Share

89. Harapan

Tak ada lagi bisa Senopati Sakuntala rasakan selain dongkol dan malu. Prabu Ranajaya merasa begitu bangga dengan pembunuh Patih Waradhana yang baru saja diangkat menjadi Patih. Jabatan yang bertahun-tahun ia incar kini sudah pupus dan entah kapan lagi bisa ia raih. Arya lebih muda darinya, masih panjang waktu untuknya memangku jabatan itu. Apa lagi kalau kelak menjadi raja, kecil kemungkinan ia akan memilihnya menjadi Patih.

Seluruh pejabat yang hadir segera mendatangi Arya dan Prabu Ranajaya demi mengucapkan selamat. Beberapa hanya seremoni saja, sisanya memang ingin sekali mengenal lebih dekat Patih Astagina yang baru. Apa lagi Arya memang baru menampakkan diri kali ini.

Adipati Kertajaya kini sampai di hadapan Arya. Ia memberikan hormat dan segera memeluk pemuda itu meski Arya sudah mengulurkan tangannya hendak menjabat tangan. Arya tertegun dan tak mengerti mengapa pria paruh baya ini tampak begitu gembira akan kehadirannya.

“Gusti Arya Nandika, aku titipkan harapan Astakencana
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status