Share

Cerita Pak Hans

Ruang kerjaku lenggang sejenak setelah sambungan telepon dari Pak Hans terputus. Kesadaranku juga kembali utuh, ketika beliau memintaku datang ke ruangannya dengan nada yang membentak. Aku diam sejenak, pikiranku melayang pada kejadian kemarin sore, Pak Hans meluapkan amarahnya ketika dua anak lelakinya membuat keributan di dalam rumah. Lalu pagi ini, beliau memaksaku untuk datang ke sana menghadap beliau.

Aku meletakkan ganggang telepon pada tempatnya, kemudian segera beranjak dari kubikelku untuk pergi ke ruang kerja Pak Hans. Namun, langkahku dihentikan oleh Brian. Dia sengaja merentangkan kedua tangannya diantara pintu kubikelku. Aku yakin, orang yang ada di depanku ini pasti mendengar dengan jelas, apa yang disampaikan oleh ayahnya kepadaku. Sehingga dia ingin menahan kakiku agar aku tetap berada di ruang kerjaku.

"Maaf, Pak. Saya harus segera pergi dari sini." Aku menundukkan kepalaku, malas melihat wajah songong milik Brian.

&n

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status