Beranda / Romansa / Candu Cinta Bos Mafia / 145. Selamanya Canduku

Share

145. Selamanya Canduku

Penulis: Sayap Ikarus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-16 19:30:51

"Ann," panggil Ben lembut. "Kamu kalau lagi kesel sukanya bikin keputusan spontan yang nggak masuk akal."

"Aku nggak mau Eriska make Christ buat deketin kamu lagi, Mas."

"Itu nggak akan terjadi, Ann."

"Udah terjadi lho Mas. Dia berani nemuin kamu dengan manfaatin kondisinya yang nggak sempurna, ngemis belas kasih. Dia tau kalau kamu nggak mungkin tega ngebunuh dia, makanya yang dia temuin itu kamu, bukan aku. Seharusnya kalau dia emang ada urusan masalah Christ, dia temuin aku, sama kayak dulu pas dia masih punya kekuatan buat ngancam dan nyakitin aku. Kalau menurut kamu aku bakalan diem karena sekarang dia cacat, kamu salah Mas. Selamanya aku nggak akan pernah tinggal diem. Aku bakalan tuntut segalanya yang udah dia ambil dari aku. Dia berani muncul lagi sekarang, kubuat dia nggak akan pernah bisa dapetin apa yang dia mau!" tegas Ann panjang lebar dan penuh penekanan. "Bukan Christ yang sebenernya dia mau, tapi dapetin simpati kamu lagi!" tambahnya berapi.

Ben terdiam, melawan kalim
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Candu Cinta Bos Mafia   146. Ikrar Ketua

    "Kalau Christ dikirim lagi ke Jepang, Danisha yang akan bertanggungjawab. Gimana? Ann setuju?" tawar Taka di pertemuan keluarga, sengaja mengumpulkan beberapa anggota klan dari luar kota juga demi membuat keputusan. "Kalau itu untuk kebaikan, aku setuju aja, Pa," ucap Ann. "Ketua?" Taka menoleh Ben. "Atur aja," balas Ben mengangguk lemah. "Kedatangan Eriska yang nggak pernah diprediksi sebelumnya bisa jadi peringatan kita, Adyaksa masih berusaha buat ngusik Takahashi," katanya. "Kita nggak boleh lengah," ucap Benji. "Eriska itu berbahaya Ben," tandasnya. "Ketua!" sengal Ben melirik kakaknya tajam. "Gue tau apa yang harus gue lakuin," tandasnya tak suka. "Maksud gue, Ketua," Benji menundukkan kepalanya, meralat ucapannya. "Ancaman serius ini nggak boleh terulang. Cukup dua kali kita lengah," tambahnya."Gue tau," Ben meneguk minuman keras miliknya. Ia meringis sebentar, menikmati sensasi menggigit di tenggorokannya sambil menoleh Ann, "gue bakalan jagain Ane-san," ucapnya. "Buka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Candu Cinta Bos Mafia   147. Melenyapkan Rasa

    "Lo sengaja muncul di tempat umum dan rame begini, nggak mau ambil resiko?" tegur Ann penuh aura permusuhan. Sementara, Eriska yang ada di seberang Ann tersenyum simpul. Ia memang sengaja mendatangi sekolah Christ, mencari celah agar bisa bertemu adik tirinya itu. Namun, Ann jauh lebih waspada menjelang keberangkatan Christ ke Jepang, ia kawal ketat hari-hari terakhir Christ bersekolah di Indonesia. "Gue cuma pengin ketemu Christ, anak yang lo rampas dari gue," ucap Eriska tampak tenang. "Anak? Gue rampas?" Ann tertawa meremehkan. "Lo masih naif dan merasa sebagai alpha women ya, Eriska. Bahkan di tengah kondisi fisik lo yang sekarang sangat terbatas," hinanya sengaja. "Jangan melebar ke mana-mana. Balikin Christ ke gue!" sengal Eriska terpancing. "Nggak akan!" sambar Ann. "Enak aja mau main ambil. Christ bukan barang dan berhenti make Christ buat ngedeketin suami gue lagi!" ancamnya. "Ben bakalan ninggalin lo kalau Christ kembali ke gue. Rasa cintanya ke Christ udah ngalahin se

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Candu Cinta Bos Mafia   148. Rasa Percaya Yang Sirna

    "Apa Ane-san nggak bisa ikut ke Jepang nemenin aku?" tanya Christ tampak sedih. Ini malam terakhir ia tidur ditemani Ann sebelum berangkat bertolak ke Jepang esok pagi. "Aku bakalan sering jenguk ke sana ya," balas Ann mengusap kepala Christ lembut. "Nurut apa kata Danisha, ikuti semua latihan yang diajarin sama orang-orang di sana!" pesannya.Christ mengangguk. Ia hela napas panjang sebentar sebelum akhirnya berbaring di ranjang. "Ann," panggil Christ lirih."Hem?" gumam Ann menyempatkan diri melihat mata indah Christ sebelum beranjak. "Makasih udah menyayangiku," kata Christ sangat dewasa. Senyum tampannya benar-benar melelehkan hati siapa saja yang menatapnya. "Iya, Christ," jawab Ann mengangguk lemah. "Selamat tidur," tukasnya lalu mengecup kening Christ. Sejak tinggal di tengah-tengah Ann dan Ben, Christ hanya meminta ditemani tidur selama dua minggu lamanya. Setelahnya, Christ cukup mandiri dan hanya sesekali meminta Ann tetap di sampingnya sampai ia tertidur lelap. "Ann,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Candu Cinta Bos Mafia   149. Usaha Meluluhkan Hati

    "Kalian berantem?" tanya Bastian saat pagi hari ia datang untuk mengantar kepergian Christ tapi tidak menemui Ann. "Cuma salah paham," jawab Ben tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya."Kalau Ann sampe milih balik ke rumah lama, artinya kalian nggak sekedar salah paham, Ketua.""Eriska muncul nemuin Ann, tapi dia nggak cerita sama gue," urai Ben lirih. "Kapan?" Bastian mendekat dan duduk di seberang Ben, ia mencomot onion ring yang Ben masak sendiri untuk Christ itu."Beberapa hari yang lalu, ke sekolahnya Christ. Eriska ngomong hal-hal yang bertentangan sama yang dia bilang ke gue, itu yang jadi pokok masalah," cerita Ben sesekali meneguk kopi hitamnya.Ben saat sedang banyak pikiran biasanya akan meneguk bergelas-gelas kopi pahit di pagi hari dan meminum wine-nya di malam hari. Kebiasaan itu timbul setelah dulu ia ditinggalkan oleh Ann dan harus hancur sendirian. "Dan lo nggak nyusul Ane-san ke rumah lama? Lo biarin dia berangkat sendiri, tidur di rumah lama dalam keadaan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Candu Cinta Bos Mafia   150. Rencana Masa Depan

    Benar kata Bastian, semua bisa selesai dengan bercinta. Terbukti, setelah saling bertukar pagutan, Ann tak menolak sama sekali saat Ben membopongnya masuk ke dalam kamar. Beruntung, situasi rumah lama Ben memang sedang sepi, hari ini bukan jadwal tukang bersih-bersih untuk datang. "Ini hukuman karena kamu asal kabur-kaburan!" bisik Ben sangat sensual. "Ampun, Big Ben," canda Ann sengaja sedikit mendesah, menambah gairah Ben yang sedang sibuk memompa tubuhnya. "Come on Ane-san, kamu selalu pinter mancing-mancing gini," kata Ben mempercepat gerakannya. Ann makin mengerang liar, tubuhnya melengkung indah, keenakan. Ia memejamkan mata rapat, menikmati sensasi gelenyar panas yang menguasai tubuhnya. "Joanna!" sambil mengucap nama Ann, Ben tiba di puncaknya. Peluh yang membasahi keningnya diseka lembut oleh sang istri. Lalu, Ben berguling di sebelah Ann, mengatur napas tapi tangan kirinya masih sempat mengusap lembut pipi sang istri. Keduanya tenggelam dalam kediaman yang cukup lama,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Candu Cinta Bos Mafia   151. Banyak Pertanyaan

    "Aku bakalan sering-sering ke sana, jangan ngelawan Danisha atau kamu bakalan diajak gelud sama dia," pesan Ann seraya meremas kedua pundak Christ. Matanya mengembun, hampir menangis tapi Ann tahan sekuat tenaga. "Aku tau ini buat kebaikanku. Aku nggak akan bikin Ben marah sama kamu, Ane-san," ungkap Christ lirih. "Kamu nggak gitu Christ," sangkal Ann. "Aku sayang kalian beneran, aku nggak bohong," tandas Christ. "Jangan lupain aku ya," pintanya. "Siapa yang mau ngelupain kamu," sergah Ben spontan menggendong Christ dalam pelukannya. "Jadi hebat dan kuat, kami bakalan sering-sering ke sana, nanti berlatih pedang lagi sama Ketua!" katanya. "Siap!" balas Christ memberi hormat pada Ben. "Aku nggak mau kembali ke Mami Eris, Ben," ujarnya. "Kamu kukirim ke Jepang, bukan kupulangin ke Eriska," desah Ben. Ia turunkan Christ di depan tangga pesawat. "Baik-baik, Christopher Wisanggeni," ucapnya melambaikan tangan. "Christ!" tahan Ann memeluk erat tubuh mungil itu, "baik-baik ya," katany

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Candu Cinta Bos Mafia   152. Mulai Bergerak

    "Bennedicth!" Eriska berusaha merangsek masuk ke dalam ruang kerja Ben meski Arino nampak mati-matian menahan kursi rodanya. Ia datang sendiri, tanpa kawalan siapapun. "Biarin, No," ucap Ben menghela napas panjang, bersiap menghadapi serangan. Buru-buru Eriska mendekat, sekuat tenaga ia berusaha bangkit dari kursi rodanya tapi tak bisa. Mau tak mau, Ben mengalah dan berdiri mendekat. "Lo nganter nyawa?" tanya Ben membungkukkan badannya dengan sengaja. "Kamu ke manain Christ, hah?" sengal Eriska marah. "Kamu sembunyiin dia ke mana?" tanyanya sedikit marah. "Apa sih," Ben kembali menegakkan punggungnya. "Bukan urusan lo, gue bawa dia ke mana," tandasnya. "Kamu jahat Ben!" "Jahat sama lo, maksudnya?" tanya Ben mengerutkan dahi. "Aku udah rela ngeliat dia dari jauh, nggak meminta dia dibalikin ke aku, kenapa kamu malah kirim dia pergi jauh lagi dari aku?" teriak Eriska kehilangan kendali. "Mengirim dan ngurus Christ adalah otoritas istri gue, lo salah kalau lo ngedatengin gue dar

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Candu Cinta Bos Mafia   153. Kekhawatiran Ben

    "Ane-san minta pergi sendiri hari ini, Benji nggak bisa maksa buat nemenin," desis Arino ikut panik. Ben tak memberi tanggapan. Jika boleh bercerita, pikirannya pasti kacau. Baru saja masuk ancaman lewat telepon mengenai keselamatan Ann yang memang sedang sibuk mengurus kuliahnya seorang diri. Mereka adalah orang-orang Adyaksa entah di bawah komando siapa. "Dia bilang ke kampus doang, kita ke sana langsung," ujar Ben yang langsung memegang kemudi sendiri, tak meminra Arino yang menyetir mobil seperti biasanya. "Gue coba hubungin, Ane-san," ucap Arino. Ia lantas sibuk mengutak-atik ponselnya, menunggu nada sambung terdengar dari seberang teleponnya. "Nggak diangkat?" tanya Ben. "Enggak.""Semoga dia nggak kenapa-kenapa," ujar Ben setengah berharap. "Ane-san udah jauh lebih hebat soal perlindungan diri, Men. Seenggaknya kita bisa lebih percaya sama dia.""Kalau lawannya nggak lebih dari 5 orang gue tenang, No. Tapi kalau lebih dari itu, tetep aja Ann itu perempuan," ucap Ben mengh

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22

Bab terbaru

  • Candu Cinta Bos Mafia   195. Candu Cinta (Ending)

    "Baru pertama kali ini aku liburan ke Eropa. Mimpi apa aku bisa ke sini sama orang yang paling berarti di hidupku," desis Ann lirih. Matanya mengitar takjub, masih tidak percaya pada apa yang kini tengah dialaminya. London tengah ada di awal musim gugur saat ini. Suhu udara cukup dingin untuk kulit Ann yang terbiasa dengan suhu tropis khatulistiwa. Ia sampai memeluk tubuhnya sendiri dengan menyilangkan kedua tangan di depan dada untuk menghangatkan tubuhnya. Liburan musim panas di Inggris Raya baru akan selesai dan Westminster cukup sepi dari wisatawan di bulan-bulan ini. "Pilihan yang tepat kita keluar malam hari, untungnya Christ udah akrab sama Lala, jadi kita bisa keluar malem-malem gini, biar Christ istirahat," ujar Ben sengaja merangkul leher istrinya mesra. "Lala udah kenal Danisha lama, jadi kayaknya Christ sering diajak jalan bareng juga sama Lala, makanya mereka cepet akrab," gumam Ann. "Mas, indah banget Inggris Raya," ujarnya tak hentinya berdecak. Meninggalkan

  • Candu Cinta Bos Mafia   194. Rencana Kejutan

    Ann menyesap teh melati buatan Ben sambil memejamkan mata. Sungguh pagi yang begitu damai dan menenangkan baginya, tanpa beban. Christ sedang sarapan pagi bersama Ben di ruang makan, sedangkan Ann sendiri duduk di halaman belakang, sesekali mengusap punggung Chester yang kini memang sengaja diboyong ke rumah baru demi memulihkan kesehatannya. Minggu depan kuliah Ann sebagai Maba akan dimulai, jadi, ia sengaja menikmati momen-momen emas ini tanpa gangguan. "Ane-san, berangkat seolah dulu," kata Christ mendatangi Ann sambil membungkukkan badannya. "Oke, hati-hati ya, semangat sekolahnya!" balas Ann melambaikan tangannya ceria, menatap punggung kecil nan kokoh Christ yang berlalu menjauh. Untuk kegiatan sekolah dan les privat yang harus dijalani Christ, Ann menyiagakan seorang sopir antar-jemput. Ben juga meminta Sony untuk menjadi penjaga Christ selama berkegiatan di luar rumah. "Kamu nggak ada agenda ke mana-mana hari ini, Ann?" tegur Ben yang menyusul duduk di seberang Ann, menent

  • Candu Cinta Bos Mafia   193. Pilihan Christ

    "Hai, Christoper!" sapa Eriska yang sudah datang lebih dulu di sebuah coutage tempat mereka dijadwalkan bertemu. Seperti rencana, Ann dan Ben mengantar Christ bertemu dengan Eriska. Satu titik balik kehidupan Christ akan ditentukan hari ini. Ann tidak tahu apa yang tengah dirancang oleh Eriska untuk mengusiknya lagi, tapi ia percaya Ben bisa mengatasi gangguan Eriska lebih baik ketimbang sebelumnya."Mami Eris," balas Christ melambaikan tangan sekenanya, juga memberi senyum simpul yang asing. "Kamu tambah tinggi ya," puji Eriska. "Makanmu pasti enak-enak pas ikut Ben," katanya. "Makasih udah menuhin permintaanku," tambahnya ke arah Ben sambil memeluk Christ yang tampak canggung. "Gue pengin urusan kita segera selesai," balas Ben. "Biar Christ mesen makanan dulu ya," tandas Eriska. "Aku udah makan sama Ann dan Ben sebelum ke sini," ucap Christ sangat fasih. "Kata Ann, Mami kangen sama aku," gumamnya. "Iya," jawab Eriska mengangguk. "Mami nggak bawa makanan kesukaanku?" tembak Ch

  • Candu Cinta Bos Mafia   192. Daya Juang

    Setelah sekian lama tidak beraktivitas di ranjang karena kondisi kesehatannya, Ben cukup berhati-hati bergerak. Ann lebih banyak memimpin permainan, sang istri berbalik memegang posisi dominan. "Joanna," Ben mengerang lirih, menikmati pemandangan sang istri yang meliuk-liuk di atasnya. "Berasa liat aku di Queen's Diary lagi ya Mas," goda Ann masih sempat bercanda. "Ini lebih juara sensasinya," balas Ben merem-melek, terbakar gairah. Ann terkikik, ia bergerak makin cepat, tapi tetap berhati-hati. Ben yang tengah berbaring di bawahnya itu masih belum sembuh total, jadi mereka tidak boleh bermain liar. "Ane-san!" Ben mengeja panggilan istrinya, ia tiba di puncak dengan senyuman lepas yang puas. "Wah," deru napas Ann masih terengah, "lega, Big Ben? 250 juta transfer ke rekeningku ya," candanya lucu. Ia bangkit dan duduk di sebelah suaminya, membiarkan Ben meriah selimut untuk menutupi tubuh mereka. "Nggak 300 juta sekalian?" tawar Ben. Ann mengangguk, "Boleh. Dikasih 500 juta lebi

  • Candu Cinta Bos Mafia   191. Memenangkan Pikiran

    Setitik air mata Ann jatuh, ia berpaling agar tak ketahuan tengah bersedih. Sesak di dadanya berusaha ia sembunyikan sebisa mungkin, hatinya telah jatuh teramat banyak pada Christ. "Kenapa aku harus milih? Aku udah tinggal di sini kan?" gumam Christ lugu. "Kamu bukan anggota keluarga, Eriska minta kamu kembali ke keluarga kamu," ungkap Ben gamblang, terdengar sangat tega. "Ane-san," Christ menoleh Ann, "apa aku harus milih? Aku aku harus ikut Mami Eris?" tanyanya hampir menangis. "Kamu boleh tetep tinggal di sini kalau kamu mau, Christ," jawab Ann. "Asal kamu memilih tinggal bersama kami, kamu boleh tinggal selamanya di sini," sambar Ben. Christ terdiam, ia tampak bingung dan hanya memainkan kancing bajunya sebagai bentuk pelarian. Anak sekecil Christ tentu mempunyai banyak perspektif pada setiap orang yang pernah merawatnya. Ann meski galak dan tegas, tidak pernah memukul atau menggunakan kekerasan. Begitu pula dengan Ben, meski ia keras dan kejam, selalu menekan Christ dengan

  • Candu Cinta Bos Mafia   190. Memberinya Pilihan

    "Marah, Ane-san?" tegur Ben yang menyadari perubahan sikap istrinya semenjak pulang dari rumah makan tadi siang. "Hem?" Ann melirik suaminya sekejap, lantas fokus lagi memainkan ponselnya. "Kamu marah sama aku, Ann?" ulang Ben sabar. "Marah? Emangnya kamu kenapa?" tanya Ann balik. Ben mendecak, ia tahu Ann sedang tidak mau diajak mengobrol. Istrinya ini tengah marah, enggan ditanya-tanya tapi jika Ben tak acuh, kemarahan itu akan semakin membesar. "Coba bilang, salahku di mana?" pancing Ben. "Wah," Ann tertawa dalam tatapan piasnya yang tak menyangka. "Nggak sadar salahnya?" "Oke, aku salah ngambil keputusan setuju sama Eriska? Bener?" "Terus?" "Aku mengabaikan kamu," desis Ben meringis, takut salah. "Bukan cuma mengabaikan, Mas. Aku nggak kamu anggep ada di tempat itu. Seharusnya kamu tanya dulu keputusanku, kan?" sergah Ann bagai siap memuntahkan lahar panas dari mulutnya. "Iya, aku minta maaf," ungkap Ben tak mau memperpanjang masalah. Salah atau tidak salah, ia tetap ha

  • Candu Cinta Bos Mafia   189. Biarkan Memilih

    "How's life, Ann? Kamu bahagia?" tanya Eriska yang ditemui oleh Ann di sebuah rumah makan besar. Ann melirik sang suami yang duduk di sebelahnya. Ben tampak tak acuh, ia itarkan pandangan ke sekeliling, enggak bertemu tatap dengan Eriska. Dari sorot matanya, tampak Eriska masih begitu mendamba suami Ann itu. "Gue nggak punya alasan buat nggak bahagia setelah suami masih hidup di sisi gue," jawab Ann jumawa. "Asal nggak ada orang yang mengusik kami lagi, gue yakin bahagia selamanya," gumamnya. "Ben," Eriska tersenyum, mencoba mengambil perhatian mantan pacarnya itu. "Aku nggak akan ngusik kalian lagi. Cuma satu penginku, aku diijinin buat ketemu sama Christ. Sekarang udah nggak ada Papa yang bakalan nyakitin dia, boleh nggak Christ disuruh milih, mau ikut aku atau kalian? Aku janji, setelah Christ milih, aku nggak akan pernah muncul dalam kehidupan kalian lagi," ujarnya. Ben yang semula tak peduli akhirnya memfokuskan pandangannya pada Eriska. Keduanya bertemu tatap, diam dan tak a

  • Candu Cinta Bos Mafia   188. Segalanya Bagiku

    Proses recovery Ben memakan banyak waktu dan perjuangan yang cukup panjang. Selama itu, Ann setia mendampingi, membantu sang suami mendapatkan tubuh bugarnya lagi. "Dua tusukan yang nggak akan pernah bisa dilupain," desis Ann sambil menunjuk bekas luka di dada dan perut Ben yang kancing kemejanya sengaja tidak dikancingkan. "Nggak kamu bikin tato, Mas?" tanyanya. Ben menggeleng, "Luka tembak ini sengaja kutato karena pengin kuhilangkan. Kalau luka tusuk beda cerita, ini award perasaanku atas kamu Ann. Aku terluka buat ngelindungin kamu, itu kebanggaan tersendiri," ujarnya. "Tapi aku jadi ngerasa bersalah kalau liat bekas luka ini. Kamu ada di ambang kematian selama 5 bulan, gimana aku nggak sedih.""Apa mau kutato aja biar kamu nggak sedih?" tawar Ben. Gelengan Ann berikan, "Kalau kamu nggak ngeliat aku sebagai bentuk kesalahan, sedihku bisa ganti jadi kebahagiaan kok Mas," ucapnya lembut, plin-plan. Senyuman Ben terkembang, ia kibaskan lagi pedangnya untuk kembali memulai latiha

  • Candu Cinta Bos Mafia   187. Obrolan Berdua

    Dua puluh empat jam pasca hidup kembali, Ben dinyatakan dalam kondisi yang sangat bagus oleh dokter. Tubuhnya sudah melewati pemeriksaan dan pengecekan dan tidak ada organ tubuhnya yang malfungsi. Ben hanya memerlukan banyak latihan bergerak dan berjalan untuk menormalkan kembali sendi-sendi dan tulangnya. "Dia minta pindah sekolah di sini, pengin jagain Ketua tapi dia ngeluh bosan nunggu kamu bangun, tiap hari begitu," ucap Ann tertawa. "Dia jagain kamu dengan baik ya," kekeh Ben sudah mulai lancar berkomunikasi. Ann mengangguk, "Kadang dia ngomel, kenapa Ketua nggak bangun-bangun padahal dia mau cerita gimana dia ngelawan anak-anak lain yang nyoba ngerundung dia," ceritanya. "Udah ya Mas, biar dia stay di Indo aja, Christ pasti nggak mau kalau disuruh balik ke Jepang lagi. Nanti aja kalau dia udah bisa milih mau lanjut studi di Jepang atau di negara mana pun, kita bisa atur lagi," urainya. "Aku ikut kebijakan kamu, Ane-san," kata Ben lembut. "Ah, Adyaksa sekarang dipegang sama

DMCA.com Protection Status