Home / Pernikahan / DENDAM SANG PANGLIMA / Rudolf, Manusia 2 Meter

Share

Rudolf, Manusia 2 Meter

Author: F Azzam
last update Last Updated: 2023-07-26 16:01:14

"Sudahlah, dari pada kau terus ikut campur. Lebih baik kau diam saja. Kau tak akan mengerti dengan cara berfikir kami!" ucap Jendral Rio.

"Aku tetap tidak setuju apapun alasannya. Satu nyawa manusia tak ada artinya dengan kekuasaan sekalipun!" tegas Adam.

"Pasukan! Habisi satu makhluk ini! Aku tak ingin lagi dia ada di Negeri ini!"

Seketika Pasukan Pemberontak yang ikut dengan Jendral Rio melepaskan tembakan ke arah Adam.

Namun, Adam seketika melesat cepat bagaikan kilat. Hingga tak ada satu butir pun yang dapat mengenai tubuhnya.

Sontak saja Rio terkejut memandangnya. Ia tak menyangka Adam yang dulu hanyalah dipandang remeh oleh teman-temannya kini menjelma bak mesin pembunuh.

Rio menggeleng-gelengkan kepala. Lalu berkata, "Luar biasa. Aku baru melihat orang sepertimu. Dulu kau hanyalah sampah. Tapi kini kau benar-benar membuatku tertegun. Tapi jangan senang dulu. Aku ada sesuatu untukmu!" seru Rio.

Seketika ia menepuk tangannya. Tiba-tiba muncul seseorang dari arah luar ruangan. Ia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Terkurung

    "Bagus Rudolf, bunuh satu benalu itu!"Rio tampak begitu bersemangat kala melihat Rudolf kembali melangkah menghadapi Adam.Namun Adam dengan santainya menyilangkan kedua tangan memandang Rudolf."Adam Rudiant! Jangan salahkan aku jika tanganku ini dibasahi oleh darahmu! Matamu akan ku congkel hingga keluar!"Rudolf tampak terbelalak mata dan tersenyum lebar. Dan seketika mengeluarkan sebilah belati dari balik punggungnya.Ia terus mengarahkan ujung belati itu ke arah wajah Adam.Dan tiba-tiba, ia menghunuskannya ke arah bola mata Adam.Namun, Sang Panglima dapat mengelak secepat kilat. Lalu menggenggam tangan Rudolf yang menggenggam belati itu hingga mereka saling tarik menarik.Dan Rudolf terus berusaha menekan belati itu ke arah wajah Adam.Kekuatan Rudolf memanglah tidak bisa dianggap remeh. Kali ini Adam harus lebih mengerahkan tenaganya untuk menahan tangan besar Rudolf yang besar itu.Di saat perhatian Rudolf terpusatkan pada belati yang hendak ditusukkan. Adam langsung menghan

    Last Updated : 2023-07-26
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Kebangkitan Adam

    Berjam-jam telah dilewati. Hingga malam semakin larut dan hampir menuju ke pergantian hari.Di Rumah kediaman Adam, Paul dan Lusiana menunggu dengan harap-harap cemas di ruangan depan."Ibu, ayah kenapa belum pulang juga?" tanya Paul."Mungkin ayah sedang disibukkan oleh tugasnya Nak," jawab Lusiana. Raut wajah Paul seperti tak tenang. Lusiana lantas memeluk anak itu untuk mencoba menenangkannya.Seorang pengawal menghampiri Lusiana yang tengah duduk di bangku sofa."Maaf ibu Lusiana, Apakah ibu tau kabar Bapak Adam? Kenapa ponselnya tidak aktif?" tanya Pengawal itu.Lusiana pun menunjukkan raut wajah khawatirnya. "Aku juga tidak tau pengawal. Tolong cari tau dia," ucap Lusiana."Baik Bu, kami akan berusaha mencari tau. Kami ke markas Militer dulu di pusat kota," ucap seorang pengawalnya."Iya Pak, tolong ya," ucap Lusiana, memohon."Baik Bu, kami segera kesana. Harap ibu tenang menunggu di sini," ucap pengawal itu.Lalu ia melangkah ke arah luar rumah.Di depan telah menunggu bebera

    Last Updated : 2023-07-26
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Meluluhlantakkan Markas Mafia

    Di kala Jody tengah membangunkan Rudolf, tiba-tiba dari arah belakang. Adam berdiri dengan tatapan penuh kegelapan.Jody menoleh ke arah belakang dengan wajah menyeringai, Jody berkata, "Kenapa kau memperhatikanku seperti itu?!"Lalu Jody berdiri dan berbalik menatapnya.Tatapan Adam yang dingin mengisyaratkan akan sebuah tatapan kematian. Dan Adam langsung memanggul tubuh Jody ke pundaknya."Apa-apaan ini! Lepaskan aku!"Jody meronta-ronta mencoba melawan. Kali ini Adam benar-benar tidak akan memberinya ampun sedikitpun.Adam langsung membanting tubuhnya ke arah depan.Braakk!berkali-kali bantingan membuat Jody semakin lemah dan tak berdaya.Adam telah gelap mata. Menjadikan Jody bak sebuah boneka pelampiasan amarahnya. Kali ini Adam benar-benar menghabisinya tanpa belas kasihan.Hingga akhirnya di bantingan terakhir. Jody sudah tak sadarkan diri. Dengan kepala yang penuh luka lebam.Lantas Adam meletakkan Jody ke pundaknya. Memanggulnya keluar dari ruangan.Adam menatap ke seluruh

    Last Updated : 2023-07-26
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Potongan Kepala

    Sebuah potongan kepala itu kemudian dibawa oleh seorang ajudan menuju ke kantor kepolisian. Di sana, bagian tubuh itu dibawa untuk dilakukan otopsi.Setelah beberapa jam, Seorang tim forensik keluar dari ruangan dan menghampiri seseorang yang tengah menunggu hasil di depan ruangan."Permisi Pak, setelah kami lakukan pemeriksaan. Ternyata potongan kepala itu milik seorang Perwira yang bertugas di kantor Kemiliteran. Mungkin anda bisa melaporkannya kepada Bapak Adam," ujar seorang dari tim Forensik di hadapan Ajudan Adam. "Baik Pak, terima kasih, saya akan kembali ke Kediaman Jenderal Adam untuk melaporkannya," ucap Sang ajudan.Lalu ia melangkah keluar dari ruangan itu. Dan berjalan tergopoh-gopoh menuju ke mobilnya.Setelah itu, ia melajukan mobil menuju ke istana Rudiant.***Di kediamannya, Adam tengah menikmati secangkir teh hangat seraya memandangi tamannya yang megah.Puluhan rusa tampak bertebaran di sekeliling taman. Menghibur Adam dari segala kepenatan.Lalu Lusiana melangka

    Last Updated : 2023-07-26
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Jody Ditangkap Secara Paksa

    Adam kemudian melangkah ke mobilnya di pekarangan."Adam, kamu jangan pergi dulu. Bukankah kamu sedang lelah?" tanya Lusiana dengan memandang penuh kekhawatiran."Tidak Lusy, aku tak bisa membiarkan ini terus berlarut. Jody adalah orang yang sangat berbahaya. Jika dia dibiarkan, maka dia akan mencelakai kita dan orang-orang di sekitar kita," ucap Adam."Adam, aku sangat mengkhawatirkan kamu," ucap Lusiana. Adam lantas menatap Lusiana dengan senyum penuh keyakinan."Percayalah Lusy. Aku bisa menyelesaikan semua ini dengan baik," ucap Adam.Akhirnya Lusiana mengizinkannya. Lalu Adam memasuki Mobil Knight XV yang terparkir di pekarangan."Lusiana, kamu baik-baik di rumah ya," ucap Adam, seraya melambaikan tangannya."Iya, kamu hati-hati ya!" seru Lusiana.Lantas mobil itu pun melaju pergi menuju ke markas kemiliteran.Di markas itu, Adam dan Letjen Charles tengah berbincang. Mereka merencanakan sesuatu."Jendral Adam, apa yang akan kita lakukan untuk merespon atas perbuatan Jody?" tanya

    Last Updated : 2023-07-26
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Jiwa Muda Berapi-Api

    Di ruangan gelap itu, Jody hanya bisa pasrah. Jika dia berani melawan, maka konsekuensinya adalah mati."Sedikit lagi, kau akan diadili," ucap Adam. "Aku tidak takut dengan ancaman itu. Jika aku diadili. Maka Mafia lain akan mengincarmu dan keluargamu!" seru Jody, mengancam.Adam tersenyum kecut. lalu berkata, "Ya, itulah yang aku tunggu-tunggu selama ini. Yaitu kedatangan Para Mafia. Karena dengan begitu aku bisa dengan mudah membasmi mereka dari tanah Andalas."Jody tampak menyeringai, lalu ia berkata, "Kau pikir semudah itu membasmi Para Mafia? Mereka akan terus menjamur dimana-mana. Karena satu hal yang pasti, narkotika adalah barang yang sangat dicari dari berbagai kalangan."Adam langsung mengenggam kerah baju Jody, lalu mendekatkan pada wajahnya. "Tak akan! Suatu saat Mafia tak akan berani beraksi di negeri ini! Aku yang akan menjamin!""Hahaha! Bermimpilah saja kau Adam!" seru Jody.Adam mendorong Jody hingga terjungkal ke belakang bersama bangku yang didudukinya.Lalu Ia kem

    Last Updated : 2023-07-26
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Datangnya Gerombolan Wolf

    "Pemuda itu lagi! tak jera juga mereka!" Adam kesal. "Memang mereka siapa Pak?" tanya seorang pengawalnya."Mereka adalah gerombolan yang merupakan seorang teman dari Wolf, anak semata wayang Jody," ujar Adam."Mereka harus diberikan tindakan Pak!" ucap pengawalnya."Ya, aku pasti akan memberikan mereka pelajaran. Dimana Si Paul dan Lusiana?" tanya Adam. "Mereka ada di dalam Pak, mereka tengah membuat kue Bolu," ucap ajudannya.Lantas Adam melangkah ke dalam rumah. Dan menuju ke arah dapur.Ia mendapati Lusiana tengah mengajari Paul membuat Kueh. Membuat Adam tersenyum memandang mereka.Adam melangkah menghampiri mereka. "Kalian sedang apa?" tanya Adam."Eh, ayah sudah pulang ya. Kami sedang membuat Kueh Bolu. Kamu mau?" tanya istrinya. Adam seketika menjawab, "Boleh, mau aku minta dong yang sudah jadi.""Paul, ayo kasih Ayah kuehnya," ucap Lusiana. Lalu Paul memotong Kueh Bolu itu dan memberikannya kepada Adam."Ini Ayah," ucap Paul.Adam langsung mencicipinya dengan sendok. "Hmm

    Last Updated : 2023-07-26
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Keinginan Wolf Bergabung Dengan Pemberontak

    Wolf mengambil sebatang rokok dari kantung jaketnya, lalu menyalakan rokok itu dan menghembuskannya ke wajah Adam.Wusss...Gumpalan asapnya tepat mengenai wajah."Kau ingin kami menurutimu, Jendral Besar?" ucap Wolf dengan tersenyum kecut.Adam yang duduk dengan menatap dingin. Masih bersikap tenang atas perlakuan itu."Aku adalah Tuan rumah. Apakah kau tidak diajarkan sopan santun saat bertamu?!" tanya Adam, menahan amarahnya."Heh, Apa kau tidak berkaca? Saat kau menarik paksa Ayahku dari rumahnya? Kau tak memandangnya sebagai tuan rumah!""Tapi sudahlah, sekarang Kami akan menyandra satu penjaga rumahmu itu sebagai jaminan kebebasan Jody," ucap Wolf.Lalu Wolf menoleh ke seorang temannya yang menodongkan senjata."Hey, jangan turunkan senjata itu. Yang lain, ikat kedua tangannya!" seru Wolf kepada teman-temannya.Dan seseorang yang tengah menodongkan senjatanya seketika mengunci leher sang penjaga. Dan yang lainnya melucuti senjata petugas itu lalu membelenggu kedua tangannya meng

    Last Updated : 2023-07-27

Latest chapter

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Any Tertangkap

    Wanita itu tampak begitu agresif kepada Adam. Membuat Adam semakin geram kepadanya."Aku tidak mengenalmu!""Pergi Kamu!" Adam membentak wanita itu.Namun perempuan itu semakin tak terkendali layaknya seorang pemabuk."Sayang, jangan begitu dong. Kamu kan sudah menyewa jasaku. Harusnya kamu menerima aku untuk melayani kamu...""Pergi!" Tiba-tiba Adam mendorong wanita itu lalu melangkah pergi begitu saja.Ia meninggalkannya di luar gerbang seorang diri.Namun sebenarnya, wanita itu tidaklah datang seorang diri.Ia melirik sambil tersenyum seseorang di sisi jalanan yang tengah merekam video.Lalu ia memberikan sebuah jempolnya yang menandakan semua berjalan dengan lancar.***Adam kembali ke dalam pagar dan menghampiri Lusiana yang tengah berdiri menunggunya di pekarangan."Ada apa sih? Kenapa ada suara seorang wanita?" tanya Lusiana, khawatir."Orang gila baru saja datang di rumah kita. Abaikan, Kita masuk saja ke rumah," ucap Adam.Lusiana yang penasaran tiba-tiba melangkahkan kaki ke

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Mertua Jahanam

    Mendengar permintaan Any, Lusiana dan Adam saling bertatapan.Lalu Lusiana kembali menatap Any seraya menggelengkan kepala. "Aku gak tau lagi harus berbicara apa. Jumlah itu terlalu besar. Untuk apa uang sebanyak itu ma?"Any lantas menjawab, "Sejujurnya, mama terpaksa meminjam uang kepadamu. Dikarenakan Mama memiliki hutang pada bank dan harus diganti dalam satu bulan ini.""Astaga, hutang untuk apa ma?" tanya Lusiana."Mama baru saja membeli mobil baru. Mobil yang lama sudah reot. Mama malu membawanya," Ucap Any.Mengetahui hal itu, Lusiana semakin murka terhadap Any. Kehidupannya yang terlalu hedonis membuat Any terjebak ke dalam jeratan hutang."Mama sangat keterlaluan. Padahal mobil mama masih bagus dan layak pakai. Kenapa Mama mudah sekali membuang-buang uang untuk suatu hal yang kurang berguna!" Seru Lusiana."Mama malu, Teman-teman arisan Mama sudah memiliki mobil baru yang mewah. Tapi mama, selama 3 tahun ini belum mengganti mobil baru," Jawab Any.Mendengarnya ucapan Any, me

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Any Meminjam Uang

    Setelah memakan waktu setengah jam perjalanan, mobil yang membawa Adam telah tiba di AR Hospital.Mereka keluar dari mobil lalu seorang penjaga keamanan seketika menghampiri."Selamat datang pak Adam dan ibu Lusiana," Ucap penjaga keamanan tersebut."Terima kasih, apakah semua sudah berkumpul di ruang rapat?" tanya Adam."Sudah pak. Silahkan bapak menuju ke sana. Karena seluruh petinggi sudah menunggu bapak," Ucap sang petugas keamanan.Lalu Adam berbalik badan dan menatap Lusiana yang tengah duduk di bangku tengah."Lusiana, kamu mau ikut denganku ke dalam?" tanya Adam.Lusiana tampak tengah memperhatikan ponselnya. Namun ia seketika berbalik arah memandang Adam dan berkata."Tidak, biar aku akan menunggumu saja. Aku sedang berkomunikasi dengan keluarga," Ucap Lusiana."Baik, tak apa. Kamu tunggu saja di sini. Aku akan kembali beberapa jam lagi," Jawab Adam."Aduh, apakah bisa sedikit dipercepat?""Aku harus ke rumah mama. Karena keadaan mama sedang tidak baik-baik saja," ucap Lusian

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Panggilan Any Kepada Lusiana

    Setelah dua jam pertempuran berdarah. Suara sirine ambulance terdengar berdatangan. Untuk membawa jasad seluruh anggota mafia dan dua pemimpinnya untuk kemudian dibawa menuju ke rumah sakit kepolisian.Adam dan seluruh pasukannya kembali ke Kediamannya.Di istana Rudiant, Lusiana dan Paul menunggunya dengan harap-harap cemas.Kala mobil Pasukan telah tiba, raut wajah sumringah seketika terpancar dari wajah Lusiana.Adam keluar dari mobil langsung menghampiri Lusiana yang tengah menggendong Paul."Lusiana! Kamu sudah menungguku dari tadi?" tanya Adam, seraya melangkah mendekati istri dan anaknya."Aku sudah sangat mengkhawatirkanmu, kamu kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Lusiana."Kami mendapat perlawanan sengit saat melakukan penyergapan. Beruntung seluruh pasukan selamat dalam bertugas," Ucap Adam."Bagus kalau begitu, aku pikir akan banyak memakan korban. Tapi ternyata semua baik-baik saja," Ucap Lusiana."Ya sudah, mari kita masuk rumah. Aku sudah sangat lelah dan lapar,"ucap Ad

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Kematian Dasvanco Dan George

    Mendengar suara bising di ruangan parkir, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya."Tolong periksa di ruangan parkir!" Seru Dasvanco kepada anak buahnya."Siap tuan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah menuju ke ruangan parkir yang tak jauh dari ruangan tengah.Sesampainya di parkiran mobil, mereka terkejut melihat ban mobil yang telah kempes."Sungguh aneh! Bagaimana mungkin ban mobil ini bisa kempes dengan sendirinya," Ucap salah satu mafia, terlihat keheranan."Biar aku yang memeriksanya," Ucap rekannya.Lalu ia memeriksa ban mobil itu dengan seksama.Tiba-tiba sebuah peluru melesat menembus kepala dua mafia tersebut.Dua anggota mafia seketika tewas di tempat.Hingga 10 menit berselang, Dasvanco menunggu dua anak buahnya. Namun tak kunjung kembali ke hadapannya."Kenapa mereka berdua tidak kembali! Tolong periksa keadaan mereka!" Seru Dasvanco."Siap Tuan,"jawab salah satu anak buahnya.Lalu ia menuju ke ruangan parkir tersebut.Dan selang beberapa menit, satu

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Penyergapan Di Gedung Tua

    Saat malam mulai menjelang, sebuah mobil audy hitam telah tiba di depan istana Rudiant.Dua pengawal seketika menghampiri untuk menyambutnya."Selamat malam Tuan Jody, senang anda bersedia untuk datang memenuhi panggilan. Pak Adam sudah menunggu anda," Ucap Sang pengawal."Ya, di mana dia sekarang?" tanya Jody."Pak Adam sudah menunggu anda di ruang tamu. Silahkan masuk Tuan," Ucap sang pengawal."Baik, Terima kasih," Jawab Jody.Lalu ia melangkah menuju ke arah pintu rumah. Saat ia memasuki rumah bak istana tersebut.Adam langsung berdiri dari bangku sofa. Dan menyambut kedatangan Jody."Selamat datang Jody, bagaimana kabar anda sekarang?" tanya Adam, seketika menyodorkan tangan kepadanya."Aku baik-baik saja. Bagaimana juga dengan keadaan anda sekarang?" tanya Jody."Akhir-akhir ini, aku dibuat pusing oleh para mafia. Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan serangan balas dendam. Tadi pagi, rumah sakit diserang oleh seseorang tak dikenal. Dan aku mengundang kamu kesini untuk menany

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Target Selanjutnya

    Sekelebat bayang seketika melesat dan secara mengejutkan, George telah menghilang dari hadapan Adam.Kecepatan gerakan George membuat seluruh mata yang melihatnya begitu terperangah.Kepalan tinju yang ia layangkan meleset dari sasaran. Dan tiba-tiba sebuah tendangan mengarah ke kepala Adam.Adam terdorong ke depan terkena tendangan yang mengenai belakang kepalanya.Namun tubuhnya yang besar dan kuat tak akan mudah ditumbangkan oleh kekuatan George. Bahkan jika sebuah mobil menabraknya dengan kecepatan tinggi.George bersiul, Adam langsung teralihkan oleh suara di belakangnya.Dan seketika, sebuah tinju melesat menghantam wajah Adam.Kecepatannya yang sangat tinggi membuat Adam kesulitan untuk menghindarinya.Adam kembali terdorong ke belakang dengan keadaan yang hampir terjungkal.George tertawa terpingkal-pingkal melihat Adam yang kewalahan."Hahaha! Jendral sampah!""Ternyata kekuatanmu tak seberapa bagiku!" Seru George, tertawa puas.Lantas Adam kembali menegakkan badannya. Lalu m

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Benih Pertarungan

    12 jam telah berlalu, namun tanda-tanda kedatangan kelompok Mafia belum juga terlihat.Kendaraan barakuda telah disiagakan di beberapa sudut kota.Sniper tentara Nasional bersembunyi di antara bangunan-bangunan di pusat kota.Di ruangan pribadi Jendral Adam. Letjen Charles tengah duduk di hadapannya."Aku rasa mereka sudah tau bahwa rencana mereka telah bocor," ucap Adam."Tapi tidak mungkin mereka takut walaupun pusat kota telah dijaga ketat oleh pasukan khusus. Mereka memiliki peralatan tempur yang mumpuni untuk melawan pasukan," ucap Letjen Charles."Berarti ini adalah bagian dari strategi mereka untuk mengelabuhi kita. Mereka pasti memiliki mata-mata yang tersebar di dalam kota. Dan untuk memancing kedatangan mereka. Tarik pasukan Barakuda. Jangan sampai terlihat mencolok. Cukup dengan pasukan-pasukan sniper dan Intel untuk menyebar di penjuru kota," ucap Adam."Baik, aku akan instruksikan aparat di lapangan untuk kembali ke markas. Sementara persenjataan akan dikirim melalui mobi

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Sang Provokator

    Sesampainya di Kota Wales. Pemandangan tak biasa menghiasi kota.Suara riuh warga begitu terdengar. Mereka berjalan beriringan dengan satu tuntutan. "Jendral Pelanggar HAM harus dihukum mati."Banyak warga yang terprovokasi dengan berita di media. Tanpa mengetahui kebenaran yang jelas dari sebuah informasi.Di sebuah jalanan yang dipenuhi oleh demonstran.Adam yang berada di dalam mobil dengan berani keluar menghampiri para demonstran.Sontak saja para warga berlarian lalu menyerang Adam."Itu dia pembunuhnya!""Orang seperti ini tidak pantas disebut Jendral!"Banyak para warga yang tersulut emosi."Tenanglah Masyarakat!""Saya akan bicara yang sebenarnya terjadi!""Semua masalah ini sudah selesai!"Namun para warga tak mengindahkan perkataan Adam.Hingga puluhan batu terlempar mengenai kepala Adam.Lalu seketika para pengawal dari tentara dan kepolisian membentuk barisan.Para demonstran begitu terkejut melihat Adam yang tak terdapat sedikitpun luka."Biarkan aku mendekati mereka! Ak

DMCA.com Protection Status