Share

83. Tiga Golongan Ingatan

"Setelah sekian lama tak jumpa, kujangku akhirnya kembali ... Aku sangat merindukannya!" seru Askara terharu.

"Kan? Kau juga merasakannya. Itulah kenapa aku berat hati saat dikirim ke bukit pasir nagog," sela Sanggapati. Sebenarnya ia ingin menanyakan asal-usul Askara usai melihat kujangnya. Namun dia mengurungkan niatnya dalih menunggu waktu yang tepat.

"Ngomong-ngomong Aska." Sanggapati duduk mengangkat satu kakinya ke atas kursi seraya memakan buah pisang kesukaannya. "Tak kusangka, kau akan memenangkan pertarungan tadi. Kau tahu? Aku puas melihat wajah kesal si sok tampan itu."

"Sebenarnya aku tidak mengerti kenapa Sepuh menyuruhku bertarung dengan orang itu. Tapi lupakan saja, yang penting kujangku kembali," balas Askara. Satu tangannya meraih pisang dan lahap memakannya.

"Hei kau. Berapa banyak pisang yang kau makan?" Askara protes. Pasalnya stok pisang di kamarnya selalu menghilang. Di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status