Bab 9"Aku akan menjahitnya saja di bagian yang sudah robek," gumam Careless yang sedang melihat baju bibinya yang sudah robek di buatnya.Keesokan harinya."Careless, antar bunga mawar ke alamat ini!" perintah Mommy yang memberi nota pemesanan, dalam nota sudah tercatat dengan jenis bunga yang di pesan, harga dan juga alamat"Iya, Bi!"jawab Careless yang membaca alamat tersebut."Siapa namanya, Bi! di sini tidak di catat!""Orange Hustan! catat namanya di nota. biar kau tidak lupa lagi!""Iya, Bi!" jawab Careless yang sedang mencatat nama yang di katakan oleh bibinya."Dia orang mana, Bi? kenapa namanya begitu aneh?""Nanti kau tanya saja padanya, catat yang betul. namanya jangan salah!""Iya, sudah ku catat, Bi.""Mana, biarku membaca dulu!" pinta Mommy yang merebut nota itu dari tangan Careless.Saat membaca nama yang di catat oleh keponakannya, Mommy membuka matanya lebar-lebar."Careless...." teriak Mommy dengan kesal."Bibi, aku hanya di sampingmu kenapa harus berteriak?" tanya
"Lepaskan bajunya!" perintah Fionez dengan nada tinggi.Dalam kondisi terikat Careless di serang empat orang pria itu yang ingin melepaskan bajunya, ia ingin menendang akan tetapi dua pria itu menahan kakinya, sementara dua pria lainnya ingin melepaskan kemeja luaran yang di kenakan Careless."Lepaskan aku..brengsek!" teriak Careless yang berusaha meronta.Fionez yang merasa bahagia dia pun tertawa melihat empat anggotanya sedang melepaskan pakaian Careless"Kurang ajar! cepat lepaskan aku!" teriakan Careless dengan ada tinggi."Hahahahah....rasakan saja...kalian nikmatilah wanita ini sepuasnya. kalau sudah selesai lemparkan dia ke jalan, biar semua orang melihat tubuhnya yang tanpa sehelai benang itu!" perintah Fionez yang ingin melangkah keluar."Fiono, aku akan membalasmu!" teriak Careless yang kemeja di robek oleh dua pria itu.DOR...DOR...DOR...DOR...Empat tembakan yang terjadi secara tiba-tiba berhasil membunuh empat anggota Fionez yang sedang mengeroyok Careless.Fionez yan
"Kakek, aku hanya yang mengatakan sebenarnya. dengan kelakuan dia hanya memalukan kumpulan kalian saja. mafia bukankah harus bertindak sesuai keadaan? jika saja kakek membunuhku karena aku sudah menyakitinya maka kakek juga harus membunuh dia, karena dia juga pantas mati!" kata Careless dengan terus terang."Gadis ini tidak sadar dengan siapa dia bicara!" batin Paul."Baru kali ini ada yang tidak takut saat berhadapan dengan Lion!" batin Christian."Hahahahah....gadis kecil, kamu sangat pemberani. aku kagum padamu!" ucap Lion dengan tertawa."Kakek, apakah Anda mafia besar?" tanya Careless."Bukan terbesar, tapi salah satu terbesar," jawab Lion dengan tersenyum."Siapa nama Kakek?""Namaku adalah Lion Casolino.""Kakek Nion, apa aku sudah bisa pergi? aku sudah lama di sin nanti bibiku marah lagi!""Hei...jangan kurang ajar! nama kakek adalah Lion bukan Nion!" bentak Fionez."Diam! apa aku ada menyuruhmu bicara? berlutut!" bentak Lion dengan nada tinggi."Kakek, lihatlah apa yang dia l
"Lain kali jangan dekat-dekat dengan mereka lagi! mereka bukan orang baik," ujar Mommy sambil minum air putih."Bibi sudah salah, kakak tampan dan paus jantan sangat baik," jawab Careless.Mendengar ucapan Careless Mommy lagi-lagi menyembur air ke wajah keponakannya itu.Byiur..."Uhuk...uhuk...uhuk...""Bibi, kenapa sembur aku lagi?" tanya Careless dengan kesal."Siapa yang kau katakan tadi?"tanya Mommy dengan penasaran."Kakak tampan dan paus jantan, bibikan sudah melihat mereka kemarin. jadi sudah kenal," jawab Careless dengan kesal."Hm...iya...iya...kalau bisa lain kali jangan dekat lagi dengan mereka!""Bibi, lagi pula mereka adalah orang baik.""Kejadian hari ini adalah karena mafia juga, walau kau tidak bersalah tetap terlibat. bukan setiap saat kau bisa bernasib baik seperti ini. jadi, jaga jaraklah dengan mereka!" "Iya...aku tahu, Bi."Malam hari.Terjadi perampokan di sebuah salah satu toko emas terbesar di kota swedia di malam itu. para pejalan kaki berlari ketakutan kare
"Pak, King Devil ini selalu saja muncul dan menghilang tiba-tiba, apa tujuan dia membunuh mereka semua, apakah hanya hobi membunuh ataupun dia bermusuhan dengan mereka?" tanya Jimmy."Kita tidak bisa menebak pikirannya, teruskan pencarian King Devil!" perintah Ronald."Siap Pak," jawab mereka dengan serentak.Mansion Christian.Christian berada di dalam ruangan rahasia dengan berkomunikasi dengan empat layar kaca televisi jumbo yang tergantung di dinding ruangan itu.Empat orang dari seberang sana sedang melaporkan sesuatu. mereka berada di tempat yang berbeda."Bos, transaksi kita lancar dan tanpa gangguan. semua barang kita telah habis di jual, dan untuk selanjutnya kami menunggu pemasukan barang," kata Dennis yang berada di kamboja."Bos, hari ini pemasukan barang dan hampir saja terjadi kericuhan, karena sekumpulan orang yang datang sengaja menimbulkan keributan," ujar Anto yang berada meksiko."Dari mana asal mereka?" tanya Christian."Mereka adalah sekumpulan preman, sarang mer
Pelayan itu membawa Careless menuju ke halaman samping rumahnya."Nona, silakan menunggu! saya akan memanggilnya!" ucapnya dengan sopan dan melangkah masuk ke dalam rumah."Rumahnya sangat luas, dalamnya pasti sangat nyaman," gumam Careless.Saat Careless sedang berdiri sambil memegang sebuket bunga Fionez yang berjalan ke halaman melihat gadis itu yang adalah musuhnya, ia pun langsung menghampirinya."Hei...kenapa kau berada di sini?" tanya Fionez dengan nada kesal."Kenapa kau berada di sini?"tanya Careless."Ini adalah rumahku! bagaimana, apakah kau berniat buruk sehingga datang ke sini dengan membawa bunga jelek ini," ketus Fionez yang merebut bunga itu dan kemudian melempar ke atas tanah dan sengaja menginjaknya."Kau sangat keterlaluan," bentak Careless dengan kesal dan mendorong wanita itu hingga terjungkal.Brugh.."Aargrhh..." jerit Fionez yang kesakitan."Kau berani sekali melawanku, apa kau tidak sadar ini tempat siapa," teriak Fionez dengan nada tinggi sehingga di dengar o
"Aku sudah melihat semua kejadian tadi, hanya sebuket bunga saja membuat mu menimbulkan masalah. seharusnya kau tahu hari ini adalah hari apa dan apa sebabnya kakek memesan bunga," ucap Christian yang sedang mengancam Fionez."Christian, kau sudah salah paham, dia yang merusakan bunga itu bukan aku," jawab Fionez."Pistol sudah menempel di kepala mu, tapi kau masih saja begitu keras kepala," kata Careless."Diam!" bentak Fionez dengan kesal."Nona, ini bayaran ku, maaf atas kejadian hari ini," ucap Girmanlo dengan memberikan lembaran uang."Terima kasih, Tuan. setidaknya di sini masih ada yang pengertian,"ucap Careless sambil menyindir."Girmanlo, jangan biarkan dia pergi dulu! dia melukai aku dan aku ingin memotong jarinya," perintah Fionez."Apa kau masih tidak cukup membuat keributan?" bentak Lion yang melangkah keluar dengan mengunakan tongkat berkepala singa yang di temani oleh Paul dan Giorge"Kakek, aku...""Diam! tidak perlu menjelaskan lagi! aku sudah melihat semuanya, nona i
Keesokan harinya Ronald bersama dengan anak buahnya mendatangi lokasi kejadian pembunuhan yang di lakukan oleh King Devil."Pembunuhan seperti apa ini?" Kata Jimmy yang melihat lokasi kejadian itu yang berserakan dengan jasad-jasad para penjudi tersebut."Kita akan di sibukkan dengan kasus baru!" ujar Ronald yang sedang memeriksa korban jiwa."Detektif, para warga sini mengatakan para korban selalu membuat keributan, di saat mereka mabukan sering saja melempar rumah warga sini dengan botol minuman. selain itu para penjudi ini juga sering merampas barang warga sini dan juga memukul mereka, sehingga membuat mereka terganggu dan ketakutan" lapor salah satu anak buah Ronald yang bernama Kelvin."Apakah mereka melihat siapa pelakunya?" tanya Ronald.yang berdiri di hadapan anak buahnya."Mereka tidak melihat siapa pun di sini semalam" jawab Kelvin."Pak Ronald, lihat ini!" teriak Jimmy."Ada apa?" tanya Ronald yang menghampiri anak buahnya itu yang sedang memerhatikan salah satu korban yan