"Kenapa kamu ningalin aku kemarin?" tanya Brenda mengintimidasi."Sinar hampir diculik," jawab Dathan. Brenda mengernyitkan keningnya."Terus, mana dia sekarang?""Dia lagi istirahat di kamar. Kamu mau apa ke sini? hari ini jadwalku istirahat, sebelum besok kami pulang lagi ke Jakarta.""Jangan bilang kalian sekamar?" tebak Brenda, wanita itu memaksa ingin masuk ke dalam kamar namun Dathan menahannya. Tidak ingin sang Adik yang tengah sakit terganggu."Kenapa? dia adikku.""Dathan, ayolah meski dia adikmu. Tapi, kalian udah sama-sama dewasa. Apalagi perhatian kamu sama Sinar itu posesif banget, berlebihan, wanita mana yang nggak cemburu, meskipun itu istrimu, kalau perhatianmu selalu tertuju pada adikmu itu ha?" Brenda mengeluarkan unek-uneknya. Bukan hal yang wajah jika seorang Kakak terlalu memperhatikan adiknya, sedangkan kekasihnya tidak. Memangnya yang bakal menemani pria itu suka duka siapa nantinya? tentu seseorang yang saat ini adalah kekasihnya dan di masa depan akan menjadi
Sebulan kemudian berjalan lebih cepat bagi Dathan. Ia benar-benar panik sekarang, meski hatinya terus menerus menolak dan menyangkal untuk menikahi Brenda, namun nyatanya keadaan membuatnya harus berada di sebuah ruangan VVIP dan kini sedang didandani menjadi pengantin pria.Brenda menelponnya berkali-kali, namun belum ia angkat sama sekali. Dathan sibuk mondar mandir, ia bingun meminta pertolongan pada siapa lagi, karena orang-orang tidak akan ada yang bisa membantunya. Ya, Cakra pria itu hanya meminta Dathan untuk sabar dan menerima semuanya, karena nanti setelah menikah dengan Brenda, pria itu tidak perlu cemas akan posisi CEO, karena Dathan lah pemenangnya. Meminta tolong kepada Tiffany, sangat tidak mungkin. Wanita itu tidak bisa dilibatkan dalam hal ini, sudah cukup permasalahan hidupnya selama ini. Sinar? ah Adiknya bahkan belum terlihat hari ini entah dimana keberadaannya, teleponnya pun tidak aktif.Sebuah ketukan pintu membuat Dathan terlonjak, ia takut jika yang datang adal
Part 1“Saya nggak bisa Pak. Terlepas dari bantuan yang Bapak berikan sama saya selama ini, tapi kalau harus menipu, itu ilegal Pak. Perbuatan yang nggak bisa dibenarkan dari segi apapun.” Adrina berkata dengan tegas ketika atasannya mengajaknya untuk melakukan suatu hal yang tidak bisa dianggap sepele.“Sementara aja Adrina. Itu nggak akan lama. Kamu cuma perlu pura-pura menjad kekasih saya, udah itu aja. Lagi pula, saya nggak minta untuk tidur sama kamu.”“Maksud Bapak apa? apa kalau saya mau, Bapak juga mau minta saya tidur sama Bapak? Apa selama ini bantuan yang Bapak berikan itu pamrih? Apa posisi saya menjadi sekretaris secara mendadak ini bagian dari rencana Bapak biar bisa memperalat saya nantinya?” geram Adrina, ia semakin lama tersulut emosi karena saat ini lelaki dihadapannya seperti ingin melakukan simbiosis mutualisme dengannya.“Astaga, kamu mulai ngawur kata-katanya. Oke deh gini Adrina, saya itu minta tolong bukan sebagai orang yang pernah nolong kamu. Tapi, sebagai or
Part 2Adrina baru saja membuka pintu dan hendak memakai high heels miliknya, namun siapa sangka seseorang yang sudah lama menghilang itu kini kembali. Seketika tangannya yang masih memegang kenop pintu bergetar. Wajahnya sekuat tenaga ia buat baik-baik saja, walau tetap dadanya berdebar setiap bertemu dengan orang itu.“Hai ponakan, apa kabar?” Lelaki itu berjalan semakin dekat. Pakaiannya terlihat lusuh, kaos putih yang bolong dibeberapa bagian, dilapisi hem kotak-kotak berlengan panjang. Wajah pria itu dihiasi oleh bulu-bulu kasar hampir seluruhnya.“Apa yang paman lakuin disini? Mau apa?” Adrina bertanya dengan tegas. Tangannya mengepal disamping paha.“Bertemu ponakanku lah, masa bertemu setan. Nenek mana?”“Nggak ada,” balasnya singkat.“Baguslah, kita bisa bicara berdua aja. Lebih enak juga daripada ada nenek tua itu ya ‘kan?”Firasat Ad
Part 3Melihat keadaan Adrina yang sepertinya syok setelah mendapat panggilan dari entah siapa. Dathan menyuruh asisten pribadinya untuk menunggu di luar saja, biar ia yang bicara dengan gadis itu.“Mau kemana kamu? saya belum ngomong apa-apa, jangan main kabur.” Dathan menahan pintu yang hendak dibuka oleh Adrina, pasalnya wanita itu terlihat hampir membuntuti Cakra keluar dari ruangan.“Apa Bapak nggak bisa biarin saya tenang sebentar? Saya perlu waktu sendiri.”“Apa kamu sekarang di posisi berhak ngomong begitu Adrina? Kepada atasanmu sendiri? Apa kamu nggak sadar kita lagi ada di mana?” balas Dathan tidak kalah datar dari suara Adrina.Adrina hanya terdiam, awalnya matanya menatap tajam dan dingin ke arah atasannya, namun beberapa detik kemudian ia menghirup nafas dalam-dalam dan menunduk. Ia tahu, sikapnya memang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang karyawan biasa kepada seorang CEO, yang
Part 4Dathan terkekeh pelan, permintaan yang amat sederhana. Tapi, itu akan jadi masalah besar jika ternyata Adrina belum siap kehilangan Pamannya untuk waktu yang lama. Bukan hal yang sulit bagi Dathan untuk memasukkan pria bernama Tigor ke dalam bui, apalagi dengan mengetahui treck record pria itu sejak dulu hingga saat ini yang akan ia kulik sampai yang paling dasar sekali pun.“… dan saya minjam uang sebanyak 100 juta dengan tambahan 20 % bunganya, itu jumlah utang yang dilakukan Paman saya atas nama saya, nanti untuk pelunasannya, biarkan gaji saya yang di potong.” Adrina melanjutkan.Ia sudah bisa memperkirakan jika hanya bermodal gaji, maka ia hampir tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup dalam sebulan, karena angsuran yang akan ia berikan kepada pegadaian di Thailand lebih dari sepuluh juta, sementara tenggat waktu tinggal enam bulan, bagaimana bisa ia melunasi secepat itu? ia harus menombok dalam jumlah banyak
Part 5Usai sekretarisnya keluar ruangan, Dathan menghela nafas lega. “Gimana bisa Cakra nyuruh aku buat latihan kayak gitu, aish.”Ternyata tidak semudah yang dibayangkan, ia yang juga minim pengalaman tentu juga sangat terkejut dengan aksinya barusan, merasa malu sendiri. Walau ia seorang pengusaha muda yang hampir mutlak menduduki posisi CEO perusahaan, tapi waktu mudanya ia habiskan untuk sekolah, menambah skill dan bekerja. Tidak ada waktu baginya untuk bermain dengan banyak wanita, berpacaran atau bergaul layaknya muda mudi kebanyakan, bahkan teman-temannya pun kebanyakan pria yang juga sama-sama satu passion dengannya, yaitu seorang pengusaha.Ponsel dari brand milik Stave Job keluaran terbaru milik Dathan berbunyi. Pria itu menghela nafas, panggilan siapa lagi yang membuatnya malas mengangkat selain dari Ibu tirinya.“Iya Ma.”“Luangkan waktumu buat makan malam nanti. Brenda s
Part 6“Apa kamu lupa perjanjian yang dibuat Kakekmu Dathan? Kakekmu pasti marah kalau cucunya mau membatalkan tunangan ini.” Nyonya Jesika terlihat murka, wajahnya memerah karena amarah yang meluap. Pasalnya, sesampainya mereka ke kediaman keluarga besar Dathan, putranya itu malah ingin membatalkan pernikahan dengan Brenda.“Kenapa? Kamu mau nasibku sama seperti Kakakku?”“Apa kamu bilang? Kakakmu beda Dathan, kamu laki-laki dan kamu yang bakal mimpin perusahaan ini. Kalau ternyata Pamanmu yang resmi di pilih oleh Kakek, kamu punya pilihan lain yaitu meneruskan perusahaan Winner Grup, punya Ayah Brenda.”“Kenapa aku mesti mengikuti semua perintahmu Nyonya Jesika? Sejak kamu menjadi istri dari Ayahku, aku selalu harus menuruti perintahmu bahkan kini Kakakku harus menanggung akibatnya karena dia sangat patuh padamu. Lantas, aku juga harus mengalami hal yang sama?”PLAKSeketika