Share

Tak ingin sekamar

Sebelum keluar dari ruangan Namira mendengar ucapan Aidan yang menyesakkan dada.

Namira berlari kecil menuju kursi taman yang panjang ia duduk di sana, pandangannya hanya lurus ke depan sambil memperhatikan orang yang berlalu Lalang. Yang jelas hatinya kini sedang kacau dengan keadaan suami yang tidak mengingatnya.

Seseorang duduk di sebelah Namira, Namira hanya melirik ke arahnya sekilas kemudian pandangannya lurus kembali ke depan.

"Apa Aidan baik-baik saja?"

"Em, ya Mas Aidan baru saja melewati masa kritisnya,"

"Lalu kenapa kau tidak terlihat bahagia Bukankah itu adalah kabar baik?"

"Aku bahagia... sangat bahagia, namun sayang dia lupa padaku dan juga anak dalam kandunganku."

Fadil menghembuskan nafas.

Namira kembali terisak, melihat kondisi Namira yang seperti itu membuat Fadil ikut merasakan sakit, secepat kilat Fadil membawa Namira pada pundaknya.

Ketika tangis Namira berhenti, ia merasa canggung kemudian mendongak menata Fadil.

"Menangislah, aku tahu kau butuh pundak saat ini,"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status