Share

Part 26

Author: Loyce
last update Last Updated: 2025-03-23 16:14:23

Lentera merasa tenang akhir-akhir ini karena sudah ‘berdamai’ dengan keadaan. Bukan dia dengan mudah menyerah, tetapi faktanya, dia tidak bisa melakukan banyak hal karena semua keluarganya menghalangi usahanya.

Maka jalan satu-satunya adalah dengan menerima pernikahan ini dengan caranya. Lantas akan sampai kapan semua ini berlaku? Lentera pun tidak tahu. Dia akan menjalani saja sampai benar-benar lelah.

Ketukan pintu kamar Lentera membuat si empunya harus mendesah panjang. Matahari belum muncul dan Lentera masih tiduran di atas ranjang sambil memaninkan ponselnya. Namun, dia mau tak mau harus bangun dan melihat siapa yang sudah mengetuk pintu.

“Selamat pagi, Tera.” Raynar tersenyum dengan cerah bak mentari pagi ketika menatap Lentera yang ada di depannya. “Ini hari minggu dan aku mau ajak kamu jalan-jalan. Kamu nggak ada kegiatan apa pun ‘kan?” tanya Raynar.

“Tiba-tiba banget.” Tidak ada rasa antusias yang dirasakan oleh Lentera dengan ajakan Raynar.

“Jalan kaki selama tiga puluh meni
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Persada Mulia
lnjt Thor penasaran dg lentera dan raynar
goodnovel comment avatar
Arif Santoso
semangat nulisnya ya kak otor.....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta Manis Suamiku   Part 1

    “Berhentilah mengirimkan bunga ke kantorku dan berhenti bersikap seolah kamu adalah suami yang baik. Kita sudah sepakat menjalani hidup kita masing-masing di belakang keluarga kita.”Suara Lentera memenuhi ruangan keluarga di mana terdapat Raynar yang duduk di sofa dan tengah menekuni tabletnya. Hari sudah malam dan Lentera baru saja pulang dari kantor. Pertama, karena dia sengaja pulang telat agar dia bisa menghindari Raynar. Kedua, dia memang sangat gila kerja.Ketika Raynar menoleh dan menatap sosok Lentara, aura hitam sudah menguar dari dalam tubuh istrinya. Tatapannya dipenuhi permusuhan dan tidak ada kehangatan dalam sorotnya. Sikap itulah yang selalu dia terima dari Lentera sejak mereka menikah satu bulan yang lalu.Raynar memutuskan untuk meletakkan tabletnya di atas meja, lalu berdiri menghadap Lentera. Menatap wajah lelah bercampur amarah milik istrinya sebelum menanggapi ucapan perempuan itu.“Ini sudah larut malam dan kamu perlu istirahat setelah seharian bekerja. Kamu pas

    Last Updated : 2025-02-02
  • Cinta Manis Suamiku   Part 2

    Lentera tidak akan pernah menyesal dengan keputusanya untuk tidak menikah. Ia mencintai kebebasannya, karirnya, dan hidupnya yang diatur sendiri. Selanjutnya, pernikahan ini hanya membatasi ruang geraknya.Status sebagai seorang istri, terikat, dan berurusan dengan drama rumah tangga, membuat tekanan sendiri dalam dirinya.‘Aku menyukaimu, itulah kenapa aku bersedia menikah denganmu.’Kalimat itu terngiang di telinga Lentera. Namun, alih-alih merasa tersentuh, Lentera justru merasa semakin muak dengan Raynar.Di bawah tekanan yang dirasakan sekarang, Lentera tidak bisa lagi menunda apa pun yang terencana di dalam kepalanya. Dia harus segera bertindak atau dia akan terjebak semakin dalam dengan lelaki yang dibencinya.“Aku ingin bercerai.” Itu adalah tiga kata yang membuat seorang lelaki di depannya menatap Lentera dengan ekspresi datar seperti biasa. “Aku tidak cocok dengan peran baru yang aku sandang.”Lentera kini berada di sebuah restoran bersama dengan Arcapada. Seorang pengacara

    Last Updated : 2025-02-02
  • Cinta Manis Suamiku   Part 3

    Lentera menatap ponselnya yang sejak tadi berdering tiada henti. Nama yang sama tertulis di layar ponselnya. Raynar sama sekali tidak lelah menghubunginya sejak beberapa waktu lalu. Sayangnya, tidak ada sedikitpun keinginan bagi Lentera untuk menerima panggilan tersebut.Hamparan langit menjadi pemandangan indah malam ini. Lentera menyesap coklat hangat dan menikmati semilir angin setelah dia menghabiskan makan malamnya.“Inilah hidup yang aku inginkan. Bebas dan tidak terikat,” gumamnya pada angin yang baru saja menyapanya.Lentera menyeringai kecil seolah semua rencananya ini sudah cukup matang dan dia bisa menang dari Raynar. Dia tidak tahu jika usahanya mungkin akan sia-sia. Lentera menganggap jika Raynar akan mudah dikalahkan. Maka, dia akan lebih tenang sekarang.Terlebih lagi, Raynar tidak tahu banyak tentang dirinya. Ketika Lentera memutuskan pergi, Lentera yakin Rayna tidak akan pernah menemukannya.Bel unitnya menyadarkan Lentara dari lamunan. Dia beranjak dari tempat dudukn

    Last Updated : 2025-02-03
  • Cinta Manis Suamiku   Part 4

    “Sudah bangun? Duduklah, aku sudah buat sarapan untuk kita.”Baru saja Lentera keluar dari kamar, dia sudah disuguhkan pemandangan ‘tidak menyenangkan’ di depannya. Raynar berada di dapur dan tengah menata makanan di atas meja makan. Tak hanya itu, lelaki itu terlihat sudah segar sehabis mandi.Lelaki itu mendongak menatap Lentera yang masih berdiri di ambang pintu. Ekspresinya tidak berubah, masih datar seperti biasa.“Tera, duduklah. Atau kamu mau mandi dulu?” Raynar kembali bersuara untuk mendapatkan respon dari istrinya.Sayangnya, tanpa mengatakan apa pun, Lentera memilih berbalik dan masuk ke dalam kamar. Menyandarkan punggungnya di pintu, Lentera berupaya untuk tidak mengeluarkan emosinya di pagi-pagi seperti ini.“Tenang, Ter. Tenang,” lirih Lentera ketika dia duduk di pinggiran ranjang. “Pagimu tidak boleh dirusak oleh lelaki itu. Tunjukkan kalau kamu tidak terpengaruh dengan keberadaannya.”Lentera tadinya berhadap ketika dia keluar kamar, Raynar sudah pergi dari apartemenny

    Last Updated : 2025-02-03
  • Cinta Manis Suamiku   Part 5

    “Pertaruhan macam apa itu?” Raynar menggeleng kecil, tampak tidak tertarik dengan penawaran Lentera.“Kamu nggak mau?” Lentera memastikan dengan ekspresi mencibir. “Ini adalah cara terbaik yang bisa kita pakai dan aku rasa ini cukup adil.”Lentera mencoba untuk mendesak. Dia sudah melakukan berbagai cara dan tidak ada dari satu cara pun yang berhasil mengusik Raynar. Maka dari itu, dia akan terus membahas tentang perpisahan, perceraian, atau apa pun itu sebutannya sampai Raynar menyetujui untuk melepaskannya. Memotong ikatan di antara keduanya dan membuat mereka kembali asing.“Kalau kamu nggak mau, itu artinya kamu tidak percaya dengan dirimu sendiri, Raynar.” Lentera lebih berani untuk sedikit demi sedikit mengikis kepercayaan diri lelaki itu dengan kata-katanya.Tidak ada lelaki yang bersedia direndahkan, terlebih lagi oleh istrinya sendiri. Bagus Lentera, sentil harga dirinya agar dia merasa tersinggung, bisik Lentera dalam hati.“Jadi benar, kamu nggak percaya diri, Raynar?” Lent

    Last Updated : 2025-02-03
  • Cinta Manis Suamiku   Part 6

    “Sial. Apa dia sengaja memesan bunganya dari sini agar bisa membuatku merasa bersalah?”Tanpa sadar, Lentera meremas kedua tangannya dengan hati dan pikiran yang tidak tenang. Dia tahu betul bagaimana ibunya sangat menyukai bunga. Bagi ibunya, bunga adalah bagian dari hidupnya.Aroma wangi alami dari bunga-bunga itu selalu membuat suasana hati ibunya bahagia. Lentera paham betul akan hal itu. Seandainya ibunya tahu kalau dia sudah membuang bunga-bunga yang dikirimkan Raynar untuknya, bagaimana perasaan ibunya? Tentu perempuan paruh baya itu akan sangat kecewa.Perasaan Lentera sudah dipenuhi oleh kebenciannya kepada Raynar sehingga menutup mata batinnya. Sekali lagi, Lentera menatap setangkai bunga yang diberikan oleh Raynar dan tiba-tiba ada gejolak rasa bersalah yang muncul.Lentera menarik napasnya panjang. Dia menyesal sudah membuang bunga-bunga itu tanpa perasaan.“Kamu melamunkan apa?” Raynar masuk ke dalam ruangan kantor mertuanya sambil membawakan makanan pesanan Lentera.Lent

    Last Updated : 2025-02-06
  • Cinta Manis Suamiku   Part 7

    “Kalau bukan denganmu, mimpi itu akan terkubur, Tera.”Kalimat itu menjadi mimpi buruk bagi Lentera. Bagaimana tidak, suara itu terus saja terngiang di telinganya seolah Raynar sedang mengulangi ucapannya berkali-kali. Dia sudah mencoba untuk melupakan kata-kata itu, tetapi alih-alih hilang, kalimat itu seakan melekat dalam ingatannya.Lentera tidak bisa tidur dan bahkan untuk menutup mata saja dia tak mampu. Kenapa sekuat itu pengaruh ucapan Raynar kepadanya? Atau ini hanya karena Lentera merasa jika ucapan Raynar itu berarti untuknya, atau hanya sebuah perasaan jika permintaan lelaki itu agar Lentera bertanggung jawab atasnya?“Sial!” Lentera bangun dari kasur karena merasa pikirannya penuh dengan dugaan-dugaan yang tidak perlu. Dia bahkan mengacak rambutnya dengan kasar sambil mendesah panjang.Demi Tuhan, Lentera harus segera mengenyahkan segala pikiran tak penting di dalam kepalanya atau dia akan gila sebentar lagi. Menatap jam yang ada di dalam kamarnya, ini hampir tengah malam.

    Last Updated : 2025-02-07
  • Cinta Manis Suamiku   Part 8

    Lentera tidak meninggalkan kamar Raynar dan tidak ada keinginan untuk pergi. Dia hanya duduk diam sambil menatap suaminya dengan segala macam pertanyaan yang muncul di dalam kepalanya.Ini sudah larut malam, tetapi dia tak bergerak dari sofa. Seharusnya dia tidur sekarang karena esok hari dia harus bekerja. Namun, dia tetap berada di kamar Raynar entah sampai kapan.Hampir pukul tiga pagi, Raynar membuka matanya. Lelaki itu tampak begitu kesakitan dan dia bahkan harus mendesis panjang. Lentera yang mendengar itu membuka matanya. Perempuan itu ternyata ketiduran.“Kamu membutuhkan sesuatu?” tanya Lentera setelah duduk di pinggiran ranjang.Raynar tidak menjawab. Lelaki itu sesekali menutup matanya ketika rasa sakit itu menghantam tubuhnya tiada ampun. Sepertinya bukan hanya wajahnya yang babak belur, ada bagian lain dari tubuhnya yang terluka.“Kalau masih kesakitan, aku akan membawamu ke rumah sakit.” Lentera mencoba memberikan pendapatnya. Namun, Raynar menggeleng.Dengan susah payah

    Last Updated : 2025-02-08

Latest chapter

  • Cinta Manis Suamiku   Part 26

    Lentera merasa tenang akhir-akhir ini karena sudah ‘berdamai’ dengan keadaan. Bukan dia dengan mudah menyerah, tetapi faktanya, dia tidak bisa melakukan banyak hal karena semua keluarganya menghalangi usahanya.Maka jalan satu-satunya adalah dengan menerima pernikahan ini dengan caranya. Lantas akan sampai kapan semua ini berlaku? Lentera pun tidak tahu. Dia akan menjalani saja sampai benar-benar lelah.Ketukan pintu kamar Lentera membuat si empunya harus mendesah panjang. Matahari belum muncul dan Lentera masih tiduran di atas ranjang sambil memaninkan ponselnya. Namun, dia mau tak mau harus bangun dan melihat siapa yang sudah mengetuk pintu.“Selamat pagi, Tera.” Raynar tersenyum dengan cerah bak mentari pagi ketika menatap Lentera yang ada di depannya. “Ini hari minggu dan aku mau ajak kamu jalan-jalan. Kamu nggak ada kegiatan apa pun ‘kan?” tanya Raynar.“Tiba-tiba banget.” Tidak ada rasa antusias yang dirasakan oleh Lentera dengan ajakan Raynar.“Jalan kaki selama tiga puluh meni

  • Cinta Manis Suamiku   Part 25

    Aroma lezat itu terdeteksi oleh hidung Lentera ketika dia baru saja turun dari lantai dua. Dengan langkah panjang, dia segera masuk ke dalam ruang makan dan melihat Raynar berdiri di depan kompor.Secara alami, Lentera mendekat untuk melihat apa yang dimasak oleh Raynar. Itu adalah nasi goreng dengan suiran ayam. Dia tak mengatakan apa pun dan hanya melihat bagaimana lincahnya Raynar mengaduk nasi tersebut di atas wajan.Mengambil sendok, Raynar menyendokkan sedikit nasi tersebut sebelum memberikan kepada Lentera. “Cobalah. Kalau rasanya kurang pas, aku bisa memperbaikinya.”Tanpa diminta dua kali Lentera langsung menerima nasi itu dari suapan Raynar. “Udah pas rasanya.” Begitu katanya.“Kalau begitu, kamu duduk aja. Aku akan menyiapkan untukmu.” Raynar tersenyum kecil dengan penuh ketulusan.Lentera lagi-lagi menurut. Dia memilih untuk duduk di kursi makan dan menunggu Raynar. Tak lama, Raynar membawa dua piring nasi goreng dan meletakkan satu piring di depan Lentera dan satu lagi te

  • Cinta Manis Suamiku   Part 24

    Lentera menatap punggung Raynar yang menjauh dari pandangannya. Tidak bisa dipungkiri ucapan Raynar itu adalah pukulan telak untuk hatinya. Pertama kalinya, Raynar berbicara dengan nada ketus. Itu tanda jika lelaki itu benar-benar tengah dalam kondisi perasaan yang tidak baik-baik saja.Dia hanya bisa berdiri dengan tubuh yang terasa membeku. Tiba-tiba saja dia merasa perasaannya juga tidak nyaman.“Astaga.” Begitu katanya dengan hembusan napas panjang. “Kenapa aku harus merasakan ini?” Lentera berlalu dari tempat itu untuk masuk ke dalam rumah.Dia tak menemukan Raynar di ruang keluarga, pasti lelaki itu ada di ruang kerjanya atau bahkan di kamarnya. Lentera tidak ingin mengganggu lelaki itu dan memilih untuk pergi ke kamarnya sendiri.Kejadian hari itu pada akhirnya, membuat hubungan Raynar dan Lentera yang tadinya hampir membaik pun kembali renggang. Bahkan, Lentera jarang sekali melihat kemunculan Raynar di rumah mereka. Dia yang entah kenapa mengubah jadwal kerjanya menjadi lebih

  • Cinta Manis Suamiku   Part 23

    “Kalau aku mau egois, aku akan memaksamu untuk melakukan apa yang aku mau, Lentera. Tapi, aku nggak mau melakukannya karena keterpaksaan. Jadi, lupakan saja apa yang aku katakan tadi.”Kalimat itu adalah kalimat yang Raynar katakan ketika mereka sudah sampai di depan kantor Lentera. Raynar tahu betul Lentera tidak nyaman dengan permintaannya dan dia memang sengaja memberikan jeda untuk Lentera berpikir. Faktanya ketika dia meminta hal itu, Lentera terdiam seribu bahasa.Tidak ada penolakan, tetapi ekspresi wajahnya tidak menentu. Ada keraguan yang terlihat, tetapi dia seolah berpikir untuk menerimanya.Setelah mengantarkan Lentera, Raynar memilih kembali ke kantor. Namun, dia tak lagi mengambil lembur karena dia tahu kondisi fisiknya belum benar-benar membaik. Dia pulang saat matahari masih berkuasa.Membaringkan tubuhnya di kasur, Raynar menatap langit-langit kamar. Setelah Lentera nanti pulang, mungkin pembahasan tentang Raynar dan keluarganya masih akan menjadi topik obrolan mereka

  • Cinta Manis Suamiku   Part 22

    Raynar sejak tadi hanya terus memasang wajah dinginnya. Lentera menyaradi itu, tetapi dia tak bisa berbuat apa pun kecuali hanya diam. Ini adalah pertama kalinya dia duduk bersama suami dan juga ayah mertuanya. Ditambah lagi ada kakak iparnya yang mengatakan jika dia ‘membenci’ Raynar.Tentu saja situasi mereka sangatlah canggung luar biasa. Raynar tampaknya tidak berniat mengawali obrolan dan terlihat tak acuh.“Kamu mau tambah sesuatu?” Namun, pada akhirnya dia menoleh pada Lentera dan menawarkan sesuatu. Tadinya dia yang duduk di depan Lentera memilih pindah dan duduk di samping istrinya.“Nggak. Aku udah kenyang,” jawab Lentera.“Kalau begitu, kita bisa pergi sekarang?”“Ya, pergi saja, Raynar. Anggap saja tidak ada kami di sini.” Brian menjawab ucapan Raynar membuat situasi semakin tidak nyaman.Raynar yang tadinya menatap Lentera itu pun segera mengalihkan tatapannya ke arah Brian. Tatapannya pada kakaknya itu dingin dan tajam. Mereka tak ubahnya seperti musuh yang berlindung da

  • Cinta Manis Suamiku   Part 21

    “Bapak.” Bagas terkejut melihat bosnya muncul di kantor. “Bapak sudah lebih baik?” Bagas mengekori Raynar yang masuk ke dalam ruangannya. “Seharusnya Bapak tetap di rumah biar saya saja yang datang nanti.”Raynar terkekeh kecil. “Saya sudah lebih baik. Saya bosan kalau harus tetap berada di rumah.” Lelaki itu duduk di kursi sambil sesekali mengernyitkan dahinya. Ekspresinya itu tertangkap oleh netra Bagas dan kekhawatiran itu terlihat.Raynar mengangkat tangannya saat Bagas ingin mendekatinya. “Kamu berikan saja berkas yang perlu saya cek. Saya sudah sehat, Bagas.”Bagas menurut dan dia akhirnya hanya mengangguk. Membalikkan badannya untuk keluar dari ruangan Raynar sebelum dia mengambil berkas dari mejanya.“Bapak ingin dibuatkan minuman apa?” tanya Bagas setelah meletakkan tumpukan berkas di atas meja Raynar. “Bapak untuk sementara tidak boleh minum kopi dulu.”“Saya tahu. Nanti siang saja kamu bisa pesankan saya kelapa muda.” Bagas mengangguk dan menyetujui permintaan Raynar. “Dan

  • Cinta Manis Suamiku   Part 20

    “Pagi.” Sambutan pagi itu membuat Lentera sedikit mengernyitkan dahinya. Raynar yang kemarin masih terlihat lemah itu kini sudah duduk di kursi makan sambil menatap lurus pada tabletnya. Tengah membaca berita pagi atau mungkin melihat bursa saham.Lelaki itu bahkan sudah rapi dengan kemeja kantornya dan jasnya diletakkan di kursi lainnya. Pemandangan itu terlihat sangat biasa, tetapi kali ini tentu saja sedikit berbeda karena Raynar dalam kondisi yang tidak baik. Setidaknya itulah yang ada di dalam pikiran Lentera.“Kamu udah mau kerja?” Lentera menatap suaminya dengan ekspresi heran. Raynar masih terlihat sedikit pucat, tetapi tampaknya, lelaki itu tidak memedulikan kesehatannya sama sekali. “Udah sehat?” lanjutnya lagi merasa penasaran.Lentera bahkan harus meneliti wajah Raynar dengan seksama untuk memastikan jika laki-laki itu benar-benar sudah sehat. Namun, dilihat dari segi mana pun, Raynar masih belum sembuh betul.“Ya, lumayan.” Raynar mendongakkan kepalanya dan menatap Lenter

  • Cinta Manis Suamiku   Part 19

    Lentera tidak pernah membayangkan sebelumnya jika dia akan berada di ranjang yang sama dengan seorang lelaki yang berstatus sebagai suaminya. Dia berpikir, pernikahan hanyalah sebuah beban. Setelah dia menjalaninya, pemikiran itu tidaklah salah. Menikah hanya membuat masalah baru dalam hidupnya.Terlebih lagi, lelaki yang sekarang ada di sampingnya itu adalah pusat masalahnya. Raynar yang menjadi beban terberat dalam pikirannya. Lelaki yang penuh dengan misteri dan tetak-teki.“Aku dengar kamu mencariku ke mana-mana.” Suara Raynar terdengar mengalun di bawah keheningan ruangan luas bernuansa putih tersebut.Lentera pikir, Raynar sudah tidur, tetapi lelaki itu masih terjaga. Menolehkan kepalanya ke arah kanan, Lentera bisa melihat sisi wajah Raynar. Lelaki itu menatap ke langit-langit kamar dengan kedua tangan berada di atas perutnya.“Aku hanya nggak mau disalahkan kalau terjadi sesuatu sama kamu. Status istri ini ternyata memberatkan.” Lentera menjawab dengan sedikit rasa kesal. “Seb

  • Cinta Manis Suamiku   Part 18

    “Boleh aku tahu kenapa kalian nggak akur?” tanya Lentera yang kini sudah menegakkan tubuhnya dan meredam gedoran jantungnya yang tiba-tiba saja semakin meningkat tajam.Lentera terus menatap Brian yang tengah menikmati makan siangnya. Dia berusaha untuk menahan diri agar tidak tergelung emosi yang tiba-tiba saja muncul. Dia sekarang sedang berhadapan dengan seorang kakak ipar yang seharusnya Lentera bisa menjaga sikap.“Raynar itu susah diajak bicara, keras kepala, dan serakah. Di mana pun dia, selalu saja merepotkan orang lain. Masalah yang tidak ada bahkan diada-adakan. Trouble maker.” Brian menatap Lentera ketika mengatakan dua kata terakhir. “Dia juga lelaki tidak tahu diri. Merasa dirinya paling tinggi dibandingkan orang lain. Dia sudah diperlakukan baik oleh kami, tetapi dia semakin tidak tahu diri.”Brian menyuapkan makanan terakhir sebelum meminggirkan piring ke sisi kirinya. Tatapannya pada Lentera pun tak putus sampai dia menenggak minumannya.“Aku sangat membencinya,” imbuh

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status