"Ikut saja mobil kami dan turun di tepi jalan besar sana," ujar Christian yang sedang berjalan.
"Terima kasih!" ucap Careless.
"Kakak, apa aku bisa bertanya?" tanya
Cereless."Ada apa?"
"Apa kakak seorang polisi?"
"Bukan."
"Apakah pembunuh?"
"Bisa di katakan iya."
"Dan apakah kakak melakukan perdagangan manusia?"
"Tidak."
"Apakah jual organ manusia?"
"Tidak."
"Apakah jual narkoba?"
"Tidak."
"Dan kakak berasal dari kutub mana?"
"Kumpulan Dragon fire."
"Dragon fire dari kutub mana?"
"Nama kumpulan dan bukan kutub."
"Kakak, aku ingin bertanya."
"Ada apa lagi?"
"Apakah kakak adalah manusia normal?"
"Apa maksudmu?" tanya Christian yang mulai risih
"Apakah wajah kakak telah di operasi?"
"Tidak."
"Kenapa bisa begitu tampan? apakah kakak adalah hantu?" tanya Careless dengan terus terang.
"Apa kamu bisa berhenti bertanya!"
"Aku hanya penasaran. Kakak, apakah aku boleh mencobanya?"
"Mencoba apa?" tanya Christian yang menghentikan langkahnya.
"Aku ingin mencoba menyentuh wajahmu," kata Careless yang menarik wajah kiri kanan Christian.
"Singkirkan tanganmu!" bentak Christian yang menepis tangan gadis itu dan kemudian terus berjalan.
"Kakak, tunggu aku!"teriak Careless yang mengejar langkah pria itu
"Kalau kau masih mau pulang, jangan bicara lagi!" bentak Christian dengan merasa kesal.
Tidak lama kemudian petir dan angin kencang serta hujan deras membasahi jalan kota besar. Christian yang berada di dalam mobil hanya diam dan melihat keluar jendela. di sepanjang jalan ia tanpa berkata sepatah katapun.
Duarr...
"Hah...hujan dan petir, bagaimana aku bisa pulang?" ucap Careless yang duduk di dalam mobil bersama Christian.
"Kakak, apa bisa turunkan aku di pinggir depan sana! aku akan pulang sendiri!" pinta Careless yang menoleh ke arah Christian.
"Tidak searah, dan pulang ke tempatku dulu. besok anggotaku akan mengantarmu pulang," jawab Christian dengan tanpa memandang gadis itu.
"Aku pasti di bunuh jika pulang besok," gumam Careless yang tanpa dia sadari di dengar oleh pria yang duduk di sampingnya.
"Siapa gadis ini, kenapa tidak takut pada mayat dan suara tembakan," batin Christian.
Setelah dua puluh menit kemudian mereka tiba ke tempat tinggal Christian yang adalah sebuah mansion yang mewah dan luas. tidak bisa di pungkiri jika Christian adalah seorang hartawan yang memiliki harta melimpah. tidak ada yang tahu bisnis apa yang dia jalankan selama ini.
"Wah...ini rumah atau istana? kenapa bisa begitu mewah dan luas?" batin Careless.
Di saat Christian melangkah masuk ia di sambut oleh anggotanya dengan hormat.
"Bos, Anda sudah kembali," sambutnya dengan menunduk.
"Paul, aturkan kamar untuk nona ini!" titah Christian.
"Selamat datang, Nona. nama saya adalah Paul Tristan. panggil saya Paul saja," sapa Paul dengan sopan
"Hai...kakak Paus Jantan apa kabar namaku adalah Careless," balas sapaannya dengan ramah.
"Pa-paus jantan? Anda salah, Nona. nama saya adalah Paul Tristan," ujar Paul.
"Nama yang bagus," ucap Careless.
"Terima kasih, Nona Careless," ucap Paul dengan senyum ramah.
"Silakan ikut saya!" sahut Paul dengan sambil berjalan
"Terima kasih, kakak Paus," ucap Careless yang ikuti langkah pria itu.
"Kenapa memanggilku paus lagi," batin Paul.
"Paus jantan?" gumam Christian yang tersenyum.
Jam dinding menunjukan pukul 23.00 malam.
Careless yang tidak bisa tidur membolak balik badannya sepanjang malam.
"Tidak bisa tidur, walau kamar ini sangat mewah dan kasurnya sangat empuk aku juga tidak bisa tidur," ucap
Careless yang bangkit dan kemudian turun dari kasur.Ia berjalan keluar dari kamarnya sambil melihat sekeliling.
"Rumah ini benar-benar tidak masuk akal, bisa-bisanya begitu besar. sehingga aku sudah lupa masuk dari mana. di sini adalah lorongan yang panjang semua adalah ruangan. dan di mana pintu besar? kenapa aku tidak bisa ingat," batin Careless dengan menepuk kepalanya.
Careless yang merasa penasaran dirinya pun berjalan di sepanjang lorongan yang di warnai lampu berwarna kuning, sambil melihat ukiran mewah dan unik di seluruh dinding lorongan itu. tentu saja dirinya belum pernah melihat kemewahan yang ada di depan matanya.
"Memang rumah orang kaya, sangat berbeda dengan rumah orang kaya lainnya," ucap Careless yang sedang menyentuh ukiran di dinding tersebut.
Setelah setengah jam kemudian ia ingin kembali ke kamarnya akan tetapi dirinya telah lupa di mana posisi kamarnya.
"Aku sudah berjalan ke sana ke mari kenapa masih tidak melihat kamarku? woi...ada orang di sini? aku ingin tahu kamar ku di mana..." teriak Careless dengan nada memenuhi satu lorongan itu.
"Tidak ada orang, memang ke mana mereka? apa rumah ini adalah rumah hantu, menghilang semua penghuninya di saat malam hari!" ketus Careless dengan kesal.
Keesokan harinya.
Paul yang baru membuka matanya dirinya langsung menuju ke kamar mandi, tidak menunggu lama ia pun melepaskan semua pakaiannya sehingga tubuhnya tanpa sehelai benang. lalu ia berjalan menghampiri bathub dengan berniat ingin mengisi air. kemudian ia menarik gorden pembatas ke samping dan lalu dia pun~✓
"Aarrghh...." teriakannya yang memenuhi satu ruangan kamar itu karena dirinya melihat seorang gadis yang tertidur di dalam bathub.
Karena terkejut dengan suara teriakan pria itu Careless langsung membuka matanya.
Paul yang tanpa pakaian menarik handuknya lalu melilit tubuh bagian bawahnya.
"Kakak Paus jantan, maaf. aku tertidur di sini!" ucap Careless yang menguap.
"No-nona, ke-kenapa kau bisa ada di kamar mandi ku?" tanya Paul yang terkejut dengan kehadiran gadis itu.
"Maaf, semalam aku sesat. rumah kalian ini sangat aneh. aku tersesat dan tidak tahu kamarku yang mana. makanya aku asal masuk. saat aku masuk aku melihatmu sudah tidur makanya aku tidur di sini saja. dan aku tidak mau menganggu mu tidur," jelas Careless yang panjang lebar.
"Nona, ka-kalau begitu apa nona bisa ke-keluar dulu?" tanya Paul dengan berbata dan merasa canggung.
Careless kemudian berdiri dan keluar dari bathub, saat ia menginjak lantai keramik yang basah dan karena kecerobohannya ia pun terjatuh di depan Paul yang sedang berdiri di sana.
Bruk...
"Aarggh..." teriak Careless yang terjatuh terlungkup dan tanpa sengaja ia menarik handuk lilitan tubuh bagian bawah Paul. sehingga membuat pria itu tanpa balutan apapun di tubuhnya.
"Sakit sekali tubuhku! hah...kenapa bisa ada handuk sini? ini handuk siapa ya?" ucap Careless yang sedang memegang handuk tersebut.
Paul yang berdiri di depan gadis itu merasa terkejut dengan penampilannya yang tanpa sehelai benang di depan mata seorang gadis.
Sesaat kemudian Careless mendapati ada sepasang kaki yang di hadapannya itu, lalu ia pun mengangkat kepalanya dan memandang sesuatu yang ada di depan matanya.
"Aaarrgghh...." teriakan Paul dan Careless dengan serentak.
"Maaf, aku tidak sengaja!" ucap Careless sambil memejamkan mata dan berdiri dengan ingin memberikan handuk kepada Paul.Setelah Paul terima handuknya, Carelles yang sedang memejamkan matanya ingin melangkah ke arah pintu, akan tetapi dengan kecerobohan gadis itu lagi-lagi ia terjatuh dan menimpa Paul sehingga mereka sama-sama terjatuh karena licinnya lantai itu.BRUK..."Aargh..." jeritan mereka dengan serentak."Apa yang kalian lakukan?" tanya Christian dengan tiba-tiba muncul di sana.Mendengar suara pria itu mereka lalu memandang ke arah suara itu berada."Bos.""Kakak tampan.""Apa kalian begitu tidak sabar sehingga melakukannya di sini?" tanya Christian dengan menahan emosi."Kami tidak melakukan apa-apa," jawab Careless yang tidak sadar jika dirinya sedang menindih Paul yang tanpa sehelai benang."Hah...kenapa kau menindihku?" teriak Paul yang sedang merasa kaget."Ma-maaf!" ucap Careless yang ingin bangkit akan tetapi lututnya menekan bagian pusaka Paul sehingga pria berteriak
Di saat Careless menampar Fionez tiba-tiba lengannya di tarik oleh Christian dari belakang. "Kakak, dia mencari masalah dulu denganku!" kata Careless yang di tarik hingga berdiri. "Christian, wajahku sakit," erang Fionez yang sambil menangis. "Paul, bawa dia ke rumah sakit!" perintah Christian. "Baik!" jawab Paul dengan menurut. "Christian, siapa dia?" tanya Fionez yang berusaha untuk berdiri. "Fionez, aku tidak perlu memberi penjelasan, kenapa kau menimbulkan keributan di sini?" jawab Christian dengan kesal. "Dasar Fiono tidak masuk akal!" ketus Carelees. "Namaku adalah Fionez Andrianez Casolino, bukan Fiono!" ketusnya dengan kesal. "Sama saja, Nono!" balas Careless yang tidak mau kalah. "Kau...." ketus Fionez yang ingin melayangkan tangannya dan langsung di tahan oleh Christian. "Apa kau sudah puas menimbulkan masalah," bentak Christian yang melepaskan tangan wanita itu. "Christian, aku adalah tunanganmu, kau jangan lupa janjimu pada kakekku!" ujar Fionez. "Jika aku ing
"Fionez, seharusnya kau menjaga sikapmu! kau tahu kalau Christian beda dengan pria lain. dia tidak suka di paksa. apa lagi kau menimbulkan masalah di rumahnya. jadi, dia mana mungkin akan memaafkan mu!" ujar Lion yang duduk di kursi sambil memegang tongkatnya."Kakek, aku...""Jangan katakan apa-apa lagi! Christian sudah tegaskan tidak ingin bertunangan denganmu," kata Lion."Apa, tidak bisa! aku tidak setuju!""Fionez, sejak awal dia memang tidak berniat untuk menikahimu. hanya dirimu yang mengejarnya selama ini.""Dia adalah milikku! semua ini karena wanita sialan itu, makanya dia membatalkan pertunangan ini," ketus Fionez."Walau tidak ada wanita itu, Christian juga tidak akan menikah denganmu. jadi, kemunculan wanita itu tidak mempengaruhi semua ini," jelas Lion."Kakek, aku tidak puas!" gerutu Fionez."Tidak puas kau tetap harus menerimanya! kau tidak bisa membuka pintu hatinya yang selama ini tertutup rapat. tidak ada wanita yang mampu masuk ke dalam hatinya.""Aku tidak percaya
Bab 6"Aarrgghh...." jeritan wanita itu yang kesakitan."Kalian semua bekerja sama ingin menindasku, aku adalah Careless kalau mudah di tindas maka aku bukan Careless lagi!" bentaknya dengan kesal.Di sisi lain Christian bersama Paul berada di ruangan sebelah dan telah mendengar semua kejadian yang terjadi di ruangan pesta ulang tahun itu."Bos, gadis itu luar biasa. dia bisanya membuat masalah dengan sekumpulan anak orang kaya itu," ujar Paul yang sedang makan bersama dengan bosnya."Namanya sesuai dengan tingkah lakunya, sangat ceroboh," kata Christian.PRANG...PRANG...Bunyi pecahan gelas dari kamar sebelah."Apakah dia berhasil mengalahkan lima orang itu? apa lagi terdapat dua orang pria di sana?""Kita lihat saja nanti hasilnya," jawab Christian dengan sambil menyantap makanan.PRANG...PRANG...PRANG...Bunyi barang pecah yang terdengar dari sebelah."Arrrghh..." teriakan para wanita itu."Kelihatannya nona itu cukup ganas," ujar Paul yang mendengar suara keributan di sebelahnya.
Mendengar ucapan keponakannya itu Mommy langsung membekap mulutnya."Maaf...maaf...Tuan, keponakanku ini tidak ada pintar-pintarnya dalam menyebut nama!" ucap Mommy yang merasa segan dengan menatap Christian dan Paul."Tidak apa-apa, Bibi!" jawab Paul."Bibi, jangan tutup mulutku!" pinta Careless yang melepaskan tangan bibinya."Terima kasih karena sudah mengantarnya pulang, apakah dia membuat onar di luar?""Bibi, wanita itu ingin membatalkan pesanannya!" kata Careless."Apa, kenapa?" tanya Mommy dengan penasaran."Dia mengatakan jika aku datang tidak tepat waktu!""Apa kau menyasar lagi?""Tidak! kali ini aku tidak menyasar. aku masuk ke dalam restoran itu dan langsung menuju ke ruangannya. aku tidak salah masuk!" jelas Careless."Lalu, apa yang kau lakukan?" tanya Mommy yang sudah paham dengan sifat keponakannya itu."Aku memaksanya untuk membayar uangnya!""Lalu, apa lagi?""Karena dia tidak mau membayar, teman lainnya juga menghinaku!""Menghinamu? dan bagaimana dengan kondisi me
Bab 7"Careless, kau benar-benar penghancur, kalau hanya ban terbelah bisa kita ganti ban nya saja. dan ini sudah rusak total dan bengkok, bagaimana caranya untuk perbaiki?" tanya Mommy dengan kesal"Bibi, jual kiloan saja dan beli baru!""Jual kepalamu! kenapa otak mu itu tidak pernah di pakai..ha? sehari saja kau tidak pernah membuat ku tenang. dan harus membuatku marah setiap hari!" bentak Mommy dengan nada tinggi."Lagi pula kenapa memarahi ku setiap hari? aku akan membantu bibi juga. mereka sengaja merusakan sepedaku, tentu saja aku tidak boleh diam. dan hasilnya mobil mereka juga rusak dan harus mengeluarkan banyak uangnya. bukankah kita menang banyak!""Menang banyak dari mana..ha? sepeda mu ini sudah begini bentuknya, kita juga harus mengunakan uang untuk memperbaikinya. kau ini sebenarnya pintar atau bodoh?" bentak Mommy."Aku tidak bodoh dan aku hanya tidak pintar saja. lagi pula kalau hanya ban saja yang rusak sangat tanggung di bawa kebengkel," jawab Careless"A-apa maksud
Bab 9"Aku akan menjahitnya saja di bagian yang sudah robek," gumam Careless yang sedang melihat baju bibinya yang sudah robek di buatnya.Keesokan harinya."Careless, antar bunga mawar ke alamat ini!" perintah Mommy yang memberi nota pemesanan, dalam nota sudah tercatat dengan jenis bunga yang di pesan, harga dan juga alamat"Iya, Bi!"jawab Careless yang membaca alamat tersebut."Siapa namanya, Bi! di sini tidak di catat!""Orange Hustan! catat namanya di nota. biar kau tidak lupa lagi!""Iya, Bi!" jawab Careless yang sedang mencatat nama yang di katakan oleh bibinya."Dia orang mana, Bi? kenapa namanya begitu aneh?""Nanti kau tanya saja padanya, catat yang betul. namanya jangan salah!""Iya, sudah ku catat, Bi.""Mana, biarku membaca dulu!" pinta Mommy yang merebut nota itu dari tangan Careless.Saat membaca nama yang di catat oleh keponakannya, Mommy membuka matanya lebar-lebar."Careless...." teriak Mommy dengan kesal."Bibi, aku hanya di sampingmu kenapa harus berteriak?" tanya
"Lepaskan bajunya!" perintah Fionez dengan nada tinggi.Dalam kondisi terikat Careless di serang empat orang pria itu yang ingin melepaskan bajunya, ia ingin menendang akan tetapi dua pria itu menahan kakinya, sementara dua pria lainnya ingin melepaskan kemeja luaran yang di kenakan Careless."Lepaskan aku..brengsek!" teriak Careless yang berusaha meronta.Fionez yang merasa bahagia dia pun tertawa melihat empat anggotanya sedang melepaskan pakaian Careless"Kurang ajar! cepat lepaskan aku!" teriakan Careless dengan ada tinggi."Hahahahah....rasakan saja...kalian nikmatilah wanita ini sepuasnya. kalau sudah selesai lemparkan dia ke jalan, biar semua orang melihat tubuhnya yang tanpa sehelai benang itu!" perintah Fionez yang ingin melangkah keluar."Fiono, aku akan membalasmu!" teriak Careless yang kemeja di robek oleh dua pria itu.DOR...DOR...DOR...DOR...Empat tembakan yang terjadi secara tiba-tiba berhasil membunuh empat anggota Fionez yang sedang mengeroyok Careless.Fionez yan