แชร์

Cassanova With Benefit
Cassanova With Benefit
ผู้แต่ง: Young_mommy

Hello, Mr.Playboy

ผู้เขียน: Young_mommy
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2021-10-27 08:59:38

Ruangan dengan nuansa warna putih dan abu yang mendominasi, terlihat luas dengan segala properti-nya yang senada dengan warna cat dinding.

Di meja kebesaran dengan papan nama Direktur Askarion.K.M, sudah duduk seorang laki-laki yang tak lain ialah dia si pemilik nama tersebut.

Duduk bersandar pada kursi yang ia duduki, tatapan Direktur muda itu tampak lurus mengarah pada sosok gadis yang sejak beberapa menit lalu sudah berdiri di depan mejanya.

"Tidak menyangka akan semudah ini saya menemukan kamu. Wulandari Naafa Pauline. Bener itu nama kamu, 'kan?" celetuk Rion, tersenyum penuh arti pada sosok di depannya.

Sungguh kelu lidah Wulan, nyaris tak bisa mengeluarkan sepatah katapun untuk menjawab perkataan dari pimpinan hotel tempatnya bekerja. Ia tak menduga sama sekali, bahwa ternyata dirinya sudah bekerja di hotel milik seorang laki-laki yang sangat ia hindari selama ini.

Sia-sia saja Wulan berhenti bekerja di hotel sebelumnya. Ini malah seperti Wulan keluar dari kandang macan, lalu masuk ke kandang buaya. Apes. Begitu singkatnya.

Wulan menundukkan wajah, meremas kedua tangannya sendiri yang saling bertaut. Gugup yang Wulan rasakan, ketika ia sadar tak akan bisa lari lagi dari lelaki di depannya. Ini jalan buntu.

"Maafkan saya, Pak. Tapi saya bener-bener enggak sengaja," cicit Wulan lirih. Ia menyesal sekali, karena harus menjadi saksi mata dari ketidak-beradaban seorang Rion di sebuah kamar hotel.

Adegan-adegan erotis Rion bersama seorang wanita pada malam itu, masih benar-benar segar dalam ingatan Wulan. Mana mungkin dia akan lupa, setiap suara merdu yang keluar dari wanita di bawah kuasa Rion.

Rion tampak santai saja menanggapi jawaban Wulan. Karena baginya, apa yang sudah Wulan lihat merupakan hal biasa baginya. Detik selanjutnya, Rion lalu berdiri menuntun dirinya mendekat pada Wulan.

"Enggak masalah. Namanya juga enggak sengaja. Saya enggak akan marah atau memecat kamu kok. Hanya saja, harus ada timbal balik untuk kemurahan hati saya ke kamu, 'kan?" ujar Rion seraya meraih kedua lengan Wulan agar menghadap padanya.

Wulan terhenyak. Matanya melebar, ketika merasakan dua telapak tangan itu memegangi masing-masing pangkal lengannya.

Rion tersenyum datar, kemudian berbisik pelan di dekat telinga Wulan.

"Saya tau hidup kamu susah. Dan saya ada penawaran. Anggaplah ini kompensasi dari saya untuk kamu. Saya janji enggak akan menuntut apapun atas kelancangan kamu malam itu. Tapi ada satu syarat." Karena bisikan itu, Wulan sampai merinding dibuatnya.

"Maksud Bapak, apa?" lirih Wulan mengangkat kepalanya yang sedari tadi terus tertunduk.

Kembali Rion menyunggingkan senyuman, "Menikah dengan saya," desisnya tepat di depan wajah Wulan.

Makin membola kedua mata Wulan, tatkala kalimat itu terlontar dari mulut Rion. 

Menikah? Laki-laki itu memang tidak waras.

Wushhhh!

Wulan menurunkan paksa kedua tangan Rion yang masih menempel di lengannya. Tatapan segan dari Wulan pada Rion, kini berubah menjadi tatapan kesal. Tak terima dengan cara Rion merendahkan harga dirinya.

"Bapak pikir saya seperti wanita di kamar hotel itu?" Wulan mendengus jengkel, "Maaf, Pak. Tapi akan lebih baik bagi saya dipecat, daripada saya harus menjadi Istri dari laki-laki playboy seperti Bapak. Saya permisi," pungkas Wulan segera membawa dirinya pergi dari ruang kerja Rion.

Di tempatnya berdiri, Rion hanya tersenyum lugas seraya bersedekap, menyaksikan gadis berseragam cleaning service itu melenggang pergi darinya.

****

Setelah berganti pakaian, cepat-cepat Wulan keluar dari Moonlight hotel tempatnya bekerja. Tak ingin lagi dia berlama-lama di sana. Apalagi setelah ia mendapatkan ultimatum berupa tawaran menjijikkan dari Askarion, pemilik sekaligus pimpinan Moonlight hotel. Semakin ilfeel saja Wulan pada laki-laki itu.

"Orang gila. Dia pikir gue cewek murahan atau gimana sih? Dasar playboy sialan. Mentang-mentang tajir, mau seenaknya dia sama gue," gerutu Wulan sambil terus berjalan melewati lobby.

Baru saja dia membuka pintu lobby, terlihat seorang lelaki berseragam supir menghampiri dirinya. Wulan pun menghentikan langkah.

"Mbak Wulan?" sapa supir paruh baya itu dengan suara pelan.

Wulan pun tersenyum ramah, "Iya," sahutnya.

"Silahkan naik ke mobil, Pak Rion sudah menunggu. Ada yang ingin beliau bicarakan dengan Mbak Wulan," tutur supir itu lagi menunjuk mobil sedan yang terparkir tepat di depan lobby.

Tercenganglah Wulan. Laki-laki itu rupanya belum menyerah juga. Dia bahkan sampai nekad menghadang dirinya seperti ini. Sudah jelas, Wulan tak akan mau merundingkan apapun lagi dengan Rion.

"Enggak, Pak. Maaf. Saya udah harus pulang soalnya. Bilang aja sama Pak Rion kalau saya enggak tertarik sama tawaran yang dia kasih ke saya," tolak Wulan terus terang.

Namun, supir itu malah tersenyum seraya menganggukkan kepalanya pelan dua kali.

Wung!

Seketika tubuh Wulan terangkat, setelah tiba-tiba datang dua orang laki-laki yang mengangkat masing-masing lengannya. Dua laki-laki yang datang dari arah belakang itu sama sekali tidak disadari oleh Wulan. Sepertinya hal tersebut benar-benar sudah direncanakan oleh Rion dan si supir.

"Eh, apa-apaan nih? Lepasin gue!" pekik Wulan menoleh ke kanan dan kiri, di mana dua laki-laki itu sudah mulai berjalan membawa dirinya ke arah mobil Rion.

Wulan coba berontak, ingin melepaskan diri dari kedua orang itu. Tapi percumah saja, sebab tenaga kecilnya benar-benar tidak berpengaruh untuk dua tubuh kekar yang mengangkat tubuhnya.

Brugh!

Wulan-pun dimasukkan paksa ke dalam mobil oleh kedua laki-laki asing itu, yang kemungkinan besar adalah orang suruhan Rion.

"Kamu ya, saya coba ngomong baik-baik, malah minta main kasar. Kamu suka sistem paksa-paksa kayakgini?" cetus Rion yang duduk di sebelah Wulan. Sungguh gemas sekali dia pada Wulan yang sulit diajak bicara.

Wulan memicingkan tatapannya pada Rion. Satu malam sial harus berbuntut panjang seperti ini. Bagi Wulan, berurusan dengan Rion adalah hal yang sangat menjengkelkan.

"Mau lo apa sih? Gue udah bilang ya, gue enggak mau nikah sama lo. Kenapa masih ganggu gue?" protes Wulan meradang. Dia bahkan sudah tidak peduli lagi statusnya dan Rion adalah atasan dan bawahan. Hilang sopan dan segan gadis itu pada si Direktur muda, sebab dirinya yang sudah terlanjur kesal.

Supir yang baru saja kembali duduk ke kursi kemudi tersenyum geli melihat tingkah Wulan. Tak berbeda jauh dari Rion. Laki-laki itu juga terkekeh melihat bagaimana cara bicara Wulan yang terdengar seperti auman anak macan. Menggemaskan.

"Ayo, Ndar. Kita ke apartemen," ucap Rion memberikan instruksi kepada supirnya.

Hendar-pun mengangguk, "Baik, Mas Rion," jawabnya diikuti menyalakan mesin mobil, dan langsung melesat meninggalkan hotel menuju apartemen yang dimaksud oleh sang Boss.

Mendelik jengkel, Wulan kembali melayangkan protes pada Rion.

"Lo udah sinting, ya! Turunin gue! Gue enggak mau ikut sama lo. Gue masih di bawah umur, dasar om-om sialan!" Wulan mendaratkan pukulan-pukulan kecil dari kedua kepalan tangannya pada lengan Rion. Semakin geli saja Rion menyaksikan polah Wulan. Gadis itu terlihat semakin menggemaskan saat sedang marah.

Dari kaca dalam mobil, Hendar si supir ikut tersenyum melihat kemarahan Wulan yang justru malah seperti sebuah hiburan lucu bagi Rion.

"Kamu ini, saya ini belum om-om loh. Kamu tenang aja, saya enggak pernah meniduri cewek bodoh kayak kamu kok. Saya cuma mau ngomong baik-baik, enggak usah berpikiran buruk dulu," bela Rion menahan kedua lengan Wulan yang hendak memukulinya lagi.

Wulan terus berontak, semakin berang karena Rion tetap tak mau melepaskannya.

"Kalau kamu enggak mau diem, akan saya langgar prinsip saya untuk enggak tidur sama cewek di bawah umur. Kamu mau kayakgitu?"

Glek!

Diteguknya ludah dengan kasar oleh Wulan. Horor sekali makna kalimat Rion ini. Dia ini pedofil atau bagaimana? Membuat bulu-bulu roma Wulan merinding disco saja.

Maka, diamlah Wulan sekarang. Daripada nanti malah membuat Rion melakukan hal yang tidak-tidak, ya sudahlah … Wulan akan mengalah dulu. Mencari aman saja tepatnya.

****

"Ayo duduk. Kamu enggak pegel berdiri terus kayakgitu?" 

Wulan yang masih berdiri tertegun mengagumi kemewahan apartemen milik Rion, seketika tersadar. Ia menoleh ke arah di mana Rion sudah duduk di sofa bersilang kaki.

"Ya udah, terserah kamu aja kalau enggak mau duduk. Saya cuma mau bernegosiasi sama kamu," imbuh Rion lagi menyimpulkan sebuah senyuman pada Wulan.

Tetap diam di posisinya, Wulan benar-benar tak ingin membahas apapun dengan Rion.

"Saya tau, kuliah kamu tersendat karena masalah biaya, 'kan? Saya juga tau, kalau Ayah kamu sedang sakit keras. Tinggal katakan saja berapa yang kamu mau, akan saya penuhi semuanya. Asal kamu mau menikah dengan saya. Bagaimana, Wulan?"

ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Cassanova With Benefit   Gadis Yang Menarik

    Kesal lagi Wulan, kembali mendengar ajakan menikah dari Rion. Laki-laki itu gigih juga ternyata. "Dengan segala hormat, Bapak Askarion. Saya enggak mau nikah sama Bapak. Dan tolong, jangan seenaknya menyelidiki latar belakang seseorang seperti itu. Saya tau Bapak banyak uang, tapi tidak semua bisa Bapak dapatkan dengan uang itu. Termasuk saya," tegas Wulan menolak lagi tawaran Rion untuk yang kedua kali. Gadis yang menarik. Jujur saja, semakin Wulan menolak, justru Rion semakin tertantang untuk mendapatkannya. Tapi ketertarikan itu bukanlah rasa antara lelaki dan wanita, melainkan karena Rion berpikir bahwa gadis muda seperti Wulan tentu masih polos, dan akan mudah untuk dikendalikan. "Wah, ternyata kamu sombong juga ya, untuk ukuran cewek dari kalangan kelas bawah?" ejek Rion sembari bangkit dari duduknya. Iapun mulai mendekat pada Wulan. Terhina sekali Wulan me

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-10-27
  • Cassanova With Benefit   Hottest Cassanova

    Menangkap wajah yang baru saja memanggilnya, Wulan pun tersenyum lebar, melambaikan satu tangannya pada sosok laki-laki yang sedang datang mendekat. "Lo di sini ternyata. Gue samperin ke kosan juga," ujar laki-laki tinggi berwajah kebule-bulean itu, setelah sampai di hadapan Wulan. "Gue abis kirim duit buat orang rumah. Lo nyariin gue?" jawab Wulan seadanya. Tersenyum tipis, laki-laki yang tak lain adalah sahabat Wulan itu menjawab lagi. "Iya. Gue mau ngajakin lo kerja sampingan, mau enggak? Yaaa, lembur gitu sih sampe malem." Alangkah girangnya Wulan mendengar ajakan kerja dari sang sahabat. Inilah yang sedang Wulan butuhkan. Mata pencaharian agar bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah. Setidaknya sampai ia bisa menemukan pekerjaan tetap yang baru. "Mau banget," pekik Wulan langsung merangkul sang sahabat, "Oh my

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-10-27
  • Cassanova With Benefit   Rion si Manipulatif

    "Loh, tadi lo bilang butuh dua orang?" Owen gusar setengah mati dengan penjaga warnet didepannya saat ini. Laki-laki bernama Daryl, yang tak lain adalah kawannya. Dia sendiri yang meminta agar Owen datang membawa satu orang lagi, tapi setelah Owen datang bersama Wulan untuk bekerja lembur, Daryl tiba-tiba saja berubah keputusan."Ya, sorry, Wen. Tadinya gue pikir, gue emang butuh dua orang buat bantu gue malam ini. Tapi seperti yang lo liat. Orang-orang pada pergi gitu aja. Di lantai atas juga gitu, Wen. Coba lo cek sendiri kalau enggak percaya," tutur Daryl menjelaskan situasi yang terpaksa membuatnya harus merubah keputusan.Awalnya Daryl meminta bantuan Owen untuk ikut menjaga warnet miliknya malam ini, karena tiba-tiba ada ledakan pengunjung sejak pagi tadi. Tapi niat itu harus ia urungkan, karena secara tiba-tiba juga para pengunjung warnet itu pergi satu persatu dan tidak kembali. Aneh memang. Daryl saja sampai kesal dibuatnya. Dia sud

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-10-27
  • Cassanova With Benefit   Datanglah Padaku

    Wulan yang masih berjongkok di atas tanah, perlahan menaikkan pandangannya. Dari sendal selop pink, ke daster warna senada dengan si sandal, kemudian akhirnya sampai di wajah bu Selly.Wanita berumur sekitar empat puluhan itu berkacak pinggang, dengan mimik wajah begitu terlihat tak ramah di mata Wulan. Sudah tentu akan begitu. Orang mana yang tak akan kesal, jika yang ditagih kewajibannya malah berniat ingin kabur."Bangun, Wulan," imbuh bu Selly lagi, menyuruh Wulan agar berdiri.Meringis kuda, gadis itu pun menuruti apa yang bu Selly katakan."Heee, iya, Bu," cicit Wulan sudah dalam mode pasrah, setelah kepergok langsung oleh bu Selly hendak melarikan diri dari wanita berdaster itu.Bu Selly menggeleng pelan atas kelakuan Wulan. Ini bukan kali pertama Wulan melakukan hal seperti itu. Setiap telat bayar uang kos, Wulan memang tiba-tiba jadi seperti ninja. Main lompat-lompatan, panjat pagar, kabur-kaburan, hanya demi menghindari omelan bu Selly.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-10-27
  • Cassanova With Benefit   Desakan

    Terkesiap mendengar balasan Hendar, Wulan tak sadar sudah membuat kedua netranya tampak semakin membulat.Datang pada Rion, berarti sama dengan menyerahkan diri pada laki-laki haus belaian itu. Wulan membatin dalam kebingungan. Sambil berpikir, terus saja Wulan menikmati makanannya.Dari ekspresi Wulan, Hendar sangat yakin, kali ini pun ia akan berhasil membuat gadis itu semakin kehilangan pilihan. Tidak disadari oleh Wulan, sebenarnya Hendar tersenyum--merasa bahwa mendapatkan Wulan tidak sesulit yang ia pikirkan."Pak Hendar?" lirih Wulan melirik Hendar, "menikah sama Pak Rion, apa itu artinya aku harus memberikan dia anak? Maksud aku, kayak di kawin kontrak yang di drama-drama Korea gitu, loh," lanjutnya polos.Tersenyumlah Hendar, mendengar kalimat dari Wulan tersebut. Terlepas dari karakter Wulan yang keras kepala dan sulit dijinakkan, ternyata dia tetaplah seorang gadis yang polos. 

    ปรับปรุงล่าสุด : 2021-12-29
  • Cassanova With Benefit   Gadis Yang Berbeda

    Tok… Tok… Tok…Ketukan dari luar pintu ruangan, menarik perhatian Rion. Di antara gelisah dan gusar yang ia rasa, ia akhirnya didatangi oleh seseorang yang memang sudah ia tunggu sejak tadi.Begitu pintu terbuka, masuklah sosok Hendar ke dalam ruang kerja Rion. Senyum yang mengembang di wajah Hendar saat ini, segera membuat Rion beranjak dari tempatnya duduk."Lama sekali kamu, Hendar?" keluh Rion, setelah Hendar sampai di depan meja kerjanya. Tersirat sebuah kekhawatiran yang jelas sekali di dalam ekspresi wajah Rion. Semua karena desakan yang Kresna berikan pada laki-laki itu. Dan Hendar, merupakan tumpuan harapan Rion--agar bisa menyelamatkan diri dari ancaman yang selama ini terus menekannya. Rion sungguh berharap, Hendar kembali dengan membawa kabar baik."Maaf, Mas Rion … saya dan Mbak Wulan baru saja selesai makan siang," sahut Hendar, menjelaskan alasan keterlambat

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-01-11
  • Cassanova With Benefit   Rayuan Sang Suhu

    Sayangnya, kalimat yang menurut Wulan tadi cukup kasar, sama sekali tak membuat nyali seorang Rion mengendur. Santainya, ia hanya menanggapi ketus dari Wulan tadi dengan sebuah senyuman tipis. Lengkungan dua sudut bibir yang ternyata sukses memamerkan sisi manis dari diri Cassanova itu."Oke. I'm sorry. Saya tidak bermaksud untuk melecehkan atau menyudutkan kamu. Saya cuma tidak tau harus dengan cara apa, agar saya bisa mendapatkan perhatian kamu. Saya bukan orang yang pandai berbasa-basi dengan gadis seperti kamu, Wulan." Dan mulailah kelihaian seorang Rion dalam merayu wanita. Memang seperti itulah gayanya--berlagak cupu, meski aslinya dialah sang suhu.Lalu yang hebat adalah, karena Wulan tak termakan sama sekali oleh jurus rayu-rayuan dari Rion. Lagi-lagi, Wulan kembali membandingkan sikap mantan Bossnya tersebut saat ini, dengan Boss yang ia pergoki tengah menikmati indahnya surga dunia bersama seorang wanita di sebuah kamar hotel. Sampai kiamat pun, Wulan t

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-01-19
  • Cassanova With Benefit   Juragan Juna

    Waktu menghentikan detiknya, tatkala mata Rion dan Wulan bertemu. Begitu yang terjadi hingga beberapa saat lamanya, sebelum kemudian Wulan merasakan sebuah getaran. Sayang sekali, sebab itu bukanlah getaran asmara yang menyentuh relung hatinya, melainkan ponsel di dalam saku celana yang bergetar karena mendapatkan sebuah telepon masuk."Bunyi apa itu?" lirih Rion bertanya, sambil menatap ke sekitar tubuh gadis yang masih ia kungkung.Wushhh…Dengan dorongan pelan kedua tangan Wulan di dada Rion, akhirnya gadis itu pun berhasil membebasan diri dari ancaman yang tadi nyaris membuatnya mati kutu."Bapak enggak punya HP, apa? Enggak pernah denger getaran HP kalau ada telfon masuk?" jawab Wulan, yang sedang mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya. Rion pun hanya tersenyum kecil, karena jawaban ketus dari Wulan yang terdengar menggemaskan.Gawat. Sejak kapan juga Rion merasa tertarik dengan gadis muda seperti Wulan? Laki-laki itu membatin, m

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-01-20

บทล่าสุด

  • Cassanova With Benefit   Wulan dan pensil alis

    "Kamu diam, saya anggap kamu setuju untuk tidak berkomunikasi lagi sama Owen. Satu hal yang harus kamu ingat, Wulan. Setelah kita menikah nanti, maka terputus sudah hubungan pertemanan kamu dengan lelaki mana pun. Termasuk Owen," tegas Rion. Suara beratnya mengisyaratkan sebuah keseriusan untuk kalimat yang baru saja ia ucapkan. Sekaligus menjadi peringatan tegas bagi pihak Wulan."Apa harus seperti itu, Pak?" cicit Wulan mengerutkan keningnya, "Owen itu satu-satunya teman yang saya punya," imbuhnya mencoba memberikan penjelasan pada Rion, tentang seperti apa hubungannya dengan Owen."Kamu tidak butuh Owen ataupun orang lain lagi, selama kamu memiliki saya." Sekelumit jawaban dari Rion yang terdengar begitu sombong di telinga Wulan.Tak menjawab lagi, Wulan hanya memilih untuk menjauh dari Rion. Percuma berdebat, karena hasilnya akan tetap sama--Wulan tak akan pernah unggul dari Rion.Setelah sedikit drama perdebatan yang nyaris membuat Rion marah,

  • Cassanova With Benefit   Rion yang sebenarnya

    Tak nyaman melihat ponselnya ada di tangan Rion, Wulan segera menghampiri laki-laki itu.Grep.Serupa kecepatan cahaya, Wulan merenggut ponselnya dari tangan Rion. Mata pun terlihat sengit menatap laki-laki di depannya. Kontras dengan Rion, yang nampak santai saja meski sudah kepergok melihat isi ponsel Wulan tanpa izin."Ini privasi saya loh, Pak. Kok Bapak gitu sih, main buka-buka HP orang tanpa izin?" ketus Wulan sembari mengecek apa saja bagian ponsel yang sudah Rion bajak.Rion mencebirkan bibir, "Hm, kamu sama Owen itu sebenarnya berteman apa pacaran? Sepeduli itu Owen sama kamu. Well … di dunia ini, enggak ada yang namanya sebatas teman antara laki-laki dan perempuan. Pasti, akan dan selalu ada salah satunya yang memiliki perasaan lebih dari teman," sahut Rion, langsung saja mengatakan isi pikirannya saat itu."Itu bukan urusan Bapak!" sungut Wulan menimpali pertany

  • Cassanova With Benefit   Terkekang Calon Suami

    Wulan berdecak, "Ck! Bukan gitu, Pak. Tapi saya juga ada urusan lain. Kenapa malah dibawa ke apartemen Bapak lagi, sih? Kan baru setelah Bapak selesai kerja, kita akan pergi ke rumah Ayah saya," tutur Wulan. Sebenarnya dia ingin sekali lepas dari Rion hari ini, karena harus menemui Owen. Sejak pagi tadi, Owen terus memberondong ponsel Wulan dengan pesan-pesan singkatnya."Kayaknya kamu memang ingin sekali lepas dari pengawasan saya, ya?" tanya Rion, menatap Wulan curiga, "mau ke mana? Kalau mau pergi, nanti biar diantar sama Hendar, setelah dia antar saya ke kantor," lanjutnya.Di kursi kemudi, Hendar tampak tersenyum. Entah apa juga yang membuat laki-laki itu merasa lucu mendengarkan obrolan Rion dan Wulan.Terang saja Wulan pun gusar atas jawaban Rion. Belum sah menikah saja, Rion sudah menunjukkan sikapnya yang suka mengatur. Sebenarnya lebih ke mengekang."Ih, apaan sih, Pak? Saya itu belum jadi

  • Cassanova With Benefit   Mimpi indah, Bi

    Grep.Rion memegangi kedua pergelangan tangan Wulan, menurunkannya perlahan."Rileks, Wulan," bisik Rion lagi, "kalau kamu terus bersikap kaku seperti ini, itu hanya membuat saya semakin tertantang. Atau, memang kamu memang berniat menantang saya?" imbuhnya mencetak senyum devil di wajah.Wush!Bereaksi cepat, Wulan menepiskan pegangan tangan Rion dari lengannya, lalu mendorong cukup kencang dada laki-laki itu. Kontan, Rion mundur beberapa jengkal dari posisinya, membuat jarak di antara mereka pun tercipta. Wulan merasa aman. Sesaat tadi, ia hampir saja menendang bagian bawah Rion--kalau saja ia tidak ingat sedang membutuhkan laki-laki itu."Bapak ini, ya, benar-benar udah enggak bisa diselametin lagi," sungut Wulan. Hanya bisa berprotes lewat kata-kata, saat Wulan tak bisa memberikan aksi atas ucapan Rion tadi."Apanya?" Rion menyahut, sembari bersidekap di depan dada."Pikiran Bapak!" Jawaban ketus dari Wulan, sebelum ia beralih pos

  • Cassanova With Benefit   Pelan sedikit, Sayang.

    Berpikir sejenak, Wulan coba menelaah dengan baik maksud dari pernyataan Rion tentang pernikahan mereka. Sebab, bagi Wulan sendiri, pernikahan yang akan ia lakukan dengan Rion tidak ada bedanya dengan kawin kontrak yang belakangan marak terjadi. Tapi, hal itu sepertinya berlawanan dengan statement Rion."Kalau pernikahan ini benar-benar sebuah pernikahan, apa itu artinya aku juga harus hamil dan ngasih Bapak anak?" cicit Wulan. Pertanyaan itu terdengar begitu polos, dan membuat Rion digelitik oleh rasa gemas."Iya, Bi … aku udah bilang dari tadi, 'kan?" Rion mengusap lagi sisi kepala Wulan, "Opa bilang, dia ingin sekali gendong anak kita. Ya, walaupun sebenarnya aku juga belum kepikiran untuk jadi seorang Ayah, sih. Tapi … mau gimana lagi? Keadaan kadang tidak sejalan sama pikiran kita, Wulan. Pernikahan ini aku lakukan untuk keluarga. Jadi, ya … kamu emang harus melahirkan seorang penerus untuk keluarga ini," paparnya p

  • Cassanova With Benefit   Kecupan Pertama

    Sementara itu, Rion telah sampai di dalam kamarnya. Di sana, ada Wulan yang sedang duduk di tepian tempat tidur--berkutat dengan ponsel.Brugh.Rion duduk menjejeri Wulan, sampai gadis itu pun menoleh kepadanya."Selamat Wulan, kamu berhasil merebut hati orang tua saya. Mereka sangat menyukai kamu," ujar Rion dengan seulas senyum.Mendengar itu, ada sedikit kelegaan yang Wulan rasakan. Sebenernya ia juga merasa diperlakukan dengan sangat baik oleh Nastiti, Kresna, dan Tyo. Meski semua anggota keluarga memang terlihat menerima Wulan, tapi ketiga orang itulah yang paling tampak jelas menyukai dirinya. Terutama Nastiti."Syukurlah, Pak. Saya lega," sahut Wulan ringkas.Grep.Rion meraih satu tangan Wulan, "Mulai sekarang, berhenti memanggil saya Bapak. Sekalipun kita sedang berdua seperti ini, biasakan memanggil saya dengan sebutan sayang. A

  • Cassanova With Benefit   Perjamuan Calon Menantu

    Perjamuan makan malam dalam rangka menyambut calon menantu baru di keluarga Mahendra, berlangsung cukup hangat dan menyenangkan. Terutama Setyo Restu Mahendra--kakek Rion, yang sangat senang karena akhirnya si cucu bungsu akan segera menikah. Laki-laki yang usianya sudah terbilang sepuh itu, begitu bahagia menerima kehadiran Wulan di istananya.Tidak menampik, Wulan memang gadis manis dengan etika dan tata kramanya yang sangat baik. Keluarga Mahendra berasal dari keluarga ningrat Jawa, tentu sangat menjunjung tinggi norma-norma kesopanan dalam bertingkah laku. Tak heran, Wulan pun diterima dengan sangat baik oleh orang tua dan kakek Rion. Gadis itu terbilang memenuhi kriteria secara etika, untuk menjadi menantu keluarga Mahendra.Namun begitu, beda cerita lagi dengan kedua kakak ipar Rion. Verra dan Resya mungkin tersenyum di depan semua orang saat ini--untuk kedatangan Wulan. Tapi siapa yang tau, apa yang direncanakan oleh kedua wanit

  • Cassanova With Benefit   Istana Mahendra

    Pukul 19.30 malam.Hendar memarkirkan mobil di halaman luas rumah keluarga Mahendra. Akan tetapi di jok belakang, wajah Wulan masih saja masam--karena Rion yang sewaktu di salon tadi, memaksanya untuk mengganti gaun yang sudah ia pakai. Padahal, sebenarnya Wulan suka ketika melihat penampilannya dengan gaun hitam itu. Dan kini, sebagai ganti si gaun hitam, Wulan sudah berpadu apik dengan setelan celana jeans putih dan atasan blouse biru berlengan panjang yang ia kenakan. Sudah tentu, itu juga adalah pakaian yang Rion pilihkan."Tersenyum, Wulan. Kita sudah sampai. Kamu mau menunjukkan wajah masam seperti itu di depan orang tua saya?" celetuk Rion yang tengah tersenyum--menoleh pada Wulan.Gusar, Wulan mendengus pelan. Terlihat kentara gurat keterpaksaan di wajah gadis manis itu."Bapak mau saya tersenyum, tapi tidak membiarkan saya memakai apa yang ingin saya pakai. Egois!" sungut Wulan menatap Rion

  • Cassanova With Benefit   Kamu Milik Saya!

    Setelah serangkaian metode yang Wulan lalui untuk tes virginitas, Rion tampak tersenyum lebar membaca hasil yang baru saja diberikan oleh Dokter. Tersirat juga rasa senang di wajah laki-laki itu, saat terbukti jika Wulan benar-benar masih perawan. Entahlah, kenapa Rion bisa sesenang itu. Barangkali karena ini pertama kalinya dia berhubungan dengan seorang gadis yang benar-benar belum pernah disentuh oleh satu pun lelaki.Sedangkan Wulan yang duduk di sebelah Rion, hanya bisa menyembunyikan wajah malunya. Ia malu sekali, karena harus melakukan serangkaian hal repot itu hanya untuk menjadi istri seorang Askarion.Mobil yang dikemudikan oleh Hendar itu terus melaju dalam kecepatan sedang. Selepas pergi dari Rumah Sakit, kini Rion akan segera membawa Wulan pulang ke istana Mahendra. Tapi sebelumnya, Rion akan mampir ke salon untuk menyulap penampilan Wulan. Tentu saja, agar gadis itu terlihat menawan di mata seluruh anggota keluarga yang akan mereka temui.

DMCA.com Protection Status