Share

158. Tugas Arya dan Mimpi Warasena

“Makhluk hitam dengan tanduk kiri patah? Kau Lokawigna?” tanya Arya yang masih belum hilang rasa terkejut bercampur takutnya.

“Maafkan hamba, Tuan. Hamba sudah kehabisan energi untuk berada dalam wujud terbaik di mata Tuan. Seluruh pasukan Candikapura sudah selesai hamba tangani. Hamba mohon undur diri guna memulihkan tenaga,” terang Lokawigna.

“Baik, Lokawigna. Terima kasih atas bantuanmu. Astagina berhutang budi padamu. Kau boleh pergi sekarang!” ucap Arya penuh penghargaan. Jika saja tak ada Lokawigna, mungkin terpaksa ia harus membunuh ribuan prajurit tak berdosa lagi dengan Cundhamani.

“Sendika, Tuan!”

Bersamaan dengan kedua tangannya yang mengatup, wujud menyeramkan itu menguap tersapu angin. Arya bersyukur dapat mengatasi masalah pertama Astagina di kali pertama Jenar naik tahta. Namun ia tak menyadari pria tua di sebelahnya masih menganga tak percaya.

“Jadi dia itu temanmu dari Hutan Larangan?” Mata Ki Bayanaka tak berkedip. Beberapa kali ia menyaksikan makhluk serupa dalam Me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status