Share

Darah

Mas Fadil tak pernah berubah.

"Ada apa ini?"

Suara Bariton di pintu membuatku dan Mas Fadil menoleh.

"A-ayah," Aku terkejut melihat kedatangan ayah yang tiba-tiba, aku langsung menarik tanganku yang digenggam oleh Mas Fadil.

"Tanganmu kenapa Mira?"

"Ta-tanganku teriris pisau, Mas Fa-fadil hanya membantu mengobatinya," Aku tergagap.

"Oh begitu, syukurlah jika sudah diobati, semoga tidak infeksi," balas ayah.

"Iya ayah," Aku mengangguk.

"Ayah mau apa?" tanyaku lagi.

"Oh tidak, Ayah hanya kebetulan lewat saja, dan tak sengaja melihat kalian berdua, itu saja."

Aku bernafas lega untung Ayah tidak berpikiran macam-macam tentangku dan Mas Fadil.

"Aku sudah menaruh obat P3K ke dalam tempatnya, lain kali hati-hati jangan sampai terulang lagi untung baru jarimu, bukan... Hatimu,"

Aku terperangah mendengar kalimat terakhirnya, Mas Fadil kemudian pergi meninggalkanku sendiri.

Setelah selesai memasak aku kembali ke kamar menemui Mas Aidan, sedang apa dia di dalam sana.

Ku buka pintu perlahan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status