Share

149. Kematian Wangsa dan Luka Rara Anjani

“Arimbi, jangan!” pekik Arya. “Wangsa dimana orang itu?”

“Kau tak akan menemukannya di dimensi ini, Arya. Arimbi, lakukan! Aku sudah tak kuat lagi!” jerit Wangsa. Kedua tangan yang mengerahkan energi untuk Wening Jamanika mulai bergetar. Pria itu tersentak atas tandasnya energi dan atas tusukan jarum-jarum beracun milik Arimbi di sekujur tubuhnya.

“Wangsa!”

“Jangan kau sentuh tubuhnya sebelum menjadi ungu!” cegah Arimbi.

Perempuan itu melompat turun dari atas pohon dan mendarat tepat di sisi adiknya. Tak ada yang tahu bahwa tabir-tabir milik Wangsa memiliki celah besar di bagian atas. Karena keterbatasan energi, Wening Jamanika itu hanya setinggi satu setengah tombak saja.

Arya mengurungkan niatnya untuk menopang tubuh Wangsa yang kini sudah terhempas ke tanah, di atas rerumputan hijau yang tak begitu tinggi. Pemuda itu terenyuh menyaksikan Wangsa tersenyum di ujung kematiannya.

“Terima kasih, Arimbi. Jaga dirimu baik-baik.” Ucapan terakhir Wangsa. Sekujur tubuhnya sudah berubah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status