"Akhirnya semua kelengkapan berkas sudah lengkap dan siap dikirimkan." batin Sarah sambil memasukkan lembaran-lembaran kertas yang merupakan berkas pendaftaran kuliah ke dalam map.
Sarah mengumpulkan berkas-berkasnya ke bagian kesiswaan di SMA-nya untuk dikirimkan ke perguruan tinggi yang dituju secara kolektif.
Beberapa hari berlalu tanpa ada perkembangan informasi dari pihak perguruan tinggi.
***
Suatu pagi dirumah Sarah tiba-tiba ada seorang kurir datang yang mengirimkan sebuah amplop berisi surat. Ternyata surat itu dari kampus X di kota Jember yang menyatakan bahwa Sarah diterima di kampus tersebut.
"Terimakasih pak." ucap Sarah pada kurir tersebut yang hendak beranjak pergi.
"Sama-sama neng" jawab kurir itu singkat.
Sarah kemudian berlalu dan berlari menghampiri ibunya yang sedang memasak di dapur dengan membawa surat dari kampus X. Kemudian Sarah memeluk ibunya dari belakang sambil berbisik "Ibuuu,,, Sarah diterima di kampus X bu."
"Alhamdulillah nak. Akhirnya doa ibu terkabul" jawab sang ibu sambil berbalik lalu memeluk erat anaknya. Keduanya berpelukan tanpa terasa air mata menetes di pipi ibu Sarah karena merasa terharu.
"Tapi bu..." Sarah menggantungkan kalimatnya.
"Tapi kenapa Sarah?" tanya sang ibu dengan penasaran.
"Uang masuk kuliah tidak termasuk dalam beasiswa yang akan didapatkan dan harus dibayarkan secara mandiri oleh calon mahasiswa." kata Sarah menjelaskan dengan perasaan sedih.
Sejurus kemudian keduanya diam terpaku hanya saling bertukar pandang. Kemudian sang ibu berusaha menenangkan Sarah.
"Sudahlah jangan kau pikirkan itu. Nanti akan ibu usahakan mencari solusinya. Berapa uang masuk yang harus dibayarkan?" tanya sang ibu.
Setelah melihat rincian pembayaran di surat penerimaan yang sedang dipegangnya, Sarah lalu menjawab "Tujuh Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah bu. Uang sebanyak itu kita dapat darimana?" tanya Sarah dengan penuh keraguan.
"Sudah,,sudah jangan terlalu dipikirkan soal biaya. Nanti ibu usahakan. Tugasmu hanya memikirkan soal studimu dan berdoa untuk kesuksesanmu nak." kata sang ibu sambil mengusap punggung Sarah yang sedang kebingungan.
Keduanya lalu menyiapkan sarapan dan makan bersama di ruang tengah. Rumah yang mereka huni tidaklah begitu besar. Hanya sebuah rumah berukuran 6x10 meter dengan 3 kamar tidur berdampingan, ruang tamu, ruang tengah, dapur dan 1 kamar mandi. Sebuah rumah sederhana untuk dihuni 2 keluarga. Sarah dengan ibunya, juga Wulan dengan anak dan suaminya.
***
Hari berlalu begitu saja. Sore harinya Sarah sedang berbincang dengan ibunya. Sejurus kemudian mereka membahas soal uang kuliah Sarah.
"Ibu sudah ada jalan keluar untuk membayar uang kuliahmu nak" kata sang ibu dengan perasaan lega.
"Benarkah bu?" tanya Sarah tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan ibunya.
"Iya betul nak. Tadi ibu bercerita kepada sepupumu yang dulu ibu asuh tentang rencana studimu. Dia sekarang menjadi pengusaha yang sukses dan dia bersedia membantu membayarkan uang masuk kuliahmu nak. Ibu sangat bersyukur sekali." kata sang ibu sambil menjelaskan pada Sarah.
"Dan dia memintamu menghubunginya secara langsung. Ini nomer teleponnya dan namanya adalah Indri." sambung sang ibu sambil memberikan selembar kertas berisi nomor telepon sepupu Sarah.
"Baik bu akan Sarah hubungi sesuai perintah ibu." jawab Sarah penuh hormat pada ibunya.
Sarah kemudian memeluk ibunya dan dibalas dengan ibunya mengusap puncak kepala Sarah.
Mohon dukungan like dan komennya yaa teman😊
Sesuai perintah ibunya, Sarah menghubungi sepupunya yang bernama Indri. Dulu sewaktu kecil, Indri pernah dititipkan ke ibu Sarah dan diasuh hingga remaja kemudian setelah dewasa, Indri kembali diambil orangtuanya untuk dikuliahkan di kota tempat mereka tinggal."[Selamat sore mbak Indri, ini saya Sarah, anak bu Lia]" isi pesan Sarah yang dikirimkan ke Indri, sepupunya.Lama tak mendapat balasan, Sarah merasa ada kecemasan menyelimuti pikirannya. Beberapa saat kemudian dia melihat ponselnya untuk mengecek apakah ada pesan balasan dari Indri. Namun ternyata tak ada pesan satupun yang masuk. Selang beberapa saat kemudian, Sarah kembali mengecek ponselnya namun tetap belum ada balasan dari sepupunya itu. Sarah merasa putus asa. "Apakah mbak Indri tidak menerima pesan yang kukirimkan? Atau mungkin mbak Indri berubah pikiran untuk membantuku?" gumam Sarah dalam hatinya. Pikirannya mulai menerka-nerka segala kemungkinan. Sarah bertarung dengan asumsi-asumsi yang berkecamuk di
Esok harinya Sarah pergi ke Bank ABC untuk mengambil uang di rekeningnya. Setelah menerima uangnya, Sarah bergegas pergi ke Universitas X untuk melakukan pembayaran uang masuk kuliahnya.Selesai dengan urusan pembayaran dan administrasi pendaftaran, Sarah segera kembali ke kota tempat tinggalnya.4 jam berlalu dan tibalah Sarah dirumahnya."Bu, Sarah sudah pulang" ucap Sarah dengan nada lelah seraya membuka pintu rumah."Iya nak. Kamu istirahat dulu. Setelah itu jangan lupa mandi dan makan ya." jawab sang ibu.Sarah berlalu menuju kamar untuk meletakkan tasnya diatas nakas. Lalu dia segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Selesai mandi, Sarah langsung menuju kamarnya untuk beristirahat tanpa makan terlebih dahulu. Dia berbaring diatas kasurnya dan tanpa disadari Sarah pun terlelap tidur.***Sinar mentari menerobos masuk ke kamar Sarah melewati celah-celah jendela. Pagi sudah tiba. Sarah menggeliat diatas kasur lalu mena
Setelah mendiskusikan dengan ibunya, akhirnya Sarah telah mendapat sebuah keputusan untuk memilih."Sarah akan tetap melanjutkan untuk masuk kuliah di kampus X, bu. Sarah tidak ingin mengecewakan mbak Indri yang sudah membantu kita membayarkan uang masuk kuliahnya. Lagipula jika dibatalkan, uang pembayarannya tidak akan kembali dan kita tidak bisa mengembalikan uangnya pada mbak Indri meskipun uang tersebut tidak akan dimintanya kembali" kata Sarah mencoba menjelaskan pada ibunya.Ibu Sarah hanya mengangguk tanda bahwa dia memahami dan menerima keputusan anaknya."Baiklah kalau itu keputusanmu Sarah. Segera berikan kabar ke guru SMA-mu itu bahwa kamu tidak bisa menerima beasiswa yang diberikan.""Iya bu. Ini Sarah hendak ke sekolah untuk memberitahukan keputusan Sarah pada bu Rita."Sarah pun kembali ke sekolah untuk menyampaikan keputusannya. Bu Rita pun memahami dan menerima keputusan Sarah tersebut.Setelah urusan di sekolahnya selesai, S
"Sudah beres semua. Barang-barang sudah dikemas ke dalam tas dan koper. Siap untuk berangkat" batin Sarah dalam hatinya.Sarah kemudian merapikan tas dan kopernya di dalam kamar. Disusun di sebelah lemari pakaiannya dan tas-tas tersebut siap diangkut untuk dibawa ke tempat tinggal baru Sarah di kota Jember. Disana Sarah akan tinggal dirumah kos bersama teman SMAnya yang sama-sama kuliah di kota tersebut.Selesai membereskan semua barangnya, Sarah lalu berbaring diatas kasurnya dan bersiap tidur karena saat itu jam sudah menunjukkan pukul 21.45.***Keesokan harinya.."Sarah bangun. Ini sudah jam 8. Sebentar lagi mobil yang disewa akan segera datang. Cepat siap-siap." ujar Wulan sambil menggoyang-goyangkan badan Sarah agar dia terbangun dari tidurnya."Hhmmm." jawab Sarah sambil menggeliat dan meregangkan kedua tangannya diatas kasur.Sarah pun kemudian bergegas bangun dan mandi. Setelah itu dia mengambil sarapan dan makan diruang teng
Malam pun tiba. Hujan deras disertai angin dan petir menggelegar sedang mengguyur tempat itu.Tiba-tiba.."Tok..tok..tok." pintu kamar Sarah diketuk dari arah luar.Tanpa berkata apapun Sarah langsung membuka pintu dan betapa senangnya dia melihat siapa yang datang."Aahh Okta. Akhirnya kamu sampai juga." ujar Sarah sambil mempersilahkan Okta masuk ke kamarnya. Okta merupakan teman SMA Sarah yang akan tinggal sekamar dengannya. Okta akan berkuliah dikampus yang berbeda dengan Sarah."Iya Sarah. Aku memang berangkat sore karena ada beberapa hal yang harus aku selesaikan terlebih dahulu dirumah." jawab Okta.Keduanya pun akhirnya masuk ke dalam kamar kos dan melanjutkan mengobrol di dalam."Kayaknya hujannya sudah reda. Keluar cari makan yukk. Laper banget nih." ujar Okta."Ide bagus. Bentar ya aku ambil jaket dulu." jawab SarahKeduanya lalu pergi keluar kos untuk mencari warung makan. Cuaca malam itu begitu dingin. Kabut
Seminggu berlalu..Hari ini merupakan hari Senin. Sarah sibuk mempersiapkan segala yang dibutuhkan untuk mengikuti kegiatan Ospek yang merupakan program pengenalan kampus.Pukul 06.30 Sarah berangkat menuju kampusnya yang berjarak hanya 500 meter dari rumah kosnya. Dengan memakai kaos seragam berwarna putih dan celana training hitam juga sepatu sneakers hitam, Sarah berjalan kaki seorang diri menuju kampus.Sepuluh menit berlalu, Sarah tiba di halaman kampus.Di lapangan depan aula sudah banyak kerumunan mahasiswa-mahasiswi baru yang akan mengikuti ospek.Sarah memasuki barisan dengan tulisan Teknik di depannya yang menunjukkan bahwa barisan tersebut adalah mahasiswa jurusan Teknik di kampus itu.Apel pagi akan segera dimulai."Selamat pagi teman-teman mahasiswa semuanya." sapa ketua BEM yang berdiri di depan barisan mahasiswa baru."Selamat pagi kak," serentak suara mahasiswa baru menjawab dengan penuh semangat.Setelah
Seminggu acara ospek telah dijalankan dan sebagai penutup kegiatan maka akan diadakan acara malam keakraban di GOR kampus agar para mahasiswa baru semakin akrab dengan para mahasiswa senior di kampus itu.Acara malam itu juga bertujuan untuk memperkenalkan kegiatan ekstrakurikuler yang ada di kampus tersebut. Setiap organisasi mengirimkan beberapa perwakilan untuk tampil di acara pentas seni malam itu.Saat malam tiba.Pukul 18.00 Sarah kembali berangkat menuju kampus untuk mengikuti malam keakraban. Disana dia bertemu dan berkumpul dengan mahasiswa mahasiswi yang nantinya akan menjadi teman sekelasnya.Sarah saling berkenalan dengan yang lainnya.Di jurusan Teknik hanya ada 6 perempuan termasuk Sarah dan 34 laki-laki. Jurusan ini memang tak banyak menerima mahasiswa karena memang masih baru dan program percontohan di kampus itu. Dengan kata lain, Sarah dan teman-temannya adalah angkatan pertama di jurusan tersebut.Sarah berkumpul dengan te
Hari-hari berlalu.Saat semester 3, Sarah memutuskan untuk pindah tempat kos dengan teman-teman sekelasnya. Sedangkan Okta sudah terlebih dulu pindah ke tempat kos yang lebih dekat dengan kampusnya.Di tempat kos baru, Sarah tinggal sekamar dengan Olivia, mahasiswi junior dari jurusan Manajemen. Sarah berkawan baik dengan gadis perawakan kurus, dan rambut lurus panjang sepinggang itu."Mbak semester ini kamu dapat beasiswa lagi?" tanya Olivia"Iya liv, lumayan buat bayar uang kuliah semester depan." tukas Sarah dengan suara terdengar sedang bahagiaTiap semester Sarah selalu mendapatkan beasiswa karena prestasinya yang bagus. Sedangkan untuk biaya hidup dia dibantu oleh sepupunya Indri. Hari-hari berlalu terus seperti itu.Saat ini Sarah sudah semester 6 dan tahun depan diperkirakan akan lulus kuliah."Mbak semester depan waktunya kamu magang ya?" tanya olivia pada Sarah yang sedang mengerjakan tugas kuliahnya."Iya liv. Ini ak