Share

153. Tugas Pertama

Arya kembali mengusap-usap dagunya. Jika benar Candikapura memiliki pasukan tak terlihat, maka hal itu akan sangat merepotkan. Ingatannya kembali pada peristiwa ia tersesat di dunia ruh. Lalu bertemu dengan Ki Bayanaka.

“Ah!” Arya menjentikkan jarinya. “Prajurit, tolong panggilkan Ki Bayanaka. Katakan padanya aku membutuhkannya! Cepat!”

“Sendika, Gusti!” sahut seorang prajurit. Pria itu lalu berbalik dan berlari menuju pendopo. Tempat terakhir Ki Bayanaka berada.

“Mengapa Gusti membutuhkan Ki Bayanaka? Apa yang beliau tahu tentang Candikapura?” tanya Senopati pada Arya.

“Ki Bayanaka sedikit banyak tahu tentang dunia ruh,” jawab Arya singkat. Ia memantau kembali pergerakan pasukan Candikapura dengan teropong.

“Dunia ruh?”

“Aku juga tak begitu mengerti, Senopati. Nanti kau lihat saja sendiri apa yang bisa dilakukan Ki Bayanaka. Sekarang bantu aku memprediksi jarak barisan terdepan mereka!” timpal Arya sembari menyodorkan teropong di tangannya.

“Mereka semakin dekat, Gusti. Sebentar lagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status