Share

Melangkah Tanpa Tujuan

“Kirain kamu masih cuti.”

“Pengennya sih cuti setahun.” Badai mengedikkan bahunya. “But life must go on. Asa juga udah dua hari ini selalu melotot setiap aku sarapan pakai baju santai.”

Arsa yang hari itu datang ke Sadira Group sebagai perwakilan dari perusahaannya tersebut cukup kaget saat melihat Badai memasuki ruang meeting.

Lelaki itu terlihat menerima beberapa ucapan duka dari peserta rapat yang hadir dan Arsa tahu, mungkin hampir semua orang yang bertemu dengannya melakukan hal yang sama.

Setelah rapat selesai, Arsa mengajak Badai minum kopi di coffee shop yang ada di lobi gedung Sadira Group. Mereka memang belum sempat bertemu bahkan sejak kepergian Catra.

“Gimana kabarnya Asa?” Arsa juga tahu mengenai Asa dari Shua, ketika ia, Mili, dan Shua bertemu di kamar rawat inap Padma. “Udah nggak sakit lagi kan sekarang?”

“Udah nggak. Udah sembuh kok.”

“Tapi masih belum mau ngomong?”

Badai mengangguk. “Belum.”

Arsa menghela napasnya. Keponakannya itu mengalami banyak hal yang tak menye
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status