Cermin Dari Nenek

Cermin Dari Nenek

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-30
Oleh:  White LotusOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 Peringkat. 5 Ulasan-ulasan
26Bab
2.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Sebagai keturunan darah murni dari keluarganya Lala harus memenuhi kontrak darah kepada Raja Neraka Da Miko yang arrogant dan kejam sebagai penangkap roh selama 10 tahun lebih. Petualangan bersama hantu penjaganya Merre membuat dua bersaudara dari alam bawah tertarik padanya, adik Da Miko, Da Leo yang ceria dan suka menggoda dan Da Miko yang kejam dan dingin siapa yang akan dipilih Lala? Petualangan seperti apa yang menunggunya? Ayo merinding bersama....

Lihat lebih banyak

Bab 1

Merre Hantu Cermin 01

Semilir angin malam menghembus melewati wajah amat dingin dan lembut, aku menyukainya. Terasa aneh memang karena di mana semua orang akan merasa merinding karena itu tapi beda denganku aku menyukainya dan malah terus menginginkannya.

" Lala, hai. Lala!" seseorang memanggil namaku dari dalam rumah.

"Ya Ibu, ada apa? " sahutku sekaligus bertanya ada apa ia memanggilku.

" Ayo, masuklah dan tidur bukan 'kah kau akan sekolah besok?"

Aku mengalihkan pandanganku ke arah samping, dari sana berdiri seorang wanita paruh baya atau lebih tepatnya adalah Ibuku.

" Ayo masuk! " tegasnya lagi, Ibuku sekarang menatapku dengan mata melotot.

"Nanti, Ibu ... Lala masih ingin menikmati semilir angin malam yang lembut ini," jawabku, aku menyandarkan kepalaku sambil memejamkan mata.

Dhukk (terjatuh)

"Auhkk!"

Suara seseorang terjatuh dengan keras dan disertai dengan ringisan tepat di sampingku, aku terkejut dan dengan cepat membuka mata.

"Astaga! Ibu, apa Ibu tidak apa-apa?" tanyaku panik.

Aku membantu Ibu bangun dari jatuhnya, ada sedikit luka memar di dahinya. Aku melirik Merre di samping Ibu dengan memberikannya tatapan tajam karena sudah melukai Ibuku.

"Tidak ada yang boleh mengganggumu, Lala!" Merre berkata pelan.

Aku melototkan mata padanya, Merre mengangguk lalu ia menghilang. Itu adalah kode untuknya.

Sementara Ibu terus meringis sambil memegangi keningnya yang memar akibat terbentur dengan pintu, ya, Merre yang telah mendorong Ibu ketika ingin memukul aku tadi.

"Ibu, Maaf 'kan Merre," kataku.

"Aduh, pelan-pelan Lala! Ini sangat sakit. Merre siapa?" tanya Ibu, beliau menyingkirkan tanganku yang memijit keningnya yang masih tampak memar.

"Kenapa, bu? Biar aku memijitnya," ucapku dan kembali ingin memijit kening Ibu namun kembali ia singkirkan.

"Tidak perlu Lala. Ibu baik-baik," kata Ibu.

Aku menatap khawatir kepada Ibu ini semua karena Merre, si hantu cermin yang selalu mencelakai seseorang jika ingin mengganggu atau berniat jahat padaku. Aku juga tidak tahu kenapa ia selalu begitu.

"Lala, Merre itu siapa? Dan ... kenapa kau meminta maafkan untuknya?" tanya Ibu ia sekarang menatap wajahku dengan serius.

"Oo itu, Merre adalah hantu cermin yang diberikan oleh, Nenek," jawabku lalu turun dari kursi kayu dan masuk ke dalam rumah.

Sementara Ibu tampak berfikir dengan ucapanku tadi, sengaja aku tidak menunggu ucapannya lagi.

"Merre?" gumam Ibu dengan dahi sedikit mengerut.

"Astaga!" teriak Ibu, kemudian beliau masuk dengan cepat ke dalam rumah untuk menyusul Lala.

Sementara di dalam kamar Lala ...

"Merre!" bentak Lala sambil terus mengetuk kaca cermin tempat Merre berada. Tak beberapa lama terlihat cermin itu bereaksi.

Angin yang teramat dingin dirasakan oleh tangan Lala dan sebuah bayangan putih tampak di dalam cermin.

"Ada apa, Lala?" tanya bayangan itu.

"Keluar kau!" Bentak Lala pada bayangan itu.

Cermin itu berdecit pelan dan perlahan sosok keluar secara perlahan.

Sosok menyeramkan sudah berdiri tepat di hadapan Lala sosok itu menatapnya dengan kedua bola mata yang hitam pekat seperti mata burung hantu, serta mulutnya yang terbuka lebar dan dua taring di sisi mulutnya.

" Merre, bisakah kau tidak melukai seseorang hanya karena hal yang kecil?" tanya Lala dan balas menatap Merre dengan mata melotot.

"Tidak, karena itu adalah tugasku untuk melindungimu!"

Lala memutar bola mata ke arah samping, bosan dengan jawaban itu.

"Ya, aku tahu itu adalah tugas untuk menjagaku. Tapi ... tolong jangan menyakiti, Ibuku!"

"Aku tidak menyakitinya!" Bantah Merre, sifatnya memang begitu.

"Argh, sudahlah!" Lala frustasi.

Lala menaiki kasurnya lalu menarik selimut tebalnya dan mulai menutup mata, ia merasa putus asa untuk terus berbicara dengan Merre karena hantu cermin itu sangat banyak alasan.

Cermin kembali berdecit, bunyi yang dihasilkan oleh Merre ketika ia memasuki cerminnya.

Di luar kamar Ibu Lala mulai beranjak pergi dari depan kamar Lala setelah ia selesai mendengar semua dialog Lala dan Merre.

Lampu rumah sudah dimatikan oleh Ibu dan semua orang sudah terlelap di kamar masing-masing.

Krieeettt....

Bunyi jendela kamar Lala yang di congkel paksa dari luar dan seorang laki-laki melompat masuk ke dalam kamar Lala.

Seseorang itu mendekat ke arah tempat tidur Lala dan kemudian membelai wajah putih mulus Lala, laki-laki itu menggunakan penutup wajah semacam topeng.

"Malam ini kita akan bersenang-senang, Lala Sayang," kata laki-laki itu dan ia tertawa kecil di balik topengnya.

Keadaan tiba-tiba sunyi, tidak ada bunyi jangkrik malam dan bahkan suara nyamuk pun tidak terdengar. Hawa yang tadinya sedikit penggap menjadi dingin yang menusuk tulang. Sedikit heran yang laki-laki itu rasakan namun tidak dia pedulikan.

Di saat laki-laki itu ingin berbuat lebih kepada Lala sebuah tangan yang berkuku panjang menyentuh pundaknya lalu tangan itu mencengkram nya hingga kuku-kuku panjangnya menembus pundak laki-laki itu.

"Arghh, apa ini?!" tanya laki-laki itu lalu berdiri sambil tangan kanannya memegang pundaknya yang terus mengeluarkan darah dan terasa sangat sakit.

"Eghh!" nafas laki-laki itu tercekat karena sebuah tangan yang berkuku panjang dan sangat tajam mencekik lehernya lalu mengangkatnya hingga kaki laki-laki itu tidak menapak lagi di lantai kamar.

Laki-laki itu melototkan matanya terkejut karena tepat di depannya berdiri sosok wanita dengan rambut panjang hingga kaki dan kedua mata hitam pekat sedang menatapnya, sosok itulah yang telah mencekik lehernya.

" Tidak ada yang boleh berniat jahat kepada, Lala jika ada maka seseorang itu akan kehilangan nyawanya! " sosok menyeramkan itu yang tak lain adalah Merre mengeratkan tangannya pada leher laki-laki itu.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Siti Auliya
menegangkan ceritanya, lanjut thor keren
2021-09-14 22:32:13
1
user avatar
Irayshi
Tujuan tokoh lala ini apa ya? ;-; dari bab awal masih gak tau juga. Apa tujuan dia dalam cerita ini?
2021-08-15 09:07:54
2
user avatar
kimmy ara
Masukin rak dulu, besok baru baca. Takut soalnya ada hantunya ...
2021-07-27 21:48:56
1
user avatar
Ervin Warda
ceritanya keren, penasaran sama kelanjutannya. semangat nulisnya, kakak
2021-07-27 19:58:13
1
user avatar
Natalie Bern
Suka ide ceritanya. Aku koleksi lah
2021-07-27 19:53:07
1
26 Bab
Merre Hantu Cermin 01
Semilir angin malam menghembus melewati wajah amat dingin dan lembut, aku menyukainya. Terasa aneh memang karena di mana semua orang akan merasa merinding karena itu tapi beda denganku aku menyukainya dan malah terus menginginkannya. " Lala, hai. Lala!" seseorang memanggil namaku dari dalam rumah. "Ya Ibu, ada apa? " sahutku sekaligus bertanya ada apa ia memanggilku. " Ayo, masuklah dan tidur bukan 'kah kau akan sekolah besok?" Aku mengalihkan pandanganku ke arah samping, dari sana berdiri seorang wanita paruh baya atau lebih tepatnya adalah Ibuku. " Ayo masuk! " tegasnya lagi, Ibuku sekarang menatapku dengan mata melotot. "Nanti, Ibu ... Lala masih ingin menikmati semilir angin malam yang lembut ini," jawabku, aku menyandarkan kepalaku sambil memejamkan mata. Dhukk (terjatuh) "Auhkk!" Suara seseorang terjatuh dengan keras dan disertai dengan ringisan tepat di sampingku, aku terkejut dan dengan cepat membuka mat
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-16
Baca selengkapnya
Nasib Laki-laki itu 02
Nafas laki-laki itu semakin sesak, sosok menyeramkan di hadapanya bertambah menyeramkan."Tolong... lepaskan a-ku!"Laki-laki itu menyatukan kedua telapak tangannya di depan wajah sosok menyeramkan di hadapanya, ia berharap dapat dilepaskan karena udara sudah sangat menipis di dalam paru-parunya."Hihihi, jangan harap! Kau sudah berniat jahat pada, Lala," ucap sosok Merre, taringnya semakin panjang dan sangat runcing.Perlahan-lahan tapi pasti sosok Merre membawa laki-laki yang sudah terlihat lemah untuk melayang bersamanya sementara tangan yang berkuku panjang masih memegang erat leher laki-laki itu.Merre membawa laki-laki itu melayang di luar rumah Lala, ia membawanya ke bawah pohon mangga yang letaknya sangat jauh dari rumah Lala."O, kau sudah mati ternyata. Padahal aku ingin menyiksamu lebih lama lagi, baiklah ... waktunya makan!"Merre melepaskan tangannya dari leher laki-laki itu, tampak lehernya membiru karena Merre mencekikn
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-16
Baca selengkapnya
Sekolah 03
Lala mengendarai sepeda untuk ke sekolah, Merre tentu pasti ikut berasama Lala namun sangat jarang yang bisa melihat maupun merasakan kehadirannya. Lala tidak ditemani oleh orang tuanya karena mereka yakin Lala bisa mengurus diri untuk masuk ke sekolah itu dan tentu tidak menjadi anak manja.Cukup lama Lala tiba di depan sekolah barunya SMA Negeri, sementara Merre yang melayang rendah di samping Lala menatap ke dalam sekolah dengan curiga."Ada apa? Apa di dalam sekolah ini banyak makhluk halus? " tanya Lala ketika ia mengetahui tatapan curiga Merre.Merre hanya mengangguk sambil menyeringai, Lala tersenyum penuh arti lalu ia mulai memasuki sekolah."Oh, anak miskin! kenapa sekolah disini? Tidak berguna!" salah seorang perempuan yang lewat di samping Lala berkata sambil menendang ban belakang sepeda Lala."Sebaiknya kau pergi!" peringat Lala tampa melihat ke arah perempuan itu."Kau ... berani sekali kau mengusirku!" teriak perempuan itu dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-16
Baca selengkapnya
Sosok Jahat 04
Lala ragu untuk membuka pintu WC tapi karena ia sudah sangat tidak tahan di lihat oleh siswa yang lewat karena pakaiannya maka ia pun masuk."Kenapa hawanya sangat panas?" tanya Lala pelan.krieeeee!Membuka pintu.Darrrrrrt!Pintu tertutup dengan tiba-tiba.Pintu WC tertutup keras setelah Lala masuk ke dalamnya dan belum sempat untuk menutupnya tadi, dengan tenang Lala menuju pintu WC untuk membukanya, ia tidak terlalu panik bahkan mungkin tidak panik."Merre jangan mempermainkanku!" bentak Lala kesal karena pintu WC sangat susah untuk terbuka.Sriuuuttttt!Suara air yang mengalir, tumpah.Keran air menyala sendiri, Lala yang tadi sibuk membuka pintu WC yang tertutup berbalik ke belakang dengan perasaan campur aduk dan juga merasa was-was."Gerhghhh!"suara geraman dari belakang Lala menambah kekalutan pada Lala, dari suara geraman itu Lala tahu bahwa itu bukanlah kebiasaan Merre melainkan sos
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-16
Baca selengkapnya
Grabille 05
"Kita mungkin akan bertarung. Hmm, bagaimana jika kita bertarung di dunia setan?" tanya sosok di hadapan Lala.Lala tidak menjawab, ia masih terus merapal mantra hingga wajahnya semakin pucat dan bertambah menyeramkan."Oh, baiklah aku tidak menunggu jawabanmu!"Sesuatu hitam pekat menyelimuti mereka berdua, semakin pekat hingga menghilang tampa meninggalkan jejak. Sosok itulah yang melakukannya, ia ingin bertarung dengan Lala di dunia setan.Dunia setan sendiri merupakan tempat para mahluk berwajah seram tinggal, sedikit sepi namun menyeramkan. Biasa digunakan oleh para mampuni (berilmu ghaib) untuk bertarung di sana."Aku terlambat!" umpatnya.Merre baru tiba di tempat menghilangnya Lala dan sosok itu setelah beberapa saat. Keadaan Merre sedikit kacau karena dia juga terlibat pertarungan oleh Sosok jahat lain sebelumnya, itulah alasan mengapa ia tidak datang ketika Lala memanggilnya."Aku harus menyusul Lala! Aku... tidak boleh memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-19
Baca selengkapnya
Keristal Kehidupan 06
Melihat keadaan Lala, Grabielle tertawa sinis dia merasa sedikit puas walau keadaan dirinya hampir sama dengan Lala. Tawanya membuat Merre geram."Ahaha! Dasar manusia lemah! Kau pikir aku mudah kau kalahkan? Jika demikian kau akan kecewa! Aku adalah mahluk terkuat setelah Kanjura, ha ha ha!"Grabiella tertawa keras menciptakan gemuruh yang saling bersahut-sahutan di Dunia Setan. Petir saling bersambaran, Merre tambah geram namun dia tidak bisa meninggalkan Lala begitu saja, sebenarnya Merre bisa saja keluar dari dunia setan namun berbeda halnya dengan Lala yang tidak bisa keluar sebelum Grabielle dihancurkan, tetapi masalahnya sekarang Merre mengalami luka bekas pertarungannya dengan anak buah Grabielle sebelumnya. Biarpun Merre sedang dalam keadaan optimal dia tetap tak bisa mengalahkan Grabielle hanya bisa menahannya beberapa jam saja, kepala Merre amat pusing sekarang, antara meninggalkan Lala sendiri dan pergi meminta bantuan pada Masternya (Nenek Lala sendiri) at
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-19
Baca selengkapnya
Tidak Adil 07
Perhatian sosok gadis imut itu teralihkan kepada Grabielle, wajah imutnya mengalami perubahan derastis yang tadinya manis juga imut kini wajah tampa bola mata, bibir robek hingga telingannya juga ada sepasang tanduk di kepalanya seperti iblis, tatapannya haus darah penuh dendam."Mahluk hina! Kau kira hanya dirimu saja 'kah yang berkuasa? Dasar naif!" Suaranya menggema menggetarkan tanah, Grabielle sampai menutup kedua telingannya, dia muntah darah.(Tanda petik satu menandakan kalau dia berbicara di dalam pikirannya).'Gawat! Aku bukanlah lawannya! Aku harus memikirkan cara agar bisa kabur.'"Siapa sebenarnya kau?" tanya Grabielle menyimpitkan mata."Baik, karena kau sudah ingin mati jadi aku akan memberitahumu, jadi... jangan jadi hantu penasaran untuk kedua kalinya, hihihi."Dia melambung tinggi sebelum memuncukan sebuah kelopak mawar hitam lalu menjadikannya tempat duduknya."Namaku Gui Yin atau lebih tepatnya hantu pemurni, beras
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-01
Baca selengkapnya
Garis Keturunan
Karena insiden itu, Lala mendapat panggilan dari Neneknya di kampung dan dia harus terpaksa meminta izin untuk tidak bersekolah dalam beberapa hari. Gui Yin sendiri lenyap setelah mengantar Lala dan hantunya pergi dari dunia setan."Pemandangan di sini masih asri, hmm." Lala menghirup banyak udara segar sembari tersenyum manis."Dasar Lala!" Merre muncul tiba-tiba mengagetkan Lala, buyar sudah momen Lala.Lala menatap Merre dengan malas yang dibalas dengan seringaian darinya, Lala sedikit bingung kenapa tiba-tiba dia dipanggil oleh Neneknya dan Neneknya sendiri tidak memberi tahunya pasal itu. Neneknya hanya akan mengatakannya bila malam jum'at keramat sudah tiba jadi tiga hari lagi hari itu tiba."La, mau tidak ikut Nenek ke sawah?" Lala menoleh melihat Neneknya muncul dari dalam rumah lengkap dengan pakaian lusuh yang sebagaimana dipakai bila ingin ke sawah."Mau! Bentar Lala ngambil topi dulu," ucap Lala lalu pergi ke gudang mengamb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-12
Baca selengkapnya
Pertama kalinya bertemu
Tibanya mereka di sawah, pemandangan pesawahan dengan padi yang sudah menguning menambah kesan baik bagi Lala."Eh, ada Neng Lala ternyata." Salah seorang yang ada di sana menyapa Lala."Iya, baru kemarin datang Bu," ucap Lala tersenyum."Kalau ada waktu luang bolehlah mampir main ke rumah sekalian kenalan sama keponakan biar nambah akrab, siapa tahu nanti bisa jadi keluarga ya 'kan?" Ibu itu terkikik pelan sambil mengedipkan sebelah matanya pada Lala.Lala bergidik, "belum ada niatan soal itu Bu, Lala mau fokus sekolah dulu.""Ya, sudah kalau gitu tunangan saja dulu," celutuknya."Cucuku ndak boleh ditentukan pasangannya sama kamu!" Ketus Nenek lanjut berjalan dengan muka masam.Lala menyusul berasama Merre, Neneknya memang akan merasa marah jika soal pernikahan. Katanya hanya dia yang boleh menentukannya dan katanya Lala hanya boleh menikah bila usianya mencapai 25 tahun.Tiba sudah Lala dan Neneknya di sawah miliknya, Lala d
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-13
Baca selengkapnya
Malam mencekam
Tidak terasa kini sudah akan malam jum'at, Lala kini terlihat menyapu halaman rumah Neneknya dengan Merre tentunya. Sedari tadi perasaan Lala tidak tenang seolah sebuah masalah akan segera terjadi dia juga tidak tenang soal keadaan Neneknya yang pergi ke pasar membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk menyegel garis keturunannya."Merre."Merre menengok ke arah Lala, "apa?" "Hantu ganas itu bersama dengan Nenek 'kan?" Lala menanyai Merre setelah dia jongkok di depan tumpukan daun yang sudah dia sapu."Gui Yin? Mana ku tahu." Jawab Merre singkat, dia mulai bergidik ngeri mengingat keganasan Gui Yin waktu itu."Oh, bakar gih!" Lala menunjuk tumpukan daun dan menyuruh Merre untuk membakarnya menggunakan energi api."Cih!" Decih Merre.Tampa Lala dan Merre ketahui kalau sedari tadi mereka diperhatikan oleh sepasang mata sayu di balik rimbunnya tanaman pohon di halaman rumah Neneknya."Keturunan istimewa, yaa? Menarik." Pemili
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-04
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status