Share

Kemarahan Bima

Rasa bersalah dan nyaman datang secara bersamaan ke dalam hatiku. Ketenangan muncul secara perlahan ketika aku berada di dalam dekapan Ervan. Namun, sebagai seorang wanita yang sudah bersuami, hal ini tentu saja tidak bisa dibenarkan. Aku ingin berontak. Tapi pikiranku berkata tidak.

Aku memegang lengan kekar yang sedang melingkar di perutku. Suka atau tidak, sebelum rasa nyaman ini menuntut lebih, aku harus melepaskan  pelukannya sesegera mungkin.

"Kiara." Aku menoleh pada sumber suara. Sedikit terkejut ketika tau bahwa orang yang memanggil namaku adalah Pak Bima, suami sahku. Aku menarik tangan Ervan kemudian menjauhkan badanku darinya. Kekakuan lidahku semakin membuat suasana menjadi awkward.

"Kamu ngapain, Ki?" Pak Bima menatap heran kepadaku.  Sedangkan aku masih berdiri kaku dengan tangan yang sedikit gemetar. Dengan cara apa aku menjelaskan kepadanya?

Jujur, dari semua ketakutan yang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status