Home / Romansa / Cassanova With Benefit / Hottest Cassanova

Share

Hottest Cassanova

Author: Young_mommy
last update Last Updated: 2021-10-27 09:01:59

Menangkap wajah yang baru saja memanggilnya, Wulan pun tersenyum lebar, melambaikan satu tangannya pada sosok laki-laki yang sedang datang mendekat.

"Lo di sini ternyata. Gue samperin ke kosan juga," ujar laki-laki tinggi berwajah kebule-bulean itu, setelah sampai di hadapan Wulan. 

"Gue abis kirim duit buat orang rumah. Lo nyariin gue?" jawab Wulan seadanya.

Tersenyum tipis, laki-laki yang tak lain adalah sahabat Wulan itu menjawab lagi.

"Iya. Gue mau ngajakin lo kerja sampingan, mau enggak? Yaaa, lembur gitu sih sampe malem."

Alangkah girangnya Wulan mendengar ajakan kerja dari sang sahabat. Inilah yang sedang Wulan butuhkan. Mata pencaharian agar bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah. Setidaknya sampai ia bisa menemukan pekerjaan tetap yang baru.

"Mau banget," pekik Wulan langsung merangkul sang sahabat, "Oh my god, Owen. Lo itu emang selalu jadi hero gue, tau enggak?" imbuhnya begitu senang.

Owen si sahabat Wulan di kampus, ikut tersenyum melihat binar bahagia yang jelas terpancar dari wajah Wulan. Melihat senyuman gadis itu, Owen semakin tak berdaya melawan rasa indah yang sudah lama bersemayam dalam relung hatinya. Perasaan antar sahabat yang lama-lama berkembang menjadi perasaan ingin memiliki sebagai seorang kekasih.

Tak bisa dihindari. Seringnya menghabiskan waktu bersama, telah menanamkan benih-benih cinta di dalam hati Owen untuk Wulan. Dia telah jatuh hati pada sosok ayu Wulandari. Gadis cantik, ceria, dan juga cerdas, yang berhasil mengisi kekosongan hati Owen pasca ditinggal selingkuh oleh kekasihnya terdahulu.

Wulan-lah orang yang mendampingi Owen di saat-saat sulitnya move on dari sang mantan. Mungkin itulah sebabnya, Owen kemudian mulai terbawa perasaan karena sikap dan kepribadian Wulan yang sangat humble dan menyenangkan.

"Ya udah, kalau gitu mending sekarang gue antar lo ke kosan, biar lo bisa siap-siap. Oke?" tawar Owen mengacungkan satu ibu jarinya ke depan wajah Wulan.

"Asiap, bosku!" Wulan memberi hormat Owen, layaknya hormat pada sebuah upacara bendera.

Owen-pun terkekeh karena hal tersebut. 

Pandai sekali Wulan menyembunyikan situasi hatinya saat itu yang sedang bersedih. Senyuman manisnya, memang tak pernah gagal menutupi segala luka yang ia pendam seorang diri dalam batin. Tak pernah ingin membiarkan orang lain tau, bagaimana keadaan di dalam hatinya yang sejati.

Bagi Wulan, orang lain hanya boleh melihatnya tersenyum dan tertawa. Tak boleh ada yang tau, bahwa di balik semua itu ada begitu banyak luka dan kesedihan yang harus Wulan rasakan. Dari situlah ketegaran diri Wulan terbentuk. Namun begitu, meski dari luar Wulan terlihat sekuat batu karang, namun dari dalam Wulan sangatlah rapuh. Hanya keinginan untuk melihat ayahnya sembuh dari sakit, yang membuat Wulan bisa bertahan hingga kini.

****

"Jangan biarkan dia sampai mendapatkan pekerjaan. Gagalkan semua usaha yang dia lakukan, yang akhirnya akan membuatnya menyerah dan datang padaku." Sebuah perintah yang Rion berikan kepada anak buahnya lewat obrolan telepon.

Rion yang masih bertelanjang dada, kini tengah berdiri di sisi ranjang tidurnya. Mendengarkan laporan dari orang yang ia utus untuk terus mengawasi Wulan.

"Baik, Mas Rion. Tapi bagaimana dengan teman laki-lakinya, harus kami apakan?" sahut si anak buah Rion di ujung sana.

Rion memutar kedua bola mata, memikirkan jawaban untuk anak buahnya.

"Emm … jauhkan saja dia dari Wulan. Jangan biarkan dia membuat Wulan mendapatkan uang ataupun pekerjaan. Tapi ingat, jangan sampai Wulan menyadari bahwa ini semua adalah ulahku," titah Rion tegas.

Blep!

Sebuah pelukan yang datang dari arah belakang, membuat Rion reflek menutup sambungan telepon.

"Kamu lagi ngomong sama siapa, Yon?" Suara wanita itu begitu lembut memanja. Dan Rion pun segera bereaksi mengusap kedua tangan yang sudah melingkar di perutnya.

"Kamu udah bangun?" jawab Rion tanpa menjawab pertanyaan lebih dulu. Sedetik kemudian, ia berbalik badan menghadap pada sosok wanita cantik di depannya kini.

Wanita yang tubuhnya hanya dililit oleh selembar selimut itu, mulai tersenyum manis pada Rion. Rambut panjangnya tampak kusut, setelah beberapa saat lalu melakukan gulat di atas ranjang bersama Rion. Dialah Anes, salah satu dari sekian banyak wanita koleksi Rion. Casanova tampan, dambaan para wanita.

Siapa yang tidak akan bertekuk-lutut di hadapan seorang Askarion. Memiliki wajah tampan menawan, dan bentuk tubuh proporsional, Rion memang tidak akan pernah bisa ditolak oleh wanita manapun. Terkecuali Wulan tentunya.

Muda dan penuh kharisma, sosok Rion telah berhasil melumpuhkan banyak wanita cantik dari kalangan manapun. Bahkan ada beberapa selebriti yang sempat merasakan hangatnya permainan ranjang seorang Rion. Tapi sayangnya, tak satupun dari wanita-wanita itu yang mampu menggetarkan hati Rion. Ia hanya menganggap para wanita sebagai hiburan dikala jenuh dengan rutinitasnya sehari-hari. Tak ada hati, apalagi cinta. Just for have fun.

Akan tetapi, meski gelar Rion sebagai seorang casanova sudah terkenal di mana-mana, seolah itu tak berpengaruh pada citra Rion. Dia tetaplah laki-laki yang digandrungi oleh wanita-wanita cantik, yang rela melakukan apa saja agar bisa masuk ke ranjangnya. Dialah si Casanova impian.

"Hmmm, boleh aku menginap malam ini?" sambung wanita itu lagi seraya memainkan satu jari telunjuknya pada dada bidang Rion. Kerlingan mata si wanita jelas menunjukkan bahwa dia masih ingin menghabiskan malam yang panjang bersama Rion. Kontras dengan Rion, yang tak pernah membiarkan mainannya untuk menginap.

Rion menggeleng pelan, sambil menurunkan jari lentik sang wanita dari dadanya.

"No, Honey. Kamu tau aturanku, 'kan?" timpal Rion diikuti mengusap lembut sebelah pipi si wanita dengan satu ibu jarinya, "Kamu hanya bisa memiliki aku untuk satu malam saja," imbuhnya mengusap dagu lancip milik sang wanita.

Ya. One night lover seperti Rion memang tak pernah melanggar aturan yang ia buat sendiri. One shoot, one night, one chance. Tiga hal yang bisa ia berikan untuk setiap wanita yang datang menawarkan kehangatan. Namun untuk menginap, atau tidur bersama hingga hari berganti, adalah hal yang tak pernah Rion berikan untuk wanita manapun.

Apalagi dia hanya Anes, salah satu Sekretaris dari relasi bisnis Rion yang sejak dulu tergila-gila pada sosok Casanova itu. Tidak akan bisa Anes menarik Rion lebih jauh ke dalam surga dunia yang ia tawarkan. Sebab ada batasan yang selalu dijaga dengan ketat oleh Rion, tentang hubungan kilatnya dengan para wanita.

"Kenapa, Rion?" cicit Anes dengan tatapannya yang sayu, "Lalu, apa setelah malam ini … aku udah enggak bisa ngelakuin ini lagi sama kamu?" tanyanya pelan.

Santai, Rion menurunkan tangannya dari wajah Anes.

"Em, tergantung." Rion menggantung jawabannya. Berjalan melewati Anes, mendekat pada lemari baju untuk mengambil kaos.

Dalam kebingungan, Anes menatap Rion yang kini sudah memakai pakaian lagi, menutup kesan seksi yang beberapa saat lalu masih bisa Anes nikmati dari pahatan sempurna tubuh lelaki itu.

"Maksud kamu?" Belum puas dengan jawaban Rion yang terkesan tidak jelas, Anes kembali melanjutkan pertanyaan.

Dari tempatnya berdiri, Rion tersenyum tipis pada Anes.

"Iya. Tergantung apakah besok aku akan membutuhkan kamu lagi, atau … aku bosan." Terdengar enteng dan lugas ucapan Rion. Menganggap sepele setiap wanita yang datang penuh puja terhadap dirinya.

Anes tak menjawab. Dia diam tanpa kata. Jawaban Rion itu sudah sangat menjelaskan, bahwa laki-laki itu memang tidak akan pernah bisa terikat dengan wanita manapun. Dan sayangnya, Anes termasuk ke dalam salah satu wanita yang tak berdaya menolak pesona seorang Askarion.

Related chapters

  • Cassanova With Benefit   Rion si Manipulatif

    "Loh, tadi lo bilang butuh dua orang?" Owen gusar setengah mati dengan penjaga warnet didepannya saat ini. Laki-laki bernama Daryl, yang tak lain adalah kawannya. Dia sendiri yang meminta agar Owen datang membawa satu orang lagi, tapi setelah Owen datang bersama Wulan untuk bekerja lembur, Daryl tiba-tiba saja berubah keputusan."Ya, sorry, Wen. Tadinya gue pikir, gue emang butuh dua orang buat bantu gue malam ini. Tapi seperti yang lo liat. Orang-orang pada pergi gitu aja. Di lantai atas juga gitu, Wen. Coba lo cek sendiri kalau enggak percaya," tutur Daryl menjelaskan situasi yang terpaksa membuatnya harus merubah keputusan.Awalnya Daryl meminta bantuan Owen untuk ikut menjaga warnet miliknya malam ini, karena tiba-tiba ada ledakan pengunjung sejak pagi tadi. Tapi niat itu harus ia urungkan, karena secara tiba-tiba juga para pengunjung warnet itu pergi satu persatu dan tidak kembali. Aneh memang. Daryl saja sampai kesal dibuatnya. Dia sud

    Last Updated : 2021-10-27
  • Cassanova With Benefit   Datanglah Padaku

    Wulan yang masih berjongkok di atas tanah, perlahan menaikkan pandangannya. Dari sendal selop pink, ke daster warna senada dengan si sandal, kemudian akhirnya sampai di wajah bu Selly.Wanita berumur sekitar empat puluhan itu berkacak pinggang, dengan mimik wajah begitu terlihat tak ramah di mata Wulan. Sudah tentu akan begitu. Orang mana yang tak akan kesal, jika yang ditagih kewajibannya malah berniat ingin kabur."Bangun, Wulan," imbuh bu Selly lagi, menyuruh Wulan agar berdiri.Meringis kuda, gadis itu pun menuruti apa yang bu Selly katakan."Heee, iya, Bu," cicit Wulan sudah dalam mode pasrah, setelah kepergok langsung oleh bu Selly hendak melarikan diri dari wanita berdaster itu.Bu Selly menggeleng pelan atas kelakuan Wulan. Ini bukan kali pertama Wulan melakukan hal seperti itu. Setiap telat bayar uang kos, Wulan memang tiba-tiba jadi seperti ninja. Main lompat-lompatan, panjat pagar, kabur-kaburan, hanya demi menghindari omelan bu Selly.

    Last Updated : 2021-10-27
  • Cassanova With Benefit   Desakan

    Terkesiap mendengar balasan Hendar, Wulan tak sadar sudah membuat kedua netranya tampak semakin membulat.Datang pada Rion, berarti sama dengan menyerahkan diri pada laki-laki haus belaian itu. Wulan membatin dalam kebingungan. Sambil berpikir, terus saja Wulan menikmati makanannya.Dari ekspresi Wulan, Hendar sangat yakin, kali ini pun ia akan berhasil membuat gadis itu semakin kehilangan pilihan. Tidak disadari oleh Wulan, sebenarnya Hendar tersenyum--merasa bahwa mendapatkan Wulan tidak sesulit yang ia pikirkan."Pak Hendar?" lirih Wulan melirik Hendar, "menikah sama Pak Rion, apa itu artinya aku harus memberikan dia anak? Maksud aku, kayak di kawin kontrak yang di drama-drama Korea gitu, loh," lanjutnya polos.Tersenyumlah Hendar, mendengar kalimat dari Wulan tersebut. Terlepas dari karakter Wulan yang keras kepala dan sulit dijinakkan, ternyata dia tetaplah seorang gadis yang polos. 

    Last Updated : 2021-12-29
  • Cassanova With Benefit   Gadis Yang Berbeda

    Tok… Tok… Tok…Ketukan dari luar pintu ruangan, menarik perhatian Rion. Di antara gelisah dan gusar yang ia rasa, ia akhirnya didatangi oleh seseorang yang memang sudah ia tunggu sejak tadi.Begitu pintu terbuka, masuklah sosok Hendar ke dalam ruang kerja Rion. Senyum yang mengembang di wajah Hendar saat ini, segera membuat Rion beranjak dari tempatnya duduk."Lama sekali kamu, Hendar?" keluh Rion, setelah Hendar sampai di depan meja kerjanya. Tersirat sebuah kekhawatiran yang jelas sekali di dalam ekspresi wajah Rion. Semua karena desakan yang Kresna berikan pada laki-laki itu. Dan Hendar, merupakan tumpuan harapan Rion--agar bisa menyelamatkan diri dari ancaman yang selama ini terus menekannya. Rion sungguh berharap, Hendar kembali dengan membawa kabar baik."Maaf, Mas Rion … saya dan Mbak Wulan baru saja selesai makan siang," sahut Hendar, menjelaskan alasan keterlambat

    Last Updated : 2022-01-11
  • Cassanova With Benefit   Rayuan Sang Suhu

    Sayangnya, kalimat yang menurut Wulan tadi cukup kasar, sama sekali tak membuat nyali seorang Rion mengendur. Santainya, ia hanya menanggapi ketus dari Wulan tadi dengan sebuah senyuman tipis. Lengkungan dua sudut bibir yang ternyata sukses memamerkan sisi manis dari diri Cassanova itu."Oke. I'm sorry. Saya tidak bermaksud untuk melecehkan atau menyudutkan kamu. Saya cuma tidak tau harus dengan cara apa, agar saya bisa mendapatkan perhatian kamu. Saya bukan orang yang pandai berbasa-basi dengan gadis seperti kamu, Wulan." Dan mulailah kelihaian seorang Rion dalam merayu wanita. Memang seperti itulah gayanya--berlagak cupu, meski aslinya dialah sang suhu.Lalu yang hebat adalah, karena Wulan tak termakan sama sekali oleh jurus rayu-rayuan dari Rion. Lagi-lagi, Wulan kembali membandingkan sikap mantan Bossnya tersebut saat ini, dengan Boss yang ia pergoki tengah menikmati indahnya surga dunia bersama seorang wanita di sebuah kamar hotel. Sampai kiamat pun, Wulan t

    Last Updated : 2022-01-19
  • Cassanova With Benefit   Juragan Juna

    Waktu menghentikan detiknya, tatkala mata Rion dan Wulan bertemu. Begitu yang terjadi hingga beberapa saat lamanya, sebelum kemudian Wulan merasakan sebuah getaran. Sayang sekali, sebab itu bukanlah getaran asmara yang menyentuh relung hatinya, melainkan ponsel di dalam saku celana yang bergetar karena mendapatkan sebuah telepon masuk."Bunyi apa itu?" lirih Rion bertanya, sambil menatap ke sekitar tubuh gadis yang masih ia kungkung.Wushhh…Dengan dorongan pelan kedua tangan Wulan di dada Rion, akhirnya gadis itu pun berhasil membebasan diri dari ancaman yang tadi nyaris membuatnya mati kutu."Bapak enggak punya HP, apa? Enggak pernah denger getaran HP kalau ada telfon masuk?" jawab Wulan, yang sedang mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya. Rion pun hanya tersenyum kecil, karena jawaban ketus dari Wulan yang terdengar menggemaskan.Gawat. Sejak kapan juga Rion merasa tertarik dengan gadis muda seperti Wulan? Laki-laki itu membatin, m

    Last Updated : 2022-01-20
  • Cassanova With Benefit   Sikapmu Sedingin AC

    Cukup lama Rion bertahan dalam diam--mengamati Wulan yang masih sibuk dengan obrolannya di telepon. Tak dipungkiri, rasa penasaran Rion akan isi perbincangan Wulan dengan lawan bicaranya di telepon pun semakin bertambah.Laki-laki itu beranjak bangkit dari tempatnya duduk, menghampiri Wulan yang kini tengah berdiri membelakangi dirinya.Grep.Sama sekali tak memberi pertanda apapun, Rion langsung saja merenggut ponsel milik Wulan yang masih menempel di telinga gadis itu. Wajar saja, Wulan pun terkejut atas aksi serta-merta Rion tersebut."Apa-apaan sih, Pak?" protes Wulan, seraya berbalik badan--menghadap ke arah Rion yang sudah ada di hadapannya sekarang. Jelas sekali terlihat wajah Wulan yang tak suka, sebab ulah Rion.Rion melihat ke layar ponsel milik Wulan. Menyadari bahwa telepon dengan kontak bernama Bibi Zoya masih terhubung, langsung saja Rion mengusap tombol merah--memu

    Last Updated : 2022-01-22
  • Cassanova With Benefit   Are you virgin?

    Tak sampai lama menunggu, kedatangan mobil jeep yang dikemudikan oleh Hendar, segera memboyong Rion beserta Wulan meninggalkan gedung kantor. Tak banyak juga yang bisa Wulan lakukan lagi, selain ikut saja dengan cara main sang cassanova--Rion.Selama perjalanan menuju apartemen Rion, perkataan terakhir Zoya di telepon tadi terus saja terngiang di telinga Wulan. Hanya ada satu bulan waktu yang Wulan miliki, untuk mengembalikan uang yang telah Zoya pinjam dari Juragan Juna. Belum lagi, tunggakan uang kos Wulan yang belum dibayar. Semakin menjadi paket komplit, karena kini pun ayah Wulan juga sedang dirawat di Rumah Sakit. Rasa-rasanya, kepala Wulan seperti akan meledak memikirkan semua persoalan itu. Persoalan yang hanya akan selesai dengan uang.***Mobil pun akhirnya sampai di basement, mengajak Rion dan Wulan untuk segera turun."Saya bisa jalan sendiri," ujar Wulan, menghindari satu tangan Rion--ya

    Last Updated : 2022-01-23

Latest chapter

  • Cassanova With Benefit   Wulan dan pensil alis

    "Kamu diam, saya anggap kamu setuju untuk tidak berkomunikasi lagi sama Owen. Satu hal yang harus kamu ingat, Wulan. Setelah kita menikah nanti, maka terputus sudah hubungan pertemanan kamu dengan lelaki mana pun. Termasuk Owen," tegas Rion. Suara beratnya mengisyaratkan sebuah keseriusan untuk kalimat yang baru saja ia ucapkan. Sekaligus menjadi peringatan tegas bagi pihak Wulan."Apa harus seperti itu, Pak?" cicit Wulan mengerutkan keningnya, "Owen itu satu-satunya teman yang saya punya," imbuhnya mencoba memberikan penjelasan pada Rion, tentang seperti apa hubungannya dengan Owen."Kamu tidak butuh Owen ataupun orang lain lagi, selama kamu memiliki saya." Sekelumit jawaban dari Rion yang terdengar begitu sombong di telinga Wulan.Tak menjawab lagi, Wulan hanya memilih untuk menjauh dari Rion. Percuma berdebat, karena hasilnya akan tetap sama--Wulan tak akan pernah unggul dari Rion.Setelah sedikit drama perdebatan yang nyaris membuat Rion marah,

  • Cassanova With Benefit   Rion yang sebenarnya

    Tak nyaman melihat ponselnya ada di tangan Rion, Wulan segera menghampiri laki-laki itu.Grep.Serupa kecepatan cahaya, Wulan merenggut ponselnya dari tangan Rion. Mata pun terlihat sengit menatap laki-laki di depannya. Kontras dengan Rion, yang nampak santai saja meski sudah kepergok melihat isi ponsel Wulan tanpa izin."Ini privasi saya loh, Pak. Kok Bapak gitu sih, main buka-buka HP orang tanpa izin?" ketus Wulan sembari mengecek apa saja bagian ponsel yang sudah Rion bajak.Rion mencebirkan bibir, "Hm, kamu sama Owen itu sebenarnya berteman apa pacaran? Sepeduli itu Owen sama kamu. Well … di dunia ini, enggak ada yang namanya sebatas teman antara laki-laki dan perempuan. Pasti, akan dan selalu ada salah satunya yang memiliki perasaan lebih dari teman," sahut Rion, langsung saja mengatakan isi pikirannya saat itu."Itu bukan urusan Bapak!" sungut Wulan menimpali pertany

  • Cassanova With Benefit   Terkekang Calon Suami

    Wulan berdecak, "Ck! Bukan gitu, Pak. Tapi saya juga ada urusan lain. Kenapa malah dibawa ke apartemen Bapak lagi, sih? Kan baru setelah Bapak selesai kerja, kita akan pergi ke rumah Ayah saya," tutur Wulan. Sebenarnya dia ingin sekali lepas dari Rion hari ini, karena harus menemui Owen. Sejak pagi tadi, Owen terus memberondong ponsel Wulan dengan pesan-pesan singkatnya."Kayaknya kamu memang ingin sekali lepas dari pengawasan saya, ya?" tanya Rion, menatap Wulan curiga, "mau ke mana? Kalau mau pergi, nanti biar diantar sama Hendar, setelah dia antar saya ke kantor," lanjutnya.Di kursi kemudi, Hendar tampak tersenyum. Entah apa juga yang membuat laki-laki itu merasa lucu mendengarkan obrolan Rion dan Wulan.Terang saja Wulan pun gusar atas jawaban Rion. Belum sah menikah saja, Rion sudah menunjukkan sikapnya yang suka mengatur. Sebenarnya lebih ke mengekang."Ih, apaan sih, Pak? Saya itu belum jadi

  • Cassanova With Benefit   Mimpi indah, Bi

    Grep.Rion memegangi kedua pergelangan tangan Wulan, menurunkannya perlahan."Rileks, Wulan," bisik Rion lagi, "kalau kamu terus bersikap kaku seperti ini, itu hanya membuat saya semakin tertantang. Atau, memang kamu memang berniat menantang saya?" imbuhnya mencetak senyum devil di wajah.Wush!Bereaksi cepat, Wulan menepiskan pegangan tangan Rion dari lengannya, lalu mendorong cukup kencang dada laki-laki itu. Kontan, Rion mundur beberapa jengkal dari posisinya, membuat jarak di antara mereka pun tercipta. Wulan merasa aman. Sesaat tadi, ia hampir saja menendang bagian bawah Rion--kalau saja ia tidak ingat sedang membutuhkan laki-laki itu."Bapak ini, ya, benar-benar udah enggak bisa diselametin lagi," sungut Wulan. Hanya bisa berprotes lewat kata-kata, saat Wulan tak bisa memberikan aksi atas ucapan Rion tadi."Apanya?" Rion menyahut, sembari bersidekap di depan dada."Pikiran Bapak!" Jawaban ketus dari Wulan, sebelum ia beralih pos

  • Cassanova With Benefit   Pelan sedikit, Sayang.

    Berpikir sejenak, Wulan coba menelaah dengan baik maksud dari pernyataan Rion tentang pernikahan mereka. Sebab, bagi Wulan sendiri, pernikahan yang akan ia lakukan dengan Rion tidak ada bedanya dengan kawin kontrak yang belakangan marak terjadi. Tapi, hal itu sepertinya berlawanan dengan statement Rion."Kalau pernikahan ini benar-benar sebuah pernikahan, apa itu artinya aku juga harus hamil dan ngasih Bapak anak?" cicit Wulan. Pertanyaan itu terdengar begitu polos, dan membuat Rion digelitik oleh rasa gemas."Iya, Bi … aku udah bilang dari tadi, 'kan?" Rion mengusap lagi sisi kepala Wulan, "Opa bilang, dia ingin sekali gendong anak kita. Ya, walaupun sebenarnya aku juga belum kepikiran untuk jadi seorang Ayah, sih. Tapi … mau gimana lagi? Keadaan kadang tidak sejalan sama pikiran kita, Wulan. Pernikahan ini aku lakukan untuk keluarga. Jadi, ya … kamu emang harus melahirkan seorang penerus untuk keluarga ini," paparnya p

  • Cassanova With Benefit   Kecupan Pertama

    Sementara itu, Rion telah sampai di dalam kamarnya. Di sana, ada Wulan yang sedang duduk di tepian tempat tidur--berkutat dengan ponsel.Brugh.Rion duduk menjejeri Wulan, sampai gadis itu pun menoleh kepadanya."Selamat Wulan, kamu berhasil merebut hati orang tua saya. Mereka sangat menyukai kamu," ujar Rion dengan seulas senyum.Mendengar itu, ada sedikit kelegaan yang Wulan rasakan. Sebenernya ia juga merasa diperlakukan dengan sangat baik oleh Nastiti, Kresna, dan Tyo. Meski semua anggota keluarga memang terlihat menerima Wulan, tapi ketiga orang itulah yang paling tampak jelas menyukai dirinya. Terutama Nastiti."Syukurlah, Pak. Saya lega," sahut Wulan ringkas.Grep.Rion meraih satu tangan Wulan, "Mulai sekarang, berhenti memanggil saya Bapak. Sekalipun kita sedang berdua seperti ini, biasakan memanggil saya dengan sebutan sayang. A

  • Cassanova With Benefit   Perjamuan Calon Menantu

    Perjamuan makan malam dalam rangka menyambut calon menantu baru di keluarga Mahendra, berlangsung cukup hangat dan menyenangkan. Terutama Setyo Restu Mahendra--kakek Rion, yang sangat senang karena akhirnya si cucu bungsu akan segera menikah. Laki-laki yang usianya sudah terbilang sepuh itu, begitu bahagia menerima kehadiran Wulan di istananya.Tidak menampik, Wulan memang gadis manis dengan etika dan tata kramanya yang sangat baik. Keluarga Mahendra berasal dari keluarga ningrat Jawa, tentu sangat menjunjung tinggi norma-norma kesopanan dalam bertingkah laku. Tak heran, Wulan pun diterima dengan sangat baik oleh orang tua dan kakek Rion. Gadis itu terbilang memenuhi kriteria secara etika, untuk menjadi menantu keluarga Mahendra.Namun begitu, beda cerita lagi dengan kedua kakak ipar Rion. Verra dan Resya mungkin tersenyum di depan semua orang saat ini--untuk kedatangan Wulan. Tapi siapa yang tau, apa yang direncanakan oleh kedua wanit

  • Cassanova With Benefit   Istana Mahendra

    Pukul 19.30 malam.Hendar memarkirkan mobil di halaman luas rumah keluarga Mahendra. Akan tetapi di jok belakang, wajah Wulan masih saja masam--karena Rion yang sewaktu di salon tadi, memaksanya untuk mengganti gaun yang sudah ia pakai. Padahal, sebenarnya Wulan suka ketika melihat penampilannya dengan gaun hitam itu. Dan kini, sebagai ganti si gaun hitam, Wulan sudah berpadu apik dengan setelan celana jeans putih dan atasan blouse biru berlengan panjang yang ia kenakan. Sudah tentu, itu juga adalah pakaian yang Rion pilihkan."Tersenyum, Wulan. Kita sudah sampai. Kamu mau menunjukkan wajah masam seperti itu di depan orang tua saya?" celetuk Rion yang tengah tersenyum--menoleh pada Wulan.Gusar, Wulan mendengus pelan. Terlihat kentara gurat keterpaksaan di wajah gadis manis itu."Bapak mau saya tersenyum, tapi tidak membiarkan saya memakai apa yang ingin saya pakai. Egois!" sungut Wulan menatap Rion

  • Cassanova With Benefit   Kamu Milik Saya!

    Setelah serangkaian metode yang Wulan lalui untuk tes virginitas, Rion tampak tersenyum lebar membaca hasil yang baru saja diberikan oleh Dokter. Tersirat juga rasa senang di wajah laki-laki itu, saat terbukti jika Wulan benar-benar masih perawan. Entahlah, kenapa Rion bisa sesenang itu. Barangkali karena ini pertama kalinya dia berhubungan dengan seorang gadis yang benar-benar belum pernah disentuh oleh satu pun lelaki.Sedangkan Wulan yang duduk di sebelah Rion, hanya bisa menyembunyikan wajah malunya. Ia malu sekali, karena harus melakukan serangkaian hal repot itu hanya untuk menjadi istri seorang Askarion.Mobil yang dikemudikan oleh Hendar itu terus melaju dalam kecepatan sedang. Selepas pergi dari Rumah Sakit, kini Rion akan segera membawa Wulan pulang ke istana Mahendra. Tapi sebelumnya, Rion akan mampir ke salon untuk menyulap penampilan Wulan. Tentu saja, agar gadis itu terlihat menawan di mata seluruh anggota keluarga yang akan mereka temui.

DMCA.com Protection Status