Sesampainya dirumah, Ivan langsung menelepon Sarah untuk memastikan kekasihnya itu masih berada di kos dan tak pergi lagi dengan orang lain setelah diantarkannya tadi."Ada apa?" suara Sarah terdengar malas"Kangen aja yank" jawab Ivan di seberang sana.Hanya helaan nafas yang terdengar dari tempat Sarah."Kamu lagi ngapain yank?" tanya Ivan"Rebahan. Mau tidur" jawab Sarah seadanya."Yaudah kamu istirahat ya yank. Nice dream" ucap IvanTak menanggapi kata-kata Ivan, Sarah langsung mengakhiri panggilan begitu saja.'Apa aku putus aja ya sama dia. Aku gak mau terus-terusan jadi pemuas nafsunya aja. Tapi gimana sama ibu yang udah tau aku pacaran sama dia? Lalu bagaimana masa depanku setelah dia merenggut kehormatanku?' batin Sarah. Banyak tanya dan pertimbangan yang berkecamuk dalam pikirannya. Tak menemukan solusi, Sarah merasa frustasi hingga menjambak rambutnya sendiri."Aakkhh" pekik Sarah tertahan saat merasakan sakit di rambutnya yang ia jambak."Kamu kenapa mbak?" tanya Olivia"L
Sarah menaiki motor Ivan dengan kesal. Bibirnya mengerucut. Tak ada perbincangan apapun selama dalam perjalanan."Kamu kenapa gak izin sama aku kalo mau pergi sama temenmu?" tanya Ivan ketika mereka telah tiba di kos Sarah"Masa iya apapun yang mau aku lakuin harus izin kamu dulu. Ayolah kita itu cuma pacaran bukan suami istri yang apa-apa aku harus izin. Aku juga pengen bebas gak dikekang terus sama kamu Van" Sarah meluapkan isi hatinya. Tak ada lagi panggilan sayang darinya."Oh kamu pengen bebas iya?" sentak Ivan membuat Sarah diam membeku. "Jawab" sentaknya lagi saat tak ada jawaban dari Sarah"Aku juga pengen nikmati masa-masa mudaku layaknya remaja lain. Jalan sama temen, nongkrong apapun itu selayaknya remaja normal. Bukan dikekang gini" ucap Sarah dengan suara bergetar menahan bulir yang akan jatuh di sudut matanya.Ivan mengusap rambutnya kasar. Ia harus meninggalkan pekerjaannya untuk menyusul Sarah dan membawanya pulang, padahal tak ada siapapun yang memintanya."Mending ki
Esok harinya,,,Sarah sudah pergi ke kampus sejak pukul tujuh karena hari ini ia ada janji dengan dosen pembimbingnya. Saat memasuki area kampus tubuhnya terpaku melihat mobil Ivan yang juga memasuki kampusnya.'Ngapain dia kesini?' batin Sarah cemasIvan hanya menoleh sejenak dan menyeringai pada Sarah tanpa menyapa gadis itu. Pandangan Sarah terus mengikuti arah kepergian mobil Ivan yang ternyata berhenti di lobi kantor rektorat.Sarah gelisah sejak melihat kedatangan Ivan yang menuju kantor rektorat mengingat ancamannya kemarin siang. Gadis itu tau jika Ivan akan menemui kakaknya di dalam gedung itu, namun untuk tau siapa kakak dari lelaki tersebut tidak memungkinkan bagi Sarah untuk mencari tahunya.Sarah hanya seorang mahasiswa yang hanya tau kuliah dan belajar. Ia jarang bersosialisasi dengan mahasiswa atau mahasiswi dari fakultas lain jika tak ada kuliah bersama. Bahkan ia hanya mengikuti kegiatan ekstra yang hanya diwajibkan saja.Dengan hati gelisah dan penuh tanya, Sarah mela
Usai mengantarkan Sarah pulang ke kosnya, Ivan kembali melajukan motornya entah kemana. Pamitnya sih pulang namun hingga beberapa jam berlalu lelaki itu tak mengirimkan pesan atau menghubungi Sarah seperti biasanya. Jika sebelumnya ia akan memberikan kabar pada Sarah melalui pesan atau telepon saat dirinya sudah tiba dirumahnya, namun hari ini ia tak melakukannya.Sarah memandangi ponselnya yang begitu hening tak ada notifikasi apapun. Entah apa yang ia harapkan dari ponsel itu.'Ya Tuhan aku sudah seperti p*lacur saja. Setelah dipakai diabaikan begitu saja' batin Sarah dalam hatinya. Hatinya begitu sakit mengingat dia bertahan karena ancaman dari Ivan dan hanya dimanfaatkan sebagai pemuas nafsu lelaki itu saja. Sebenarnya ia merasa lelah dan frustasi namun ia tak bisa mengorbankan harapan ibunya di kampung halaman dan membuat sang ibu kecewa. Sarah hanya bisa menahan semua tekanan dan penderitaan yang dialaminya sendiri. Hanya Olivia yang selalu ada di sisinya dan mendukungnya selama
Sarah adalah seorang gadis cerdas dan polos. Dia terlahir di tengah keluarga yang dibilang jauh dari kata cukup. Terlahir sebagai anak terakhir dari dua bersaudara membuat Sarah menjadi anak kesayangan di keluarganya. Ibu dan kakaknya begitu menyayangi dan memanjakannya. Meski bukan dengan kemewahan, namun Sarah selalu dimanjakan dengan limpahan kasih sayang dari ibu dan kakak perempuannya, Wulan.Ayahnya telah meninggal saat Sarah hendak mengikuti ujian akhir sekolah di SMA. Meski demikian hal itu tidak menjadikannya sebagai penghambat untuk mendapatkan nilai sempurna di ujian akhirnya.***Singkat kata Sarah telah lulus SMA dengan nilai ujian akhir yang sangat memuaskan. Dia mendapatkan peringkat dua tingkat provinsi. Sarah berniat bekerja setelah lulus SMA untuk membantu keuangan keluarga, namun niatnya harus diurungkan karena kakak dan ibunya tidak menyetujui rencananya itu."Pokoknya kamu harus kuliah nak!" kata sang ibu dengan tegas."Tapi bu
"Akhirnya semua kelengkapan berkas sudah lengkap dan siap dikirimkan." batin Sarah sambil memasukkan lembaran-lembaran kertas yang merupakan berkas pendaftaran kuliah ke dalam map.Sarah mengumpulkan berkas-berkasnya ke bagian kesiswaan di SMA-nya untuk dikirimkan ke perguruan tinggi yang dituju secara kolektif.Beberapa hari berlalu tanpa ada perkembangan informasi dari pihak perguruan tinggi.***Suatu pagi dirumah Sarah tiba-tiba ada seorang kurir datang yang mengirimkan sebuah amplop berisi surat. Ternyata surat itu dari kampus X di kota Jember yang menyatakan bahwa Sarah diterima di kampus tersebut."Terimakasih pak." ucap Sarah pada kurir tersebut yang hendak beranjak pergi."Sama-sama neng" jawab kurir itu singkat.Sarah kemudian berlalu dan berlari menghampiri ibunya yang sedang memasak di dapur dengan membawa surat dari kampus X. Kemudian Sarah memeluk ibunya dari belakang sambil berbisik "Ibuuu,,, Sarah diterima di kampus X
Sesuai perintah ibunya, Sarah menghubungi sepupunya yang bernama Indri. Dulu sewaktu kecil, Indri pernah dititipkan ke ibu Sarah dan diasuh hingga remaja kemudian setelah dewasa, Indri kembali diambil orangtuanya untuk dikuliahkan di kota tempat mereka tinggal."[Selamat sore mbak Indri, ini saya Sarah, anak bu Lia]" isi pesan Sarah yang dikirimkan ke Indri, sepupunya.Lama tak mendapat balasan, Sarah merasa ada kecemasan menyelimuti pikirannya. Beberapa saat kemudian dia melihat ponselnya untuk mengecek apakah ada pesan balasan dari Indri. Namun ternyata tak ada pesan satupun yang masuk. Selang beberapa saat kemudian, Sarah kembali mengecek ponselnya namun tetap belum ada balasan dari sepupunya itu. Sarah merasa putus asa. "Apakah mbak Indri tidak menerima pesan yang kukirimkan? Atau mungkin mbak Indri berubah pikiran untuk membantuku?" gumam Sarah dalam hatinya. Pikirannya mulai menerka-nerka segala kemungkinan. Sarah bertarung dengan asumsi-asumsi yang berkecamuk di
Esok harinya Sarah pergi ke Bank ABC untuk mengambil uang di rekeningnya. Setelah menerima uangnya, Sarah bergegas pergi ke Universitas X untuk melakukan pembayaran uang masuk kuliahnya.Selesai dengan urusan pembayaran dan administrasi pendaftaran, Sarah segera kembali ke kota tempat tinggalnya.4 jam berlalu dan tibalah Sarah dirumahnya."Bu, Sarah sudah pulang" ucap Sarah dengan nada lelah seraya membuka pintu rumah."Iya nak. Kamu istirahat dulu. Setelah itu jangan lupa mandi dan makan ya." jawab sang ibu.Sarah berlalu menuju kamar untuk meletakkan tasnya diatas nakas. Lalu dia segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Selesai mandi, Sarah langsung menuju kamarnya untuk beristirahat tanpa makan terlebih dahulu. Dia berbaring diatas kasurnya dan tanpa disadari Sarah pun terlelap tidur.***Sinar mentari menerobos masuk ke kamar Sarah melewati celah-celah jendela. Pagi sudah tiba. Sarah menggeliat diatas kasur lalu mena