Share

162. Tekad

Adipati Kertajaya berlutut setelah melayangkan pujian untuk Arya. Ia tak percaya bahwa seekor kuda mampu menyembuhkan lengan kiri putrinya yang lumpuh. Sedang tabib istana terhebat pun tak mampu sekadar menggerakkan ujung jarinya saja. Pria itu merasa sudah berlaku tak adil pada Arya, karena mencoba memanfaatkannya bersama dengan Candikapura.

“Bangun lah, Adipati. Kau tak pantas berlutut pada Aswabrama!” seru Arya.

“Aswabrama?”

“Nama kuda ini Aswabrama, Ayahanda,” ucap Rara Anjani dengan penuh binar di matanya. Ia begitu bahagia lengan kirinya dapat disembuhkan.

“Ampun, Gusti. Hamba berlutut pada Gusti, bukan pada kuda ini!” kilah Adipati Kertajaya.

“Untuk apa kau berlutut padaku, sedang yang menyembuhkan Rara Anjani adalah Aswabrama? Bangun lah, Adipati! Seorang besar sepertimu tak patut berlaku demikian,” ucap Arya sembari membimbing pria paruh baya itu untuk bangkit.

“Hamba tak tahu bagaimana caranya berterima kasih. Hamba mengaku dosa telah berusaha memanfaatkan Gusti demi keingin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status