Terjadinya baku tembak di suatu tempat.
Dua kelompok bersenjata saling membunuh sehingga mayat berserakan di mana-mana.
DOR...DOR...DOR...DOR...DOR...DOR...
Tembakan yang di lakukan oleh dua kelompok yang saling menjatuhkan.
"Aargghh..." teriakan mereka dengan serentak karena sama-sama di tembus oleh peluru.
Seorang pria bertubuh tinggi dengan berpenampilan serba hitam, kemeja yang berwarna hitam, jaket kulit berwarna hitam dan mengenakan sarung tangan. pria yang memiliki tubuh yang tegap dan kekar memiliki senjata dan menembak lawannya tanpa berhenti.
DOR...DOR...DOR...DOR...DOR...DOR...
DOR...DOR...DOR...DOR...DOR...DOR...Tembakan beruntun di lakukan oleh pria itu sehingga berhasil menembus tubuh para lawannya.
"Aaggghh..." teriakan serentak mereka dan akhirnya tumbang satu-persatu.
"Bos, sebagian dari mereka sudah kabur ke arah lain!" kata salah satu anak buahnya.
"Kejar dan bunuh!" perintahnya dengan tegas.
"Baik Bos," jawab anak buahnya yang langsung mengejar lawannya itu.
Pria tegap dan bertubuh tinggi itu bernama Christian Christoper yang di kenal dengan sikap kejam dan suka menyiksa setiap musuh yang jatuh ke tangannya. di malam itu ia mengincar sekelompok mafia yang selama ini mencari masalah dengan kumpulannya. dalam waktu sekejap dia dan anggotanya berhasil membunuh sejumlah musuh-musuhnya itu.
Tap...tap...tap...tap...tap..
Di sisi lain seorang gadis yang bernama Careless sedang berlari karena di kejar oleh tiga orang pria yang ingin merampoknya.
Careless berusaha berlari sejauh mungkin agar bisa menjauh dari tiga perampok itu, akan tetapi kemana pun dia berlari tidak membuat tiga pria itu berhenti mengejarnya.
Berlari dan berlari Careless menuju ke sebuah tempat yang sepi dan gelap, di sana terdapat puluhan mayat yang berserakan di jalan.
"Hah...kenapa di sini begitu banyak orang? apa mereka sedang berlomba tidur ya?" ucap Careless yang sedang berlari dan melangkahi mayat-mayat itu.
"Kenapa di sini begitu banyak mayat," ucap salah satu pria itu yang sedang melangkahi mayat yang tergeletak di sana.
Hei...berhenti! kemana pun kau lari tidak akan bisa terlepas dari kami!" teriak salah satu pria itu.
"Apa kau gila ya, mana mungkin aku tidak lari saat di kejar, dasar bodoh," ketus Careless.
"Karena kau lari makanya kami kejar."
"Karena kau kejar makanya aku lari, dasar bodoh!"
"Serahkan uangmu sekarang juga!" teriak salah satu perampok yang sedang mengejar langkah gadis itu.
Karena kewalahan maka Careless pun menghentikan langkahnya.
"Hei....sebentar!...sebentar!" pinta Careless yang nafasnya terputus-putus.
"A-ada a-apa? apa ka-kau su-sudah me-menyerah?" tanya salah satu pria dengan terbata-bata.
"Ki-kita su-sudah la-lama berlari, nanti baru di lanjutkan lagi!" kata Careless dengan ngos-ngosan.
"Se-serahkan uang mu dan kau boleh pergi!" kecam pria itu yang sedang kewalahan
"Tidak mungkin aku serahkan kepada kalian, itu sama saja nyawaku bisa hilang di saat aku pulang nanti," jawab
Careless."Kalau kau masih tidak mau serahkan maka kau akan kami bunuh!" gertak salah satu perampok itu.
"Aku tidak takut dengan ancamanmu, kalau kau hebat tangkap aku!" ketus Careless dengan tanpa rasa takut. tidak lama kemudian ia pun berlari ke arah lain.
"Hei...jangan lari!" teriak para perampok itu yang mulai mengejarnya.
"Tidak mau!" jawab Careless yang berusaha menjauh dari mereka.
"Di rumah ada singa betina, di luar ada buaya darat, hidup ini memang penuh cobaan," oceh Careless yang sambil berlari.
Careless yang berlari dengan cepat sehingga kakinya tersangkut salah satu mayat yang ada di jalan sana.
Bruk...
"Aarghh," jeritan Careless yang terjatuh dengan posisi terlungkup.
"Dasar mayat tidak berguna! kenapa kau tidak tewas di tempat lain malah tewas di sini...ha! cepat bangun... aku ingin membuat perhitungan denganmu," bentak Careless yang merasa kesal sambil menarik hidung dan tampar wajah mayat itu.
Plak...plak...
"Akhirnya kau tidak bisa lari lagi, Nona kecil," ujar salah satu pria itu dengan senyum sinis.
"Kalian curang bermain tiga orang, aku juga tetap tidak akan serahkan uangnya," ketus Careless.
Tiga perampok itu mendekati Careless yang masih duduk di aspal itu.
"Jangan mendekat! walau aku mati juga tidak akan menyerahkan uangnya pada kalian," bentak Careless yang tanpa merasa takut.
"Nona manis, tidak ada gunanya kau melawan dan bersikap keras kepala, malam ini kau harus serahkan uangnya pada kami dan tidak ada yang bisa selamat dirimu," kecam salah satu perampok itu.
DOR...DOR...DOR...
Tembakan secara tiba-tiba dari arah lain yang menembus jantung mereka sehingga tergeletak tidak bernyawa.
"Hah....apa mereka sudah mati?" tanya Careless dengan penasaran.
"Pelurunya sudah menembus jantungnya mana mungkin masih bisa hidup!" jawab Christian yang tiba-tiba muncul di sana.
Careless yang penasaran mendekati tiga perampok itu. ia menepuk wajah perampok untuk memastikan apakah mereka sudah meninggal.
"Mereka tidak bergerak lagi!" ucap Careless.
"Di sini bukan tempat mu adik kecil, cepat tinggalkan tempat ini!" kata Christian yang sedang mengisi pelurunya.
"Adik kecil? aku sudah dewasa usiaku sudah 22 tahun, aku sudah bisa membantu bibiku bekerja walau aku sering melakukan kesalahan akan tetapi aku tetap banyak membantunya, jangan memanggilku adik kecil!" gerutu Careless panjang lebar.
"Cepat tinggalkan tempat ini!" titah Christian dengan tegas.
Di saat Careless ingin menghampiri pria yang ada di hadapannya itu sambil melangkahi mayat-mayat di jalan dan karena kecerobohannya Careless langsung jatuh dengan terlungkup.
Brugh...
"Aargghh," jeritan Careless yang merasa kesakitan.
DOR...
Tiba-tiba bunyi tembakan dari seseorang yang datang dari arah lain dan menyasar entah kemana.
DOR...DOR...DOR...
Tembakan yang di lakukan oleh Christian mengenai tepat pada sasaran.
"Aarggh," pekik pembunuh itu yang langsung tewas di tempat.
"Hah...apa dia sudah mati?" tanya Careless yang memandang ke arah pria yang tergeletak tidak bernyawa.
"Jantungnya sudah di tembus oleh peluru, mana mungkin dia masih hidup," jawab Christian yang menyimpan senjatanya.
"Kakak, apa kalian adalah pembunuh?" tanya Careless yang berdiri dan menghampiri pria itu.
"Sesuatu yang tidak ada hubungan denganmu, maka jangan bertanya!" tegas Christian.
"Bos, mereka sudah tewas semua tidak ada yang tersisa lagi!" kata anak buahnya yang baru datang menghampiri bosnya.
"Mari kita tinggalkan tempat ini!" perintahnya sambil melangkah pergi.
"Siap Bos," jawab anak buahnya dengan menunduk.
"Tunggu aku!" teriak Careless yang mengejar langkah Christian.
"Jangan ikuti aku!"
"Aku sesat dan lupa jalan pulang, apa bisa tolong mengantarku ke jalan besar?"
"Dari mana tadi kau datang, kenapa kau tidak bisa pulang?"
"Tadi aku di kejar oleh mereka, demi keselamatan aku hanya bisa berlari ke sembarang tempat, dan tidak menyangka aku sampai ke sini!" jawab Careless yang sedang mengikuti Christian.
"Ikut saja mobil kami dan turun di tepi jalan besar sana," ujar Christian yang sedang berjalan."Terima kasih!" ucap Careless."Kakak, apa aku bisa bertanya?" tanyaCereless."Ada apa?""Apa kakak seorang polisi?""Bukan.""Apakah pembunuh?""Bisa di katakan iya.""Dan apakah kakak melakukan perdagangan manusia?""Tidak.""Apakah jual organ manusia?""Tidak.""Apakah jual narkoba?""Tidak.""Dan kakak berasal dari kutub mana?""Kumpulan Dragon fire.""Dragon fire dari kutub mana?""Nama kumpulan dan bukan kutub.""Kakak, aku ingin bertanya.""Ada apa lagi?""Apakah kakak adalah manusia normal?""Apa maksudmu?" tanya Christian yang mulai risih"Apakah wajah kakak telah di operasi?""Tidak.""Kenapa bisa begitu tampan? apakah kakak adalah hantu?" tanya Careless dengan terus terang."Apa kamu bisa berhenti bertanya!""Aku hanya penasaran. Kakak, apakah aku boleh mencobanya?""Mencoba apa?" tanya Christian yang menghentikan langkahnya."Aku ingin mencoba menyentuh wajahmu," kata Careless
"Maaf, aku tidak sengaja!" ucap Careless sambil memejamkan mata dan berdiri dengan ingin memberikan handuk kepada Paul.Setelah Paul terima handuknya, Carelles yang sedang memejamkan matanya ingin melangkah ke arah pintu, akan tetapi dengan kecerobohan gadis itu lagi-lagi ia terjatuh dan menimpa Paul sehingga mereka sama-sama terjatuh karena licinnya lantai itu.BRUK..."Aargh..." jeritan mereka dengan serentak."Apa yang kalian lakukan?" tanya Christian dengan tiba-tiba muncul di sana.Mendengar suara pria itu mereka lalu memandang ke arah suara itu berada."Bos.""Kakak tampan.""Apa kalian begitu tidak sabar sehingga melakukannya di sini?" tanya Christian dengan menahan emosi."Kami tidak melakukan apa-apa," jawab Careless yang tidak sadar jika dirinya sedang menindih Paul yang tanpa sehelai benang."Hah...kenapa kau menindihku?" teriak Paul yang sedang merasa kaget."Ma-maaf!" ucap Careless yang ingin bangkit akan tetapi lututnya menekan bagian pusaka Paul sehingga pria berteriak
Di saat Careless menampar Fionez tiba-tiba lengannya di tarik oleh Christian dari belakang. "Kakak, dia mencari masalah dulu denganku!" kata Careless yang di tarik hingga berdiri. "Christian, wajahku sakit," erang Fionez yang sambil menangis. "Paul, bawa dia ke rumah sakit!" perintah Christian. "Baik!" jawab Paul dengan menurut. "Christian, siapa dia?" tanya Fionez yang berusaha untuk berdiri. "Fionez, aku tidak perlu memberi penjelasan, kenapa kau menimbulkan keributan di sini?" jawab Christian dengan kesal. "Dasar Fiono tidak masuk akal!" ketus Carelees. "Namaku adalah Fionez Andrianez Casolino, bukan Fiono!" ketusnya dengan kesal. "Sama saja, Nono!" balas Careless yang tidak mau kalah. "Kau...." ketus Fionez yang ingin melayangkan tangannya dan langsung di tahan oleh Christian. "Apa kau sudah puas menimbulkan masalah," bentak Christian yang melepaskan tangan wanita itu. "Christian, aku adalah tunanganmu, kau jangan lupa janjimu pada kakekku!" ujar Fionez. "Jika aku ing
"Fionez, seharusnya kau menjaga sikapmu! kau tahu kalau Christian beda dengan pria lain. dia tidak suka di paksa. apa lagi kau menimbulkan masalah di rumahnya. jadi, dia mana mungkin akan memaafkan mu!" ujar Lion yang duduk di kursi sambil memegang tongkatnya."Kakek, aku...""Jangan katakan apa-apa lagi! Christian sudah tegaskan tidak ingin bertunangan denganmu," kata Lion."Apa, tidak bisa! aku tidak setuju!""Fionez, sejak awal dia memang tidak berniat untuk menikahimu. hanya dirimu yang mengejarnya selama ini.""Dia adalah milikku! semua ini karena wanita sialan itu, makanya dia membatalkan pertunangan ini," ketus Fionez."Walau tidak ada wanita itu, Christian juga tidak akan menikah denganmu. jadi, kemunculan wanita itu tidak mempengaruhi semua ini," jelas Lion."Kakek, aku tidak puas!" gerutu Fionez."Tidak puas kau tetap harus menerimanya! kau tidak bisa membuka pintu hatinya yang selama ini tertutup rapat. tidak ada wanita yang mampu masuk ke dalam hatinya.""Aku tidak percaya
Bab 6"Aarrgghh...." jeritan wanita itu yang kesakitan."Kalian semua bekerja sama ingin menindasku, aku adalah Careless kalau mudah di tindas maka aku bukan Careless lagi!" bentaknya dengan kesal.Di sisi lain Christian bersama Paul berada di ruangan sebelah dan telah mendengar semua kejadian yang terjadi di ruangan pesta ulang tahun itu."Bos, gadis itu luar biasa. dia bisanya membuat masalah dengan sekumpulan anak orang kaya itu," ujar Paul yang sedang makan bersama dengan bosnya."Namanya sesuai dengan tingkah lakunya, sangat ceroboh," kata Christian.PRANG...PRANG...Bunyi pecahan gelas dari kamar sebelah."Apakah dia berhasil mengalahkan lima orang itu? apa lagi terdapat dua orang pria di sana?""Kita lihat saja nanti hasilnya," jawab Christian dengan sambil menyantap makanan.PRANG...PRANG...PRANG...Bunyi barang pecah yang terdengar dari sebelah."Arrrghh..." teriakan para wanita itu."Kelihatannya nona itu cukup ganas," ujar Paul yang mendengar suara keributan di sebelahnya.
Mendengar ucapan keponakannya itu Mommy langsung membekap mulutnya."Maaf...maaf...Tuan, keponakanku ini tidak ada pintar-pintarnya dalam menyebut nama!" ucap Mommy yang merasa segan dengan menatap Christian dan Paul."Tidak apa-apa, Bibi!" jawab Paul."Bibi, jangan tutup mulutku!" pinta Careless yang melepaskan tangan bibinya."Terima kasih karena sudah mengantarnya pulang, apakah dia membuat onar di luar?""Bibi, wanita itu ingin membatalkan pesanannya!" kata Careless."Apa, kenapa?" tanya Mommy dengan penasaran."Dia mengatakan jika aku datang tidak tepat waktu!""Apa kau menyasar lagi?""Tidak! kali ini aku tidak menyasar. aku masuk ke dalam restoran itu dan langsung menuju ke ruangannya. aku tidak salah masuk!" jelas Careless."Lalu, apa yang kau lakukan?" tanya Mommy yang sudah paham dengan sifat keponakannya itu."Aku memaksanya untuk membayar uangnya!""Lalu, apa lagi?""Karena dia tidak mau membayar, teman lainnya juga menghinaku!""Menghinamu? dan bagaimana dengan kondisi me
Bab 7"Careless, kau benar-benar penghancur, kalau hanya ban terbelah bisa kita ganti ban nya saja. dan ini sudah rusak total dan bengkok, bagaimana caranya untuk perbaiki?" tanya Mommy dengan kesal"Bibi, jual kiloan saja dan beli baru!""Jual kepalamu! kenapa otak mu itu tidak pernah di pakai..ha? sehari saja kau tidak pernah membuat ku tenang. dan harus membuatku marah setiap hari!" bentak Mommy dengan nada tinggi."Lagi pula kenapa memarahi ku setiap hari? aku akan membantu bibi juga. mereka sengaja merusakan sepedaku, tentu saja aku tidak boleh diam. dan hasilnya mobil mereka juga rusak dan harus mengeluarkan banyak uangnya. bukankah kita menang banyak!""Menang banyak dari mana..ha? sepeda mu ini sudah begini bentuknya, kita juga harus mengunakan uang untuk memperbaikinya. kau ini sebenarnya pintar atau bodoh?" bentak Mommy."Aku tidak bodoh dan aku hanya tidak pintar saja. lagi pula kalau hanya ban saja yang rusak sangat tanggung di bawa kebengkel," jawab Careless"A-apa maksud
Bab 9"Aku akan menjahitnya saja di bagian yang sudah robek," gumam Careless yang sedang melihat baju bibinya yang sudah robek di buatnya.Keesokan harinya."Careless, antar bunga mawar ke alamat ini!" perintah Mommy yang memberi nota pemesanan, dalam nota sudah tercatat dengan jenis bunga yang di pesan, harga dan juga alamat"Iya, Bi!"jawab Careless yang membaca alamat tersebut."Siapa namanya, Bi! di sini tidak di catat!""Orange Hustan! catat namanya di nota. biar kau tidak lupa lagi!""Iya, Bi!" jawab Careless yang sedang mencatat nama yang di katakan oleh bibinya."Dia orang mana, Bi? kenapa namanya begitu aneh?""Nanti kau tanya saja padanya, catat yang betul. namanya jangan salah!""Iya, sudah ku catat, Bi.""Mana, biarku membaca dulu!" pinta Mommy yang merebut nota itu dari tangan Careless.Saat membaca nama yang di catat oleh keponakannya, Mommy membuka matanya lebar-lebar."Careless...." teriak Mommy dengan kesal."Bibi, aku hanya di sampingmu kenapa harus berteriak?" tanya