"Maaf, aku tidak sengaja!" ucap Careless sambil memejamkan mata dan berdiri dengan ingin memberikan handuk kepada Paul.
Setelah Paul terima handuknya, Carelles yang sedang memejamkan matanya ingin melangkah ke arah pintu, akan tetapi dengan kecerobohan gadis itu lagi-lagi ia terjatuh dan menimpa Paul sehingga mereka sama-sama terjatuh karena licinnya lantai itu.
BRUK...
"Aargh..." jeritan mereka dengan serentak.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Christian dengan tiba-tiba muncul di sana.
Mendengar suara pria itu mereka lalu memandang ke arah suara itu berada.
"Bos."
"Kakak tampan."
"Apa kalian begitu tidak sabar sehingga melakukannya di sini?" tanya Christian dengan menahan emosi.
"Kami tidak melakukan apa-apa," jawab Careless yang tidak sadar jika dirinya sedang menindih Paul yang tanpa sehelai benang.
"Hah...kenapa kau menindihku?" teriak Paul yang sedang merasa kaget.
"Ma-maaf!" ucap Careless yang ingin bangkit akan tetapi lututnya menekan bagian pusaka Paul sehingga pria berteriak kesakitan.
"Aaarghhh..." teriakan Paul yang mengema satu ruangan kamar mandi itu.
"Kau kenapa?" tanya Careless yang masih tidak sadar jika lututnya sedang menekan pusaka pria yang di bawahnya itu.
Christian yang melihat kericuhan ini ia menarik lengan Careless beranjak dari sana.
"Kakak, aku ingin pulang!" pinta Careless yang ikuti langkah Christian.
Setelah beberapa menit kemudian Christian duduk di sofa sementara Careless dan Paul sedang berdiri di hadapannya.
"Apa bisa jelaskan apa yang terjadi?" tanya Christian dengan tatapan tajam.
"Bos, aku tidak tahu jika dia sedang tidur di dalam bathub, saat aku mau mandi aku baru tahu, dan di saat itu aku sudah tanpa pakaian!" jelas Paul.
"Maaf, semalam aku tidak bisa tidur, makanya aku keluar dari kamar dan berjalan di lorongan itu. kemudian saat aku mau kembali ke kamar aku lupa kamar ku yang mana. makanya aku masuk salah satu kamar yang ada di sana. karena melihat Paus Jantan sedang tidur makanya aku masuk saja ke kamar mandinya dan tidur dalam bak mandi itu," jelas Careless dengan menunduk.
"Apa hanya begitu ceritanya?" tanya Christian yang tidak percaya.
"Bos, memang hanya itu. yang bos lihat itu tidak nyata. aku juga menjadi korban pelecehan!" jelas Paul dengan merasa malu
"Siapa yang mau melecehkanmu? jangan sembarangan. aku hanya tidak sengaja dan terjatuh di hadapanmu. aku benar-benar tidak sengaja," jelas Cereless.
"Kakak tampan, apa aku bisa pulang?" tanya Careless.
"Di mana Pinque?" tanya Christian yang menatap ke arah Paul.
"Dia belum datang, Bos."
"Tunggu saja dia datang! dia akan mengantarmu pulang!" kata Christian.
"Aku bisa pulang sendiri!" jawab Careless.
"Di mana alamatmu?" tanya Paul yang menoleh ke arah Careless yang sedang berdiri di sampingnya.
"Di jalan keramaian!" jawab Careless.
"Kalau mengunakan mobil dari sini sekitar setengah jam sudah sampai," ujar Paul.
"Kakak paus, kakak tampan, apakah aku harus menunggu pinguin datang aku baru bisa pulang?" tanya Careless yang tidak sadar jika dirinya lagi-lagi salah sebut nama.
"Siapa pinguin?" tanya Paul dengan penasaran.
"Bukankah tadi kakak tampan ini mengatakan jika pinguin akan datang sebentar lagi?"
"Namanya adalah pinque dan bukan pinguin," ujar Paul.
Setelah beberapa menit kemudian Careless yang sedang duduk di sofa sendirian ia di teriak oleh seorang wanita yang baru melangkah masuk ke dalam rumah.
"Hei...siapa kau, kenapa ada di sini?" tanya wanita itu dengan nada keras.
"Apa kamu tidak bisa bersikap sopan santun, kenapa baru masuk sudah berteriak-teriak!" bentak Celeress dengan kesal.
"Memang kau siapa di sini ha..? berani sekali kau duduk di sofa mahal ini, kalau rusak apa kau sanggup mengantinya?" bentak wanita itu dengan nada tinggi.
"Kau siapa? kenapa berteriak seperti singa betina saja, memangnya ini rumahmu?" bentak Careless.
"Aku akan menjadi nyonya rumah ini tidak lama lagi!" jawab wanita itu dengan gaya sombongnya
"Tidak lama lagi? memangnya kapan? bisa jadi besok kau sudah gagal menjadi calon nyonya rumah ini, berarti kau adalah calon istri kakak tampan itu ya!"
"Benar! kau siapa?"
"Aku adalah tamunya, dan siapa namamu?"
"Ingat baik-baik namaku! nama ku adalah Fionez Andrianez Casolino," sebutnya dengan bangga.
"Pio...kenapa panjang sekali namamu?" tanya Careless yang susah menyebut nama wanita itu.
"Kalau kau tidak bisa menyebutnya itu tandanya adalah dirimu tidak pernah bersekolah," ketusnya dengan menghina.
"Memangnya kau pernah sekolah?"
"Aku adalah mahasiswi di perguruan tinggi, aku mendapatkan pendidikan dengan biaya yang paling mahal," jawab Fionez dengan tatapan sinis.
"Tapi, kenapa tingkahmu dan sikapmu seperti orang tidak bersekolah!" tanya Careless.
"Apa maksudmu dengan berkata seperti itu, kau sangat tidak sopan!" ketus Fionez yang ingin melayangkan tangannya akan tetapi langsung di tahan oleh Careless
"Apa kau ingin menamparku? kau seperti tidak berpendidikan sama sekali," bentak Careless yang sedang menahan tangan Fionez.
"Bos, wanita itu datang lagi, kali ini dia malah mencari masalah dengan nona itu," ujar Paul yang sedang berdiri di lantai tiga bersama bosnya.
"Biarkan saja! lagi pula dia memang sangat suka mencari masalah. dengan begini aku bisa menolak langsung pernikahan ini," jawab Christian.
"Bagaimana dengan tuan Lion, apakah dia akan menyalahkan bos karena membatalkan pertunangan ini?"
"Tuan Lion sangat pengertian, dia tidak akan menyalahkan ku. dia juga sangat paham dengan sifat cucunya itu," kata Christian.
"Kurang ajar! kau sangat berani menghinaku, tunanganku adalah orang hebat, dan kakek ku juga. jika kau menyinggung kakekku maka hidup mu akan segera berakhir!" kecam Fionez dengan bersikap sombong.
"Memangnya kakekmu sehebat apa? apa dia keturunan dewa? aku juga tidak peduli siapa kakekmu. aku hanya merasa heran padamu!"
"Apa maksudmu?"
"Kau mengatakan jika kau adalah mahasiswi perguruan tinggi tapi sifatmu tidak berlogika," ketus Careless dengan mengejek.
"Kau sangat keterlaluan!" bentak Fionez yang mendorong Careless sehingga jatuh terbentur vas bunga yang ada di meja belakang tempat Careless berdiri.
Prang...prang...
Bunyi pecahan vas bunga yang berkeping-keping dan berserakan di lantai.
"Aarghh..." teriakan Careless yang merasa kesakitan.
"Dasar kampungan! kau memecahkan vasnya, kau harus ganti rugi!" bentak Fionez
"Ganti kepalamu!" bentak Careless yang berdiri dan mendorong Fionez sehingga tersungkur. dan bukan hanya itu Careless juga melompat dan duduk di atas tubuh wanita itu.
Brugh...
"Aarghh..."erang Fionez yang kesakitan.
Plak...plak...plak....plak...
Tamparan di lakukan oleh Careless yang sedang merasa kesal.
"Aarrghh..." pekik Fionez yang sedang di tampar oleh Careless berkali-kali.
"Bos, bukankah ini akan terjadi masalah besar?" tanya Paul yang merasa khawatir.
"Adik kecil ini sangat berani," ucap Christian dengan senyum dan melangkah pergi menuju ke lantai bawah.
"Ingin menindasku jangan berharap! aku adalah Cereless selama hidup aku yang menindas orang," bentaknya yang sambil menampar wanita itu tanpa berhenti
Di saat Careless menampar Fionez tiba-tiba lengannya di tarik oleh Christian dari belakang. "Kakak, dia mencari masalah dulu denganku!" kata Careless yang di tarik hingga berdiri. "Christian, wajahku sakit," erang Fionez yang sambil menangis. "Paul, bawa dia ke rumah sakit!" perintah Christian. "Baik!" jawab Paul dengan menurut. "Christian, siapa dia?" tanya Fionez yang berusaha untuk berdiri. "Fionez, aku tidak perlu memberi penjelasan, kenapa kau menimbulkan keributan di sini?" jawab Christian dengan kesal. "Dasar Fiono tidak masuk akal!" ketus Carelees. "Namaku adalah Fionez Andrianez Casolino, bukan Fiono!" ketusnya dengan kesal. "Sama saja, Nono!" balas Careless yang tidak mau kalah. "Kau...." ketus Fionez yang ingin melayangkan tangannya dan langsung di tahan oleh Christian. "Apa kau sudah puas menimbulkan masalah," bentak Christian yang melepaskan tangan wanita itu. "Christian, aku adalah tunanganmu, kau jangan lupa janjimu pada kakekku!" ujar Fionez. "Jika aku ing
"Fionez, seharusnya kau menjaga sikapmu! kau tahu kalau Christian beda dengan pria lain. dia tidak suka di paksa. apa lagi kau menimbulkan masalah di rumahnya. jadi, dia mana mungkin akan memaafkan mu!" ujar Lion yang duduk di kursi sambil memegang tongkatnya."Kakek, aku...""Jangan katakan apa-apa lagi! Christian sudah tegaskan tidak ingin bertunangan denganmu," kata Lion."Apa, tidak bisa! aku tidak setuju!""Fionez, sejak awal dia memang tidak berniat untuk menikahimu. hanya dirimu yang mengejarnya selama ini.""Dia adalah milikku! semua ini karena wanita sialan itu, makanya dia membatalkan pertunangan ini," ketus Fionez."Walau tidak ada wanita itu, Christian juga tidak akan menikah denganmu. jadi, kemunculan wanita itu tidak mempengaruhi semua ini," jelas Lion."Kakek, aku tidak puas!" gerutu Fionez."Tidak puas kau tetap harus menerimanya! kau tidak bisa membuka pintu hatinya yang selama ini tertutup rapat. tidak ada wanita yang mampu masuk ke dalam hatinya.""Aku tidak percaya
Bab 6"Aarrgghh...." jeritan wanita itu yang kesakitan."Kalian semua bekerja sama ingin menindasku, aku adalah Careless kalau mudah di tindas maka aku bukan Careless lagi!" bentaknya dengan kesal.Di sisi lain Christian bersama Paul berada di ruangan sebelah dan telah mendengar semua kejadian yang terjadi di ruangan pesta ulang tahun itu."Bos, gadis itu luar biasa. dia bisanya membuat masalah dengan sekumpulan anak orang kaya itu," ujar Paul yang sedang makan bersama dengan bosnya."Namanya sesuai dengan tingkah lakunya, sangat ceroboh," kata Christian.PRANG...PRANG...Bunyi pecahan gelas dari kamar sebelah."Apakah dia berhasil mengalahkan lima orang itu? apa lagi terdapat dua orang pria di sana?""Kita lihat saja nanti hasilnya," jawab Christian dengan sambil menyantap makanan.PRANG...PRANG...PRANG...Bunyi barang pecah yang terdengar dari sebelah."Arrrghh..." teriakan para wanita itu."Kelihatannya nona itu cukup ganas," ujar Paul yang mendengar suara keributan di sebelahnya.
Mendengar ucapan keponakannya itu Mommy langsung membekap mulutnya."Maaf...maaf...Tuan, keponakanku ini tidak ada pintar-pintarnya dalam menyebut nama!" ucap Mommy yang merasa segan dengan menatap Christian dan Paul."Tidak apa-apa, Bibi!" jawab Paul."Bibi, jangan tutup mulutku!" pinta Careless yang melepaskan tangan bibinya."Terima kasih karena sudah mengantarnya pulang, apakah dia membuat onar di luar?""Bibi, wanita itu ingin membatalkan pesanannya!" kata Careless."Apa, kenapa?" tanya Mommy dengan penasaran."Dia mengatakan jika aku datang tidak tepat waktu!""Apa kau menyasar lagi?""Tidak! kali ini aku tidak menyasar. aku masuk ke dalam restoran itu dan langsung menuju ke ruangannya. aku tidak salah masuk!" jelas Careless."Lalu, apa yang kau lakukan?" tanya Mommy yang sudah paham dengan sifat keponakannya itu."Aku memaksanya untuk membayar uangnya!""Lalu, apa lagi?""Karena dia tidak mau membayar, teman lainnya juga menghinaku!""Menghinamu? dan bagaimana dengan kondisi me
Bab 7"Careless, kau benar-benar penghancur, kalau hanya ban terbelah bisa kita ganti ban nya saja. dan ini sudah rusak total dan bengkok, bagaimana caranya untuk perbaiki?" tanya Mommy dengan kesal"Bibi, jual kiloan saja dan beli baru!""Jual kepalamu! kenapa otak mu itu tidak pernah di pakai..ha? sehari saja kau tidak pernah membuat ku tenang. dan harus membuatku marah setiap hari!" bentak Mommy dengan nada tinggi."Lagi pula kenapa memarahi ku setiap hari? aku akan membantu bibi juga. mereka sengaja merusakan sepedaku, tentu saja aku tidak boleh diam. dan hasilnya mobil mereka juga rusak dan harus mengeluarkan banyak uangnya. bukankah kita menang banyak!""Menang banyak dari mana..ha? sepeda mu ini sudah begini bentuknya, kita juga harus mengunakan uang untuk memperbaikinya. kau ini sebenarnya pintar atau bodoh?" bentak Mommy."Aku tidak bodoh dan aku hanya tidak pintar saja. lagi pula kalau hanya ban saja yang rusak sangat tanggung di bawa kebengkel," jawab Careless"A-apa maksud
Bab 9"Aku akan menjahitnya saja di bagian yang sudah robek," gumam Careless yang sedang melihat baju bibinya yang sudah robek di buatnya.Keesokan harinya."Careless, antar bunga mawar ke alamat ini!" perintah Mommy yang memberi nota pemesanan, dalam nota sudah tercatat dengan jenis bunga yang di pesan, harga dan juga alamat"Iya, Bi!"jawab Careless yang membaca alamat tersebut."Siapa namanya, Bi! di sini tidak di catat!""Orange Hustan! catat namanya di nota. biar kau tidak lupa lagi!""Iya, Bi!" jawab Careless yang sedang mencatat nama yang di katakan oleh bibinya."Dia orang mana, Bi? kenapa namanya begitu aneh?""Nanti kau tanya saja padanya, catat yang betul. namanya jangan salah!""Iya, sudah ku catat, Bi.""Mana, biarku membaca dulu!" pinta Mommy yang merebut nota itu dari tangan Careless.Saat membaca nama yang di catat oleh keponakannya, Mommy membuka matanya lebar-lebar."Careless...." teriak Mommy dengan kesal."Bibi, aku hanya di sampingmu kenapa harus berteriak?" tanya
"Lepaskan bajunya!" perintah Fionez dengan nada tinggi.Dalam kondisi terikat Careless di serang empat orang pria itu yang ingin melepaskan bajunya, ia ingin menendang akan tetapi dua pria itu menahan kakinya, sementara dua pria lainnya ingin melepaskan kemeja luaran yang di kenakan Careless."Lepaskan aku..brengsek!" teriak Careless yang berusaha meronta.Fionez yang merasa bahagia dia pun tertawa melihat empat anggotanya sedang melepaskan pakaian Careless"Kurang ajar! cepat lepaskan aku!" teriakan Careless dengan ada tinggi."Hahahahah....rasakan saja...kalian nikmatilah wanita ini sepuasnya. kalau sudah selesai lemparkan dia ke jalan, biar semua orang melihat tubuhnya yang tanpa sehelai benang itu!" perintah Fionez yang ingin melangkah keluar."Fiono, aku akan membalasmu!" teriak Careless yang kemeja di robek oleh dua pria itu.DOR...DOR...DOR...DOR...Empat tembakan yang terjadi secara tiba-tiba berhasil membunuh empat anggota Fionez yang sedang mengeroyok Careless.Fionez yan
"Kakek, aku hanya yang mengatakan sebenarnya. dengan kelakuan dia hanya memalukan kumpulan kalian saja. mafia bukankah harus bertindak sesuai keadaan? jika saja kakek membunuhku karena aku sudah menyakitinya maka kakek juga harus membunuh dia, karena dia juga pantas mati!" kata Careless dengan terus terang."Gadis ini tidak sadar dengan siapa dia bicara!" batin Paul."Baru kali ini ada yang tidak takut saat berhadapan dengan Lion!" batin Christian."Hahahahah....gadis kecil, kamu sangat pemberani. aku kagum padamu!" ucap Lion dengan tertawa."Kakek, apakah Anda mafia besar?" tanya Careless."Bukan terbesar, tapi salah satu terbesar," jawab Lion dengan tersenyum."Siapa nama Kakek?""Namaku adalah Lion Casolino.""Kakek Nion, apa aku sudah bisa pergi? aku sudah lama di sin nanti bibiku marah lagi!""Hei...jangan kurang ajar! nama kakek adalah Lion bukan Nion!" bentak Fionez."Diam! apa aku ada menyuruhmu bicara? berlutut!" bentak Lion dengan nada tinggi."Kakek, lihatlah apa yang dia l