Share

84. Energi Tumpang Tindih

Askara dan Kai kini berdiri saling berhadapan di halaman belakang padepokan. Dengan jarak berkisar antara enam meter, keduanya saling melempar tatapan sengit. Di salah satu sisi, ada Sanggapati yang menjadi saksi pertarungan gelombang ke dua. Ditemani satu bakul pisang, pemuda itu siap jadi pengawas mereka.

Sebagai permulaan, Kai lebih dulu menghunuskan pedangnya. Hal itu dilakukan guna memancing lawannya berbuat hal yang sama.

Benar saja. Askara mencabut kujang dari warangka yang menggantung di sabuknya. Berbeda dengan senjata pada umumnya, kujang justru memiliki sarung mirip clurit. Tak bisa dimasukan seperti halnya pedang.

Seiring pusaka kujang diperlihatkan. Baik Kai maupun Sanggapati sempat tercengang dengan bentuk senjata langka yang indah itu.

'Orang ini ... Apa dia benar-benar membangkitkan pusaka itu?' batin Kai.

Berbeda dengan Kai, Sanggapati justru berpikir akan pendek

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status