Share

47. Lah

Penulis: Esteifa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-04 19:08:38

“Terus elo pulang gitu aja waktu Dante selesai jelasin?” pertanyaan itu terdengar, Aurora yang semula sibuk membenamkan wajah ke bantal pun mengangkat wajahnya.

Memperlihatkan muka pucat berpadu rona merah di sekitar mata, hidung dan bibirnya, habis menangis meraung-raung seperti anak kecil.

Sesi curhat dengan teman-temannya dilakukan, penggilan grup berisi tiga orang itu terdengar berisik karena Alda dan Cassy bicara saling menyahut menanggapi kisah pilu percintaan Rora Jonggrang yang ogah ditinggal merantau.

“Gue punya manner kali,” sahut Aurora sengau, dia menangis sampai hidungnya mampet. “Gue tetep di sana buat ngehargain bunda Wilo, tapi gua enggak ngomong sama sekali ke si kampret mata empat, kesel banget!”

“Cinta emang serem ya, enggak bisa ditebak. Padahal kemarin elo masih excited banget waktu lihat Dante, sekarang ngatain kampret.”

Alda menyindir Aurora.

“Ntar Alda, tungguin aja, kalo sampe nanti elo jatuh cinta dan patah hati, Lo juga bakal tahu rasanya.”

“Takut,” balas Al
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
byun bacon
waduhh kasian dante kena sidang satu keluarga
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Chasing the Sexy Nerd   INTRO;

    --"Ayo pacaran!"Siang itu. Di taman belakang sekolah, seorang gadis berseragam putih abu-abu memberanikan diri untuk bertanya. Tidak, bukan hanya sekedar bertanya. Lebih tepatnya ia mengajak, atau mungkin normalnya itu menawarkan sebuah kesepakatan dalam hubungan.Sebagai salah satu dari banyaknya remahan rengginang yang mengagumi sosok paling berbahaya pesonanya di seantero sekolah ini, Aurora tentu bisa dibilang nekat.Laki-laki yang sedari tadi fokus membaca buku di tangan pun mendongak, kerut di dahinya tak dapat disembunyikan, menandakan kalau ia terganggu. Mengedar pandangan ke sekeliling taman, memastikan kalau gadis berponi depan yang terlihat pucat ini benar-benar bicara padanya. Setelah yakin kalau ia yang ditembak laki-laki itu pun menghembuskan napas pelan.Oke. Bukan itu yang penting. Aurora lebih memfokuskan mata untuk tidak menyia-nyiakan bagaimana indahnya paras sang rupawan, laki-laki itu dengan matanya yang tajam memancarkan sorot penilaian tanpa repot-repot menyor

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chasing the Sexy Nerd   1. Aurora Jasmeen

    Beberapa bulan sebelumnya...--"Panggilan kepada siswi 11-MIPA3, Aurora Jasmeen, untuk segera datang ke ruang BK."Siang itu harusnya menjadi siang yang indah.Harusnya...Kalau saja suara itu tidak terdengar, kalau saja suara dari pengeras yang ada di tiap kelas itu tak berbunyi dan menyebut nama sang protagonis, pasti dunia akan lebih damai.Kalau saj—Wait wait wait!Protagonis?Who?Suasana kelas yang sepi karena ada pada masa istirahat seketika kian jadi sepi.Seorang gadis yang tengah menenggelamkan muka ke atas meja itu sontak mendongak. Rambutnya sedikit berantakan, wajah imut lengkap dengan poni depan itu terlihat datar sekali.Barusaja bangun tidur.Apa dunia ini tidak punya simpati? Kenapa langsung mengirim petaka pada anak gadis yang baru bersua mimpi?"Yang namanya Orora Melati mana orangnya?"Aurora melirik sedikit ke arah kanan, tepatnya pada siswi berseragam yang mempunyai wajah kebarat-baratan. Asmeralda sudah sejak orok menyandang gelar sebagai sahabat Aurora. Tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chasing the Sexy Nerd   2. Dante Andromeda

    "Mau kemana?" tanya Alda sembari mengikuti gerak-gerik tubuh gadis di depannya. Pertanyaan itu terdengar saat Aurora barusaja kembali ke dalam kelas. Kelas juga masih ramai, bell baru saja berbunyi dan guru belum ada yang masuk. Mungkin sedang dalam perjalanan, jadi Aurora harus cepat-cepat. Benar. Setelah menempuh pemikiran panjang, Aurora akhirnya memutuskan apa yang akan ia lakukan. Gadis manis berponi depan itu menjawab tanpa menoleh pada sahabatnya. "Mau ngelabrak Cassy. Dasar bocah bego! Idiot! Ngumpetin begituan aja kaga bisa. Hih! Udah sukur gue pinjemin!" selak Aurora bersama emosinya yang belum stabil. Asmeralda menganggukan kepala. Ia mengerti. Aurora memang bukan orang dermawan, dia tidak memaafkan secara cuma-cuma bahkan untuk hal kecil sekalipun. Hal serupa ini sudah pernah terjadi, dan yang pasti nanti Aurora dan Cassy akan bertengkar, setelah bertengkar mereka bertiga akan kembali bermain bersama lagi. Sudah biasa. "Terus ngapain beres-beres tas?" tanya Alda la

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chasing the Sexy Nerd   2.1. Dante Andromeda

    Aurora tidak jadi melabrak Cassy. Bocah sialan itu pura-pura tuli saat Aurora memanggilnya dari luar kelas, padahal jelas-jelas Cassy melihat Aurora, ia juga tidak bisa sembarangan masuk berhubung kelas Cassy sudah ada guru yang mengajar, Aurora jadi tidak biasa berbuat banyak. Ia akan menyimpan dendam ini dalam hati dan akan membalaskannya esok hari. Sekarang. Eksekusi rencana ke dua. Minggat. Kalian tau, akan selalu ada pertama untuk semua hal. Begitu juga dengan kenakalan. Ini merupakan kali pertama Aurora melakukan rencana bolos, biasanya cuma di bibir saja karena terlalu takut ketahuan dan takut terkena karma. Tapi sekarang? Apa pentingnya karma. Saat menghindar dari Mama Janela merupakan prioritas utama. Aurora sampai rela menyerah pada Cassy hanya untuk rencana minggatnya kali ini. Jantung Aurora sampai berdebar, ia suka dengan hal yang menantang begini. Sehabis dari kelas Cassy, Aurora tak menunda langkah untuk pergi ke belakang sekolah. Dengan langkah yang dibuat sena

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chasing the Sexy Nerd   3. Antares Bagaskara

    Dulu sekali waktu masih duduk di bangku SD, Aurora pernah melakukan hal yang melakukan hal yang lebih nekat daripada yang dilakukannya sekarang. Mungkin, daripada nekat, hal yang dilakukan Aurora ini lebih mengarah pada kekurang ajaran.Terberkatilah Mama dan Papa, entah apa yang dilakukan mereka saat masih muda. Yang jelas mereka bertanggung jawab kenapa Aurora bisa mempunyai watak seminus ini.Membuat contekan saat ujian akhir semester agaknya bukan hal yang perlu dibesar-besarkan, tentu, kalau kamu sudah sedikit lebih dewasa dari anak-anak, tetapi waktu itu Aurora masih kelas lima. Dia membawa masuk lima baris jawaban kisi-kisi dari murid paling pintar di kelasnya- A.K.A Asmeralda, katanya kemungkinan besar soal-soal yang Alda tunjuk akan keluar dalam ulangan yang akan datang itu.Tentu saja Aurora tak mau rugi. Menghafal? Tidak mungkin, belajar dan mempelajarinya? Apa lagi itu. Jadi satu-satunya jalan agar kisi-kisi dari Alda tidak mubazir adalah dengan membuat contekan.Aurora me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chasing the Sexy Nerd   4. Permintaan

    -- Hidup memang kadang susah. Namun, bukankah Aurora masih terlalu muda untuk memikirkan hidup? Baru tujuh belas. Bisakah pikiran tentang tetek bengek kehidupan itu datang nanti saja saat Aurora sudah dewasa? Sekarang ini, Aurora cuma ingin main-main saja. Ia tidak mau bersedih-sedih putus cinta apa lagi kalau sampai berakhir dengan berpikir soal keadilan yang diberikan dunia. Kenapa sih gue harus punya otak thinkerbell begini, nyusahin aja! Setiap hal yang dilakukan tentu punya resiko, dan Aurora tidak buta, ia tau resiko menyukai seseorang, sejak awal pun ia tau Ares sedikit banyak keberatan dengan fakta bahwa Aurora menyukainya. Jadi bisa dibilang, Aurora sudah membayangkan hal ini sebelumnya. Sakit? Tentu. Aurora tidak mungkin tidak merasa sakit saat Ares yang notabenenya laki-laki paling ia suka dan ia percayai mengatakan kalimat sekasar itu padanya. Namun, seperti biasa, kesedihan Aurora akan disimpan dalam diam, ia tidak bisa menyalahkan siapapun. Dan kembali mencari ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chasing the Sexy Nerd   5. Pagi di sekolah

    "Janela yang kemarin datang itu beneran nyokap lo, Ra?"Tuh, kan.Seperti yang sudah Aurora perkirakan sebelumnya. Teman-teman sekelas akan menggila saat tau kalau Janela yang itu adalah ibu kandungnya.Bukan cuma sekedar firasat percuma, Aurora sudah pernah menjalani hari-hari seperti ini saat masih SMP. Menjadi putri dari Janela Sarasvati yang namanya wara-wiri muncul di TV sedikit banyak memang merepotkan.Aurora yang sedari tadi sibuk melukis kuku jemarinya menggunakan kutek mengkilap berwarna biru laut juga kuning itu cuma melanjutkan kegiatannya dengan tenang.Menyapu kuas ke atas kuku dengan rapih, tidak melewati garis kuku atau mencoret kulit jemari. Setelah selesai Aurora meniup kuku-kukunya dengan angin yang pelan, matanya berbinar memandang jemari manis yang baru dibumbui warna beken semester baru itu."Mama kandung, Ra? Serius?" tanya Bian- teman satu kelas Aurora lagi. Seakan tidak menyangka Aurora yang Badung dan lenjeh ini adalah putri kandung Janela yang terkenal ramah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Chasing the Sexy Nerd   6. Cowwo ilang

    -- Setelah cuma diam setelah menerima perlakuan tidak mengenakan yang diterimanya beberapa detik lalu, Dante Andromeda masih harus melawan keterkejutannya sendiri saat tanpa aba-aba Aurora Jasmeen menarik dasi abu-abu yang ia pakai. Menarik. Secara harfiah. Ditarik sambil dibawa bergerak jalan. Percayalah. Dante tidak pernah diperlakukan demikian. Membayangkannya saja tidak sekalipun. Serius? Diseret-seret sepanjang koridor sekolah. Dante melepas jemari lentik berkutek biru milik Aurora yang dari tadi berhasrat sekali mencengkram dasinya. Wajah cowok berkacamata itu super duper datar. Dia bercanda atau memang sebal saja? Tetapi Dante pikir sepertinya mereka tidak sedekat itu untuk bercanda dan tidak semusuh itu untuk beraksi terlampau memalukan seperti ini. Gadis manis berseragam putih itu sontak berhenti melangkah, yang cantik bermata kucing khas itu sekilas menyirit tak suka. Berbalik menatap laki-laki tinggi yang berdiri di belakangnya dengan muka dingin. "Jangan tarik-tarik

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Chasing the Sexy Nerd   47. Lah

    “Terus elo pulang gitu aja waktu Dante selesai jelasin?” pertanyaan itu terdengar, Aurora yang semula sibuk membenamkan wajah ke bantal pun mengangkat wajahnya.Memperlihatkan muka pucat berpadu rona merah di sekitar mata, hidung dan bibirnya, habis menangis meraung-raung seperti anak kecil.Sesi curhat dengan teman-temannya dilakukan, penggilan grup berisi tiga orang itu terdengar berisik karena Alda dan Cassy bicara saling menyahut menanggapi kisah pilu percintaan Rora Jonggrang yang ogah ditinggal merantau.“Gue punya manner kali,” sahut Aurora sengau, dia menangis sampai hidungnya mampet. “Gue tetep di sana buat ngehargain bunda Wilo, tapi gua enggak ngomong sama sekali ke si kampret mata empat, kesel banget!”“Cinta emang serem ya, enggak bisa ditebak. Padahal kemarin elo masih excited banget waktu lihat Dante, sekarang ngatain kampret.”Alda menyindir Aurora.“Ntar Alda, tungguin aja, kalo sampe nanti elo jatuh cinta dan patah hati, Lo juga bakal tahu rasanya.”“Takut,” balas Al

  • Chasing the Sexy Nerd   46. surprise LDR

    -Kaki berbalut sepatu bertali itu menginjak rem dengan hati-hati, sementara cowok berkacamata itu melirik ke samping, lalu saat polisi tidur itu terlewati dia menekan gas dengan sangat pelan pula.Sementara Aurora sibuk meneliti riasan wajahnya di pantulan cermin, memeriksa bahwa dandanan yang dia pakai tidak berlebihan untuk menyapa bunda Wilona, semula dia menggunakan riasan viral ala si seksi Madison Beer— baru membuat video tutorial untuk di upload karena kemarin video make up tutorial Adriana Lima lumayan ramai. Tapi berhubung Dante tiba-tiba mendatanginya dan berniat membawanya bertemu bunda, Aurora berpikir kalau dandanan yang minim akan meninggalkan kesan pertama yang lebih mantap.Jadi dia menghapus riasannya dan memulai melukis wajahnya dari awal.“Ini pipinya kemerahan enggak?”Dante menoleh, menatap pipi gembul Aurora di antara wajah ayu yang tenteram itu.Dia berkedip beberapa kali, mengulum bibir sendiri dan akhirnya menggeleng.“Enggak.”Dia sama sekali tidak

  • Chasing the Sexy Nerd   45. Cardigan

    “Alda, kok kayaknya gue agresif banget ya ke Dante.” Alda melirik sekilas. “Lah, baru sadar?” “Ish!” selak Aurora kesal. Dia cemberut, menempelkan dagunya ke tangan yang terlipat di atas meja kafe. “Padahal yang gue lakuin wajar tahu, kita cuma terlalu beda sifat aja. Kalo misal cowok lain punya pacar kayak gue— bukan maen hoki dia, lah Dante malah takut sama gue.” “Emang Lo ngapain aja?” tanya Alda kemudian, masih agak ogah menatap Aurora, sibuk scroll ponsel yang sudah pasti isinya oppa-oppa. “Gue sering touch-touch dia, hampir nggak pernah lepas, gandengan tangan, ngelendot, kadang juga peluk kalo berdua.” “Kemarin gue lihat Lo peluk dia di depan umum,” sahut Alda tak terima, ada apa dengan imbuhan berdua itu? Di depan umum juga dia tidak rikuh peluk-pelukan. Aurora mengibaskan tangan tak peduli. “Ya pokoknya gitu doang, kok. Nih ya. Dia tub— enggak pernah cemburu sama gue, jadi gue ngerasa kayak cinta sendirian.” Suara Aurora terdengar sedih, merasa kalau curhatan cewek temb

  • Chasing the Sexy Nerd   44. Debat pertama

    -Setelah mereka selesai makan siang, Aurora benar-benar langsung mengeluarkan kamera dan menata rambutnya untuk membuat video unboxing seperti yang dia rencanakan sebelumnya.Dia bahkan mengganti pakaian santainya jadi dress putih bunga-bunga dengan gaya off shoulder.Niat sekali. Cantik sekali.Dante hanya melihatnya dari jarak di mana kamera tidak akan menangkap keberadaannya, tanpa mengeluarkan suara sama sekali, membaca buku di sofa sambil sesekali melirik ke arah Aurora yang sudah beralih membuat video tutorial make up.Mengikuti tipe kit make up yang Diatala cosmetics keluarkan kali ini, sepertinya dia membuat look make up kebarat-baratan.“Cantik, kan?” tanya Aurora setelah beberapa saat.Dante mendongak, mengalihkan pandangannya dari buku. Lalu mengangguk setuju.Dia tidak tahu menahu apa pun tentang make up atau dunia perempuan, namun dia setuju kalau Aurora sangat cantik.Aurora nyengir puas melihat anggukan kepala Dante.“Berhasil ya? Mirip Adriana Lima nggak?” ta

  • Chasing the Sexy Nerd   43. love language

    Pacaran itu menyenangkan.Setidaknya Aurora sudah bisa pamer tentang hal itu sekarang. Dijemput pacar ganteng dengan senyum dan pelukan, dipanggil sayang dengan suara lembut, dimanja-manja sampai burung-burung pun iri padanya. Anjay.Lihat saja muka ngeri Cassy dan Alda. Mereka ngiri dan cuma bisa mupeng.Tidak sia-sia usaha Aurora untuk meruntuhkan dinding pertahanan Dante yang kokoh, dia tidak menyesal bisa jadi pacar Dante pakai jalur menggoda ugal-ugalan layaknya cabe-cabean.Setelah dijemput, Dante bertanya apakah Aurora sudah makan siang dan Aurora menjawab kalau dia belum makan; beberapa potong cake dan minuman manis tidak bisa dihitung sebagai makan siang— baginya, kenyang sih, tapi pokoknya Aurora masih ingin dan harus makan siang bersama Dante.Karena Aurora tidak ingin makan di luar, akhirnya Dante membawa Aurora ke apartemen, dia bisa memasak menu sederhana.Cowok kalau sudah pintar, tampan, tinggi, sexy, dan jago masak, memangnya masih bisa dikategorikan sebagai

  • Chasing the Sexy Nerd   42. Teman bucin

    Satu hal baru yang Aurora tahu dari pacarnya, Dante Andromeda bukan cowok yang suka berbalas pesan singkat, setiap kali Aurora mengirim chat Dante tidak membalas dan malah akan langsung meneleponnya.Padahal kemarin Aurora hanya ingin berterima kasih soal boneka-boneka yang Dante kirim, lalu besoknya Aurora PAP foto saat dia date dengan Papa, dan Dante juga merespons dengan telepon.Aurora menyukainya, tentu saja, meski dari satu jam sambungan telepon itu didominasi oleh celotehnya sendiri tapi mendengar suara Dante secara singkat juga terasa menyenangkan.Hari ini lagi, Aurora mengirim pesan singkat pada Dante, mengatakan kalau dia sedang nongki di cafe bersama Alda dan Cassy. Seperti biasa, Dante tidak langsung membalas, karena dia memang bukan tipe orang yang selalu membawa ponsel ke mana-mana, biasanya butuh waktu sekitar 30 menit atau beberapa jam kemudian baru dia akan menelepon Aurora.Setelah mengirim pesan pada Dante, Aurora menyimpan ponselnya. Dia mengambil smoothies di gel

  • Chasing the Sexy Nerd   41. Rumah

    Aurora berjalan memasuki rumah dengan ponsel di tangannya, melihat-lihat foto paling bagus yang dia ambil beberapa saat lalu, niatnya yang akan dia upload ke sosial media, bagaimana pun dia tidak bisa membiarkan hari ini berlalu jadi hari yang menyebalkan hanya karena kencannya diganggu Ares. Kebetulan Aurora sempat memotret, ralat— dia memotret banyak hal, termasuk dirinya dan Dante. Foto berdua. Dante tidak begitu suka difoto, namun dia tersenyum cukup tulus saat Aurora tanpa izin memotretnya. Tampan. Akhirnya Aurora memutuskan untuk menempatkan foto berdua itu di slide paling akhir. Saat langkah kaki Aurora baru melewatkan pintu besar paling depan rumahnya, dia mendongak karena keributan kecil yang terdengar, ada beberapa orang asing di sana, tampak sibuk karena sedang instalasi sesuatu di pojok langit-langit. “Paman Ali,” panggil Aurora riang, dia berjingkat dan berlari memeluk sekretaris ayahnya itu. “Long time no see, how are you, Paman!” “Baik-baik,” jawab paman A

  • Chasing the Sexy Nerd   40. Akhir kencan

    Aurora ingat Alda pernah mengatakan kalau Ares sedang didisiplinkan dengan cara memaksanya bekerja. Ares bahkan harus batal berangkat ke Australia hanya karena ini. Hanya saja Aurora tak tahu kalau ternyata Ares bekerja di perusahaan Talaila.Sumpah?Pasti tidak mudah bekerja dengan orang ini, mendengar keluhan sebal Tala beberapa saat lalu tentang sekretarisnya yang dia panggil ‘Nepo baby’.Tapi... Kenapa bisa sangat kebetulan?Dan lagi, kenapa Aurora harus bertemu dengannya di sini sih!Dengan sifatnya, Aurora yakin Ares akan menciptakan banyak drama seperti saat di swalayan waktu itu.Belum apa-apa perkataannya pada Dante sudah keterlaluan.“Bang Ares,” panggil Aurora pelan, dia melirik ke arah Tala. Bagaimana pun, dia harus menjaga sikap karena di sini ada Tante Tala. “Mama udah tahu kalo aku jalan sama Dante hari ini, jangan ngomong sembarangan!”Tapi sungguh perkataan Ares sudah sangat keterlaluan!Apa tadi katanya?Bajingan? Dia mengatai Dante bajingan? For real, dia

  • Chasing the Sexy Nerd   39. Kejutan lain

    “Adiknya Samuel?”“Tante ingat Samuel?”“Temanmu cuma sebiji aneh kalo Tante lupa!”Juteknya.Aurora sedari tadi tak habis-habisnya menunduk salah tingkah, tangannya dingin, sementara ekor matanya melirik Dante mendekati Tala dan memberi pelukan rindu, hingga menurut saja di dikecup di pipi kanan dan kirinya, lalu dipeluk lagi erat dan lama sekali. Padahal wajah Dante tampak enggan tapi dia tidak menolak diperlakukan sedemikian manja oleh Tala.Benar. Sekali lagi Aurora ingatkan, mereka baru saja ‘real’ pacaran dan baru sempat berbagi hal manis berdua belum lama ini, Dante tidak pernah cerita tentang keluarganya dan Aurora hanya sekadar tahu hal-hal kecil saja.Aurora tidak tahu seberapa dekat Dante dengan keluarganya, dia juga tidak tahu bagaimana hubungan Dante dengan keluarga ibunya, tapi sepertinya ini bukan hubungan yang buruk, setidaknya tidak seburuk hubungan Dante dengan ayahnya.“Udah ah!” eluh Dante ketika Tala masih gemas memeluknya. Mereka memang sudah lama tidak

DMCA.com Protection Status