Beranda / Horor / Cermin Dari Nenek / Nasib Laki-laki itu 02

Share

Nasib Laki-laki itu 02

Penulis: White Lotus
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-16 12:19:06

Nafas laki-laki itu semakin sesak, sosok menyeramkan di hadapanya bertambah menyeramkan.

"Tolong... lepaskan a-ku!"

Laki-laki itu menyatukan kedua telapak tangannya di depan wajah sosok menyeramkan di hadapanya, ia berharap dapat dilepaskan karena udara sudah sangat menipis di dalam paru-parunya.

"Hihihi, jangan harap! Kau sudah berniat jahat pada, Lala," ucap sosok Merre, taringnya semakin panjang dan sangat runcing.

Perlahan-lahan tapi pasti sosok Merre membawa laki-laki yang sudah terlihat lemah untuk melayang bersamanya sementara tangan yang berkuku panjang masih memegang erat leher laki-laki itu.

Merre membawa laki-laki itu melayang di luar rumah Lala, ia membawanya ke bawah pohon mangga yang letaknya sangat jauh dari rumah Lala.

"O, kau sudah mati ternyata. Padahal aku ingin menyiksamu lebih lama lagi, baiklah ... waktunya makan!"

Merre melepaskan tangannya dari leher laki-laki itu, tampak lehernya membiru karena Merre mencekiknya terlalu keras dan kedua mata laki-laki itu melotot serta lidahnya menjulur keluar ketika Merre melepas topengnya.

"Wah, kau sangat tampan tapi ... otakmu sangat busuk, hahaha!" tawa Merre memecah keheningan malam.

Merre kemudian menancapkan satu kuku tajamnya ke mata yang masih melotot itu kemudian menariknya keluar dan memasukkannya ke dalam mulut.

"Matamu Lezat!" puji Merre ia terus mengunyah bola mata laki-laki itu.

Puas menikmati kedua bola mata, Merre kemudiam menyantap semua bagian-bagian tubuh laki-laki itu hingga habis tidak tersisa.

"Makan malam yang sungguh lezat dan memuaskan bagiku, baik! Sekarang waktunya pulang," kata Merre menjilati setiap kuku-kukunya.

Lolongan anjing menghiasi gelapnya malam juga menjadi saksi bisu atas tragedi yang terjadi malam itu, satu nyawa lagi melayang di tangan Merre. Sungguh teragis akhir hidup laki-laki itu.

Angin sepoi-sepoi menerpa tubuh Merre dan membawanya meninggalkan lokasi pembunuhannya malam itu, tidak ada saksi atas kejadian itu.

Cukup singkat waktu untuk Merre kembali ke rumah dan ia langsung masuk ke dalam cermin pemberian Nenek Lala.

Pagi hari telah tiba, burung-burung saling berkicau dan bertengger di dahan-dahan pohon beringin maupun pohon rambutan milik Lala. sinar matahari masih malu-malu untuk menyinari bumi, namun sinarnya yang masih kemerah-merahan mampu menembus gorden jendela kamar milik Lala.

Kretek, bunyi khas tulang-tulang....

Sepasang tangan hitam yang berkuku panjang menyingkirkan selimut tebal yang menutup tubuh Lala kemudian sepasang tangan itu meraba perut Lala.

"Aduh, hentikan Merre!" teriak Lala yang sudah sangat merasa geli.

"Bagunlah, Lala!" balas sosok Merre.

"Sebentar lagi," ucap Lala dan mengubah posisi tidurnya dengan menghadap ke samping.

Kreeekkkk!

Krekk!

Kreeeek!

Bunyi suara tulang-tulang tangan Merre ketika ia menggerakkannya untuk mengganggu tidur Lala.

"Oke, aku bangun!"

Lala bangkit dari atas kasur dan berdiri di hadapan Merre, ia menatap hantu cermin itu dengan curiga.

"Mandi!" tegas Merre, hantu itu berbalik dan bersiap untuk masuk ke dalam cermin.

"Tunggu! Merre, Apa yang kau lakukan tadi malam?" tanya Lala.

Merre yang tadi ingin masuk ke dalam cermin menjadi tidak jadi karena mendengar pertanyaan dari Lala.

"Hanya....,"

Tokk

Tok

Tokkkk!

Suara ketukan pintu membuat kalimat Merre terhenti, sosok hantu yang sedikit menyeramkan itu sedikit merasa senang karena terhindar dari pertanyaan Lala.

"Lala bangun! Kau akan sekolah hari ini!" Seseorang berteriak dari luar kamar Lala.

Sementara Lala tampak kecewa karenanya. ia bertanya seperti itu pada Merre karena semalam ia mendengar suara Merre dan seorang laki-laki yang berbicara.

"Lala!" seseorang berteriak kembali membuat Lala sadar dari lamunan.

"Ia, Ibu. Lala sudah mau mandi," ucap Lala dari dalam.

Sosok Merre menyeringai ke arah Lala dan langsung bergegas masuk ke dalam cermin setelah Lala melotot kepadanya. Lala merasa senang karena punya penjaga ketika ia tidur dan pergi ke manapun. Merre sangat baik padanya walau Merre kadang membuatnya kesal.

Bab terkait

  • Cermin Dari Nenek   Sekolah 03

    Lala mengendarai sepeda untuk ke sekolah, Merre tentu pasti ikut berasama Lala namun sangat jarang yang bisa melihat maupun merasakan kehadirannya. Lala tidak ditemani oleh orang tuanya karena mereka yakin Lala bisa mengurus diri untuk masuk ke sekolah itu dan tentu tidak menjadi anak manja.Cukup lama Lala tiba di depan sekolah barunya SMA Negeri, sementara Merre yang melayang rendah di samping Lala menatap ke dalam sekolah dengan curiga."Ada apa? Apa di dalam sekolah ini banyak makhluk halus? " tanya Lala ketika ia mengetahui tatapan curiga Merre.Merre hanya mengangguk sambil menyeringai, Lala tersenyum penuh arti lalu ia mulai memasuki sekolah."Oh, anak miskin! kenapa sekolah disini? Tidak berguna!" salah seorang perempuan yang lewat di samping Lala berkata sambil menendang ban belakang sepeda Lala."Sebaiknya kau pergi!" peringat Lala tampa melihat ke arah perempuan itu."Kau ... berani sekali kau mengusirku!" teriak perempuan itu dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-16
  • Cermin Dari Nenek   Sosok Jahat 04

    Lala ragu untuk membuka pintu WC tapi karena ia sudah sangat tidak tahan di lihat oleh siswa yang lewat karena pakaiannya maka ia pun masuk."Kenapa hawanya sangat panas?" tanya Lala pelan.krieeeee!Membuka pintu.Darrrrrrt!Pintu tertutup dengan tiba-tiba.Pintu WC tertutup keras setelah Lala masuk ke dalamnya dan belum sempat untuk menutupnya tadi, dengan tenang Lala menuju pintu WC untuk membukanya, ia tidak terlalu panik bahkan mungkin tidak panik."Merre jangan mempermainkanku!" bentak Lala kesal karena pintu WC sangat susah untuk terbuka.Sriuuuttttt!Suara air yang mengalir, tumpah.Keran air menyala sendiri, Lala yang tadi sibuk membuka pintu WC yang tertutup berbalik ke belakang dengan perasaan campur aduk dan juga merasa was-was."Gerhghhh!"suara geraman dari belakang Lala menambah kekalutan pada Lala, dari suara geraman itu Lala tahu bahwa itu bukanlah kebiasaan Merre melainkan sos

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-16
  • Cermin Dari Nenek   Grabille 05

    "Kita mungkin akan bertarung. Hmm, bagaimana jika kita bertarung di dunia setan?" tanya sosok di hadapan Lala.Lala tidak menjawab, ia masih terus merapal mantra hingga wajahnya semakin pucat dan bertambah menyeramkan."Oh, baiklah aku tidak menunggu jawabanmu!"Sesuatu hitam pekat menyelimuti mereka berdua, semakin pekat hingga menghilang tampa meninggalkan jejak. Sosok itulah yang melakukannya, ia ingin bertarung dengan Lala di dunia setan.Dunia setan sendiri merupakan tempat para mahluk berwajah seram tinggal, sedikit sepi namun menyeramkan. Biasa digunakan oleh para mampuni (berilmu ghaib) untuk bertarung di sana."Aku terlambat!" umpatnya.Merre baru tiba di tempat menghilangnya Lala dan sosok itu setelah beberapa saat. Keadaan Merre sedikit kacau karena dia juga terlibat pertarungan oleh Sosok jahat lain sebelumnya, itulah alasan mengapa ia tidak datang ketika Lala memanggilnya."Aku harus menyusul Lala! Aku... tidak boleh memb

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Cermin Dari Nenek   Keristal Kehidupan 06

    Melihat keadaan Lala, Grabielle tertawa sinis dia merasa sedikit puas walau keadaan dirinya hampir sama dengan Lala. Tawanya membuat Merre geram."Ahaha! Dasar manusia lemah! Kau pikir aku mudah kau kalahkan? Jika demikian kau akan kecewa! Aku adalah mahluk terkuat setelah Kanjura, ha ha ha!"Grabiella tertawa keras menciptakan gemuruh yang saling bersahut-sahutan di Dunia Setan. Petir saling bersambaran, Merre tambah geram namun dia tidak bisa meninggalkan Lala begitu saja, sebenarnya Merre bisa saja keluar dari dunia setan namun berbeda halnya dengan Lala yang tidak bisa keluar sebelum Grabielle dihancurkan, tetapi masalahnya sekarang Merre mengalami luka bekas pertarungannya dengan anak buah Grabielle sebelumnya. Biarpun Merre sedang dalam keadaan optimal dia tetap tak bisa mengalahkan Grabielle hanya bisa menahannya beberapa jam saja, kepala Merre amat pusing sekarang, antara meninggalkan Lala sendiri dan pergi meminta bantuan pada Masternya (Nenek Lala sendiri) at

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Cermin Dari Nenek   Tidak Adil 07

    Perhatian sosok gadis imut itu teralihkan kepada Grabielle, wajah imutnya mengalami perubahan derastis yang tadinya manis juga imut kini wajah tampa bola mata, bibir robek hingga telingannya juga ada sepasang tanduk di kepalanya seperti iblis, tatapannya haus darah penuh dendam."Mahluk hina! Kau kira hanya dirimu saja 'kah yang berkuasa? Dasar naif!" Suaranya menggema menggetarkan tanah, Grabielle sampai menutup kedua telingannya, dia muntah darah.(Tanda petik satu menandakan kalau dia berbicara di dalam pikirannya).'Gawat! Aku bukanlah lawannya! Aku harus memikirkan cara agar bisa kabur.'"Siapa sebenarnya kau?" tanya Grabielle menyimpitkan mata."Baik, karena kau sudah ingin mati jadi aku akan memberitahumu, jadi... jangan jadi hantu penasaran untuk kedua kalinya, hihihi."Dia melambung tinggi sebelum memuncukan sebuah kelopak mawar hitam lalu menjadikannya tempat duduknya."Namaku Gui Yin atau lebih tepatnya hantu pemurni, beras

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Cermin Dari Nenek   Garis Keturunan

    Karena insiden itu, Lala mendapat panggilan dari Neneknya di kampung dan dia harus terpaksa meminta izin untuk tidak bersekolah dalam beberapa hari. Gui Yin sendiri lenyap setelah mengantar Lala dan hantunya pergi dari dunia setan."Pemandangan di sini masih asri, hmm." Lala menghirup banyak udara segar sembari tersenyum manis."Dasar Lala!" Merre muncul tiba-tiba mengagetkan Lala, buyar sudah momen Lala.Lala menatap Merre dengan malas yang dibalas dengan seringaian darinya, Lala sedikit bingung kenapa tiba-tiba dia dipanggil oleh Neneknya dan Neneknya sendiri tidak memberi tahunya pasal itu. Neneknya hanya akan mengatakannya bila malam jum'at keramat sudah tiba jadi tiga hari lagi hari itu tiba."La, mau tidak ikut Nenek ke sawah?"Lala menoleh melihat Neneknya muncul dari dalam rumah lengkap dengan pakaian lusuh yang sebagaimana dipakai bila ingin ke sawah."Mau! Bentar Lala ngambil topi dulu," ucap Lala lalu pergi ke gudang mengamb

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • Cermin Dari Nenek   Pertama kalinya bertemu

    Tibanya mereka di sawah, pemandangan pesawahan dengan padi yang sudah menguning menambah kesan baik bagi Lala."Eh, ada Neng Lala ternyata." Salah seorang yang ada di sana menyapa Lala."Iya, baru kemarin datang Bu," ucap Lala tersenyum."Kalau ada waktu luang bolehlah mampir main ke rumah sekalian kenalan sama keponakan biar nambah akrab, siapa tahu nanti bisa jadi keluarga ya 'kan?" Ibu itu terkikik pelan sambil mengedipkan sebelah matanya pada Lala.Lala bergidik, "belum ada niatan soal itu Bu, Lala mau fokus sekolah dulu.""Ya, sudah kalau gitu tunangan saja dulu," celutuknya."Cucuku ndak boleh ditentukan pasangannya sama kamu!" Ketus Nenek lanjut berjalan dengan muka masam.Lala menyusul berasama Merre, Neneknya memang akan merasa marah jika soal pernikahan. Katanya hanya dia yang boleh menentukannya dan katanya Lala hanya boleh menikah bila usianya mencapai 25 tahun.Tiba sudah Lala dan Neneknya di sawah miliknya, Lala d

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • Cermin Dari Nenek   Malam mencekam

    Tidak terasa kini sudah akan malam jum'at, Lala kini terlihat menyapu halaman rumah Neneknya dengan Merre tentunya. Sedari tadi perasaan Lala tidak tenang seolah sebuah masalah akan segera terjadi dia juga tidak tenang soal keadaan Neneknya yang pergi ke pasar membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk menyegel garis keturunannya."Merre."Merre menengok ke arah Lala, "apa?""Hantu ganas itu bersama dengan Nenek 'kan?" Lala menanyai Merre setelah dia jongkok di depan tumpukan daun yang sudah dia sapu."Gui Yin? Mana ku tahu." Jawab Merre singkat, dia mulai bergidik ngeri mengingat keganasan Gui Yin waktu itu."Oh, bakar gih!" Lala menunjuk tumpukan daun dan menyuruh Merre untuk membakarnya menggunakan energi api."Cih!" Decih Merre.Tampa Lala dan Merre ketahui kalau sedari tadi mereka diperhatikan oleh sepasang mata sayu di balik rimbunnya tanaman pohon di halaman rumah Neneknya."Keturunan istimewa, yaa? Menarik." Pemili

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04

Bab terbaru

  • Cermin Dari Nenek   Tanda Hantu

    Seharian itu Lala dan Lani sibuk mengurusi rumah juga membantu Ibunya menanam sayuran di kebun belakang rumahnya, ya karena insiden tadi pagi Lala tidak naik ke sekolah."Lala tolong ambilkan minum dulu Kakak haus!" Lani menyeka keringat di dahinya."Sip Kak!" Lala memberi hormat yang membuat Lani dam Ibunya cekikikan lucu.Lala tampa basa-basi lagi pergi menuju dapur untuk mengambil air minum, selama seharian itu juga Merre jarang dan hampir tidak selalu ada menemani Lala seperti biasanya Lala juga tidak tahu.Syuuh ....Lala menghirup dalam-dalam angin sepoi-sepoi yang bertiup ketika dia keluar dari dapur, angin itu bercampur bau harum daun pandan yang sangat disukai Lala. Merre muncul di hadapan Lala sambil melayang di atas kepalanya lalu berhenti di sampingnya."Dari mana saja kau, Merre?" Lala mengerutkan keningnya, hidungnya seperti mencium bau darah segar yang tipis dari tubuh Merre. Lala mulai curiga."Apa yang sudah kau lakuk

  • Cermin Dari Nenek   Kekasaran Yama

    Huuuuhhh!Api hantu lalu-lalang mengitari para roh yang masih mengacau, Da Leo sibuk sana sini mencoba mengendalikan keadaan sampai kakaknya datang."Tenanglah, reinkarnasi seharusnya berjalan dengan tenang lalu mengapa kalian para roh mengacau? Apa yang kalian coba inginkan?" Da Leo bertanya berkali-kali tapi tidak satupun roh yang peduli padanya, Leo sendiri tidak punya hak untuk menghukum para roh karena dia hanyalah Pangeran.Tling!Tling!Serempak para roh menoleh ke sumber suara dentingan yang sangat keras, hawa tidak mengenakkan tercipta dari pemilik suara dentingan itu. Sosok pembawa lentara dengan lonceng yang berdenting datang mendekat ke arah kursi Raja neraka."Hormatlah kalian para roh! Sambutlah Raja yama," ucapnya setelah tiba di samping kursi Raja neraka.Seketika para roh sujud hormat, sebuah portal muncul tepat di kursi Raja neraka dan wakil hitam putih memandang para roh dengan sorot dingin penuh kemarahan."

  • Cermin Dari Nenek   Di telan satu-satu

    "Apa? Tidak bisakah si bodoh itu menyelesaikan hal sepele seperti itu?" Da Miko memincingkan matanya."Pangeran tidak tahu harus berbuat apa Raja Yama, roh-roh itu tidak mau reinkarnasi kalau bukan Anda yang datang." Martin kembali hormat.Mendengar kata Martin, Da Miko malah tersenyum sinis."Tidak mau reinkarnasi? Biarkan saja mereka menunggu seribu tahun lagi!"Wakil hitam putih dan Martin tersentak, lagi-lagi Raja neraka kambuh penyakit malasnya."Pulang, katakan pada si bodoh itu kalau aku akan kembali besok." Da Miko mengibaskan tangannya."Tapi Raja Yama, para roh itu merusak perabotan neraka!""Perabotan?" Da Miko mengangkat alisnya."Ya, Raja Yama."Martin lalu menjentikkan tangannya dan seketika itu muncul sebuah api hijau yang semakin lama semakin membesar dan menampilkan keadaan yang terjadi di neraka saat ini."Bakar saja mereka semua dan tidak perlu reinkarnasi!" Da Miko menatap tajam.T

  • Cermin Dari Nenek   Keadaan Bahaya

    Lama kelamaan Da Miko merasa kesal juga, apa harus sehuruk itu Lala menangis? Padahal dia tidaklah melihatnya secara jelas."Aku katakan kalau aku akan bertanggung jawab untukmu!""Sialan kau!" Lala mendorong Da Miko dengan keras.Jlep!"Uhuk!" Darah segar keluar dari mulut Da Miko, Lala menjadi panik."Kau... kau kenapa?!""Heh, sepertinya kau masih peduli padaku," ucap Da Miko tersenyum miring.Lala berdiri lantas menatap ke arah Merre yang menancapkan kuku tajamnya ke punggung Da Miko."Merre?" Lala menatap Merre dengan pandangan kecewa.Merre sadar lalu menatap Lala dan kedua kuku tangannya yang menancap di Da Miko, Merre melotot, itu bukanlah perbuatannya!"Yama sendiri yang mendorong dirinya! Nona, itu bukan perbuatanku!"Merre buru-buru menarik kukunya mengakibatkan Da Miko jatuh lemas, wakil hitam dan putih langsung memeriksa keadaannya."Tidak mungkin, kenapa fisik Raja Yama bisa

  • Cermin Dari Nenek   Aku akan bertanggung jawab

    Kokokan ayam di pagi hari membangunkan Lala dari tidur lelapnya, dia bangun dengan kesadaran lemah menuju kamar mandi untuk bersiap ke sekolah."Aaaaaaa!" Lala berteriak, wajah yang dicoret-coret dengan pola menyerupai hantu macan terpampang jelas di kaca kamar mandi.Brak!Lani mendobrak pintu kamar Lala dan masuk dengan panik karena mendengar suara teriakan Adiknya itu, ada apa dengan adiknya itu?"Sialan woi! Siapa yang coret wajah gue?! Sialan, aaaaa!" Pekik Lala lagi, Lani mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi dengan khawatir."Kenapa, La? La, nggak apa-apa 'kan? La?" Lani berteriak.Lala menyahut, "nggak apa-apa Kak, kaget aja tadi."Lani menghela nafas lega, ada-ada saja kelaukan Adiknya itu. Lani keluar dari kamar setelah memastikan kalau Adiknya itu tidak apa-apa.Seperginya Lani, Lala memendam amarnya dan memilih mandi urusan coretan wajah pada wajahnya akan dia selesaikan pada Merre. Ya, itu pasti ulahnya!"Kenaka

  • Cermin Dari Nenek   Hukuman

    "Woi!" Otomatis Da Miko berteriak kaget, Lala menyerangnya tak tanggung-tanggung.Gubrak!Lala menimpa tubuh Miko dan jatuh ke lantai dengan Miko di bawahnya, serangannya tidak mempan pada Raja neraka."Aduh, sakit!" Ringis Lala mengelus wajahnya, tapi anehnya Lala tidak merasakan sakit pada tubuhnya malah rasa empuk menyangga tubuhnya. Belum menyadari kalau posisinya berada di atas Miko, berpelukan!"Bangun!""Bangun apaan?""Beraninya kau! Bangun sekarang, aku bukan kasurmu, oke?""Aaaaa!" Pekik Lala langsung berdiri dan menutup wajahnya karena malu.Da Miko mengelus dadanya yang ditonjok oleh Lala, nasibnya bisa dianggap beruntung karena serangan Lala tidak mempan padanya andaikan itu mempan maka sudah dipastikan dia celaka."Kenapa kau di kamarku? Lewat mana kamu masuk?" Gertak Lala tampa melihat ke arah Miko."Cih, itu bukan urusanmu kalau aku berada di kamarmu! Lagi pula kau adalah bawahank

  • Cermin Dari Nenek   Datang Bulan

    Lala jatuh tidak jauh dari halaman rumahnya, rasa sakit yang dialami Lala juga dirasakan oleh Merre. Dengan kecepatan kilat Merre datang di samping Lala dan menolongnya dia menggunakan energinya agar Lala tidak merasakan sakit lagi, ditambah energi Lala dan Merre membuatnya pulih tampa luka memar."Kemana saja kau?!" Lala menunjuk Merre dengan kesal."Kamu yang kemana?! Aku udah sampai di halte dan kamunya yang hilang!" Merre tidak mau kalah."Dasar tolol! Kenapa nggak makai ikatan kontrak buat cari gue, hah?!" Lala mengetok kepala Merre, kepalanya langsung berlubang dan belatung berjatuhan lalu kembali pulih seperti semula."Ngak usah make kekerasan juga lah!" Protes Merre dan mendapat ketokan lagi oleh Lala.Perdebatan itu diakhiri dengan datangnya pejalan kaki yang melewati mereka, Lala memilih masuk ke rumahnya yang langsung mendapatkan pertanyaan oleh Ibunya."Kok maruh sampai, La?"Lala membuat alasan yang masuk akal denga

  • Cermin Dari Nenek   Kereta Hantu

    Sementara itu Merre tiba di rumah Lala, setelah mengetuk keras pintu dan meletakkan surat Lala di depan pintu Merre pergi dengan buru-buru, takut ada hal buruk yang menimpa Lala.***Lala mengipas-ngipasi Dadanya yang tiba-tiba terasa panas, kalung Darkmoon terus bersinar rendah dan Lala masih belum menyadarinya.Whusss!"Kok hawa hujannya malah panas sih?" Batin Lala heran.Hujan semakin deras, Lala mulai khawatir jika Kakaknya di rumah tidak melihat isi suratnya juga hari semakin bertambah larut saja.Whusss!Udara kencang mengacaukan arah hujan, Lala menghalau percikan air hujan dengan kedua lengannya agar tak membuat rambut dan wajahnya basah."Sial banget hari ini, ck!" Decak Lala kesal.Angin kencang itu berhenti dan digantikan dengan suara dentingan lonceng dan seorang wanita."Menyambut Nona Lala, silahkan naik ke kereta. Nigla akan mengantar."Lala membuka matanya, di depannya seorang wanita sedang

  • Cermin Dari Nenek   Kalung Darkmoon

    Kehinangan dan rasa canggung memenuhi aula Raja itu sedangkan Lala risau dengan hari di dunia manusia karena dia akan ke sekolah besok, Da Miko yang mengetahuinya membuat portal untuk Lala."Hari ini moodku bagus jadi, sampai jumpa ditugas berikutnya. Penangkap roh," Miko kembali memasang topengnya.Lala tersenyum senang, dia membungkuk dan berterima kasih. Sebelum dia memasuki portal, Miko menghadang langkahnya dengan kecepatan kilat."Pakai!" Perintah Miko pada Lala.Kalung dengan hiasan bulan sabit serta lotus hitam di tengahnya diserahkan Miko kepada Lala.Lala menggaruk pipinya yang tak gatal, "untukku? Sebagai apa?""Ck, kubilang pakai ya pakai!" Decak Miko, hawanya tidak mengenakkan."Oke, akan kupakai. Sekali lagi terima kasih, Raja neraka!" Lala tampa pikir panjang langsung memakai kalung itu, Miko tersenyum puas.Lala memasuki portal sementra wakil hitam putih hampir dibuat lenyap karena sikap tidak biasa Raja n

DMCA.com Protection Status