Beranda / Romansa / Cinta posesif sang CEO / Bab 50 Persiapan pembukaan resort

Share

Bab 50 Persiapan pembukaan resort

Penulis: luscie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-11 22:45:38

Sabtu pekan ini Jonathan sibuk meninjau resort di Oak beach yang dalam tahap akhir. Kai menemaninya pagi itu. Jonathan membawa serta tim konsultan untuk persiapan operasional yang disewanya selama 2 bulan mendatang. Tim konsultan akan merekrut pekerja untuk ditempatkan di bagian front office, housekeeping, food and beverage. Untuk manajemen perhotelan secara profesional, Jonathan merekrut Lucas sebagai manajer resort, pria tampan keturunan Afrika Amerika, memiliki kulit coklat dengan mata hitam dan berperawakan tinggi tegap.

“Kuharap resort bisa segera beroperasional dalam 2 minggu ke depan.”Jonathan memeriksa persiapan di setiap sudut kamar. Lucas berdiri mendampingi, sebelumnya ia telah memerintahkan beberapa pegawai lepas harian untuk merapikan semua kamar sesuai standar hotel, hal yang telah dikuasainya selama 10 tahun bekerja sebagai manajer di beberapa hotel bintang 4 di New York.

“Akan kami upayakan, Sir. “

“Jonathan saja, Lucas. Kurasa kita seumuran, “ucap Jonathan sembari m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Cinta posesif sang CEO   Bab I Aku ingin bercerai

    “Aku ingin bercerai,”suara Oliver memecah heningnya malam saat Emily bersiap tidur.  Emily tertegun. Merasa ada yang salah dengan pendengarannya barusan. “Kau bilang apa?”“Aku ingin bercerai, Em,”tegas Oliver. Kali ini suaranya tak lagi terbata.Emily bangkit dan berjalan di sisi lain tempat tidur, mendekati Oliver yang duduk di tepi ranjang.“Apa maksudmu?”Oliver mendongak, menatap Emily dengan perasaan bercampur aduk. “Ibu memintaku bercerai. Dan aku mendukung keputusannya.”“Kita yang menikah, kenapa ibumu juga ikut campur?”Emily menahan suaranya yang hampir berteriak.“Orang tuaku ingin mempunyai keturunan, dan kamu tidak bisa memberikannya.”“Aku?”tanya Emily tak percaya dengan kalimat yang diucapkan Oliver barusan. “Koreksi kalimatmu, Oliver. Yang benar adalah kita tidak bisa memberikan keturunan.”Emily memberikan penekanan pada setiap kalimatnya. Tidak sekali ini ia mendengar Nyonya Edith, ibu Oli

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Cinta posesif sang CEO   Bab 2 Pulang

    Dua bulan telah berlalu. Emily mengira jika waktu akan menyembuhkan rasa sedihnya. Tapi itu hanya teori belaka. Ia semakin terpuruk. Ia tidak konsentrasi bekerja. Sering melamun dan menangis tanpa sebab. Beberapa kali ia melakukan kesalahan hingga dengan berat hati dan merasa tahu diri, Emily memilih berhenti bekerja. Dengan tabungan tersisa beberapa dolar ia hanya bisa bertahan sebulan saja. Akhirnya ia memilih pulang. “Sayang, apa yang terjadi?”Nyonya Aldera, ibu Emily terkejut menerima kedatangan Emily malam itu. Wanita tua itu memeluk putri sulungnya dan tanpa kata Emily kembali menangis. “Ayo, masuklah.” Aldera paham akan situasi Emily dan menahan diri untuk tidak bertanya sampai Emily kembali tenang. Robert Patterson, ayah Emily, yang masuk dari arah belakang rumah tampak khawatir melihat Emily yang kini duduk di kursi dapur. “Sayang, ada apa?Apa kamu baik-baik saja?” Aldera memberi isyarat pada suaminya untuk berhenti bicara. Emily memeluk ayahnya sesaat. “Maafkan aku,”u

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Cinta posesif sang CEO   Bab 3 Meninggalnya Tuan William Walker

    Upacara pemakaman Tuan William Walker, pendiri sekaligus CEO Weston Corp, telah berakhir hampir satu jam yang lalu. Perwakilan tiap divisi yang diundang menghadiri upacara pemakaman, secara rombongan mulai berdatangan di kantor pusat Weston Corp, begitu pula dengan Paula Meyer, Wanita itu masuk di ruangannya dengan mata sembab. Kepergian mendadak presdir dari Weston Corp itu memang menyisakan kesedihan yang mendalam bagi seluruh karyawan di Weston Corp “Aku tak menyangka tuan William sudah pergi. Padahal kemarin lusa aku masih sempat ngobrol dengannya,”ujarnya dengan mata berkaca-kaca. “Dia orang yang sangat baik.”Paula duduk di kursi Emily, bawahannya yang sedari tadi berdiri memperhatikan. ‘’Nyonya Averie sangat terpukul,”ucap Paula parau. Paula tengah membicarakan istri kedua tuan William. Cali dan Abigail, yang duduk di kursinya masing-masing hanya menatap sendu. Tuan William memang orang yang baik, sebagai pemimpin, dia juga dikenal dengan sifatnya yang ramah dan bijaksana

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Cinta posesif sang CEO   Bab 4 Sang CEO Baru

    Dua minggu telah berlalu sejak meninggalnya tuan William Walker. Tampuk kepemimpinan masih kosong. Rapat direksi telah digelar seminggu yang lalu akan tetapi hasil rapat yang dihadiri juga oleh pengacara keluarga dan Nyonya Averie serta James tetap dirahasiakan. Pagi ini tepat pukul 09.00 waktu setempat. Weston Corp menjadi heboh. Sang CEO baru telah datang. “Mr Jonathan?”Roger, staff purchasing menerima telepon dari salah satu temannya di front office lantai 1. “Dia sudah datang?” “Apakah yang tadi bertemu denganku di lift?”Si cantik Elora menutup mulutnya terkejut. “Kukira tadi aku bertemu model baru untuk iklan kita. Sumpah!Dia sangat tampan!” Jika Elora berani bersumpah dengan apa yang telah dilihatnya, berarti kenyataannya adalah melebihi yang dibayangkan. Sangat tampan bisa jadi luar biasa tampan. “Ooh, kenapa aku tidak datang terlambat saja tadi,”seru Emelia. “Seberapa tampan mr Jonathan?Bagaimana dengan Axel?”tanya Ainsley menyebut salah satu model terbaru yang m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Cinta posesif sang CEO   BAB 5 Pertemuan

    Tersisa lima belas menit lagi bagi Emily untuk menyelesaikan penataan ruang rapat untuk tim pemasaran. Emily memastikan lagi semua meja telah terisi dengan beberapa alat tulis dan botol air mineral. Memeriksa panel kontrol proyektor untuk menyesuaikan dengan layar. Emily juga menambah pengharum ruangan sesuai permintaan Caleb. Dari arah belakang terdengar suara pintu terbuka. “Kurang lima belas menit lagi Cal. Biarkan aku bekerja dengan tenang,”ujar Emity tanpa menoleh. Siapa lagi manusia usil di perusahaan ini yang ketagihan untuk mengganggunya. Tak ada jawaban. Tumben. Emily menoleh. Dan demi Tuhan!Ada jelmaan dewa Apollo, melewatinya dengan tubuh berbalut jas dan kemeja berkerah. Rambutnya cokelat emas, matanya sempat menatap Emily beberapa detik sebelum mengarahkan pandangan ke meja paling ujung ruangan. Seumur hidupnya, Emily tidak pernah menemukan mata abu abu seindah itu. Dengan gugup, Emily berusaha mengembalikan kesadaran, ia mengamati kertas yang diberikan Caleb padan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Cinta posesif sang CEO   BAB 6 Terima Kasih Saja Tidak Cukup

    Setelah kejadian terjebak lift sabtu malam, tampaknya semua baik-baik saja. Emily memperhatikan semua petugas keamanan tetap bertugas seperti biasa. Tak ada berita menghebohkan seperti pemecatan atau apapun. Semua tenang terkendali seakan tidak pernah ada insiden lift macet. Hingga dua pekan berlalu, saat di Jumat sore menjelang usai jam kantor, sebuah telepon dari sekretaris CEO meminta Emily untuk menghadap sang bos. “Aku?apakah beliau tidak memberitahumu tentang apa?”tanya Emily kuatir. Dua minggu ini ia melakukan pekerjaannya dengan baik, tak ada complain dari divisi lain. “Tidak ada nona Emily, tuan Jonathan hanya memintamu untuk datang ke ruangannya sekarang,”Ernetta, sekretaris CEO menjawab singkat. “Baiklah, aku segera kesana.” Emily melangkah bergegas ke lantai 12, letak ruangan CEO berada. Dia hanya dua kali berkesempatan mengunjungi lantai 12 yang memang dkhususkan hanya untuk kantor CEO dan sekretarisnya. Ruangan itu begitu megah dan mewah. Di meja sekretaris, Ern

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Cinta posesif sang CEO   Bab 7 Jonathan dan Emily

    Sudah hampir sebulan ini, Jonathan sering meminta bantuan Emily untuk menemaninya menghabiskan waktu luang di akhir pekan. Entah sudah berapa puluh alasan yang diberikan Jonathan hingga Emily tak bisa menolaknya. Hanya untuk sekedar jalan di taman kota, menemaninya berbelanja pakaian atau menikmati sunset di Pantai. Sebuah pesan pendek masuk di layar ponsel Emily. Dari Jonathan. “Aku jenuh, temani aku ke café malam ini” Emily melirik jam tangan di pergelangan tangan kanannya. Pukul 18.00. Harusnya satu jam yang lalu waktu kantor telah berakhir. Tapi ia harus lembur menyelesaikan laporan stok asset untuk persiapan audit akhir tahun. Emily mengetik pesan balasan “Aku harus lembur” Sesaat kemudian Jonathan mengetikkan sesuatu. “Siapa saja yang lembur di ruanganmu?” Meski satu divisi, tapi job desk pekerjaan Emily berbeda dengan Cali dan Abigail, jadi malam ini ia hanya sendiri. “Aku sendirian.” Tak ada jawaban. Emily merasa Jonathan memaklumi kesibukannya dan takkan tega m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Cinta posesif sang CEO   Bab 8 Pertemuan tak terduga

    Pagi ini waktu terasa berjalan lambat. Emily duduk di samping ibunya, di ruang tunggu Harlem Hospital Center. Sang ayah, Robert Patterson harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak nafas. Emily mengirim pesan kepada Paula Meyer jika dirinya tidak masuk kerja. Dan Paula mengijinkan. Nyonya Aldera menghapus air mata yang menggenang di sudut mata. Emily mempererat genggaman tangannya. “Ayah akan baik-baik saja.” “Kuharap begitu, Em. Penyakit ginjal ayahmu sudah kronis. Dokter bilang ini sudah stadium akhir. “ Emily mengangguk. “Tapi kita tidak boleh menyerah,bu.” “Tidak akan pernah. Aku akan berjuang bersamanya.” Emily memeluk bahu ibunya. Mencium sisi wajah Aldera. Berusaha memberikan kekuatan. “Ibu tidak sendiri. Aku dan Eden akan berjuang demi ayah.” Aldera tersenyum samar. Menatap lalu lalang pengunjung rumah sakit yang berseliweran di sepanjang koridor. Saat menjelang sore hari sebuah pesan pendek muncul di ponsel Emily. Dari Jonathan. “Kudengar ayahmu ada

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28

Bab terbaru

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 50 Persiapan pembukaan resort

    Sabtu pekan ini Jonathan sibuk meninjau resort di Oak beach yang dalam tahap akhir. Kai menemaninya pagi itu. Jonathan membawa serta tim konsultan untuk persiapan operasional yang disewanya selama 2 bulan mendatang. Tim konsultan akan merekrut pekerja untuk ditempatkan di bagian front office, housekeeping, food and beverage. Untuk manajemen perhotelan secara profesional, Jonathan merekrut Lucas sebagai manajer resort, pria tampan keturunan Afrika Amerika, memiliki kulit coklat dengan mata hitam dan berperawakan tinggi tegap. “Kuharap resort bisa segera beroperasional dalam 2 minggu ke depan.”Jonathan memeriksa persiapan di setiap sudut kamar. Lucas berdiri mendampingi, sebelumnya ia telah memerintahkan beberapa pegawai lepas harian untuk merapikan semua kamar sesuai standar hotel, hal yang telah dikuasainya selama 10 tahun bekerja sebagai manajer di beberapa hotel bintang 4 di New York. “Akan kami upayakan, Sir. ““Jonathan saja, Lucas. Kurasa kita seumuran, “ucap Jonathan sembari m

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 49 Pertemuan Shawn dan Jacob

    Tanner Smith's pub, New York. Pukul 8 malam. Shawn duduk di meja bar, ia memegang gelas berisi whiskey. Pandangan matanya beralih pada sosok pria yang baru tiba dan duduk di sebelah nya. “Aku Jacob, kata Chris kau ingin bertemu denganku. “ Tanpa basa-basi Jacob bertanya, tanpa melihat pria di sampingnya, Jacob memberi isyarat pada bartender untuk mendekat. “Aku pesan vodka, “ucapnya pada bartender. “Kau saudara dari Jonathan? “ Tanpa basa-basi pula, Shawn bertanya. Sebenarnya ia tidak suka Jacob sejak pertama melihatnya. Dia mengenal Jacob melalui Chris, teman kuliah sekaligus teman komunitasnya sampai sekarang, ia tak menampik jika Chris juga memiliki komunitas pencandu narkoba, termasuk juga Jacob. “Ada apa memangnya? “Jacob balik bertanya. “Saudara mu sudah kurang ajar berani membuat laporan ke kepolisian tentang adikku. “ Jacob tertawa pendek. “Oh masalah itu. “Saat ini Jacob menatap Shawn dengan penuh selidik. “Adikmu kenapa sampai Jonathan ribut dengannya ? “

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 48 Anna masuk penjara

    Siang itu Mateo membawa berita tentang pelaku kecelakaan mobil. “Salah satu dari 4 orang akhirnya mengaku dibayar oleh seseorang untuk mencelakai kami, tapi target utama adalah istri anda, Sir. “ Jonathan berdiri seraya memukul meja. “Siapa, Mateo? “tanyanya penuh amarah. Rahangnya mengeras karena emosi. “Dia bilang namanya Anna. “ Jonathan memejamkan mata menahan murka. Wanita iblis! Bagaimana mungkin seorang wanita bisa mempunyai pikiran sejahat itu? “Kita selesaikan secara hukum, Sir. Saya yakin kita bisa memaksa pria itu untuk mengaku, “saran Mateo. “Jika kita melakukan kekerasan pada wanita bernama Anna tanpa saksi atau bukti, kita salah secara hukum, Sir. “ Jonathan memandang Mateo. Ia memang butuh sosok yang berfikir dengan kepala dingin saat ini. Mateo benar. Jika melukai Anna, itu akan memperkeruh masalah. “Kamu benar, Mateo. Aku akan berunding dengan pria itu. Sore ini aku akan menemui nya. “ “Yes, Sir. “Mateo mengangguk dan memberi hormat sebelum meningg

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 47 Gairah baru Emily

    Esoknya Emily mengunjungi makam Robert Patterson. Meluapkan semua kesedihan dengan air mata. Ia berbicara seakan ayahnya bisa mendengarnya. Emily menceritakan tentang kecelakaan yang membuatnya hilang ingatan. Ia juga bercerita tentang perceraiannya dengan Oliver. Tentang suami barunya yang tampan dan baik hati. Terakhir ia mengucapkan kata beribu maaf dan doa terbaik untuk ayahnya. Setelah sejam bersimpuh di makam Robert, ia menuju rumah sang ibu. Wanita itu menyambutnya dengan hangat. “Tidak perlu lagi menyembunyikan kenyataan, Ibu. Aku tahu ayah sudah meninggal. Jonathan yang memberitahuku." Emily memeluk erat ibunya. Aldera memahami keputusan Jonathan. Selama tidak membahayakan kondisi putrinya, ia akan mendukung Jonathan. “Maafkan aku harus berbohong." “Tak apa, Bu. Kau melakukannya demi aku."Emily menangis pada akhirnya. "Apakah ayah meninggal karena aku? Karena kecewa padaku? " Aldera mengurai pelukan. “Tentu saja tidak, "ucap Aldera keras. "Bagaimana mungkin kau ber

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 46 Keresahan Emily

    Jonathan menepati janjinya. Ia memperbolehkan Emily menemui Oliver siang itu. Jonathan menelepon Oliver untuk membuat janji temu untuk Emily. Oliver meminta Emily menemuinya di Unity Corp.Emily akhirnya bisa mengerti dengan sandiwara Oliver beberapa hari yang lalu. Oliver bukan lagi sales mobil tapi presdir Unity Corp saat ini. “Silahkan duduk, Emily.”Oliver mempersilahkan Emily duduk di sofa melingkar di sudut kantornya yang luas dengan nuansa kayu. Emily duduk dengan kaku. Mengamati Oliver yang tampak salah tingkah. Pria itu terasa asing baginya saat ini. Pakaiannya, rambutnya. Harusnya Emily menyadari itu saat Oliver menjemputnya di rumah sakit, saat pria itu bersandiwara di apartemen. Tapi ia dibutakan cinta. Ia masih mengira Oliver adalah pria yang mencintainya seperti saat awal menikah. Tapi saat mengetahui kebenaran yang terjadi beberapa hari ini, ia menjadi ragu akan hal itu. “Aku ingin menanyakan sesuatu padamu, Oliver,”ucap Emily memulai pembicaraan. “Tolong jujur padaku

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 45 Bolehkah aku bertemu Oliver?

    Siang itu Jonathan menunjukkan semua ruangan di apartemennya. Ada kamar tidur tamu dan ruang khusus berisi alat gym pribadi milik Jonathan. Ia juga memperlihatkan peralatan dapur yang dibeli khusus oleh Emily karena ia suka memasak. Peralatan memasak itu persis seperti impiannya dulu. Saat masih awal menikah dengan Oliver ia bercita-cita membeli peralatan memasak bermerk dan berkualitas, tapi tak pernah kesampaian karena keuangan yang tidak mencukupi.Jonathan menuruti kemauan Emily yang bersikeras pergi ke tempat kerjanya. Alfredo, sang pemilik restoran menyambut Emily dengan hangat.“Apa kabar Emily?”Pria itu menjabat tangan Emily dan Jonathan. “Lama tidak bertemu. Kamu ingin membuat reservasi di restoranku?”Emily tampak gugup. “Aku hanya ingin…”“Benar, kami ingin memesan tempat untuk makan siang.”Jonathan memotong ucapan Emily. “Tentu saja. Selalu ada tempat untuk Emily, silahkan.”Alfredo mempersilahkan keduanya memasuki area makan dan meminta secara khusus kepada anak buahnya

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 44 Mengenang kembali

    Dengan sedikit menyeret Emily, Jonathan menuju lift khusus yang membawa keduanya menuju apartemen. Sesampai di dalam apartemen, ia mengunci pintu apartemen dan duduk di sofa panjang di tengah ruangan, mengamati Emily yang berdiri kaku di samping pintu masuk. “Ini rumahmu,”ucap Jonathan . Emily menggeleng. “Aku tidak kenal tempat ini,’bisiknya sendu. “Aku juga tidak mengenalmu, tuan.” “Namaku Jonathan.” “Baiklah Mr Jonathan, biarkan aku pergi. Aku wanita bersuami.” “Aku suamimu.” Emily kembali menggeleng cepat. “Suamiku Oliver, tuan.”Saat menyebut nama Oliver, ia tiba-tiba merasa marah dan sakit hati. Kenapa Oliver diam saja saat pria itu membawanya pergi?Dan dengan pasrah Oliver malah menyebut jika pria ini mengatakan yang sebenarnya. Apakah Oliver menjual dirinya kepada lelaki di depannya karena masalah uang? Apa Oliver menjualnya karena kehidupan ekonomi mereka yang pas-pasan? Berbagai pikiran buruk hinggap di kepala Emily. Jonathan menghela nafas panjang. “Terserah,”u

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 43 Ayo pulang!

    Konsentrasi Jonathan tidak sepenuhnya tertuju pada tumpukan dokumen kerja di atas meja. Ia lebih sering menatap ponsel melihat CCTV apartemen yang ditempati Emily. Tidak tampak Oliver. Hanya sosok Emily yang terlihat sibuk merapikan pakaian dan membersihkan apartemen. Jonathan mengawasi layar ponselnya hingga terdengar suara dari telepon di atas meja. “Ya, Ernetta.” “Ada tuan Mateo mencari anda, Sir.” “Suruh dia masuk.” Tak lama terdengar ketukan pintu disusul sosok Mateo memasuki ruang kerja Jonathan. Ia mengangguk memberi hormat sebelum duduk di kursi seberang meja. “Ada perkembangan apa Mateo?”tanya Jonathan. Ia memerintahkan Mateo untuk mencari pelaku yang menyebabkan kecelakaan mobil beberapa hari lalu. Ia menyewa tim khusus yang dipimpin Mateo untuk menyelidiki kasus ini. “Kami telah berhasil menemukan salah satu mobil pelaku. Mereka juga orang bayaran, Sir.”Mateo menjelaskan singkat. “Kami masih menginterogasi salah satu dari 4 orang yang kami tangkap. Tampaknya 1

  • Cinta posesif sang CEO   Bab 42 Sandiwara

    “Ibu, kenapa Oliver belum datang?”tanya Emily pada Aldera pagi itu. ALdera diam memikirkan sebuah alasan. “Ia sedang ditugaskan kantornya ke luar kota, Sayang. Ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.” Emily merasa aneh. Istrinya kecelakaan dan Oliver yang biasanya tak peduli dengan pekerjaan tiba-tiba menjadi lebih memilih pekerjaan daripada dirinya? “Aku juga belum bertemu ayah,”ucap Emily. Aldera terhenyak mendengar ucapan Emily. Ia tak mampu bicara. Dokter Richard menyuruh untuk mengkondisikan keadaan seperti saat Emily tengah menjalani pernikahan dengan Oliver dan saat itu Robert masih hidup. Aldera mencoba tersenyum walau hatinya tercabik. “Ayahmu ada di luar negeri dan tak mungkin segera datang. Kau tahu kan harga tiket sangat mahal.” “Luar negeri?” “Pamanmu Albert mengajak ayahmu belajar bisnis di Australia.”Aldera membalikkan tubuh, berpura-pura sibuk merapikan sesuatu. Tak ada pertanyaan lagi. Emily tampaknya percaya. Jonathan dan Aldera mulai mencari aparte

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status