak dimengertinya sama sekali.Pria itu akhirnya sampai tepat di depan pintu masuk. Jantungnya berdetak lebih cepat daripada biasanya.Tok! Tok!“Permisi, Bu! Saya mendapatkan pesan kalau bos ingin bertemu dengan saya. Apakah saya boleh masuk?” t

    Last Updated : 2024-12-14

Latest chapter

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 114 : Permulaan (Part 5)

    Bara benar-benar sudah tidak tahan lagi ketika jarak antara petugas foto dengan dirinya sudah bisa dihitung kurang lebih hanya selangkah saja. Dia menatap ke arah petugas wanita itu dengan serius.Meski begitu, sorot matanya yang tertutup rapat oleh kacamata hitamnya tentu saja tidak mengintimidasi sedikit pun bagi petugas wanita yang memang dari tadi tidak memperhatikan Bara sama sekali seolah-olah pria itu tidak ada di sana sama sekali.“Orang aneh ini…! Apa yang sedang dia pikirkan sebenarnya, sih?! Mengapa terus saja memandangi istriku ini seperti tidak wajar sama sekali?!” batin Bara dengan tegas mencoba menghadang petugas wanita itu dengan menjulurkan tangan kanannya.Petugas wanita tersebut akhirnya menyadari sosok Bara yang ternyata sejak tadi berdiri tinggi menjulang tepat di samping Hana yang ditatapnya sejak awal kedatangan mereka berdua di sana.“Tolong kalau ada maksud yang ingin dikatakan, silahkan utarakan saja kepada saya!” ucap Bara dengan tegas tanpa basa-basi sediki

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 113 : Permulaan (Part 4)

    “Emm…. M–maafkan kami sebelumnya! Kami akan segera mengikuti prosedur selanjutnya!” ucap Hana dengan lirih sekali suaranya.“B–betul! K–kami akan segera pergi ke tempat selanjutnya! Mari istriku, kita pergi bersama!” ucap Bara berusaha melengkapi perkataan Hana.Keduanya pun lekas berdiri dari tempat duduknya sambil bergandengan tangan bersama-sama tanpa ada keraguan sedikit pun. Pasangan yang membuat semua orang iri itu pun akhirnya lekas beranjak pergi untuk melakukan sesi foto bersama.Semua petugas hanya bisa menghela napas panjang sambil ada yang menggelengkan kepalanya sebagai tanda pasrah membiarkan Hana dibawa pergi oleh suami barunya yaitu Bara dengan sukarela.“Tampaknya, takdir memang selalu berpihak kepada beberapa orang terpilih. Sayangnya, kita semua bukanlah orang yang terpilih itu!” ucap seorang petugas yang membuat semua petugas lainnya turut menghela napas sebagai bentuk persetujuan secara langsung.Bara dan Hana tentu saja tidak memperdulikan hal-hal semacam itu lag

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 112 : Permulaan (Part 3)

    “Perkataannya benar-benar terdengar seperti bait-bait syair yang begitu mendalam. Apakah dia menghafalnya dari buku tertentu atau secara spontan saja terlintas di lisannya? Sebenarnya, siapa Bara ini dan apa profesinya?” batin Hana dengan perasaan yang semakin heran dan penasarannya semakin menguat.Tentu saja wanita cantik itu tidak mengetahui profesi Bara dan tidak akan pula menyangka kalau seorang pria bertubuh kekar dan tinggi seperti Bara ternyata seorang penulis terkenal yang namanya sudah terlanjur terkenal di antara para penggemarnya.Andaikan Hana tahu kalau Bara sebenarnya adalah penulis dari buku-buku yang selama ini digemarinya, wanita cantik itu pasti langsung pingsan seketika di tempat dan tak tahu harus berkata-kata apalagi.Memang benar adanya kalau Hana selama beberapa tahun belakangan sering membaca buku-buku karyanya Bara. Hampir setiap buku yang telah dituliskan oleh pria berwajah jelek itu dibaca olehnya tanpa menyisakan satu pun juga.Bahkan buku-bukunya Bara sep

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 111 : Permulaan (Part 2)

    “Selama semuanya seperti itu, tidak akan menjadi masalah bagiku untuk terus berada dan berjalan berdampingan bersamanya hingga akhir hayat kelak memisahkan kita berdua secara alami!” Hana kembali membatin dengan penuh harapan besar di dalam hatinya agar semuanya yang sedang dan akan terjadi nantinya dapat berjalan dengan semestinya tanpa ada masanya yang berarti.Keduanya duduk bersebelahan, tapi seakan-akan ada jarak pemisah yang cukup luas di antaranya. Keduanya punya pemikiran masing-masing dan cara mereka memandang pernikahan ini cukup berbeda satu dengan yang lainnya.Pandangan yang berbeda inilah yang nantinya akan mewarnai pernikahan keduanya menuju arah yang tidak disangka-sangka bahkan oleh keduanya sekali pun juga.Sebuah realita yang akan menanti untuk disambut dengan tangan terbuka lebar serta bergandengan tangan bersama-sama melewatinya dengan jerih payah masing-masing diikuti kesabaran yang luar biasa.Bara dan Hana tentu saja tidak menyadari masa depan yang masih begit

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 110 : Permulaan (Part 1)

    Para pria yang aneh itu hanya menekan perasaan mereka serta curhatan mereka di dalam hatinya masing-masing karena tidak ingin orang lain mengetahuinya apalagi para betina yang menjadi pasangan mereka semua.Bara dan Hana tidak terlalu memperdulikan pandangan, ucapan, apalagi isi hati orang lain di sekitar mereka. Keduanya tengah asyik sendiri tanpa ada rasa takut dan malu sedikit pun. Kalau tidak, keduanya mungkin sudah pergi dari tempat itu sejak tadi.“Mas, kita berdua duduk di sini saja ya! Nanti kalau sudah waktunya, kita bisa bergegas masuk!” ungkap Hana dengan lembut dan percaya diri.Bara yang terlena segera tersadar lagi. Pria itu sebenarnya tak ingin kehilangan kendali atas dirinya sendiri sebab selalu waspada ketika kembali mengingat trauma yang ada di masa lalu.Akan tetapi, keberadaannya Hana benar-benar seperti badai dan petir yang maha dahsyat sehingga seringkali membuat dirinya merasa tak begitu berdaya melawan gejolak ombak penuh cinta asmara yang langsung memenuhi isi

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 109 : Awal Baru (Part 5)

    “Baiklah, segera diproses pokoknya!” tegas Bara sekali lagi sebelum melangkah pergi menjauh.“T–terima kasih atas pemahamannya!” sahut petugas tersebut dengan perasaan yang begitu leganya.Kelegaan yang tak pernah dirasakan oleh hidupnya selama ini mulai benar dirasakan dalam situasi yang mencekam bahkan hampir terasa seperti di ujung hidupnya saja.“Terima wahai pemilik alam semesta karena telah menyelamatkanku! A–aku berjanji akan ibadah lima waktu tanpa bolong sedikit pun mulai hari ini!” gumam petugas menyedihkan itu.Bisa-bisanya dia berjanji sesuatu yang seharusnya sudah menjadi kewajibannya dia untuk dilakukan secara rutin. Meski begitu, Bara setidaknya bisa mendapatkan pahala dari arah yang tidak disangka-sangka olehnya sendiri.Keberadaannya ternyata mampu membuat beberapa orang aneh mengingat kematian sehingga termotivasi untuk beribadah lebih khusyuk lagi kelak di masa depan yang serupa dengan apa yang baru saja terjadi kepada petugas yang menyedihkan itu.Bara tak habis pi

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 108 : Awal Baru (Part 4)

    Walau sebenarnya itu hanyalah sebuah hal yang terlalu dilebih-lebihkan oleh Bara sendiri tatkala sang calon istri tercinta pergi menjauh darinya selangkah demi selangkah yang begitu menggetarkan hatinya.“Kekasihku! Tunggu aku! Aku pasti akan berjuang dan menuntaskan tugas rendahan bernama antri ini dengan secepatnya agar dapat segera menjemputmu pergi ke tempat pelaminan yang sudah seharusnya layak engkau dapatkan secepatnya!” batin Bara tampak seperti pria yang terlalu aneh dan tidak wajar sama sekali.Tak ingin memperpanjang masalah lagi, Bara akhirnya menghela napasnya dengan tegas sambil memejamkan matanya. Dia berdiri seperti tugu pahlawan padahal kenyataannya hanyalah salah satu orang aneh yang sedang menunggu antriannya dipanggil.Bara tak peduli dengan yang lainnya lagi. Dia juga tak lagi mencoba untuk mengeluh sedikit pun. Ketenangan yang begitu aneh mulai muncul dan terasa di sekitarnya. Pria yang sebelumnya selalu mengeluh dengan keadaannya telah berubah dalam sekejap mata

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 107 : Awal Baru (Part 3)

    “Urgh…! Mengapa lama sekali antriannya, sih?!” gumam Bara dengan perasaan kecewa karena keadaannya saat ini yang tengah menanti giliran yang tak kunjung usai juga pada kenyataannya.“Sabar, Mas! Nanti juga dipanggil! Hal terpenting seperti pendaftarannya sudah selesai, kita hanya perlu menunggu giliran saja!” ungkap Hana dengan lembut yang saat ini tengah berada di samping Bara.Sebelumnya, Bara dan Hana benar-benar bersemangat untuk memulai segala-galanya dari awal lagi. Namun, seiring waktu berjalan dengan proses administrasi yang cukup memakan waktu, Bara merasa sudah kehilangan kesabarannya lagi.Pria itu tak tahan ketika menyadari kalau adanya antrian yang begitu panjang dan seakan tidak ada habisnya tengah dengan sengaja menunda proses dirinya memiliki sosok Hana secara sah sebagai istrinya itu.Antrian yang begitu melelahkan membuat Bara mulai semakin tak selera lagi dengan keadaan yang ada. Dia berdiri dengan gelisah seolah-olah ada perkara yang begitu penting harus diselesaik

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 106 : Awal Baru (Part 2)

    “Urgh…! S–sadarlah Bara! Jangan sampai lengah seperti dahulu engkau mencintai Alya! Aku menikahi wanita cantik itu hanya untuk melampiaskan kesendirianku dan bukan untuk kepentingan suami istri dalam jangka waktu yang lama!” batin Bara langsung mengingatkan dirinya sendiri untuk lebih skeptis.Dia melihat ke arah punggung Hana yang saat ini tengah pergi menjauh dengan tatapan yang mengerutkan alisnya dengan serius seolah-olah tidak ingin terlena lagi seperti sediakala.Hana yang melangkah terlalu jauh pun tersadar kalau Bara tidak berada di dekatnya. Alhasil, dia menoleh ke arah belakang dan melihat sosok calon suaminya itu yang sedang terdiam menatapnya dari balik kacamata hitam miliknya itu.“Hmm…? Mengapa dia berdiam di tempat seperti itu? Apakah ada masalah lagi antara kita?” batin Hana mulai bingung memikirkan kemungkinan adanya kesalahpahaman lainnya yang telah terjadi.Meski sebenarnya tidak ada masalah lagi, Hana tetap berhati-hati dengan sikapnya terhadap calon suaminya yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status