Share

148. Janji Wangsa

“Huh! Ksatria ingusan yang masih terus dibantu orang tua!” ketus Wangsa. Pria itu meringis merasakan panas dari bilah pedang yang terhunus padanya. Ia masih terus memancing emosi Arya meski nyawanya kini berada di ujung tanduk.

“Terserah kau saja!” Arya berdecik. “Aku memberimu pilihan. Menyusul sahabatmu, Sambara atau lari dan kau akan melihat Cundahamani?”

“Ck! Ayo lah kau bisa menebas leherku sekarang dengan mudah.” Wangsa membuang wajahnya. Ia benar-benar tak tahan dengan rasa panas yang memendar dari bilah pedang itu.

“Tapi kau harus melenyapkan tabir-tabir merepotkan itu!” pinta Arya disambut tawa Wangsa yang begitu keras.

“Kau cukup pandai untuk menyadarinya, tapi cukup bodoh untuk kembali terperangkap dalam tabir yang kau bilang merepotkan itu.” Wangsa kembali melanjutkan tawanya. Arya segera mengedarkan pandangan mengamati kondisi di sekitarnya.

“Bedebah!”

Suara tawa Wangsa begitu keras hingga umpatan Arya tak terdengar olehnya. Arya mengira ia sudah berhasil memojokkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status