Share

Tidak Ada Kesempatan Kedua

Aku berdiri di samping Ervan kemudian memberanikan diri untuk mengangkat kepala. Rasa gugup itu masih saja mengetuk jantung hingga debarannya sulit untuk dienyahkan. Ervan dengan kekhawatirannya mencoba untuk meraih punggung tanganku. Namun terlambat, aku sudah lebih dulu bergeser beberapa langkah ke samping untuk menjauhinya. Demi menyamarkan rasa panik dan gugup, aku memaksakan bibirku untuk tersenyum setulus mungkin kepadanya.

 "Pak Ervan, perkenalkan nama saya Kiara, utusan dari PT Krakatau Jaya. Saya diminta Pak Brian ke sini untuk menemui Bapak dan juga menyampaikan permohonan maaf dari Pak Brian kepada Bapak. Siang ini beliau sedang ada kunjungan proyek ke luar daerah, jadi nanti saya yang akan menyimak serta merangkum presentasi yang akan Bapak ulas."

Ervan masih terpaku di tempatnya. Kedua manik matanya menatap lekat ke arahku. Aku berusaha untuk tetap menegakkan kepala meskipun hati kian bergemuruh.

"Maaf Pak, unt

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status