Share

58. Kena Kau!

Mata Askara membola sempurna, warna biru kini mendominasi kornea matanya. Askara murka. Menyebabkan pusaran angin menderu di sekitar, pada akhirnya gemuruh angin itu pencar ke setiap penjuru arah seiring kaki Askara melangkah.

Cindaku yang cidera itu sempat terhempas mundur oleh dorongan angin yang disebabkan Askara. Hanya mundur, tak sampai terjungkal. Si monster pun kembali menerjang lagi setelah itu. Hebatnya, kaki pincangnya itu bukanlah sebuah halangan untuk menyerang.

Askara lantas melesat berlari, meliuk-liuk antara sela batang pepohonan. Tujuannya tiada lain supaya si monster kebingungan saat hendak menerkam. Hingga akhirnya Askara tak terlihat berlarian lagi. Membuat cindaku celingukan mencari jejak pemuda itu.

Sekelebat bayangan membuat cindaku menoleh ke selatan. Namun tak ada apapun yang berbekas, suasana sepi kembali dan hanya menyisakan dengus dan geramannya saja.

Sekali lagi sekelebat bayangan itu melintas, kini di arah barat. Makhluk itu m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status