Share

BAB 04. LUPAKAN AKU

Penulis: Ika Dw
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-10 04:38:40

“Calista! Kamu kenapa, Sayang? Apa kamu lagi nggak enak badan?” tanya Riana khawatir saat melihat Calista yang mematung dengan wajah pucat. Dia takut membuat Calista tidak nyaman berada di rumahnya.

Calista tersenyum paksa menoleh pada Riana yang tengah memberikan tatapan khawatir padanya.

“Enggak kok Tante, saya nggak apa-apa,” jawab Calista berusaha untuk tetap terlihat tenang.

Calista meremas ujung kemeja yang dipakainya sampai membuatnya kusut. Tatapan Alvaro tak pernah teralihkan, selalu tertuju padanya.

“Ya sudah. Kalau gitu kamu duduk dulu. Tante akan ambilkan minuman buat kamu. Ayo sini Sayang.”

Riana meminta Calista untuk duduk di sofa, berhadapan langsung dengan Alvaro yang tengah memangku laptop.

Riana tidak menaruh kecurigaan pada gadis yang akan dijadikan sebagai menantunya. 

“Varo! Calista ini calon kakak iparmu. Ajak dia mengobrol, biar dia nggak canggung berada di sini,” kata Riana pada anak bungsunya itu. “Minggu depan Alka akan segera bertunangan dengan Calista, jadi buatlah dia nyaman berada di sini. Nanti setelah mereka menikah, Calista akan tinggal di sini bersama kita.”

Alvaro hanya mengangguk sekilas mendengar permintaan ibunya. Ia menyunggingkan seulas senyum tipis setelah tahu kalau nanti Calista akan tinggal di rumah ini. Alvaro merasa memiliki kesempatan banyak untuk mendekati Calista, walaupun ada hal yang sedikit membuatnya tidak senang.

“Jadi tunangannya minggu depan, Ma? Apa nggak terburu-buru?”

“Enggak. Lebih baik jika mereka segera bertunangan, dengan begitu Alka akan fokus bekerja dan memperhatikan Calista. Kamu ajak Calista ngobrol ya, biar dia nggak kesepian. Alka masih sibuk dengan pekerjaannya, jadi dia tidak bisa diganggu.”

Riana selalu menutupi keburukan anaknya. Walaupun anaknya banyak melakukan kesalahan, ia selalu berusaha untuk menutup-nutupinya.

“Mama tenang saja, aku akan mengajaknya mengobrol agar dia tidak canggung lagi berada di rumah kita.”

Alvaro tersenyum miring sambil mengerlingkan bola matanya ke arah Calista, dan itu membuat Calista semakin tidak nyaman.

“Ya sudah, kalian ngobrol saja. Mama tinggal dulu sebentar untuk membuatkan minuman buat Calista.”

Riana mengusap bahu Calista sebentar dan bergegas meninggalkan mereka menuju dapur, menyisakan Calista dengan Alvaro saja di ruang keluarga, sedangkan keluarganya yang lain menyibukkan diri dengan urusan mereka masing-masing. 

Dengan helaan napas berat Calista menggerutu dalam hati. ‘Ya ampun ... Alka benar-benar laki-laki sialan! Harusnya dia ada di sini bersamaku, menemaniku di sini, bukan malah meninggalkanku begitu saja!’

Calista mencoba untuk menenangkan dirinya agar tidak nervous berdua saja dengan Alvaro yang tak pernah berhenti mengamatinya.

Bertatapan dengan pemuda itu, membuat ingatannya kembali muncul di mana malam itu. Bayangan dirinya berubah menjadi wanita liar, bergulat panas di atas ranjang bersama pria yang ternyata adalah calon adik iparnya … benar-benar gila!

“Kenapa kau meninggalkanku tanpa membangunkanku terlebih dulu?” 

Pertanyaan Alvaro membuat Calista menegang. Alvaro kembali mengingatkan kejadian di mana dirinya ditinggalkan oleh Calista di saat ia masih tertidur pulas setelah kelelahan memuaskan gadis yang tengah menggodanya malam itu.

“Ma-maksudnya?” Calista tergugup mencoba untuk membalas pertanyaannya. Tubuhnya sedikit gemetar, namun ia coba untuk bersikap biasa saja.

Alvaro menutup laptopnya dan menaruhnya di atas meja. Tatapannya begitu dingin mengarah pada Calista yang nampak gelisah tak tenang duduk di depannya.

“Apa kurang jelas pertanyaanku tadi? Kenapa kau meninggalkanku saat aku tertidur, dan kenapa kau meninggalkan uang 300.000 di atas nakas? Apa kau pikir aku ini laki-laki bayaran yang digunakan untuk memberikan kepuasan pada setiap perempuan? Kau sungguh keterlaluan, Calista! Kau membuatku kecewa.”

Calista bingung hendak menjawab apa. Ia tidak ingin kecerobohannya itu diketahui oleh semua orang yang ada di rumah calon mertuanya.

“Tolong jangan katakan apapun mengenai hal itu. Anggap saja hal itu tidak pernah terjadi, dan lupakanlah aku. Aku tidak ingin memiliki urusan lagi denganmu. Anggap saja kita tidak pernah bertemu.”

Alvaro menyeringai. Ia cukup kecewa pagi itu saat membuka matanya, tak mendapati gadis yang ditidurinya. Lebih menyebalkan lagi saat Calista meninggalkan uang di atas nakas, menganggap dirinya sebagai laki-laki bayaran yang digunakan untuk memuaskan hasratnya saja.

“Bagaimana bisa aku melupakan semua itu? Setelah kau dan aku berbagi kehangatan semalaman, kau ingin melupakan aku dan ingin menikah dengan kakakku? Licik sekali kau, Calista!”

Seketika mata Calista berkaca-kaca mendengar ucapan Alvaro. Dia tidak bermaksud licik seperti yang pria itu katakan. Calista bahkan baru tahu kalau Alvaro memiliki hubungan dekat dengan calon suaminya!

“Terserah kamu mau bilang apa, tapi aku minta tolong jauhi aku. Aku sudah dijodohkan dengan Alka, dan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Harapan orang tuaku ingin memiliki Alka sebagai menantu, dan aku harus menurut pada mereka.”

Alvaro berdiri dengan bertepuk tangan mendekati Calista. Tatapan matanya tidak pernah lepas dari gadis yang membuatnya kewalahan malam itu.

“Wow! Hebat sekali, Calista. Setelah tidur denganku dan memadu kasih semalaman bersamaku, sekarang kau ingin menikah dengan kakakku,” kata Alvaro dengan nada tajam yang membuat bulu kuduk Calista seketika berdiri.

Alvaro kini sudah berdiri di depan Calista, memerangkap tubuhnya di tengah-tengah sofa dengan kedua tangan yang diletakkan di sisi tubuh gadis itu. 

“Sungguh perempuan yang pintar,” katanya dengan suara berat dan dalam. Alvaro menatap Calista lekat. “Tapi aku tidak akan pernah mau berbagi dengan siapapun, termasuk dengan kakakku.” 

Kedua tangan Alvaro menahan pundak Calista agar gadis itu tidak bisa menghindarinya.

Tatapannya sangat dalam penuh arti, hingga membuat Calista kalang kabut sendiri tidak bisa melepaskan diri dari pria itu.

“Aku memiliki dua pilihan untukmu, Calista. Kau tetap menikah dengan kakakku, tapi kau tetap akan menjadi teman tidurku, atau kau berpisah dengannya dan mengakui kalau kita ...”

Alvaro semakin mendekatkan wajahnya hingga bibir mereka hampir menempel.

“Ekhem!” 

Tiba-tiba saja sebuah deheman membuyarkan ketegangan Calista dan membuat Alvaro juga terkejut. Dia melepaskan tangannya yang bertengger di pundak Calista, menjauh dari gadis itu, dan menoleh tidak senang pada orang yang telah mengganggu mereka.

“Apa yang kau lakukan pada calon istriku?!” 

Bab terkait

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   BAB 05. SALAH PAHAM

    "Berani sekali kau ingin menggodanya, Varo! Apa tidak ada wanita lain di luar sana, hingga kau ingin mengganggu calon istriku!"Alka berjalan mendekat pada mereka berdua dengan sorot mata elangnya."Hey, Bung! Kau sudah salah paham, aku tidak menggodanya."Alvaro mengelak tak ada niatan untuk mengganggu Calista. Namun, wajahnya tampak mengeras begitu mendengar Alka mengklaim Calista sebagai 'calon istrinya', meskipun itu memang benar adanya. Jantung Calista berdetak begitu cepat, ia dibuat terkejut dengan kemunculan Alka secara tiba-tiba tanpa diketahuinya. 'Kalau saja malam itu aku tidak mabuk, mungkin kejadian gila itu tidak akan pernah terjadi. Ini salahku.'Calista menjadi salah tingkah. Alvaro terlalu nekat, dan itu tidak membuatnya senang. "Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau tidak percaya dengan ucapanku?"Terang saja Alka menaruh kecurigaan pada mereka. Dengan mata kepalanya sendiri ia melihat adiknya dan juga calon istrinya bertatapan begitu intens, bahkan bibir mereka n

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-10
  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 06. Akan Kupastikan Kau Akan Kehilangannya

    "Sebaiknya kalian berdua luangkan waktu buat mengobrol. Kasian Calista di sini kesepian. Kamu sih, terlalu sibuk dengan pekerjaanmu."Riana beranjak dari tempat duduknya, berniat untuk meninggalkan Alka dengan Calista. Sedangkan Alvaro langsung keluar untuk menenangkan diri setelah berdebat dengan kakak laki-lakinya."Calista! Tante mau ke dapur dulu. Kalau Alka marah-marah lagi, bilang saja sama Tante, biar Tante jewer telinganya." Calista mengulas senyum manisnya. "Siap Tante, apa perlu saya bantu di dapur?" tanya Calista.Merasa tidak enak hati, di saat calon mertuanya sibuk memasak, ia malah enak-enakan mengobrol dengan calon suaminya."Tidak usah, Lista, biar Tante saja yang memasak, toh, ada bibi juga yang bantuin. Udah, kamu duduk manis aja di sini."Calista mengangguk, masih terasa canggung berada di kediaman calon mertuanya. Apalagi hanya berdua saja dengan Alka, pria dingin dan terkesan arogan.Riana melenggang pergi menuju dapur untuk menyiapkan makan siang, meninggalkan m

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   07. Kenapa Kamu Masih Ragu

    Calista menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu setelah diantarkan pulang oleh Alka.Suasana hatinya masih juga tidak tenang. Ia hanya memikirkan cara, bagaimana untuk bisa bangkit dari keterpurukan. Tak mungkin juga menyetujui ide konyol Alka, menerima tawaran bantuannya dengan syarat harus tidur bersamanya."Benar-benar gila! Kakak dan adiknya memiliki pikiran yang kotor. Udah tidur dengan adiknya, sekarang malah diminta untuk tidur dengan kakaknya, nikah aja belum, udah ngajak yang aneh-aneh. Bikin kesel, aja."Kedua tangannya memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri. Setelah menenggak jus jeruk di rumah calon mertuanya, ia merasakan kepalanya agak pening, dan memutuskan untuk diantarkan pulang."Loh! Kamu udah pulang, Lista?"Kamila memasuki rumah setelah mengantarkan bekal makan siang untuk suaminya. Kondisi Geraldi memang kurang sehat, tak diperbolehkan untuk memakan sembarang makanan. Kamila harus mengontrol pola makan suaminya."Baru aja nyampe, Ma," jawab Calista.Kamila tak

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 08. Jangan Salahkan Kalau Aku Akan Nekat

    Keberadaan Calista kini di toko Furniture miliknya. Walaupun masih sepi, ia tetap saja membukanya. Masih ada beberapa jenis barang-barang bermerk, berkualitas tinggi, disuguhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tidak terlalu banyak pegawai yang masih bertahan, namun ia masih bersyukur, bisa menggaji mereka yang tersisa bekerja untuknya."Ada beberapa orang yang berkunjung dan melihat barang-barang kita di sini. Tolong layani mereka dengan baik.""Baik, nona," jawab beberapa pegawai yang tengah bersih-bersih di dalam toko.Ada beberapa orang yang masuk ke dalam tokonya, dan melihat barang-barang yang terpajang di depan. Calista sangat berharap, ada orang yang masih mau mengeluarkan uang untuk membeli barang-barang miliknya."Permisi Bapak, Ibu, ada yang bisa kami bantu?"Calista turun tangan sendiri untuk menyambut tamu yang datang, dan berharap mereka berniat untuk membeli barang-barang miliknya."Emm, ini neng, kami mau lihat-lihat dulu, barang kali ada yang cocok," jawab mereka

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 09. Jangan Membuatku Semakin Gila

    "Nekat gimana maksudnya? Jangan macam-macam, ya? Jangan buat orang tuaku kecewa, Varo! Orang tuaku lagi sakit, kondisinya tidak baik, jadi tolong jangan membuat ulah."Calista dilanda kecemasan, takut Alvaro akan menceritakan tentang apa yang sudah dilakukannya malam itu. Jika sampai hal itu terjadi, ia yakin, keluarga Alka maupun orang tuanya akan sangat kecewa, dan bisnis kerjasama mereka bisa hancur."Siapa yang membuat ulah, aku tidak berulah, aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Apa itu salah, Calista?"Alvaro nampak tenang, ia bahkan tidak peduli kalaupun Alka akan melihat kedekatannya dengan Calista."Ya jelas salah. Kau itu seperti anak kecil. Kau masih muda, Varo! Kau bisa mencari penggantiku. Lagian malam itu kita melakukannya karena sama-sama tidak sadar, kan? Jadi anggap saja malam itu kita tidak melakukan apa-apa. Kau bisa melupakanku dan bebas memilih perempuan lain sebagai penggantinya."Keberadaan Alvaro hanya menambah pening di kepalanya. Kini hidupnya disuguhkan ole

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 10. Jika Saja Boleh Memilih

    "Terlambat?"Geraldi menautkan kedua alisnya menatap Alvaro, dan membuat Calista jadi salah tingkah."Iya. Maksudnya terlambat nggak ikut datang ke rumah waktu itu." Bukan Alvaro yang menjawab, tapi Calista. Ia tidak ingin Alvaro mengatakan bahwa dirinya memiliki hubungan khusus dengannya di depan orang tuanya."Kamu bilang tadi ada meeting pagi ini, segeralah berangkat, nanti kamu akan terlambat."Calista mengerjab-ngerjabkan bola matanya mengkode Alvaro untuk segera pergi dari tempatnya bekerja."Jangan sampai Alka marah. Bukannya hari ini adalah hari pertama kamu masuk kerja? Usahakan jangan menunda-nunda waktu. Aku sendiri juga sibuk di sini, dan nggak bisa mengobrol denganmu. Papa juga sibuk ya kan, Pa?"Geraldi langsung menegur Calista yang sudah tega mengusir Alvaro. Ia menganggap putrinya kurang sopan."Kamu ini gimana sih, Lista! Orang main kok malah diusir. Bukannya kamu tadi juga dibawain makanan? Jangan cuman mau sama makanannya doang, nggak sopan kamu ini."Geraldi tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 11. Kau Harus Membayarnya

    Alvaro tiba di kantor orang tuanya. Hari itu ia akan dikenalkan oleh Ayahnya sebagai pimpinan yang akan menggantikan posisi Alka di kantor, karena Bayu berniat untuk memindahkan Alka di kantor cabang.Setibanya di lobi, ia dikejutkan oleh keberadaan Alka yang tengah bersama dengan seorang perempuan. Nampak terlihat begitu dekat hingga perempuan itu memegangi pundaknya dengan berdiri di depannya."Alka! Benar-benar kurang ajar itu orang. Aku tidak masalah kalau dia bermain-main dengan wanita lain dan tidak sedang menjalin hubungan dengan Calista. Kalau sudah menjadi tunangan Calista, tapi masih bermain-main dengan perempuan lain, aku tidak akan bisa diam saja."Alvaro bergegas menemui Alka yang nampak bersenda gurau tanpa malu di dalam kantor. Entah apa hubungan Alka dengan perempuan itu, tapi yang jelas, Alka sudah menyalahi aturan."Oh! Jadi seperti ini kelakuanmu kalau di luar rumah. Ini kantor Bang, bukan warkop. Lagian kau sudah ditunangkan dengan Calista. Bisakah kau menghargai

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 12. Jangan Ikut Campur Urusanku

    Di ruang meeting, Bayu meminta kedua anaknya, dan juga pegawainya berkumpul. Dia ingin membahas tentang pergantian pemimpin di perusahaan cabang miliknya."Selamat siang semuanya."Bayu nampak tegas dan juga berwibawa menatap semua karyawan yang dikumpulkan di ruang meeting."Selamat siang Pak," jawab mereka dengan serempak.Para pegawai tidak tahu apa yang membuat Bayu memintanya untuk berkumpul di ruang meeting, karena tidak ada kabar apapun sebelumnya."Saya sengaja mengumpulkan kalian di sini dan ingin mengenalkan putra bungsu saya sebagai pemimpin di perusahaan ini. Ini namanya Alvaro, adiknya Alka. Dia akan menggantikan posisi Alka di sini, dan saya akan menempatkan Alka di kantor cabang yang lain."Tatapan mereka tertuju pada Alvaro yang berdiri tegak di sebelah Bayu. Wajah tampan berwibawa itu menjadi sorotan para pegawai, termasuk kaum hawa, yang terpesona oleh ketampanannya."Oh! Jadi Bapak Alvaro ini yang akan menjadi pemimpin kami di sini Pak?" tanya Arya, selalu manajer

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14

Bab terbaru

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 143. Ulang Tahun si Kembar

    Acara makan malam bersama keluarga besar membuat keluarga Bayu sangat bahagia. Kedua besannya diundang datang ke rumah untuk menikmati hidangan yang sudah mereka sajikan dalam acara ulang tahun kedua bocah kembar anak dari Calista dan juga Alvaro beserta anak dari Alka dan juga Natasha yang memiliki tanggal kelahiran sama Namun beda bulan. Mereka sengaja ingin merayakan ulang tahun anak-anaknya di hari yang sama."Wah, meriah sekali ya malam ini. Baru kali ini kita bisa merayakan ulang tahun anak-anak bersama seperti ini. Biasanya kita nggak ada waktu luang untuk berkumpul bersama seperti ini."Malam itu Riana begitu bersemangat karena tidak lagi sendiri tapi ditemani oleh kedua besannya yang masih keterkaitan keluarga."Iya dong, Ma, kapan lagi kita bisa berkumpul bersama seperti ini. Aku sangat bersyukur sekali karena pada hari ini kita bisa berkumpul dalam keadaan sehat walafiat dan bisa menemani bocil yang sedang berulang tahun. Nggak nyangka, anakku kini sudah tumbuh besar."Tak

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 142. Aku Harap Tidak Khilaf

    "Kalian ini dari mana saja? Kalian lagi jalan-jalan di luar ya?" tanya Calista saat suami dan anak-anaknya datang ke toko tempatnya bekerja.Di saat weekend, Calista diminta untuk membantu orang tuanya di toko, karena ada banyak barang yang harus dikirim ke luar kota. Dia meminta sang suami untuk menemani anak-anaknya."Enggak kok, kita dari toko terus beliin makanan buat kalian di sini," jawab Alvaro dengan menurunkan Ivy dari gendongannya."Aku tadi niatnya mau istirahat, tiduran sama mereka, nggak tahunya mereka malah bangun minta jajan. Sebenarnya di rumah juga masih banyak jajan, tapi mereka nggak mau, maunya beli di luar, terus mau beli makanan juga buat kamu. Ya udah, kita lanjut beli makanan dan mampir ke sini. Jujur aku sebenarnya capek banget pengen tidur sama mereka."Alvaro merenggangkan otot-otot pinggangnya yang berasa kaku."Ternyata masih enakan kerja daripada momong bocah. Kalau anaknya nggak terlalu aktif mungkin masih bisa dikendalikan, kalau anaknya macam mereka, di

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   141. Masalah Buat Lho!

    "Dad! Uang!"Dua bocah kembar terbangun dari tidurnya langsung memeluk daddy-nya dan meminta uang. Padahal matanya saja masih belum terbuka dengan sempurna."Kalian ini. Baru bangun tidur langsung minta uang. Buat apaan minta uang? Daddy masih belum punya uang, masih belum waktunya gajian," jawab Alvaro.Seketika bola mata Ivy membola. "Loh katanya Daddy itu bos. Kenapa Bos nggak punya uang? Bukannya Bos itu gudangnya uang?" Dengan selorohnya, gadis kecil itu tidak mempercayai, Ayahnya tidak memiliki uang."Siapa bilang Daddy itu Bos? Daddy tuh cuman karyawan biasa. Kalau belum waktunya gajian, ya nggak dapat uang. Itu artinya, kalian gak boleh jajan banyak-banyak."Dengan cepat Kenzo membalasnya. "Bohong! Daddy itu bohong dek. Daddy itu uangnya banyak. Kemarin aku tahu kok, Daddy taruh uang di dompet. Buruan dikasih dad, memangnya kalau nggak dikasih anaknya mau dikasih siapa? Mau dikasih cewek yang waktu itu?"Kenzo masih kesal mendapati keberadaan ayahnya bersama wanita lain, tanpa

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 140. Rencana Ganti Profesi

    "Ngapain kamu pulang pakai manyun gitu? Kalau marah nggak usah dibawa pulang, emangnya orang rumah jadi bahan pelampiasan orang marahan? Di rumah ada anak-anak, jangan lampiaskan kemarahanmu sama mereka. Mereka nggak tau permasalahanmu."Mendapati suaminya yang baru pulang kerja dengan muka tertekuk, Calista langsung mengomelinya. Dia sangat malas dijadikan pelampiasan kemarahan suaminya terus, padahal kemarahannya dia bawa dari kantor, dan pulang-pulang dilampiaskan pada setiap orang yang ditemuinya di rumah, sungguh menjengkelkan bukan?"Aku tuh capek, di kantor banyak masalah, ditambah lagi dibodohi sama orang," bantah Alvaro. Dia frustasi, hampir setiap hari dia mendapatkan masalah dari orang-orang yang berniat untuk mengajak kerjasama, tapi nyatanya dia hanya diberikan harapan palsu. Mereka tidak serius untuk bekerja sama dengannya."Andai saja aku punya pilihan lain, aku tinggalkan bisnisku. Aku sudah malas berbisnis kalau dipermainkan orang terus. Aku kok malah ingin menjadi pe

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   139. Wanita Pengganggu

    "Vera! Ngapain kamu ada di sini?" Alvaro dikejutkan oleh keberadaan Vera yang tiba-tiba saja ada di cafe tempatnya bertemu dengan seorang klien yang dia sendiri belum pernah bertemu sebelumnya. Dia mendapatkan pesan dari sekertarisnya, kalau dirinya diminta untuk datang ke sebuah cafe untuk menemui seseorang yang katanya dari salah satu perusahaan yang tengah bekerja sama dengan perusahaannya. Tidak pernah terlintas di pikirannya kalau dirinya ternyata dikibuli oleh seorang wanita yang sebelumnya diancam oleh Calista."Iya, memang aku yang datang kemari. Aku datang ke sini karena diutus oleh Pak Prayogo untuk mewakili meneruskan kerjasama antar perusahaan kita. Jadi di sini intinya aku datang kemari untuk alasan yang pertama, ingin melanjutkan kerjasama dengan kamu, dan yang kedua Aku ingin bertemu dengan kamu secara pribadi."Tanpa merasa malu, Vera langsung menyatakan bahwa dirinya ingin menemui Alvaro secara pribadi dan itu membuat Alvaro tersenyum iris."Hah! Apa kau bilang? Kamu

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 138. Di setiap Detak Jantungku Hanya Ada Kamu

    "Puas kamu! Itulah kalau kamu ceroboh suka deketin cewek. Lagian, kamu itu udah tua masih juga kegenitan, mau jadi apa kamu! Belum puas juga sama satu wanita? Nggak malu kamu sama anak kamu? Awas aja kalau sampai aku tahu kamu main-main, jangan panggil aku Calista lagi, aku tidak sudi lagi bareng sama kamu, dan aku, akan meninggalkanmu."Karena geramnya, Calista memberikan ancaman pada suaminya. Selama hampir tiga tahun menemani dalam biduk rumah tangga, kini ada duri duri yang bermunculan di rumah tangga mereka. Calista akan membuang dan membakar duri-duri itu agar tidak menyakitinya. Dia tidak ingin rumah tangganya hancur karena kebodohan saja."Siapa juga yang main-main sama cewek sih, yang! Aku itu nggak pernah main-main sama cewek lain, cuman sama kamu doang waktu itu. Kalau kamu nggak nganterin diri kamu ke aku, aku juga nggak bakalan ngelakuin itu sama kamu. Kamu mabuk, dianterin pulang juga nggak tahu rumahnya, kan waktu itu." Alvaro mengingatkan Calista kembali pada kejadian

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 137. Aku Tidak Ada Hubungan Denganmu

    "Ada yang bisa dibantu mbak?" tanya Calista dengan berjalan mendekati seorang wanita yang duduk di ruang tunggu.Wanita itu menoleh dengan kedua alisnya tertaut. "Anda siapa ya mbak? Di mana atasan anda? Saya ingin bertemu dengan atasan anda.""Saya sendiri atasannya, memangnya anda perlu apa dengan saya? Sepertinya saya belum pernah bertemu dengan anda sebelumnya, kenapa anda tiba-tiba saja datang kemari?" tanya Calista membuat wanita yang bernama Vera itu seketika seperti orang cengo'"Apakah mbak serius? Pemilik perusahaan ini? Bukannya ini perusahaan Pak Alvaro?"Agak kecewa saat datang bukan Alvaro yang menyambutnya, tapi perempuan lain."Pak Alvaro itu kan suami saya, jadi intinya saya juga atasan di sini. Ada perlu apa anda mencari suami saya? Apakah suami saya sudah membuat janji dengan anda?" Kembali Calista bertanya dengan tatapan dingin. Dia sangat yakin kalau perempuan itu, memiliki rencana tidak baik untuk keluarganya.Tidak mendapatkan jawaban dari Vera, Calista pun lan

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 136. Atau Kalian Ada Hubungan di Belakangku?

    "Permisi Pak," ucap seorang perempuan mengetuk pintu ruangan Alvaro.Alvaro menoleh sekilas ke arah pintu, dan beralih menoleh pada istrinya yang duduk di sofa sembari menatap laptopnya yang menyala."Ya, silakan masuk," jawab Alvaro dengan tegas.Seorang wanita muda masuk ke ruangan itu berjalan dengan sopan, dan berakhir berdiri di depan meja kerja Alvaro."Maaf Pak, di luar ada tamu yang ingin bertemu dengan Bapak," ucap wanita itu."Siapa?" tanya Alvaro dengan menautkan kedua alisnya."Kalau itu saya kurang tahu Pak, dia hanya mengatakan kalau sudah mengenali Bapak, dan sedang menjalin kerja sama dengan Bapak. Dia tidak pernah datang kemari Pak, tapi sudah bertemu dengan Bapak sebelumnya," ucap Angeline, sekretaris Alvaro.Alvaro bahkan tidak sedang berjanjian dengan siapapun untuk bertemu. Sedangkan rekan kerjanya tidak hanya satu orang, tapi banyak orang, bahkan dari luar daerah."Baiklah, saya akan temui dia. Suruh tunggu sebentar. Jangan biarkan dia masuk ke sini. Saya tidak

  • Cinta Semalam dengan Calon Ipar   Bab 135. Kulitmu Macam Kerbau

    "Wah! Ternyata kantor Daddy bagus juga ya? Kirain kantornya Daddy kecil kayak rumahnya keong." Kenzo mulai mengoceh saat tiba di lobby kantor.Baru pertama kalinya Alvaro mengajak anak-anaknya datang ke kantor, dan kini mereka menjadi pusat perhatian para pegawainya."Apa kau bilang tadi? Kantornya Daddy mirip rumahnya keong? Kamu itu keongnya. Kecil-kecil cabe rawit," seru Alvaro dengan menyentil hidung anak laki-lakinya.Mereka berempat memasuki lobby dan mendapatkan sambutan hangat dari para karyawan yang ada di dalam kantor itu."Selamat pagi Pak, Bu," ucap beberapa karyawan yang ada di lobby kantor."Pagi," jawab Alvaro dan juga Calista dengan mengulas senyuman tipis."Selamat pagi semuanya, tampan cantik," jawab kenzo dengan selorohnya.Semua karyawan tersenyum dengan menatap gemas anak kecil itu."Astaga, anakmu ini ya? Kenapa bisa jadi seperti ini bibitku," gerutunya. "Sebenarnya unggul nggak sih?" Alvaro bergumam dengan berjalan pelan menatap Kenzo yang melambai-lambaikan ta

DMCA.com Protection Status